NovelToon NovelToon
My Perfect Stranger

My Perfect Stranger

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perasaan / Duda / Romansa Modern / Cinta setelah menikah / Tinggal bersama / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Pengantin Pengganti
Popularitas:5.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nisaaayu

Berniat ingin menyelamatkan seorang pria dari pengkhianatan pernikahan justru membuatnya terlibat dan malah menjadi pengantin wanita pengganti. Friska Hallin Amanda, seorang gadis yang terpaksa berurusan dengan sang mempelai pria yang ternyata seorang CEO terkenal.

Dia tidak menyangka bahwa perbuatannya yang merusak pernikahan CEO tersebut justru mengantarkannya kepada pernikahan yang tak pernah Ia bayangkan. Friska terpaksa menggantikan mempelai wanita untuk menyelamatkan nama baik sang CEO.

"Saya tidak mau menikah dengan bapak!"

"Kamu harus mau! nama baik saya akan dipertaruhkan saat ini. Atau saya akan menghancurkan hidupmu beserta keluargamu!" begitulah ancaman Ardigo yang membuat pernikahan palsu itu akhirnya terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisaaayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Kembali

Friska masih terlihat bangga dengan keberhasilannya dalam menjalankan rencana, hal itu terlihat dari senyum yang terus terpasang di bibir tipis merah mudanya. Gadis itu bahkan sepertinya sudah melupakan kekesalan yang tadi sempat dirasa

Ardigo hanya menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah sang istri

Sebenarnya gadis seperti apa yang aku nikahi ini? batin Ardigo terheran heran. Hingga pandangannya turun ke perut buncit Friska, dia menelan saliva saat memperhatikan bentuk perut sang istri dari samping, dan juga dress yang digunakannya sudah sedikit terangkat karena perutnya sudah diisi dengan bantal dan juga jas milik Ardigo. Hal itu membuat paha mulus Friska sedikit terekspos. Sepertinya gadis ini lupa mengeluarkan isi perut buncitnya

Bagaimana bisa dia membuatnya semirip itu? dia terlihat seperti benar benar sedang hamil tua. Pantas saja semua orang langsung percaya. Tapi kalau dilihat lihat dia cocok juga dengan perut seperti itu, haruskah aku .....

Digo masih terus membatin, lalu menggeleng kuat saat pikirannya mulai tidak menentu

"Kamu se senang itu? tidak bosan tersenyum terus?" suara datar itu mengalun dengan pelan

Friska menoleh sebentar ke arah Ardigo

"Tentu saja aku senang"

"Senang karena kamu sudah menipu orang?" sindir Ardigo

"Kita! Iya, aku senang karena KITA sudah berhasil menjalankan rencana ini" balas Friska tersenyum miring. Dia sengaja menekankan kata 'kita' untuk mempertegas bahwa bukan hanya dirinya yang melakukan kecurangan itu, tetapi mereka berdua

"Saya terpaksa melakukannya! Lagipula ide gila itu berasal dari kamu" balas Digo sedikit kesal, karena gadis ini selalu bisa membalikkan kata katanya

"Sudahlah, memangnya kenapa kalau aku senang dan terus tersenyum? aku bahkan tidak mengganggumu"

"Mata saya sakit melihatnya. Jadi berhenti tersenyum seperti itu, karena kamu tidak akan berubah menjadi cantik walaupun tersenyum sepanjang hari" ujar Digo pedas. Lalu matanya kembali melirik perut Friska dan ia kembali menelan salivanya

"Mata saya semakin sakit apalagi melihat perutmu itu. Cepat keluarkan! saya semakin kesal setiap mengingat apa yang sudah kamu lakukan dengan perutmu itu. Pokoknya nanti kalau kamu hamil, saya tidak mau melakukan ini lagi. Saya tidak mau kamu memanfaatkan anak saya untuk melakukan hal hal konyol!" Ardigo kembali kesal mengingat dirinya yang tadi terpaksa harus terlibat dalam acting sang istri. Dia bahkan tidak sadar dengan apa yang diucapkannya

"Astaga aku lupa" sontak saja Friska mengeluarkan bantal dan jas Ardigo dari dalam dress nya. Lalu matanya melebar ketika menyadari sesuatu

"Tunggu dulu, tadi Mas bilang apa? hamil? anak Mas?" tanya Friska memastikan pendengarannya

"Apa? kapan saya mengatakannya?"

