NovelToon NovelToon
Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah

Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Cerai / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:244.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rositi

Hidup Aranti sudah hancur sejak 1 bulan lalu, setelah siswi kelas 2 SMA itu diperkosa oleh Davin—kakak kelasnya. Namun, Aranti harus menegakkan bahunya lantaran kejadian tersebut menghadirkan seonggok janin yang akhirnya tumbuh di dalam rahimnya.

Ketika semua orang termasuk orang tua Aranti memaksa Aranti untuk menggugurkan janinnya kemudian menganggap tidak pernah terjadi apa-apa. Demi masa depan sang janin, Aranti terpaksa menerima tanggung jawab Davin yang sangat ia benci, atas perbuatan pemuda itu kepadanya.

Setelah menikah, Aranti tinggal bersama keluarga Davin, sementara Davin melanjutkan kuliahnya di luar kota. Namun, meski orang tua Davin merupakan orang paling terpandang di desa Aranti tinggal, mereka justru memperlakukan Aranti layaknya budak. Fatalnya, kepulangan Davin tiga bulan kemudian, justru dibarengi dengan seorang wanita bernama Anggita.

“Anggita sedang hamil anakku dan aku akan menikahinya, apalagi orang tuaku sangat setuju. Jadi, jika kamu tidak suka, aku akan langsung menceraikanmu!” ucap Davin tanpa merasa bersalah sedikit pun.

Lantas, apakah kali ini Aranti masih akan bertahan di tengah kenyataannya yang berjuang sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tujuh Belas

Setelah keputusan Davin yaitu mengizinkan Aranti bekerja sekaligus diam-diam melanjutkan hubungannya dengan Anggita, Davin makin jarang menghubungi Aranti. Kadang dalam satu hari, pesan yang Aranti kirimkan juga tidak dibaca. Lalu di hari berikutnya meski sudah dihiasi dua centang biru, pesan Aranti juga tetap tidak dibalas.

Davin juga nyaris tidak pernah menelepon Aranti lagi. Termasuk sekadar meminta kiriman foto maupun vidio Aranti dalam keadaan tak berbus.ana dan selama ini tidak pernah Aranti ladeni. Davin juga tak pernah melakukannya lagi.

Davin hanya akan mengabari ketika pemuda itu butuh transferan. Yang mana setelah ditransfer, Davin akan kembali sepi tak lagi mengabari, bahkan walau Aranti tagih.

Tukang Mi Ayam : Sibuk banget apa bagaimana?

Tukang Mi Ayam : Mas sehat, kan?

Tukang Mi Ayam : Itu tadi aku cuma bisa transfer dua juta. Soalnya sisanya buat periksa ke dokter sekalian buat tabungan persalinan.

Kini karena ponsel Davin sudah kerap dikontrol oleh Anggita, kontak nomor ponsel Aranti juga sengaja Davin ubah.

“Beb, si Tukang Mi Ayam siapa sih? Kok mencurigakan gini WA, nanya-nanya kayak dekat aja sama kamu,” tanya Anggita kepada Davin yang tengah fokus di depan laptop.

Akan tetapi, alasan Davin sibuk di depan laptop bukan karena pemuda itu sedang belajar apalagi mengurus tugas kuliah. Melainkan karena Davin sedang asyik main game.

“Ya tukang mi ayam langganan aku. Dia itu sering disuruh-suruh transfer uang ke aku sama mama aku. Dia nenek-nenek, tapi kalau kamu enggak suka, block saja!” balas Davin dengan entengnya tanpa sedikit pun berpaling dari layar laptopnya. Begitu pula dengan kedua tangannya yang sibuk memencet stik game.

“Kalau nomor dia diblokir, kita mau minta transfernya ke siapa? Itu katanya dia cuma transfer dua juta, tapi kenapa sisanya buat periksa dan ... sekalian buat persalinan? Itu maksudnya gimana? Katanya nenek-nenek kok mau buat tabungan persalinan?” tanya Anggita.

“Ya persalinan kamu lah. Memangnya persalinan siapa lagi?” balas Davin jadi makin pintar berbohong.

“Davin keren banget ya. Kerjanya cuma main game, mab.ok, dugem, beneran cuma senang-senang, tapi butuh apa pun langsung bisa,” batin Anggita yang kemudian menanyakan hari pernikahan mereka.

“Oh iya ya ... mending aku menikah dengan Anggita. Soalnya hidup cuma begini-begini beneran bosen banget,” batin Davin.

