Semua sudah diatur kita hanya menikmati alur yang sudah ditentukan dan juga ditakdirkan untuk kita.
Alisha seorang Dokter umum yang mengambil spesialis di salah satu rumah sakit. Wanita cantik yang sehari-hari menggunakan hijab yang memiliki wajah teduh yang menenangkan semua orang yang siapa saja melihat dirinya.
Siapa sangka calon pewaris rumah sakit itu dijodohkan pada dia.
Dalam usia yang sangat muda Alisha harus menikah dengan Adrian sang calon pewaris rumah sakit. Adrian sangat terpaksa menikah dengan Alisha. Karena tidak ingin hak waris rumah sakit jatuh kepada orang lain.
Pernikahan yang indah yang pernah menjadi impian Alisha yang ternyata tidak sejalan dan semulus itu. Bagaimana tidak dia harus menikah dengan laki-laki yang tidak menginginkannya.
Alisha harus menjalani rumah tangganya yang tidak seperti rumah tangga pada umumnya. Laki-laki yang dia nikahi bersikap tidak baik.
Lalu apakah Alisha akan bertahan dalam pernikahannya atau justru akan mundur?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8 Baru Mengetahui.
"Kamu tahu saja, kalau kita belum sarapan dan ini sangat cocok untuk kita, kamu rajin-rajin dong seperti ini tiap hari ke rumah sakit membawakan sarapan untuk kita. Kamu itu harus hormat pada senior kamu," ucap Lulu dengan tersenyum yang merasa paling senior.
"Tetapi, itu bekal untuk makan siang saya," sahut Alisha yang tidak ingin ada menggangu makanan yang disiapkan ibunya untuk dia.
"Kamu itu pelit banget sih jadi junior hah! Kamu nggak mau berbagi kepada senior kamu hah! Hanya makanan seperti ini saja dan kamu sudah begitu pelit," sahut Lulu.
"Bukan seperti itu Dokter. Tapi Mama menyiapkan bekal ini untuk saya makan siang..."
"Alah sudahlah. Rumah sakit ini juga punya kantin dan kamu itu sangat pelit sekali yang tidak mau mengeluarkan uang untuk jajan di kantin. Eh kamu itu Dokter, bukan anak sekolah yang disiapkan bekal seperti ini. Memang kamu anak Mama apa? Aneh!" kesal Kanya yang memotong kalimat Alisha yang tidak ingin mendengarkan keluhan dari Alisha dan Alisha hanya diam saja yang mungkin tidak bisa berbuat apa-apa.
"Jadi bagaimana ini boleh dimakan apa tidak?" tanya Lulu memastikan dengan wajahnya yang terlihat jelas sangat memaksa.
"Baiklah, Dokter Lulu dan Dokter Kanya bisa memakannya dan saya nanti akan makan siang di kantin," jawab Alisha yang mau tidak mau harus mengalah.
Dia sama sekali tidak ingin ribut hanya karena makanan. Mungkin Alisha bukan pelit, tetapi mendapatkan amanah untuk memakan buah-buahan dan juga makan siang yang disiapkan Riana dan pasti Riana menyiapkan dengan penuh effort dan tiba-tiba saja dimakan oleh orang lain dan tanpa ada persetujuan dari Alisha dan bahkan Alisha sebelum mencicipi sama sekali.
"Begitu kek dari tadi, jadi kita tidak perlu banyak bicara," sahut Lulu yang saling melihat dengan Kanya dan mereka berdua tersenyum miring yang penuh arti.
Lalu dua orang itu yang tidak mengatakan apa-apa lagi dan aku pergi dari hadapan Alisha begitu saja yang memang sangat usil mengganggu orang lain saja.
Hahhhhhh.
Alisha membuang nafas berat kedepan yang melihat kepergian 2 Dokter senior itu yang selalu ingin melakukan dengan sesuka hati mereka.
"Sudahlah Alisha biarkan saja buah dan makan siang yang di siapkan mama untuk mereka dan mungkin saja memang mereka belum sarapan. Karena pasien banyak. Jadi tidak sempat untuk sarapan. Kamu memang harus saling memahami sesama Dokter ," batin Alisha yang penuh kesabaran mengahadapi para senior di rumah sakit itu yang pasti memiliki tingkah yang banyak yang terkadang di luar nalar.
**
Alisha yang sedang makan siang di kantin rumah sakit bersama dengan Suster Yeni dengan mereka berdua yang duduk saling berhadapan.
"Dokter Alisha, Saya melihat Dokter belakangan ini sering kali ada shift malam. Apa memang jadwal Dokter seperti itu?" tanya Suster yang tiba-tiba saja kepo.
"Beberapa jadwal saya dan beberapa saya menggantikan jadwal Dokter yang lain," jawab Alisha sembari makan.
"Kenapa harus menggantikan jadwal mereka?" tanya Yeni.
"Tidak apa-apa, mungkin mereka punya kesibukan dan tidak ada salahnya digantikan," jawab Alisha.
"Tapi bukankah itu tidak per. Mereka jadwalnya digantikan dan yang mendapatkan gaji mereka dan sementara Dokter Alisha hanya menggantikan saja, lelahnya ada pada Dokter hasilnya ada pada mereka," sahut Yeni yang kurang setuju.
