NovelToon NovelToon
GLOW UP PADA WAKTUNYA

GLOW UP PADA WAKTUNYA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:805.8k
Nilai: 4.6
Nama Author: Savana Alifa

"Gak tahu malu! Lo gak ngaca? Lo itu jelek, gendut, item lagi! Bisa-bisanya mimpi mau jadi pacar Alder."

Suara sumbang itu terus terlontar dari banyaknya murid yang mengelilinginya, melemparnya dengan kertas bahkan dengan botol air mineral kosong.

Dimana letak kesalahannya? Gadis bernama Jasmine itu hanya mencoba menyatakan perasaannya pada pemuda bernama Alder, tapi ternyata di situ lah awal kehancurannya.

Mendapat perlakuan buruk dan bullying dari teman-teman sekolahnya, tak lantas membuat Jasmine menyerah. Meski nyaris tak waras, ia berhasil merubah dirinya. Dari seekor itik, menjadi angsa cantik!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KABUR

Sudah satu jam Alder dan Oryza berkeliling mencari Jasmine, tapi gadis itu tak juga menampakkan batang hidungnya. Untung saja hari ini jadwal Alder tak terlalu sibuk, ia bisa meninggalkan perusahaan dengan sedikit tenang.

"Ya Tuhan, kemana sih dia?" Gumam Alder, ia mengusap wajahnya dengan gusar, menyandarkan tubuhnya pada sandaran jok.

Oryza yang tengah memegang kemudi melirik, sebenarnya ia tahu dimana biasanya Jasmine menenangkan diri, tapi ia tak mungkin mengatakannya pada Alder. Alder bisa curiga karena ia terlalu banyak tahu tentang Nara yang baru di kenalnya.

"Za, kalau cewek tuh biasanya kemana yah kalau lagi marah? Apa mungkin ke mall?"

"Hah? Mana mungkin Nara ke mall," Oryza berdehem saat Alder menatapnya penuh selidik, lalu ia segera meralat ucapannya, "Maksud aku, kayanya Nara bukan tipe cewek seperti itu."

"Iya juga sih, dia bukan cewek kaya gitu. Terus kemana kita harus cari dia?" Alder menghela nafas panjang, perasaannya tak menentu, "Sayang, kamu dimana sih? Jangan bikin aku cemas," gumamnya pada diri sendiri.

Kasihan juga melihat Alder seperti itu, tapi Oryza juga bingung harus berbuat apa. Jika ia mengatakannya, Alder pasti bertanya-tanya. Apalagi tempat yang biasa Jasmine kunjungi saat ia tengah ingin sendiri berada di dekat rumah Jasmine yang dulu.

Tapi, apa Alder tahu rumah Jasmine yang dulu? Sepertinya tidak, tak masalah bukan jika ia mengatakan tempat itu pada Alder.

"Al, mungkin gak sih kalau misalnya Nara itu ke suatu tempat yang bisa bikin dia tenang? Misalnya danau atau apa gitu, biasanya kan kalau lagi galau suka tuh tempat-tempat adem kaya danau. Gimana?" Pancing Oryza, agar Alder tak terlalu mencurigainya.

"Benar juga sih, bisa aja, Za. Kamu tahu dimana ada danau?"

"Tahu, selain di Cibubur, ada satu danau yang jaraknya sekitar Tiga puluh menitan dari sini. Mau coba kesana? Siapa tahu Jasmine ada di sana kan?"

"Emang ada? Kok aku gak tahu?"

"Ada, mau coba ke sana gak?" Tanya Oryza lagi. Ia sangat yakin Jasmine ada di sana.

"Boleh, siapa tahu Nara memang ada di sana. Tapi Za, Nara kan dari Surabaya, apa mungkin dia tahu tempat kaya gitu di Jakarta?"

Astaga, Oryza tak sampai berpikir ke sana. Dia harus jawab apa?

"Eeemm, ya bisa aja kan dia tanya ke sopir taksi terus dia minta di antara kesana," Oryza berharap Alder percaya dan tak banyak bertanya lagi. Menurutnya, itu kata-kata yang paling tepat untuk jawaban atas pertanyaan Alder.

