NovelToon NovelToon
MENIKAHI PEWARIS ARROGANT

MENIKAHI PEWARIS ARROGANT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Kontras Takdir / Office Romance
Popularitas:869.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

ZUA CLAIRE, seorang gadis biasa yang terlahir dari keluarga sederhana.

Suatu hari mamanya meninggal dan dia harus menerima bahwa hidupnya sebatang kara. Siapa yang menyangka kalau gadis itu tiba-tiba menjadi istri seorang pewaris dari keluarga Barasta.

Zua tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam semalam. Tapi menjadi istri Ganra Barasta? Bukannya senang, Zua malah ketakutan. Apalagi pria itu jelas-jelas tidak menyukainya dan menganggapnya sebagai musuh. Belum lagi harus menghadapi anak kedua dari keluarga Barasta yang terkenal kejam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 20 Berendam air panas atau berenang?

Perjalanan menuju puncak memakan waktu hampir satu jam. Di dalam mobil, suasana terasa agak canggung antara Zua dan Ganra. Karena pria itu lebih banyak diam sambil fokus menyetir, sementara Zua memandang keluar jendela, menikmati pemandangan yang mulai berubah menjadi pegunungan.

Zua tidak ingin memulai pembicaraan dengan Ganra karena dia masih sedikit trauma dan malu perkara tidak memakai bra kemarin. Belum lagi mulut pria itu yang mesum kalau sudah membahas hal-hal yang berbau dewasa begitu. Telinga Zua bisa panas. Kalau Ganra sudah membicarakan hal begituan, dia sebagai tentu langsung kalah telak.

Ketika sampai di puncak, udara dingin langsung menyambut mereka. Semua orang turun dari mobil dengan wajah antusias, kecuali Zua yang terlihat sedikit kedinginan. Gadis itu hanya mengenakan bahu berlengan pendek, agak tipis pula. Ganra memperhatikan hal itu dan tanpa berkata apa-apa, mengambil jaket kulitnya dari dalam mobil lalu menyampirkannya di bahu Zua.

"Pakai ini,"ucapnya singkat.

Zua terkejut sejenak, tapi akhirnya menerima jaket itu tanpa banyak protes. Cuacanya dingin sekali memang, mana dia tahan.

Narin, yang berdiri tidak jauh dari mereka, memutar bola matanya dengan kesal.

"Kenapa sih kak Ganra jadi perhatian gitu sama tuh cewek kampung?" gumamnya sebal. Ia berdiri di antara Dante dan Leon

"Udahlah Narin, kamu ini kenapa, sih?" tegur Leon.

"Dia calon istri Ganra. Wajar dong kalau Ganra kasih perhatian."

Narin mendengus. Tidak senang dengan ucapan kakaknya. Ia melangkah cepat ke depan, berusaha menjauhi sang kakak yang selalu membela Zua. Belum lagi Dante, si kakak sepupu yang diam terus kayak batu, tidak membelanya sama sekali.

"Kalian kalau masih mau liat-liat pemandangan, silahkan. Kalau ada yang ingin berendam air panas juga bisa. Di dalam ada kolam pemandian air panas juga." kata Lucky.

Dia tahu laki-laki lain pasti merasa gerah habis olahraga, jadi dia menawarkan mandi.

"Tapi kalau ingin mandi di kolam biasa, ada juga." kata Lucky lagi. Para cewek terlihat bersemangat. Terkecuali Zua. Dia tidak bisa berenang, pastilah dia tidak mau mandi kolam atau pemandian air panas. Kalau tenggelam gimana? Lagian dia juga tidak bawa baju ganti.

Zua mengambil kesempatan meninggalkan Ganra saat Leon mengajak lelaki itu bicara. Ia berjalan menuju sebuah gazebo kecil di dekat tepi bukit. Pemandangan dari sana tampak sangat indah, dengan awan yang menggantung rendah dan matahari yang mulai tenggelam di balik gunung.

"Kau suka tempat ini?" tanya Dante tiba-tiba. Ia tidak tahu kapan Dante berdiri di belakangnya, tetapi Zua merasa canggung. Dia masih ingat kejadian di malam Dante memergoki dia mau kabur.

Zua berusaha terlihat biasa dan menganggukkan kepalanya pelan.

"Iya. Menurutku tempat ini indah."

Dante ikut menatap lurus ke depan. Ekspresinya datar dengan tangan setia berada di saku celananya. Ia sempat menatap gadis di sampingnya dengan ekspresi yang sulit diartikan, namun memutuskan untuk tidak bicara pada gadis itu lagi. Mereka berdiri tak terlalu berjauhan, tapi bagi Zua rasanya canggung sekali.

