Dunia mengalami kekacauan Virus aneh muncul dan membuat umat manusia menjadi zombie.
Manusia yang membunuh zombie di pilih oleh tower of trial untuk menyelesaikan semua lantai menara.
Saat semua manusia berpikir bahwa telah menyelesaikan masalah zombie.
Monster dan mahluk asing mulai bermunculan di bumi.
Ragnar satu-satunya manusia yang tidak di pilih oleh tower of trial. Membunuh monster tanpa bantuan system dan tower of trial.
System aku tidak membutuhkannya. Selama aku memakan mahluk hidup. Aku akan menjadi kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aro McCoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Menyelamatkan Nadya
"Bagaimana dengan Jessica dan Sherlin." Kevin melihat Arthur.
"Aku belum bertemu dengan mereka berdua." Balas Arthur.
"Apa mungkin Jessica dan Sherlin gagal dalam ujian lantai ke 20." Balas Kevin.
"Siapa yang gagal dalam ujian lantai ke 20." Arthur melihat Jessica dan Sherlin yang masuk ke dalam markas.
"Haha, aku pikir kalian berdua gagal di ujian lantai ke 20. Karena ujian di lantai ke 20 sangat sulit." Kevin tertawa.
"Benar, ujian di lantai ke 20 sangat sulit. Dari 750.000 player yang mengikuti ujian lantai ke 20. Hanya 500.000 player yang berhasil menyelesaikan ujian lantai ke 20." Balas Sherlin.
"Dari 8 juta player yang berhasil menyelesaikan tutorial. Sekarang hanya tersisa 500.000 player yang berada di dalam tower." Gumam Arthur.
"Benar, waktu ujian selanjutnya semakin lama. Dari 3 hari sekarang menjadi 7 Hari." Balas Kevin.
"7 Hari sangatlah lama." Balas Sherlin.
"Aku juga berpikir begitu." Balas Kevin.
"Benar, berapa banyak poin mana yang kalian miliki." Arthur bertanya kepada Kevin, Jessica dan Sherlin.
"Manaku 90 poin." Balas Kevin. "Poin manaku 90." Balas Jessica. "Aku 95." Balas Sherlin.
"Poin manaku mencapai 100 poin. Dan aku mendapatkan skill Magic Circuit rangking C." Balas Arthur.
"Benarkah. Jika begitu aku akan meningkatkan poin manaku menjadi 100." Balas Kevin dengan penuh semangat.
Saat ini di bumi Ragnar sedang bertarung melawan ratusan monster. "Sial, monster tidak berhenti keluar dari gate." Kata Ragnar melihat puluhan orc yang keluar dari gate. "Aahhh." Ragnar mendengar suara teriakan.
"Sial, suara itu berasal dari gedung tempat Azizi dan Citra sembunyi." Kata Ragnar kemudian berlari ke arah gedung.
"Ragnar tolong." Azizi dan Citra berteriak saat melihat orc yang masuk ke dalam gedung.
Ragnar muncul di belakang Orc kemudian mengigit leher Orc. "Craaasshh." "Roooaarr." Orc berteriak saat Ragnar mengigit lehernya. "Craaasshh." Ragnar merobek leher Orc.
"Azizi, Citra apa kalian baik-baik saja." Ragnar bertanya kepada Azizi dan Citra. "Ragnar." Azizi dan Citra berlari dan memeluk Ragnar.
"Ragnar, aku sangat takut." Azizi menangis ketakutan. "Ragnar, jangan tinggalkan kami." Citra memeluk Ragnar dengan erat.
"Jangan takut. Aku tidak akan meninggalkan kalian berdua." Ragnar memeluk Azizi dan Citra.
"Rooaaar." Ragnar melihat orc yang masuk ke dalam Gedung. Ragnar mengeluarkan dagger dari saku celananya kemudian melesat ke arah Orc. "Ceeepp" Ragnar menusuk leher orc. "Buuukk." Orc jatuh ke tanah dan mati.
Beberapa jam telah berlalu, saat ini Ragnar sedang berdiri di tumpukan mayat monster. "Gatenya menghilang. Jadi semua monster sudah terbunuh." Kata Ragnar melihat portal yang menghilang.
"Azizi, Citra ayo kita pergi dari sini." Kata Ragnar melihat Azizi dan Citra. "Iya." Jawab Azizi dan Citra.
Saat ini di tempat lain. Pria paruh baya berambut putih sedang duduk di tanah dengan tubuh penuh luka. "Uhuuukk, aku tidak boleh mati disini." Pria paruh baya berambut putih terbatuk dan memegangi dadanya.
"Jadi kamu masih hidup." Ragnar berjalan ke arah pria paruh baya berambut putih. "Ragnar, cepat." Bola api hitam melesat ke arah pria paruh baya dan meledak. "Booomm!!" "Aaahh." Pria paruh baya berteriak saat terkena ledakan.
"Jika aku tidak salah, kamu monster bernama Lich." Kata Ragnar melihat mayat hidup berjubah hitam yang memegang tongkat.
"Karena kamu tidak memiliki daging. Aku akan membunuhmu dengan cepat." Kata Ragnar melesat ke arah mayat hdup.
