Narin seorang mahasiswi yang lugu berumur 23 tahun,diam diam dia menyukai seorang mahasiswa yang populer dikampusnya.
Eric sosok mahasiswa yang dingin namun sangat di kagumi oleh seluruh mahasiswi dikampusnya karna ketampanan dan kecerdasan yang dimilikinya.
Namun setelah lulus hal yang tidak disangka oleh Narin adalah dia dijodohkan dengan laki laki yang dia sukai sejak dulu yaitu Eric.
Akankah Narin bisa mendapatkan cinta Eric yang sama sekali tidak mencintainya atau dia akan mengubur rasa cintanya itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Tak terasa sudah satu bulan mereka menikah dan hidup bersama, tapi sikap Eric pun masih terlihat dingin dan acuh ke Narin. Meski mereka tinggal satu atap namun tidak ada kedekatan diantara mereka.
Ya memang benar adanya bahwa Eric lah yang membuat dinding pembatas antara dirinya dengan Narin, sebab dia tidak ingin memiliki hubungan dengan wanita yang tidak dia cintai.
Pagi pun sudah tiba, terlihat sang Surya yang sudah memancarkan sinarnya dibalik gorden dan menembus masuk hingga membuat seseorang merasa terganggu dan terbangun dari tidurnya.
Eric pun mengerjapkan kedua bola matanya, dengan perlahan dia membuka mata menatap kearah sebuah jarum jam yang terpampang di dinding kamarnya.
Dia melihat jam yang sudah menunjukkan jam 7, dia ingat bahwa hari ini ada meeting dengan klien jam 9 nanti.
Dengan segera dia masuk ke kamar mandi dan membersihkan badannya. Didalam dia memikirkan seseorang yang selama ini sudah menyita hati dan pikirannya, ya siapa lagi kalau buka Brenda sang model cantik dan sexi itu.
Dia tampak berpikir bahwa Brenda selalu menomersatukan pekerjaannya dibandingkan dirinya, dia selalu mengalah daripada dia harus bertengkar dengan wanita yang sangat dia cintai.
Namun terkadang Eric pun ingin, Brenda bisa mengerti dan memahami akan perasaannya ini tapi tetap saja Brenda yang keras kepala dan tak mau mengalah dia tetap dengan pendiriannya itu untuk melanjutkan cita citanya yang menjadi seorang model terkenal.
Beberapa menit kemudian dia tersadar dari lamunannya, segera dia keluar dari kamar mandi dan bergegas menuju ke wilayah in closet untuk mengambil setelan baju beserta jas dan dasi yang akan dia pakai hari ini
Setelah selesai, dia keluar dan turun ke ruang makan. di meja makan sudah ada berbagai macam makanan yang sudah tertata rapi. Eric oun tiba dan segera menarik kursi yang akan dia duduki.
Narin keluar dari dapur dengan membawa sebuah kopi yang memang sudah dia siapkan untuk Eric, lalu dia berjalan dan segera duduk di sebuah kursi yang berada di samping Eric.
"Ini minumnya tuan, saya sudah buatkan tuan kopi." kata Narin sambil meletakkan kopi itu di atas meja
Eric pun segera menyesapnya dan meminumnya. tampak Eric menikmati kopi buatan Narin itu tapi dengan sadar dia langsung menjatuhkan cangkir yang berisi kopi itu hingga membuat lantai kotor penuh dengan kopi dan pecahan cangkir. Dia lakukan itu semua agar Narin tidak merasa dirinya menyukai kopi itu.
Prank...
"Kopi macam apa ini yang kau buat untukku???" tanya Eric dengan tatapan elangnya yang membuat Narin tersentak dengan kaget
"Memangnya kenapa tuan, saya tadi sudah coba bahwa sudah pas rasanya." jawab Narin sambil menunduk dengan ketakutan
"Kau kira lidahku mati rasa sehingga tak bisa membedakan mana kopi yang enak atau tidak enak, haaa." ucap Eric dengan mata elangnya
Dengan nafas yang memburu dan sorotan tajam yang tidak lepas dari kedua manik tersebut, Eric pun menyeret Narin masuk kedalam kamar milik Narin.
Tepat berada diatas tangga nafas Narin pun tersengal sengal dan hampir saja dia terjatuh, karena dia terus mengikuti langkah lebar Eric yang terus menyeretnya ke lantai atas hingga membuat Narin menangis sambil memegangi tangannya yang dicengkeram kuat oleh Eric.
"Auhh, tuan sakit." ucap Narin sambil memegang tangannya yang sudah memerah
"Diam kau!!!" ucap Eric dengan membentak Narin tanpa menatapnya.
Beberapa menit kemudian, Eric pun sudah sampai didepan pintu kamar Narin. Dia pun membuka pintu dengan keras, lagi lagi membuat Narin terlonjak kaget dengan sikap Eric sekarang.
"Brak"
Dengan sekali dorongan pintu pun langsung terbuka dengan lebar, Narin pun langsg di lempar ke bawah hingga dia jatuh tersungkur dilantai. Tiba tiba kening Narin mengeluarkan cairan segar akibat kena benturan sebuah meja.
Melihat itu Eric pun kaget kenapa dia sampai semarah itu pada Narin, padahal kopi yang dia minum sangatlah enak. Namun dengan ego yang tinggi mengalahkan semuanya termasuk kebaikan Narin pun tak terlihat olehnya.
Miris bukan kehidupan Narin saat menikah ???
Lalu keputusan apa yang akan diambil Narin....
Akankah Narin tetap menjaga keutuhan rumah tangganya atau justru dia akan pergi dari sisi Eric....
𝚜𝚞𝚔𝚜𝚎𝚜 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚖𝚞 💪💪💪