Ratu Ular

Arya kian hari kian mengamuk saja karena dia sangat ingin bersama Ibu nya dan tinggal di sana, sedangkan Sekar masih belum bisa melepaskan sang adik untuk tinggal bersama Ibu nya. tidak bisa dan tak akan bisa dia melepaskan Arya karena iri dan juga merasa akan di lupakan oleh Arya, andai saja adik nya bisa membujuk agar dia bisa segera melepaskan dan berjanji bahwa Arya akan sering mengunjungi nya, mungkin saja Sekar akan luluh karena cinta pada Arya sangat kuat dan hebat, hanya saja Arya yang tidak tahu bagai mana bersikap dengan Kakak nya yang sangat keras kepala dan juga bengis.

Satu nya keras dan satu nya tidak tahu cara mencari selah sehingga mereka sama sama menemukan jalan buntu, yang egois adalah Arya karena dia tidak tahu terima kasih pada Kakak nya yang sudah berjuang agar dia bisa jadi manusia normal, bila tak ada Sekar maka hanya akan sia sia saja dia alas roban yang sangat menakutkan itu. sekarang sudah jadi manusia malah main mau tinggal saja, tidak di pikirkan perasaan sang Kakak yang sangat takut kehilangan diri nya, Arya juga lupa bahwa Sekar pun butuh kasih sayang keluarga yang di sebut sebagai Ibu, namun bukan Ibu Nae yang Sekar ingin kan.

Sekar lebih berat pada Bu Laras karena merasa wanita itu penuh kasih sayang dan cinta nya juga sangat tulus, Bu Nae hanya membuat Sekar naik darah saja dengan segala ucapan dan juga kelakukan nya yang sama sekali tidak punya firasat pada anak anak nya. padahal Sekar dan Arya adalah anak Bu Nae, tapi wanita itu sama sekali tidak peduli dengan mereka yang di katakan punya darah setan, bagai mana tadi Sekar mendengar perdebatan mereka yang Nae tegas mengatakan bahwa Arya adalah abak setan, sedangkan Bu Laras saja percaya bahwa anak nya tidak akan berbuat hal yang seburuk itu pada orang lain.

"Temui saja Ibu itu, Paduka." suruh Panglima yang selalu menemani Sekar.

"Aku masih ragu mau menemui nya, apa mungkin dia mau menerima ku." jawab Sekar.

"Kita tak akan tahu sebelum mencoba nya, bukan kah Paduka juga yang bilang bahwa dia orang baik." ucap Panglima.

"Sangat baik, hati nya tulus menyayangi Arya." lirih Sekar.

"Lalu kenapa Paduka ragu untuk memberikan Arya pada nya?" tanya Panglima.

"Masalah pertama itu karena aku pasti akan iri melihat Arya bahagia dengan mereka, masalah kedua bukan Ibu ini yang Arya mau!" jawab Sekar.

"Maksud nya Ibu Nae yang Arya mau?" tanya Panglima menatap Laras dari jauh.

Sekar mengangguk karena adik nya memang sangat ingin tinggal dengan Bu Nae saja, padahal dia bisa tinggal dengan Bu Laras yang pasti akan lebih terjamin rasa bahagia nya dan tidak usah bersusah payah untuk mengemis kasih sayang. Bu Nae pasti akan langsung menolak Arya begitu bocah itu datang, dengan hadir nya Alea dia tak akan butuh anak mana pun lagi. apa lagi hanya Arya yang dengan jelas di bilang nya bahwa Arya adalah abak berdarah setan, pasti nanti setelah Arya muncul dia akan mengusir nya tanpa rasa iba walau sedikit pun, kesal sekali rasa nya hati Sekar di buat Arya.

...****************...

Laras berjalan dalam gelap nya malam untuk menenangkan hati dan juga mencari tahu apa benar bahwa Arya sudah berubah menjadi jahat, namun dia ragu apa kah anak nya yang baik hati itu bisa sangat jahat sehingga memakan semua jeroan manusia. Laras tidak tahu bahwa di belakang nya ada ular yang sedang mengikuti sejak tadi, Sekar berubah menjadi ular yang ukuran nya sangat kecil untuk ikut kemana pun Laras pergi karena dia ingin mengenal Bu Laras lebih dekat sehingga bila ada kesempatan maka dia akan menampakan diri, biar lah Arya akan tinggal dengan Bu Nae bila bocah satu itu masih tetap keras kepala.

"Duh mantan orang kaya kok jalan kaki, udah bangkrut ya karena punya suami mati semua!" ejek Mira.

Laras tidak menanggapi nya karena malas meladeni Mira yang sejak dulu memang sangat iri melihat Laras, mulai dari kecantikan dan juga hidup Laras yang agak berada ketika suami nya mengambil pesugihan.

"Dasar sok cantik! pasti dia pakai susuk, belagu banget si Laras." rutuk Mira yang sangat iri dengan kecantikan nya Laras.

Sekar marah sekali karena Ibu nya di hina begitu oleh wanita gendut ini, maka dia melempar batu kecil hingga mengenai kepala nya membuat Mira sangat kaget dan mengira itu ulah teman nya.

"Kau jangan menakuti aku ya, Nan!" pekik Mira berdiri.

Sekar tertawa karena malah di kira orang lain, Mira mengira itu ulah teman nya dan dia dengan gaya yang sangat berani mendatangi sebelah rumah, bila itu memang teman nya maka pasti akan di amuk karena dia posisi nya sedang emosi juga dengan Laras tadi.

"Aaaaggh ular, di mana bambu ku." pekik Mira ketakutan melihat Sekar.

"Kau pikir aku ular apaan sehingga mau kau carikan bambu!" rutuk Sekar.

Tubuh Mira yang gendut itu langsung di belit hingga Mira tak bisa bernafas, Sekar sama sekali tidak tertarik dengan jeroan nya karena sudah pasti rasa nya tak akan enak. sehingga dia hanya membelit nya sampai Mira tak bisa bernafas lagi, tulang nya juga berderak patah semua.

"Kau menghina Ibu ku, maka mati lah saja." geram Sekar sangat marah.

Sekar sangat tidak terima bila Ibu nya di hina oleh wanita ini, maka dia pun melilit sampai Mira tak bisa lagi mau bernafas dengan normal, pembuluh darah nya pecah dan semua lari kemata hingga mata wanita gendut ini pun tergenang pleh darah segar.

Setelah melihat Mira mati dengan tubuh yang patah semua tulang nya, Sekar melepaskan dengan rasa jijik karena ekor dia bersentuhan dengan wanita hina ini, setelah memastikan Mira mati. Sekar mengikuti Laras diam diam, tak ada yang boleh menyakiti Ibu kesayangan nya.

Hanya tinggal menunggu waktu saja agar Sekar mau menemui Laras, untuk saat ini dia hanya ingin mengikuti Laras secara diam diam saja untuk mempelajari bagai mana sikap Laras dan apa yang tidak di sukai oleh Laras.

Sekar ingin nanti setelah tinggal dengan Laras maka dia sudah mengenal Ibu nya dengan baik, agar mereka tak akan punya masalah untuk kedepan nya, dalam hati ular bengis ini sudah bertekad akan berubah menjadi baik agar Laras mau menerima diri nya sebagai anak.