"Tadi. Barusan"

Ardigo kini mulai sadar dengan apa yang baru saja dikatakannya, dia sedikit gelagapan apalagi saat ditatap oleh gadis di sampingnya. Namun bukan Ardigo namanya jika dia tidak bisa menguasai ekspresi wajahnya

"Kamu salah mendengar! saya mengatakan kalau saya tidak mau lagi melakukan hal bodoh seperti tadi. Dan kalau suatu hari nanti istri saya hamil, saya tidak akan mengizinkan dia memanfaatkan anak saya untuk hal konyol seperti itu"

"Tapi tadi yang aku dengar bukan seperti itu" Friska mulai ragu dengan pendengarannya, pasalnya wajah Digo sangat serius saat ini. Tidak terkesan berbohong sama sekali

"Itu karena kamu memang berharap hal itu terjadi. Kamu sangat ingin mengandung anak saya, bukan? tapi maaf, saya tidak sembarangan dalam memilih wanita yang akan menurunkan genetikanya kepada anak saya." ujar Digo dengan percaya diri

"Sakit jiwa. Mas pikir aku sudi punya keturunan dari kamu? TIDAK!!" balas Friska tak kalah kesal. Lalu keduanya hanya saling menatap sinis, Friska memutus tatapan sinis itu lebih dulu dan memilih menghadap jendela kembali

Kini mereka sudah tiba di rumah mewah milik keluarga Fabiyan. Setelah memarkirkan mobil, sepasang suami istri itu berjalan memasuki rumah. Dari luar terdengar suara berisik dengan suara Vano yang mendominasi. Friska mendengar suara anak sambungnya itu yang tertawa dan berbicara dengan cukup keras lalu diikuti suara wanita muda yang terdengar samar samar

Apakah di dalam ada banyak orang? batin Friska

"Kami datang" suara Ardigo yang cukup keras seketika menghentikan candaan semua orang yang berada disana. Kini mereka berdua menjadi pusat perhatian semua orang. Lalu seketika mata Friska membelalak melihat seseorang yang dikenalnya tengah bergabung dengan kedua mertuanya

"Mas Reyhan!"

"Friska!"

Mereka berdua sama sama bingung karena kembali bertemu di rumah keluarga Fabiyan. Sedangkan Ardigo dan kedua orangtuanya tampak menerka nerka ada hubungan apa antara Friska dan Reyhan. Ardigo bahkan tanpa sadar menatap adik iparnya itu dengan sedikit tajam

"Kalian saling mengenal?" Rini angkat bicara karena merasakan aura tidak enak dari putra sulungnya

"Iya, Ma" jawab mereka kompak. Lalu kembali saling pandang karena mereka memanggil Rini dengan panggilan yang sama

"Kenapa kamu bisa ada disini, Fris? apa kamu-" ucapan Reyhan terpotong oleh suara sang istri, Dinda.

"Kakak sudah sampai?" tanya Dinda antusias yang datang sambil menggendong baby Clara karena baru saja mengganti popok sang anak. Dia kemudian mempercepat langkahnya

"Sudah" balas Ardigo singkat

Saat sudah semakin dekat dengan sang kakak, Dinda melihat seorang wanita muda yang berdiri di samping kakaknya itu, lalu mata mereka saling beradu hingga..

"Friska!!" Dinda sangat terkejut sekaligus senang karena bisa bertemu kembali dengan gadis baik yang sudah menolongnya tadi siang. Dengan reflek, Dinda menyerahkan baby Clara yang berada di gendongannya kepada sang kakak karena ingin berpelukan dengan Friska. Ardigo yang sedikit kaget namun dengan sigap menangkap sang ponakan ke dalam gendongannya

Dasar adik kurang ajar! apa dia pikir aku ini babysitter nya? batin Digo kesal namun tetap tersenyum ketika melihat wajah baby Clara

"Mbak Dinda!" Friska tak kalah bahagia ketika kembali bertemu dengan Dinda. Mereka berpelukan dengan erat seolah seperti saudara yang sudah terpisah lama

"Bagaimana bisa kamu ada disini? apa jangan jangan..." Dinda menatap bergantian kepada Friska dan Ardigo

"Bisa kita duduk terlebih dahulu? aku pusing dengan kalian bertiga. Sebenarnya apa yang terjadi disini? Bagaimana bisa kalian saling kenal?" Digo akhirnya angkat bicara karena tidak ingin terlalu lama menahan rasa penasarannya

Akhirnya disinilah mereka, duduk bersama di ruang keluarga. Dinda menceritakan kejadian tentang hari ini, bagaimana dia bisa bertemu dengan Friska dan menjadi begitu akrab dengan gadis tersebut. Dan Dinda juga terkejut mengetahui fakta bahwa Friska adalah istri kakaknya sendiri.

