NovelToon NovelToon
Peri Cintaku

Peri Cintaku

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / cintapertama / spiritual
Popularitas:15.4k
Nilai: 5
Nama Author: Arif C

Kisah ini bermula saat wanita itu mulai menarik perhatianku. Entah mengapa segala pola tingkahnya membuatku jatuh cinta. Ia tidak membuatku terbuai lama di dalam angan. Tanpa basa-basi dia bersedia menjadi kekasihku. Namun, semuanya semakin pelik untuk dipercayai. Dia yang kuanggap gadis manis yang butuh perlindungan, rupanya seorang peri yang ditugaskan untuk melindungiku.

Jika bersamaku hanya akan membuat peri itu merasakan sakit dan pedih menjalani hidup sebagai manusia, apakah mengakhiri hubungan ini adalah satu-satunya jalan keluar agar aku tidak menyakitinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 29

“Jangan keras kepala, Fara. Leon sama sekali tidak mencintaimu, jangan habiskan waktumu hanya demi anak manusia yang satu itu!” nasihat Ratu Titania.

“Masih banyak pemuda yang lainnya yang bisa kamu incar, jadi jangan terpaku pada Leon," imbuh Ratu Titania.

"Tetapi Ratu tahu watakku yang sebenarnya, aku tidak akan pernah membiarkan mangsaku lolos,” kata Fara.

“Demikian juga pada Leon, aku tidak akan membiarkan dia menikah dengan wanita manapun. Leon harus menjadi milikku selamanya dan sampai akhir hayatnya," ujar Fara.

“Buang keras kepalamu untuk masalah ini! Kalau kamu masih seperti ini, aku paksakan menghukummu. Sebab aku tidak mau lagi terlibat dalam urusanmu. Lihat saja, kini aku sudah mengalami luka-luka karena membelamu!” omel Ratu Titania.

“Kamu beruntung mendapatkan pembelaan dariku, tidak seperti peri lainnya. Bahkan permintaan mereka tidak pernah kugubris,” papar Ratu Titania.

“Tetapi lain halnya denganmu, karena kamu sudah banyak menjerat para pria dan kelasmu lebih tinggi daripada peri yang lain. Jadi aku lebih menghormatimu daripada mereka,” imbuh Ratu Titania.

“Aku memerintahkanmu untuk tidak lagi mengejar cinta Leon yang sudah membuangmu. Lebih baik kamu cari laki-laki yang lain,” perintah Ratu Titania.

“Tentu masih banyak di dunia ini anak manusia yang bisa kamu jerat, jangan lagi kamu mengejar Leon karena risikonya pasti akan buruk bagi kita berdua, dan juga bangsa peri!" Ratu Titania kembali memperingatkan Fara untuk berhenti mengejar Leon.

Fara sebenarnya merasa sangat kecewa dengan keputusan Ratu Titania, namun dia hanya menganggukkan kepalanya dan berusaha patuh atas perintah ratunya itu.

Walaupun dalam hati Fara, hatinya merasa pedih dan belum rela untuk kehilangan Leon selamanya.

Namun Ratu Titania terus memberikan peringatan kepada Fara dengan seribu ancaman agar Fara tidak lagi mengganggu Leon dan orang-orang sekitarnya. Sebab Ratu Titania pun merasa trauma jika dia harus berurusan dengan Sambo dan Karamba yang menjadi perlindungan untuk Leon.

Kemudian Ratu Titania pun meninggalkan Fara begitu saja, karena dia juga harus mengobati luka-lukanya pada tabib istana. Wajah Fara pun berubah menjadi murung.

'Apa salahnya jika aku mendapatkan Leon? Aku hanya ingin memiliki Leon. Aku tidak mau pria yang lain, pikir Fara. Walaupun sebenarnya Fara memiliki kemampuan untuk bisa menjerat hati para kaum adam dengan kecantikannya.

Raut wajah Fara begitu bersedih, dia pun kemudian menyandarkan kepalanya di sebuah pohon sambil mengingat kenangan manis bersama Leon.

'Sanggupkah aku melupakanmu, Leon? Karena aku begitu mencintaimu dan tak akan pernah siap untuk kehilanganmu, kata Fara sambil menghapus air matanya.

