CINCIN AMERTHA

Ceklek!!

Rudi memutar knop pintu lalu ia masuk kedalam ruangan bersama putrinya dan melihat wanita yang ia kenali duduk di kursi mejanya sambil menatap layar laptopnya.

"Assalamualaikum mba" ucap salam rudi.

Wanita tersebut lalu melihat ke arah pintu dan berkata.

"Ohh..mas rudi..sini pak duduk di sofa" ajak micel sambil berdiri dan berjalan menuju sofa disudut ruangan kantornya.

Ia juga melihat anak kecil yang disamping rudi yang masih menggunakan seragam sekolahnya.

"Yaa..ampunn..kamu lucu sekali..siapa nama mu" tanya micel yang menghampiri serta mencubit pelan pipi aiza.

"Namaku aiza tante" jawab aiza sambil tersenyum.

"Uhh..manisnya..jangan panggil tante yaa..panggil saja ka micel...sini ikut kaka duduk disana" ucap micel sambil menggandeng tangan aiza lalu berjalan mengarah ke sofa.

Rudi pun mengikutinya dan ikut duduk juga di kursi empuk itu, kini mereka berdua saling berhadapan.

"Aiza..kamu kelas berapa?...udah makan belum?...kaka ada eskrim mau ga?" Tanya micel ke anak kecil disebelahnya.

Aiza kini bingung untuk menjawab pertanyaan yang sebanyak itu.

"Aku kelas 1 sd ka...hhmmm" jawab aiza sambil melihat ke arah wajah ayahnya.

Rudi pun mengangguk, lalu aiza langsung tersenyum dan melanjutkan lagi perkataanya. Setelah mau apa yang ditawarkan oleh wanita itu, kini micel izin untuk menelpon seseorang lalu kembali lagi duduk.

"Tunggu yaa..kaka sudah memesannya"kata micel ke aiza.

"Mba..apa sudah bisa dimulai" tanya rudi yang memperhatikan micel yang sibuk dengan putrinya.

"Ohh..iyaa..aku sampai lupa...bagaimana tawaran aku yang semalam" kata micel.

"Untuk buah duriannya aku tidak bisa menyetujuinya, namun aku punya buah mangga miyazaki, apakah anda mau mengambilnya?" Tanya rudi.

Micel terdiam dan berpikir sejenak, ia masih ragu apa yang dikatakan oleh pemuda itu tentang buah mangga miyazaki yang pasalnya tak mungkin tanah di indonesia bisa menumbuhkan pohon asal jepang itu.

"Bisakah aku melihat buahnya dulu, karna aku baru saja mengirim buah durian kalau misal ada pesanan buah durian lagi aku harus siap, tapi aku usahakan kalau misalnya buah mangga ini bener-benar miyazaki pasti klien ku akan terima" kata micel menjelaskan ke pria di depannya.

Setelah mendengar Wanita itu ingin melihat buahnya dulu, rudi masih memikirkan caranya bagaimana, setelah menemukan ide, rudi pun berkata.

"Baiklah mba..aku akan ambil buahnya dulu, nak..kamu tunggu disini yaa..ayah mau mengambil barang dulu di motor" kata rudi yang ber alasan.

"Iyaa yah" jawab aiza singkat.

Rudi berdiri dan menuju ke arah pintu lalu membuka pintu ruangan itu serta berpaspasan dengan seorang yang membawa makanan yang terbungkus kantong kertas yang bertukiskan logo M besar.

"Nahh..itu eskrimnya udah datang, ayo kita makan es krim" ucap micel kepada aiza.

Rudi mempersilahkan orang itu masuk, dan ia segera meninggalkan ruangan ceo menuju ke lift.

Sesampainya didepan lift, ia melihat ke arah ujung ruangan itu bertuliskan toilet. Akhirnya ia punya ide baru.

Rudi segera menuju ke arah toilet pria yang terletak di ujung ruangan itu.

"Permisi mas" ucap rudi yang melihat pria yang berumur 27 an sedang membersihkan watafel.

"Iyaa silahkan pak" jawab pria yang melihat ke arah rudi.