"Iya juga. Ok, kita kesana," Sekecil apapun kemungkinan ia bisa bertemu dengan Jasmine, maka ia akan mencobanya.

Menempuh perjalan Tiga Puluh menit saja, akhirnya Alder dan Oryza tiba di sebuah danau.

Pandangan keduanya mengedar sesaat setelah mereka keluar dari mobil. Alder bahkan pergi lebih dulu, meninggalkan Oryza yang masih melihat-lihat di dekat mobil.

"Nara, kamu dimana?" Gumam Alder, ia nyaris putus asa setelah berjalan beberapa meter namun tak mendapati Jasmine di sana.

***

Flashback

Jasmine mundur beberapa langkah saat Lily nyaris meludahinya. Apalagi penyebabnya jika bukan karena Alder.

Saat itu, Jasmine tengah memperhatikan Alder yang tengah berjalan menuju kantin. Ia hendak memberi air mineral pada Alder karena Alder baru saja selesai bermain basket.

Tapi Lily menghadang lalu merebut air mineral dari tangannya.

"Masih belum nyerah Lo? Gak tahu diri banget, Lo emang bener-bener gak punya kaca ya? Gak nyadar-nyadar, liat diri Lo, Lo itu jelek Jasmine! Gendut, kaya boboho. Boboho mah mending putih, nah elo! Lo mah dekil, item," Lily meludah, beruntung Jasmine sigap mundur untuk menghindar.

Entah kenapa mereka begitu jijik padanya. Melihatnya seperti melihat seonggok sampah. Apa salahnya? Bukankah selain dirinya, banyak juga murid-murid perempuan di sekolah itu yang menyukai Alder dan memuja pemuda itu.

Tapi di antara mereka, tak ada yang mendapat perlakuan sedemikian buruk seperti yang Jasmine dapatkan. Terutama dari Lily, pemuja berat Alder.

"Kenapa kamu sangat membenciku?" Jasmine memberanikan diri bertanya, "Padahal aku juga gak pernah ganggu kamu."

"Karena Lo menjijikan, Jasmine! Lo dengar itu? Lo menjijikan," Lily menunjuk wajah Jasmine, tatapan Lily benar-benar menunjukan bahwa kebencian itu memang benar adanya.

"Apa yang buat kamu jijik? Apa salah aku sama kamu?"

"Banyak, Jasmine! Terutama soal Alder, mending Lo pergi sebelum gue lempar Lo pake sepatu mahal gue!"

Jasmine menahan tangis, ia lalu pergi setelah Lily membuang air mineral yang tadi ia bawa ke tempat sampah.

Jika ini soal Alder, kenapa hanya dia yang mendapat perlakuan buruk itu? Apa kabar dengan yang lainnya? Bahkan teman-teman Lily pun menyukai Alder, tapi Lily bersikap baik-baik saja.

Flashback end

Tepukan di bahu membuat Jasmine terhenyak, ia menghapus air matanya. Bayangan masa lalu membuat cairan bening itu keluar tanpa permisi.

Jasmine laku mendongak, "Oryza? Kamu di sini?"

"Aku tahu kamu pasti di sini," Oryza duduk di sebelah Jasmine, ia sempat mengedarkan pandangan, semoga saja Alder tak cepat menemukan mereka. Entah kemana pria itu mencari Jasmine, ia membiarkan Alder pergi, sementara dirinya lekas menemui Jasmine di tempat biasanya gadis itu duduk termenung.

"Za, apa keputusan aku buat datang lagi ke Jakarta salah? Aku bodoh, aku benar-benar bodoh," lirih Jasmine. Ia menunduk, bersamaan dengan itu air matanya kembali jatuh.

"Gak salah, Jasmine. Kamu juga gak bodoh, mungkin ini salah satu ujian untuk kebahagiaan kamu dan Alder. Ini ujian untuk cinta kalian, sekuat apa kalian akan bertahan memperjuangan cinta kalian."