"Bagaimana pemandangan di sini, indah bukan? Lebih indah dari wajahmu."

Air muka Zua berubah seketika. Tanpa perlu melihat, dia tahu siapa yang datang. Siapa lagi kalau bukan Ganra, laki-laki yang paling suka usil padanya hanya laki-laki itu. Ganra kini berdiri sampingnya, sangat dekat. Bahkan pria itu merangkul bahunya. Zua yang kesal berusaha menjauh, tetapi Ganra tidak membiarkan. Rangkulannya justru makin erat.

Dante yang berdiri di dekat situ hanya menggelengkan kepala, merasa Ganra agak berubah sifatnya akhir-akhir ini. Tapi hanya pada gadis itu. Dante memutuskan menjauh dari mereka. Dia ingin berada di tempat yang lebih tenang, bukan melihat perdebatan kecil pasangan yang tidak lama lagi menikah itu.

Setelah kepergian Dante, Zua langsung terang-terangan menatap lelaki di sampingnya dengan raut kesal. Ganra terkekeh.

"Kenapa menatapku begitu, kau kesal aku bilang pemandangan di sini lebih indah dari wajahmu?"

Zua mencoba menahan diri agar tidak menyerang Ganra. Walaupun mereka berdiri cukup jauh dari yang lain, tetapi kalau dia menyerang Ganra di sini, yang lain pasti akan lihat. Mereka akan bingung dan merasa dia aneh.

Tahan Zua, tahan.

Gumam gadis itu dalam hati.

"Jangan marah-marah, nanti cepat tua." kata Ganra kemudian, pria itu bahkan mencubit pipinya. Percayalah, Ganra sedang merasa gemas pada gadis di sebelahnya ini. Itu sebabnya dia tidak tahan dan mencubit pipi  chubby Zua.

Zua memukul tangan Ganra pelan, berusaha melepaskan cubitan di pipinya.

"Jangan cubit-cubit pipi!" Kesalnya. Dia juga malu di lihat yang lain.

Ganra justru tertawa kecil.

"Kenapa? Memangnya pipimu akan hilang kalau aku cubit? Kalau aku makan baru pipimu bisa hilang."

Zua melotot.

"Jangan marah-marah Claire, kan sudah ku bilang nanti cepat tua. Nikmati saja pemandangannya.x

Zua menutup matanya dalam-dalam lalu mendesah pelan. Dasar cowok usil. Tunggu saja, pasti nanti akan dia balas.

Mereka berdua diam sejenak. Zua tidak bicara apa-apa lagi, Ganra juga. Angin dingin berembus pelan, membawa aroma pegunungan yang segar. Zua melirik ke arah Ganra yang tampak serius memandangi pemandangan. Di balik sikapnya yang sering menyebalkan, pria itu memang memiliki sisi lain yang ... entah kenapa membuat Zua merasa hangat bersamanya.

Ah, apa yang kau pikirkan Zua?

Ia cepat-cepat membuang pikirannya jauh-jauh.

"Ganra!"

Suara panggilan Lucky membuat Ganra dan Zua sama-sama menoleh ke laki-laki itu.

"Kau mau berendam air panas, atau berenang di kolam?!"

Ganra tidak langsung menjawab, ia menatap Zua.

"Mau berendam air panas atau berenang?" tanyanya santai. Bola mata Zua membulat lebar.

"Nggak dua-duanya!" sahutnya ketus. Ganra lalu berbisik di telinganya.

"Harus pilih satu."

Zua mendelik tajam ke pria itu. Dasar maksa.

"Gak bisa renang, gak mau, pokoknya gak mau, gak usah maksa. Lagian aku juga gak bawa baju." Zua tetap menolak. Namun semakin gadis itu menolak, semakin Ganra tertantang memaksanya.

"Gampang, pakai bajuku saja. Kau pendek, kaosku bisa jadi gaun di tubuhmu."

Okey, Zua benar-benar tidak tahan lagi ingin menyerang Ganra sekarang juga. Namun lagi-lagi tidak jadi karena laki-laki bernama Lucky itu masih berdiri di depan sana. Haishh, tahu-tahu begini Zua sudah tidak ikut dari awal.

"Apa di tempatmu ada pakaian renang wanita?" tanya Ganra. Dia sudah memutuskan akan berenang, dan Zua akan ikut berenang dengannya.