Dinda dan Reyhan memang tidak bisa hadir di acara pernikahan Ardigo waktu itu dikarenakan Reyhan yang harus dirawat di rumah sakit karena masalah pencernaannya. Setelah menikah Dinda memang sudah menetap di Bandung bersama Reyhan, Karena itulah dia tidak tau siapa wanita yang dinikahi oleh kakaknya waktu itu. Rini memang memberitahu tentang batalnya pernikahan antara Ardigo dan Felicya, lalu pada akhirnya Ardigo menikahi seseorang yang telah menolongnya dari pengkhianatan sang calon istri

Rini juga sempat mengirimkan foto pernikahan Ardigo dan Friska, namun Dinda tidak mengenali Friska yang sudah ditemuinya secara langsung. Adapun kedatangannya hari ini selain karena merindukan orangtuanya, juga ingin bertemu langsung dengan sang kakak ipar

"Astaga dunia ini ternyata sempit sekali. Tapi aku senang ternyata yang menjadi kakak iparku itu adalah kamu" ucap Dinda tersenyum tulus

"Aku juga senang bisa bertemu lagi dengan Mbak Dinda dan mas Reyhan. Terutama dengan si cantik Clara" balas Friska sambil menyentuh jemari mungil baby Clara. Bayi itu merespon dengan menyentuh wajah Friska menggunakan tangannya yang lain

"Mama senang ternyata kalian sudah saling kenal sebelum diperkenalkan. Mama harap kalian berempat bisa terus kompak dan akrab seperti ini. Kalian semua adalah anak anak Mama dan Papa, jadi harus tetap dekat sampai kapanpun" ujar Rini yang merasa terharu melihat keakraban antara putri dan menantunya.

"Oh iya Friska, Mama ingin mengucapkan terimakasih banyak sudah menolong Dinda hari ini. Kamu bahkan sudah menolong kedua anak Mama bahkan di awal pertemuan kalian" tambah Rini

"Tidak perlu berterimakasih seperti itu, Ma" balas Friska sambil tersenyum hangat

"Oh iya, ini aku bawakan brownies. Semoga rasanya tidak terlalu buruk" ucap Friska sambil menyerahkan paper bag yang sudah dibawanya

"Wahh Mama yakin pasti rasanya enak. Nanti setelah makan kita akan cicipi brownis buatan Friska"

"Ardigo, pesanan Mama tidak jadi kamu beli?" tanya Rini teringat dengan bebek goreng pesanannya

"Ada. Itu masih di mobil" balas Digo kemudian memanggil salah satu pelayan laki laki untuk mengambilkannya

"Tumben cepat sekali. Tadinya mama pikir tidak jadi kamu belikan"

"Tanya saja pada menantu mama kenapa bisa begitu" sindir Digo sambil menggerakkan ekor matanya ke arah Friska. Mendapati tatapan penuh tanda tanya dari sang mertua, membuat Friska menyengir menampilkan barisan gigi rapinya.

To be continued.

1
Nuryati Yati
Rivan ma Tasya aja thor
Rahmi Ami
Luar biasa
Christina Hartini
Digo menyiapkan surprise untuk Friska ( rumah idaman Friska ) mungkin ya
Christina Hartini
setuju 👍
Nuryati Yati
semangat thor
Nuryati Yati
😭😭😭
Nuryati Yati
rasakno Vania makanya punya mulut tu di jaga jangan seenaknya asal jeplak
Nuryati Yati
👍👍👍
Nuryati Yati
sombong amat Digo
Nuryati Yati
😅😅
Nuryati Yati
mulai mengagumi
Nuryati Yati
si Digo negative thinking terus minta di getok ni otaknya
Nuryati Yati
katanya sayang sama anak kok ngasih makanan gk sehat
Nuryati Yati
Digo jd papa egois gk paham dan ngerti keinginan Vani
Nuryati Yati
pedes amat mulut nya Ardigo pen tk tapok sandal 😁
Nuryati Yati
Bpk nya Friska kemana kok di titipin panti asuhan
Fitri Saadah
Luar biasa
Nuryati Yati
mampir
Ida Damayanti
❤️❤️❤️❤️❤️
etna winartha
ceritranya enak dibaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!