"Aku gak mau lagi berjuang, cukup. Semuanya harus aku akhiri, Za. Dia sudah punya calon istri, dan itu Lily. Lily yang dulu sangat membenciku. Bisa kamu bayangkan, apa yang akan terjadi kalau dia tahu Alder berhubungan denganku? Lebih baik aku yang mundur."

"Tapi..."

"Sayang?"

Oryza sontak diam saat terdengar suara Alder tak jauh dari mereka. Ia lekas berdiri, memberi jarak antara dirinya dan Jasmine.

Tanpa aba-aba, Alder memeluk Jasmine, mengecupi puncak kepala gadis itu bertubi-tubi, "Kamu membuatku cemas."

"Lepas, Al," Jasmine mendorong pelan dada Alder, lalu berdiri menghindar.

Oryza yang tahu diri dan tahu posisinya sebagai nyamuk pun mundur pelan-pelan. Memberikan ruang untuk Alder dan Jasmine bicara dengan leluasa.

"Sayang, please jangan kaya gini. Kita bicara baik-baik, ok?" Alder mencoba meraih tangan Jasmine, namun gadis itu lagi-lagi menghindar.

"Al, hubungan kita ini salah. Aku gak mau jadi orang ketiga. Lebih baik kita putus sebelum perasaan kita terlalu dalam. Aku gak mau jadi pengganggu di antara kamu dan calon istri kamu."

Jasmine menghapus air matanya, sekuat apapun ia berusaha lapang dada menerima semuanya, nyatanya ia tak bisa. Air mata itu menjadi pertanda betapa ia tak kuat melepaskan Alder lagi.

"Dia bukan calon istriku!" Tegas Alder.

Jasmine menggeleng, "Aku tetap gak bisa."

"Please percaya sama aku, dia bukan siapa-siapa aku."

"Maaf," Jasmine keukeuh dengan keputusannya. Ia tak mau lagi terluka, meski sekarang pun luka yang dulu bertambah dan membuat lubang kesakitan yang baru.

Jasmine berbalik, ia hendak pergi.

"Bukankah dari dulu kamu tahu sendiri Lily itu seperti apa?"

Deg

Jasmine menghentikan langkahnya, tubuhnya seolah membeku mendengar ucapan pria itu. Apa maksudnya? Apa sebenarnya Alder tahu Nara adalah Jasmine?

1
Nadira Alexa
Luar biasa
Feybe Sanger
thor apakah iyaaaa...
gak reamistis sih ni cerita 🤣🤣
apakah kurang ide amoe dilama2in
Feybe Sanger
lah kenapa juga ceritanya di panjang2in tapi gak masuk akal....
kita juga bacanya pake quota lohhh...
Violeta
🤣🤣🤣🤣
Violeta
😅🤣🤣🤣
Filza Fatim
dan aku juga pernah di bully di sekolah menengah waktu itu aku gak tahu kalau kakel aku naksir sama aku dia termasuk mostwanted sekolah. aku yang tidak tahu apa" di bully hampir satu sekolah. tp akhirnya semuanya minta maaf setelah kakaksepupu ku mendatangi sekolah dan mengadukanya pada pihak sekolah. itu pengalaman terburuk sepanjang sekolah
Anonymous
[
Talnis Marsy
lha Dion nya gak salah.jelaslah marah. di kasih duit mau..tapi cintanya gak mau.aneh.harusnya klo gak cinta jangan mau di kasih uang Jasmin...naraaaa...
Eka Yuni
Luar biasa
Henny Dai
Buruk
susy lawati
Luar biasa,bagus cerita nya
#ayu.kurniaa_
.
Sari Ramly
Plat
Motor Cross
Kecewa
Motor Cross
Buruk
Naturelight
dasar keras kpala kau😄
Naturelight
gk suka klo jasmine ma si padi huaaa....
Lala Al Fadholi
si oryza ma Jasmine PD konyol...harusnya dr awal jgn nikah udah tau kedepannya akan susah bahagia aplg perkosaan itu ga ada itu namanya masing2 PD nyakitin diri sendiri
Lala Al Fadholi
lah enak amat oryza udah belajar duren baru d lepas...
Lala Al Fadholi
kasihan amat jgn2 si alder dpt bekas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!