“Nanti perutku keburu besar loh. Apa kata dunia atau setidaknya pembaca yang aku yakin enggak suka ke kita! Tuh lihat, mereka pasti langsung gatel buat nulis komentar!” ucap Anggita masih berusaha menarik perhatian Davin. Ia duduk di sebelah Davin setelah sampai merebut stik game-nya.

Davin menatap berat sekaligus serius kedua mata Anggita. “Kamu siapnya kapan?”

Balasan dari Davin barusan langsung membuat Anggita tersenyum lebar. Anggita seolah diterbangkan ke awan dan memang jadi tidak bisa berkata-kata saking bahagianya.

Di dada Anggita seolah banyak kembang api warna warni yang meledak. “Akhirnya cita-citaku jadi orang kaya sebentar lagi terwujud!” batin Anggita.

Di ruang ATM, Aranti yang masih menunggu balasan pesan WA-nya kepada sang suami, nyaris tabrakan dengan mas Narendra. Hanya saja, keduanya yang sama-sam fokus kepada ponsel dengan sigap mengerem langkah. Keduanya yang refleks menatap memastikan wajah sosok di hadapannya juga kompak mundur satu langkah.

“ATM-nya, lagi enggak ada yang pake, kan?” tanya mas Narendra agak canggung. “Kenapa aku harus canggung ke Aranti?” pikirnya.

Meski menjadi istri yang tertindas, Aranti tetap menjaga penampilannya. Sebab pekerjaan yang Aranti jalani yaitu menjadi pelayan di rumah makan milik orang tua mas Narendra, juga menuntut Aranti selalu tampil menarik.

“Kosong, Pak!” ucap Aranti sopan sambil mengangguk-angguk.

Karena Aranti tampak merenung dan seperti ada yang dipikirkan, mas Narendra tak jadi masuk ruang ATM.

“Ada yang ingin kamu tanyakan?” tanya mas Narendra sambil balik badan.

Aranti yang awalnya langsung akan melangkah, langsung terdiam. “Eh, tuh orang bisa baca pikiran apa gimana, sih?” batinnya yang kemudian balik badan.

Walau ragu, bahkan Aranti sampai menahan napas karena pria bertubuh tinggi bidang di hadapannya siap menyimaknya. Aranti pun cerita. Ini mengenai biaya kuliah Davin dan memang Aranti konsultasikan kepada mas Narendra.

Membahas wanita yang sampai membiayai pasangannya kuliah, yang mas Narendra ingat itu langsung mamanya. Karena dulu, ibu Arimbi sang mama juga pernah melakukannya—baca novel : Talak Di Malam Pertama (Kesucian yang Diragukan).

Niatnya tentu baik yaitu sama-sama berjuang. Si wanita yang mencari modal, sedangkan si lelaki yang belajar. Masalahnya, si laki-laki malah kurang a.jar dan tak segan membuang si wanita setelah dirinya sukses. Hingga yang ada, niat berjuang bersama demi masa depan yang lebih baik, tak pernah terlaksana.

“Itu beneran di luar uang pendaftaran?” lembut mas Narendra sambil tetap menggenggam ponselnya.

Aranti yang menyimak serius, hingga ia juga jadi bertatapan serius dengan mas Narendra, berangsur menggeleng. “Enggak, Pak. Pendaftaran sudah beres sebelum saya ikut ke Yogyakarta.”

“Lah terus, ... itu bilangnya buat bayaran apa?” balas mas Narendra.

“Ya ... ya bayaran aja gitu, Pak. Enggak ada penjelasan, cuma buat bayaran gitu saja pas dia minta uang dan harus transfer,” jelas Aranti.

“Harus banget gitu, ya?” ucap mas Narendra sambil agak melakukan peregangan punggung. Sebab berkomunikasi secara saksama dengan Aranti yang jauh lebih pendek darinya, membuat punggung apalagi tengkuknya pegal.

Aranti yang sadar diri telah membuat punggung sekaligus tengkuk mas Narendra pegal, segera naik ke lantai teras paling atas. Namun, mas Narendra yang tidak sengaja memergokinya, malah menertawakannya. Aranti langsung salah tingkah sekaligus merasa bersalah karenanya.

Namun kemudian, mas Narendra menghubungi kenalannya dan kebetulan merupakan asisten dosen di kampus Davin belajar.