Rudi pun melanjutkan jalanannya menuju kedalam toilet itu, setelah mengunci pintu toilet, dirinya segera masuk kedalam ruang ajaib itu.

Didalam ruangan ajaib tersebut, rudi melihat sepuluh pohon durian sudah matang semua, dan rudi bergantian melihat pohon mangga yang ia tanam tadi pagi, namun pohon mangga itu sudah berbuah tapi belum matang. Mungkin satu jam lagi sudah bisa di panen dan rudi tidak mungkin berdiam di toilet selama satu jam.

"Assalamualaikum, saya mau tanya apakah buah ini bisa dipercepat aku butuh sekarang juga" ucap rudi sambil melihat ke atas.

[BISA TUAN, AMBIL BUAHNYA LALU MASUK KAN KEDALAM AIR TERJUN INI] suara itu langsung menjawab.

Setelah mendengar jawaban suara itu, rudi kini senang akhirnya buah itu bisa dipercepat.

Ia kemudian berjalan ke arah pohon mangga lalu hembusan angin muncul disertai buah mangga yang jatuh sebanyak 10 buah.

"Stop..ini saja yang aku butuhkan" seru rudi, dan angin itu pun berhenti.

Ia segera memungut kesepuluh buah itu, dan membawanya ke tepi air terjun. Lalu ia memasukkan kesepuluh buah itu kedalam air.

Dan tiba-tiba cahaya putih kini muncul didalam air lalu buah itu semuanya berubah menjadi merah menyala, yang menandakan buah itu kini sudah matang.

Lalu cahaya itu menghilang, rudi pun mengambil kesepuluh buah itu dan mencium aroma sedap dari mangga tersebut.

"Subhanallah, ajaib sekali ini air" puji rudi.

Setelah mengambil semua buah itu, ia kemudian keluar dari ruangan tersebut menuju ke toiletnya tadi.

Rudi pun keluar dari toilet itu dengan mendekap kesepuluh buah dengan kedua tangannya.

Pria yang tadi sedang membersihkan toilet disebelahnya pun kaget melihat rudi yang keluar membawa buah mangga yang merah-merah menggoda itu, ia ingin bertanya namun tak berani.

"Mas..bolehkah saya menggunakan ruang pantry dikantor ini?" Ucap rudi kepada pria itu.

"Bo..leh..pak mari saya antarkan" jawab pria itu yang sedikit gugup dengan rudi setelah melihat keanehan itu.

"Terima kasih mas" kata rudi sambil berjalan mengikuti pria didepannya.

Pria itu turun menggunakan tangga darurat dan menuju ke pantry yang letaknya di lantai dua.

Setelah sampai diruangan pantry, rudi melihat ada 2 orang yang sedang duduk didalam ruangan itu.

"Assalamualaikum" ucap rudi sambil mengangguk ke arah pria wanita yang sedang duduk.

"Waalaikumsalam pak" jawab keduanya kompak kemudian mereka berdiri.

Pria yang mengantarkan rudi pun berbisik ke arah kedua orang itu. Lalu mereka mengangguk.

Dan wanita itu kini maju kearah rudi.

"Silahkan pak...perlu bantuan?" Tanya wanita itu.

"Ada..ini kalian ambil 5 buah untuk kalian makan, dan aku minta 5 buah ini dikupas satu untuk mba micel dan sisanya di letakkan di nampan yaa" ucap rudi.

Wanita itu segera mengambil buah di tangan rudi dan ia senang diberikan buah yang sepertinya sangat enak itu.

"Terima kasih pak" jawab ketiga orang diruangan itu, dan rudi pun menunggu di kursi yang sudah disediakan oleh kedua pria itu.

Setelah 5 menit sudah menunggu mangga yang akan di berikan ke micel, mangga pun sudah siap di piring berikut alat makannya di nampan dan juga 4 buah lainnya di letakkan di samping piring itu.

Rudi ingin membawa nampan itu, namun wanita itu mencegahnya. Kata ia ini tugas mereka dan rudi pun mengerti, ia kini menggilkan pantry menuju kelantai tiga bersama wanita yang membawa nampan berisikan daging mangga itu.