Di saat membutuhkan uang tambahan, Roro yang bekerja sebagai perawat mendapat tawaran pekerjaan untuk mengasuh anak yang menderita kanker darah.
Tidak disangka anak itu adalah anak direktur rumah sakit tempat Roro bekerja.
"Ternyata pak direktur adalah duda!" seru Roro.
Direktur sekaligus dokter bedah itu tidak pernah dikabarkan sudah menikah, lantas bagaimana sudah menjadi seorang duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tangkapan Besar
Armon menganggukkan kepalanya karena menyaksikan sendiri bagaimana Chila yang jinak pada pengasuh barunya.
"Kalau hasil pemeriksaan Chila baik, dia akan langsung menerima stem cell!" jelas Armon untuk kesekian kalinya.
"Saya yakin semua akan berjalan dengan lancar, Tuan," balas Roro merasa yakin.
Padahal kata-kata Roro sudah sering dia dengar dari orang-orang terdekatnya tapi rasanya kali ini sungguh berbeda.
"Apa aku tertular penyakit langka itu?" batin Armon jadi bertindak impulsif.
Buru-buru lelaki itu menyadarkan dirinya dan mengalihkan perhatian.
"Bagaimana kalau kita makan terlebih dahulu?" tanya Armon. Dia yakin gadis itu belum makan karena seharian mengurus Chila.
Tidak perlu menjawab tapi perut Roro sendiri sudah keroncongan sampai dia malu karena selalu menunjukkan sisinya yang seperti itu.
Dan Armon justru suka karena Roro tidak jaga image, gadis apa adanya begini yang membuatnya nyaman.
"Tapi, bagaimana dengan nona Chila?" tanya Roro. Dia tidak mau meninggalkan gadis kecil itu walaupun tengah tertidur sekalipun.
"Aku akan meminta seorang perawat untuk sementara menjaga Chila," Armon segera menghubungi asistennya untuk menunjuk salah satu perawat untuk menjaga putrinya.
Rupanya gerak-gerik mereka sudah diawasi oleh Pablo.
Baik Roro dan Armon tidak menyadari itu, Pablo akan menggunakan kelengahan mereka untuk mengambil kesempatan.
Ketika keduanya pergi ke kantin rumah sakit, Pablo sengaja mencegah perawat pengganti untuk datang ke ruangan Chila.
Perawat itu dibuat pingsan lalu Pablo menyamar seolah menjadi dokter untuk menemui Chila yang tertidur.
Dia mengambil kursi roda dan menaikkan tubuh Chila di sana.
"Ayo kita jalan-jalan sebentar gadis kecil," gumam Pablo yang pada saat itu memakai masker.
Karena pengaruh obat, Chila tidak bangun jadi memudahkan Pablo dalam proses penculikan.
Tidak ada yang sadar jika saat ini Chila tengah dibawa pergi.
Namun, Roro jadi gelisah sendiri tanpa sebab.
"Ada apa? Apa makanannya tidak enak?" tanya Armon karena Roro hanya mengaduk-aduk makanannya saja.
"Bagaimana kalau kita makan di kamar nona Chila saja, Tuan?" Roro memberi usul. Dia benar-benar tidak tenang. "Maafkan saya, tapi saya tidak mudah percaya pada orang lain yang merawat nona muda!"
"Lebih baik begitu," balas Armon. Dia lebih mempercayai insting Roro yang sudah terhubung secara emosional dengan putrinya.
Armon meminta makanan baru untuk dibungkus dan dibawa ke kamar Chila.
Selagi menunggu Roro mondar-mandir tidak jelas.
"Saya akan ke kamar nona Chila duluan," Roro melangkahkan kakinya dengan cepat supaya cepat sampai tujuan.
Firasat Roro memang benar, ketika dia membuka pintu dia tidak mendapati Chila tapi justru mendapati perawat pengganti yang pingsan.
"Tidak!" Roro langsung berteriak.
Armon yang sebelumnya berjalan di belakang Roro tentu saja mendengar teriakan sang suster. Lelaki itu berlari untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
"Ada apa?" tanya Armon.
Tidak perlu jawaban karena ketika Armon masuk, dia sudah mendapat jawabannya sendiri.
"Di mana Chila?" Armon langsung mencari putrinya.
"Periksa semua CCTV dan blokir akses pintu keluar rumah sakit!"
Keadaan rumah sakit Brisek jadi hektik karena Chila yang hilang.
Di luar Pablo sudah berhasil masuk ke dalam mobil untuk membawa Chila pergi.
"Cepat jalankan mobilnya!" perintah Pablo pada anak buahnya. "Kita sudah mendapat tangkapan besar!"
Mobil segera melaju pergi meninggalkan rumah sakit.