"Wuuusshh." Mayat hidup menembakan bola api bewarna hitam ke arah Ragnar. Ragnar menghindari bola api dan memukul kepala mayat hidup. "Bruuaaak." Kepala mayat hidup hancur setelah terkena pukulan Ragnar.
"Ragnar, dia masih hidup." Kata Azizi melihat pria paruh baya berambut putih. Ragnar berjalan ke arah pria paruh baya kemudian menusuk jantungnya. "Uuugghh." Pria paruh baya berambut putih batuk darah kemudian meninggal.
"Ayo kita pergi dari sini." Kata Ragnar melihat Azizi dan Citra. "Iya." Azizi dan Citra mengangguk.
"Apa kalian tidak bertanya mengapa aku membunuhnya." Tanya Ragnar kepada Azizi dan Citra.
"Dia pasti player, jadi kamu membunuhnya." Jawab Azizi.
"Benar, dia adalah seorang player dan alasan lain aku membunuhnya, karena dia memberiku gaji sedikit." Balas Ragnar.
Saat ini di tempat lain. Nadya dan adiknya Richelle sedang berlari. "Aaahh." Richelle terjatuh. "Richelle ayo berdiri." Kata Nadya dengan panik.
"Kakak, kaki ku sakit." Richelle meneteskan air mata.
"Ggrrr." Badan Nadya gemetar saat melihat 5 serigala bewarna merah sebesar 3 meter yang mendekat ke arah mereka. "Ggrrr." Salah satu serigala melompat dan mengigit Richelle. "Aahh." Richelle berteriak saat serigala mengigitnya.
"Richelle." Nadya berteriak dan menangis saat melihat serigala mengigit Richelle.
"Craaasshh." Serigala mencabik-cabik Richelle di depan Nadya. "Richelle." Nadya menangis saat melihat serigala mencabik-cabik Richelle di depannya.
"Ggrrr." Nadya melihat serigala lain melompat ke arahnya. Ragnar muncul di depan Nadya kemudian memukul serigala. "Booomm." Serigala terlempar sejauh 10 meter setelah terkena pukulan Ragnar.
"Ragnar." Nadya melihat Ragnar yang tiba-tiba muncul di depannya.
"Azizi, Citra bawa dia ke tempat yang aman." Kata Ragnar melihat Azizi dan Citra. "Iya." Azizi dan Citra mengangguk kemudian membawa Nadya.
Melihat Azizi dan Citra telah membawa Nadya pergi, Ragnar kemudian melesat ke arah serigala bewarna merah. "Craaasshh." Ragnar mengigit leher serigala merah kemudian merobek leher serigala.
"Ggrrr." Melihat Ragnar membunuh teman mereka. 3 Serigala lain melompat ke arah Ragnar. "Booomm." "Booom." Ragnar memukul 3 serigala yang melompat ke arahnya.
"Richelle." Ragnar melihat Nadya berlari ke arahnya di ikuti Azizi dan Citra.
"Dia sudah mati." Kata Ragnar melihat adik Nadya yang tergeletak di tanah dengan badan penuh luka. "Hiks hiks." "Richelle." Nadya menangis saat mengetahui adiknya telah meninggal.
"Maafkan kakak Richelle. Karena tidak bisa melindungimu." Nadya menangis dan memeluk Richelle.
"Nadya." Azizi dan Citra menangis saat melihat Nadya yang memeluk Richelle.
"Jika kamu mempunyai keluarga. Hubungi keluargamu." Ragnar melihat Nadya.
"Hanya Richelle satu-satunya keluargaku. Dan sekarang aku tidak memiliki keluarga." Nadya menangis.
"Jika kamu mau. Kamu bisa menjadi keluarga kami." Ragnar melihat Nadya. "Benar Nadya, kamu bisa menjadi keluarga kami dan tinggal bersama kita bertiga." Citra tersenyum.
"Terimakasih Ragnar." Nadya berterimakasih kepada Ragnar.
Keesokan harinya Ragnar, Nadya, Azizi dan Citra sedang berada di pemakaman. "Ragnar, apa aku bisa menjadi kuat sepertimu. Meski aku gagal dalam tutorial tower of trials." Nadya menatap Ragnar.
Apa yang akan kamu lakukan jika memiliki kekuatan sepertiku." Ragnar melihat Nadya.
"Aku ingin membunuh semua monster yang keluar dari gate. Aku tidak ingin orang lain merasakan kehilangan seperti diriku." Nadya menatap Ragnar.
Ragnar mengambil Dagger kemudian melukai tangannya. "Ahh, mengapa kamu melukai tanganmu." Nadya bingung saat melihat Ragnar melukai tangannya.
"Jika kamu ingin menjadi kuat sepertiku. Minumlah darahku." Ragnar melihat Nadya.
Nadya terkejut saat mendengar Ragnar menyuruhnya untuk meminum darahnya.Nadya menggertakan gigi kemudian berkata. "Baik, aku akan meminum darahmu."
besok kalo ada temen kerja,sekolah ditolong juga teros nyampe player bikin organisasi terus ngincer mc tinggal incer cw,temenya (jadi sandra apa ditusuk dari belakang) kelarn cerita