Akan tetapi dia juga tidak berani untuk membangkang perintah Ratu Titania. Sebab jika dia melanggar maka Ratu Titania akan menghukumnya dengan tegas.

Fara pun tidak bisa menjatuhkan harga dirinya di hadapan peri yang lain ketika dia harus menerima hukuman dari Ratu Titania.

Namun dia merasa bimbang, bagaimana harus melupakan Leon karena sampai kapanpun Fara tidak akan pernah rela jika Leon menemukan jodohnya.

Sementara itu, Leon kemudian mengambil ponselnya yang sudah dalam keadaan non aktif. Lalu Leon pun mengisi daya baterai ponsel itu lalu mengaktifkannya.

Leon langsung kaget ketika melihat puluhan panggilan tak terjawab juga pesan dari Luna.

'Kasihan sekali Luna. Sepertinya dia sedang mengkhawatirkan aku saat ini, kata Leon.

Dia pun segera menghubungi Luna dan saat itu juga. Luna pun segera mengangkat telepon dari Leon walaupun saat itu memang sudah tengah malam.

“Ada apa denganmu, Leon? Kenapa kamu sulit sekali dihubungi? Aku begitu takut terjadi sesuatu denganmu, apalagi Fara masih saja mengganggumu," cecar Luna dari seberang sana.

Leon pun tersenyum, dia merasa begitu diperhatikan oleh kekasihnya itu.

“Kamu tenang saja, Sayang. Aku tidak pergi kemana-mana, ponsel aku ketinggalan di rumah. Sementara aku pergi ke rumah orang tuaku untuk membahas pernikahan kita,” Leon terpaksa berdusta karena dia tidak ingin Luna kepikiran tentang dirinya saat Leon diculik oleh Fara.

“Benarkah begitu? Lalu apa reaksi kedua orang tuamu, Leon?" tanya Luna yang begitu antusias untuk bisa mendengar jawaban dari Leon.

“Tentu saja orang tuaku sangat senang, Luna. Karena akhirnya aku menikah juga, apalagi mereka mendengar kamu adalah wanita yang baik,” jawab Leon.

Dia pun secepatnya berniat untuk menemui kedua orang tua dan keluarganya agar bisa segera mempertemukan sebagai calon istrinya.

“Syukurlah, Leon. Lalu bagaimana tanggapan mereka saat kita memutuskan untuk menggelar pernikahan yang sederhana?” tanya Luna lagi. Lion pun terdiam sejenak.

“Aku belum menyampaikan soal itu kepada keluargaku. Nanti saja setelah kita bertemu dan memperbincangannya," tandas Leon.

“Baiklah kalau begitu, Leo. Aku juga merasa senang jika kedua orang tuamu mau menerimaku sebagai calon istrimu," ujar Luna.

“Tentu saja, Sayang. Aku bahkan tak sabar lagi untuk mempertemukanmu dengan keluargaku, dan kita akan membicarakan rencana pernikahan dalam waktu dekat ini,” tutur Leon, nada bicaranya nampak bersemangat.

Luna pun merasa bahagia saat Leon berbicara serius tentang pernikahan mereka. Namun karena itu Luna menteri kesakitan karena dia masih merasa kepalanya seperti ditusuk-tusuk sesuatu. Desisan suara Luna terdengar di telinga Leon.

“Ada apa, Sayang? Apakah kamu masih merasa sakit di kepalamu?" tanya Leon.

“ITidak apa-apa, Leon. Mungkin saja rasa sakitnya berasal dari pengaruh operasi di kepalakul" jawab Luna. Dia tidak mau jika sampai Leon terlalu khawatir terhadap dirinya.

“Minumlah obat dengan teratur, Luna. Agar kamu segera sembuh total dan rutin periksakan dirimu secara teratur pada dokter spesialis untuk mengetahui perkembangan kesehatanmu,” saran Leon yang begitu mencemaskan Luna.

"Tenang saja, Leon. Aku pasti akan segera memeriksakan diriku secara rutin,” tutur Luna.

1
Rembulan009
belum baca, tapi kaya nya seru
Star Kesha
Suka banget endingnya!
Odette/Odile
Mantap lah!
Beatrix
Sukses terus, sekali baca novel author bikin nagih terus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!