“Aku konsultasi ke orang yang tepat. Ya ... meski aku enggak yakin, ini dosa karena sudah curiga ke suami sendiri. Atau bahkan ini malah tergolong mengumbar aib suami. Entahlah, pusing banget kalau tiap dua minggu sekali harus transfer minimal dua juta setengah. Uang sebanyak itu aku cari mati-matian dari jualan online sekaligus anyam bulu mata, selain gaji pokokku kerja di rumah makan keluarganya pak Narendra. Untuk gaji di rumah makan boleh aku ambil dua minggu sekali. Lah kalau enggak ... alamatnya beneran dipaksa jual di.ri sama mama Susi!” batin Aranti.

Di usianya yang masih sangat muda dan memiliki pengalaman bu.ruk dalam hubungan. Memang membuat Aranti dilema. Bukan hanya hubungan keluarga orang tuanya yang jauh dari harmonis dan itu sangat melukai mental Aranti. Namun juga hubungannya sendiri dengan sang suami yang diawali dengan trauma sekaligus benci. Ditambah lagi, memiliki mertua kaya pun bukannya mengayomi, malah terus menyakiti. Semua keadilan yang Aranti perjuangkan selalu dianggap sebagai mengumbar aib sumber dosa.

“Coba dicek lagi, Mas. Masa mahasiswa yang bernama Davin Parendra Putra jurusan .... hanya masuk sekali?” panik mas Narendra.

“Hah ...? Ini apa lagi? Kalau memang mas Davin cuma masuk sekali sementara sampai sekarang sudah tiga bulan maa Davin di Yogyakarta ...,” batin Aranti tak kalah panik. Ia yang awalnya duduk di teras tempat ia berpijak, berangsur berdiri.

Aranti tidak bisa untuk tidak gelisah. Ia menyimak setiap obrolan mas Narendra dengan temannya yang jadi asisten dosen si kampus Davin harusnya bernaung.

1
eva Sekayu123
Luar biasa
eva Sekayu123
Lumayan
eva Sekayu123
lolo
Sa Id
aku mlh suka ceritanya ,
bagus
Al Fatih
happy ending utk mbak Ara dan mas bojo nya ,, anaknya mama Arimbi dan papa aidan
Al Fatih
ya Allah,, mqkn bunda Ros sdh bosan utk mendengarkan,, tapi selain doa hanya itu yg bisa qta para emak2 setia pembaca karya bunda Ros lakukan utk menyemangati bunda...,, tetap semangat berkarya dan sabar yaa bun
Al Fatih
baru kali ini aq setuju,, kemarahan nya Bu Susi d lampiaskan d jalur yg benar 😅
Al Fatih
modelan orang yg pengen terkenal tapi lewat jalur yg ga bisa d benarkan. Tapi kayaknya memang d negeri Konoha ini gitu,, yg berprestasi baik ga d akui,, ga d apresiasi,, mqkn ad tapi ga lebih banyak dan viral bila d bandingkan dgn yg terkenal karna sebuah gosip yg TDK benar atw perbuatan yg memalukan.
Erina Munir
dasar kel anneeh...otaknya d manaa tauu...klo ngomong ga d pikir dulu...hadeehhh
Erina Munir
heeehh..Davin...luh tutup2in perbuatan bejat lu..pasati suatu saat ketauan...lùuhh😏😏
Al Fatih
tinggalin sj sih Davin itu Ara.....,, stok sabarmu itu sebanyak apa sih,, masih mau d dzalimi terus...
Al Fatih
orang kayak keluarganya Davin itu ga bisa d kasih kesempatan,, memang bakat dan modelannya kayak gitu.
Ara....,, Ara.....
Al Fatih
semoga dirimu baik2 saja Ara....,, setidaknya utk fisikmu,, Krn kalo utk mentalmu ,, aq yakin sudah sakit parah.....
Al Fatih
serba salah yaa jadi ara...,, ga minta tanggung jawab salah,, minta tanggung jawab malah d perlakukan kayak gitu....
Al Fatih
ga bisa membayangkan gmn kehidupan kedepannya Ara
Al Fatih
duh aranti.....,, gmn nasibmu nak....
Al Fatih
baru mampir Bun...
Awal kisah sudah menyayat hati,, kalo bukan sama orang tua,, anak harus percaya sama siapa. Bukan kah orang tua itu adl org terdekat yg paling memahami sikap dan karakter anak. Kasian si anak,, kalo org tuanya sj sdh tak percaya ,, dia mau kemana
Andri
baru sadar dia medit
Andri
hhhhh ketipu
Andri
polos dan bodoh ki beda tipis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!