"Itu tidak masalah hitung-hitung juga menjadi pengalaman untuk saya jadi lebih banyak mendapatkan pengetahuan," sahut Alisha yang memang sangat positif dan tidak memperbesarkan masalah yang menurut dia tidak penting untuk dipikirkan.
"Dokter! pasti sulit sekali ya menjadi Dokter Resident di rumah sakit ini?" tanya Yeni dengan wajah sendu yang terlihat kasihan pada Alisha.
"Bukankah semua pekerjaan itu memiliki tingkat kesulitan masing-masing," sahut Alisha.
"Tapi saya lihat, Dokter juga terlihat tidak mendapatkan perlakuan tidak baik dari para senior. Apa Dokter akan bertahan?" tanya Yeni dengan rasa penuh kekhawatiran.
"Insyallah semua akan baik-baik saja. Kamu jangan terlalu memikirkan saya, saya sangat menikmati pekerjaan yang saya ambil dan saya sama sekali tidak mempermasalahkan apa-apa. Seperti yang pernah saya katakan selagi semua masih wajar, maka tidak akan apa-apa," ucap Alisha dengan tersenyum.
Suster Yeni hanya menghela nafas mendengar kata-kata positif yang diberikan Alisha.
"Dokter terlalu baik," gumam Yeni dengan menyeruput es jeruk yang dia minum. Alisha hanya tersenyum saja dan kembali melanjutkan makanan.
"Oh iya Dokter. Saya juga melihat jika bukan hanya sekali saja Dokter menangani pasien di kamar VIP 127. Tetapi Saya melihat sudah berkali-kali," sahut Suster Yeni.
"Saya heran melihat kamu, sebenarnya kamu itu Suster atau mata-mata. Kamu tahu terlalu banyak tahu kegiatan saja," ucap Alisha dengan geleng-geleng kepala.
"Bukan begitu Dokter, saya heran saja. Kenapa Dokter Katy tidak mau menjalankan tugas yang sewajarnya dan padahal pasien itu pasien yang special," sahut Suster Yeni.
"Oh iya. Special seperti apa?" sahut Dokter Alisha dengan alis terangkat.
"Jadi Dokter tidak tahu siapa bu Ambar?" tanya Yeni. Alisha menggelengkan kepala sembari mengaduk orang jus dengan sedotan dan langsung menyeruputnya.
"Dokter, Bu Ambar itu pemilik rumah sakit ini dan cucunya Direktur rumah sakit, pak Adrian," jawab Yeni.
Uhuk-uhuk-uhuk-uhuk.
Alisha yang begitu terkejut langsung batuk-batuk mendengar pernyataan dari Suster Yeni yang memang Alisha tidak tahu apa-apa mengenai pasien itu.
"Dokter tidak apa-apa?" tanya Suster panik.
Alisha geleng-geleng dan mencoba minum untuk meredakan tenggorokan yang sangat gatal.
"Kamu bilang apa. Siapa cucunya?" tanya Alisha memastikan.
"Pak Adria, Direktur rumah sakit," jawab Yeni sekali lagi.
"Adrian. Astaga, jadi dia yang akan di jodohkan denganku," batin Alisha.
Alisha baru menyadari jika nama yang disebutkan Ambar sama dengan nama atasannya di rumah sakit itu dan Alisha juga baru mengingat Erlangga yang juga memiliki posisi tinggi di rumah sakit itu dan memang dia baru tahu dengan Direktur rumah sakit.
Alisha malah mendadak panik dan bukannya senang karena akan menikah dengan Direktur rumah sakit. Tetapi justru dia gelisah bahkan sampai keringat dingin.
"Dokter baik-baik saja?" tanya Suster Yeni yang melihat perubahan Alisha.
Alisha hanya mengangguk dengan kepanikan.
"Ya Allah jadi cucu yang dimaksud itu adalah pak Adrian. Itu tidak mungkin, bagaimana ini? Aku sudah menyetujui perjodohan itu,"
"Tidak sebaiknya aku mengabari papa terlebih dahulu dan meminta papa untuk tidak menyampaikan apa-apa dulu. Aku harus memikirkan semua ini matang-matang. Aku akan menikah dengan laki-laki yang tidak sembarangan dan aku tidak bisa mengambil keputusan begitu saja," batin Alisha dengan kepanikan yang mendadak ragu.
Alisha yang langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi Agam. Belum sempat menelpon Alisha sudah menerima pesan.
"Alisha kamu pulangnya hari ini sore ya sayang. Keluarga bu Ambar akan bersilaturahmi untuk membicarakan rencana selanjutnya. Papa kamu sudah memberikan kabar baik itu pada mereka," tulis Riana dalam pesan tersebut yang membuat Alisha kaget dengan mata melotot.
"Apah!" pekik Alisha dengan nafas naik turun dan wajah yang panik.
Dia baru saja punya rencana untuk membatalkan perjodohan itu. Karena harus berpikir panjang. Mungkin Alisha tidak percaya diri yang akan menikah dengan Direktur rumah sakit dan belum lagi Alisha juga mendengar penolakan dari Adrian saat ada perdebatan di ruangan Eyang yang membahas hal itu. Alisha hanya menghindari untuk tidak mencari masalah.
Bersambung.