"Mm, sepertinya ada. Adik perempuanku sering datang ke sini, dia sering berenang di sini. Bentuk badannya juga seperti calon istrimu itu. Nanti akan aku cari. Mungkin saja ada pakaian renang yang masih baru, belum pernah di pakai."

Setelah mengatakan itu, Lucky berbalik pergi.

"Ayo, kau berenang denganku sore ini." Ganra menarik tangan Zua masuk ke vila Lucky.

"Aku nggak mau, kamu tuli?!"

Tolak Zua dongkol.

"Iya, aku tuli." balas Ganra.

Lelaki itu terus menarik Zua mengikutinya. Gadis itu pun pada akhirnya hanya bisa pasrah, karena dia tidak mau bikin drama berdebat dengan Ganra yang pemaksa di depan yang lain.

Hahhh ...

Ganra sialan, pemaksa, jelek, sinting!

Dia hanya bisa memaki dalam hati.

1
Mas Ita
aku sudah sering baca karya author pasti ada bbrp adegan sprti ini, dan akhirnya q lewati aja bab nya gak ku baca maaf ya author sebenarnya aku suka banget karyamu tapi kalau adegannya sprti terlalu sadis buatku 😁
Abz
lnjut
Nanik Arifin
bunga, kau yg menjerumuskan dirinmu sendiri, jangan salahkan orang lain.
lucky mungkin biadab, tapi dia melakukan itu bukan dg sembarang orang. yakin klo pilih istri, jauh dr kriteria wanita ambisius tak terkendali layaknya bunga
bunga jual, lucky beli. simbiosis mutualisme yg salah jalan 😬
Septi Lahat
nungguin kapan kira2 bunga n lucky nih dpet balasan tuk semua perbuatan buruk mrk ya🤨🤨🤨
Hanima
oo
memei
bunga bangkai semakin menghancurkan dirinya sendiri ,tapi nyalahin orang lain atas tindakan bodohnya
Agustin Indah Setiyaningsih
Lanjutkan Bunga,demi sebuah ambisi dan perasaan yg tersakiti 😂😂 tapi ada lho manusia model gini.
Demi uang dan ketenaran rela menjual diri.
Bunga² kok ndk ada sadarnya,dia yg salah..dia juga yg merasa tersakiti dan nyalahin orang lain.
muak kalau punya teman model ginian.
Budiman
sebenarnya gk mau baca ni novel karna adegan seksual nya kek nya kasar banget 😭😭😭😭,,, ya Alloh ampuni la dosa dosa kami yg kurang bersyukur atas nikmat Mu😭😭
wiemay
nekat sekali bunga
partini
ini kaya kejadian nyata di eropa tapi lupa negara mana ,suami suka bnggt lihat istri di gilir di rekam lagi ,tapi istri di kasih obat
Alhamdulillah suami dah di penjara ,,
yuning
kenapa seorang Ganra berteman dengan lucky ? apa Ganra tau tentang lucky?ah tapi gak pa sih, kita berteman dengan siapa saja.
video bunga bangkai nanti bisa buat senjata kalau dia macam macam sama Ganra dan zua
Esti Wulan
bunga2... dasar edan😁
mbok Darmi
ngga sadar bunga sdh terkena penyakit kelamin mungkin hiv demi ambistdan keinginan nya membuat zua menderita justru menghancurkan dirinya sendiri
ardiana dili
lanjut
Fitri Yani
bunga bunga km manusia yg menyedihkan, cuma amarah yg km gedein
Dian Rahmawati
gila si bunga , karna ambisi
Eka Bundanedinar
gila kamu setuju demi uang dab dendam... stlh ini kamu rusak g bisa dpt uang dpt pnyakitnya
Opi Sofiyanti
sumpah kak dr smua karya kakak, cm part bunga ama lucky ini yg kurang aku sk.... menurut ku trl sadis... mknya kl pas part ada mrk nya aku sk cpt in bc nya.... maaf y....
Opi Sofiyanti: bunga udh mulai ada gejala y....
partini: emang ini sadis tapi kaya gini itu ada loh di indo ,si wanita kena penyakit kelamin dah meninggal jg,,ada buruknya ada bagusnya biar cuma novel bisa jadi pelajaran hidup
total 6 replies
Budiman
uda digilir,, uda ancur,, tetep gk berguna kan bunga,,,
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽ♋Ꮶ͢ᮉ᳟
aq haraf kalian tetap waspada pada bunga tolong jaga zua dgn baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!