Permata Hatiku

Permata Hatiku

Bab 1 - Perundungan

"MINGGIR WOI !!" pekik Cokro.

"Ada si buta dari gua hantu. Kalau kalian dekat-dekat dia, bisa ikutan buta. Haha..." lanjut Cokro seraya tertawa terbahak-bahak membully teman sekolahnya yang rumahnya satu gang dengannya.

Nanda tengah membekap mulutnya sendiri dengan telapak tangannya di balik tembok salah satu petak rumah orang lain. Ia menahan isak tangisnya saat melihat putra semata wayangnya yang bernama Elang Perwira Legenda (6 tahun), tengah mendapat perundungan dari anak tetangganya.

Di mana keluarga anak tersebut memang terkenal julid, usil dan sombong. Maklum keluarga Cokro di sana dijuluki beberapa warga sekitar dengan sebutan OKB alias orang kaya baru. Bukan asli kaya dari lahir.

Sebagai seorang ibu, dirinya bukan bermaksud membiarkan hal ini terjadi begitu saja alias berpangku tangan. Dahulu Nanda pernah memergoki hal serupa terjadi. Dirinya berusaha membantu putranya tersebut tetapi anak-anak yang membully Elang terutama Cokro, semakin mengolok-olok Nanda yang notabene ibu kandung Elang dengan sebutan yang tidak pantas diucapkan oleh anak kecil seusia mereka.

Elang tak membalas ejekan Cokro dan rekan-rekannya kala itu. Tetapi saat di rumah, Elang menangis sejadi-jadinya hingga tantrum. Elang menyalahkan dirinya sendiri. Karena dirinya cacat yakni mengalami kebutaan sehingga orang lain dengan mudahnya menghina ibunya juga.

Bagi Elang, bundanya adalah segalanya. Harta yang tak ternilai dari harta apa pun di dunia ini. Sang bunda adalah matanya untuk melihat isi dunia. Jika mata bundanya menangis, maka hatinya akan merasakan perih ribuan kali. Melebihi dari rasanya saat menikam jantung sendiri dengan belati tajam. Itu lah yang Elang rasakan.

Semenjak itu, Nanda hanya bisa terus berdoa dan bersabar. Jika mendapati hal seperti itu, ia tak akan muncul di depan putranya. Hanya bisa bersembunyi sambil menahan tangisnya. Nanda tak ingin putranya bersedih lebih dalam dan semakin menyalahkan dirinya sendiri serta takdirnya.

Elang pun tak mengindahkah ejekan Cokro. Ia terus berjalan dengan tongkat khususnya. Ia ingin segera pulang dan memeluk bundanya. Sebab bundanya adalah obatnya paling mujarab untuk tetap menjalani hidup ini dengan penuh semangat di tengah pelik yang ada.

Cokro tak terima karena Elang tak menggubrisnya atau memohon izin padanya untuk sekedar lewat. Jalan itu adalah jalan umum di sebuah perkampungan sempit yang cukup padat penduduknya di kota Bandung. Tentu saja Elang tak perlu minta izin pada siapa pun jika untuk berjalan di sana.

Terlebih pada seorang Cokro, anak sebayanya yang sok berkuasa di kampungnya. Mentang-mentang orang tuanya punya beberapa petak rumah kontrakan di sana. Termasuk rumah yang ia tinggali bersama ibunya.

Lantas, apa ia harus sembah-sembah atau memohon ampunan pada Cokro padahal dirinya tak bersalah ?

Oh, tidak akan sudi.

Elang berwatak keras, sangat mirip dengan ayah kandungnya. Jika ia tak bersalah maka dirinya tak perlu minta maaf. Namun ia berani mengakui dan meminta maaf jika memang dirinya berbuat kesalahan.

Tiba-tiba...

BUGH !!

Cokro mendorong punggung Elang dengan keras hingga tersungkur ke tanah. Dagu Elang sedikit berdarah.

"Hahaaa..." tawa Cokro dan teman-temannya.

"Syukurin !!"

"Makanya kalau miskin itu jangan belagu. Ngaca dong !!"

"Sudah buta, miskin, eh belagu. Ke laut saja deh Lo !!" maki Cokro.

Beruntung tongkat khususnya tak patah. Sebab tongkat yang ia gunakan cukup mahal baginya. Karena untuk dapat membeli tongkat ini, sang bunda harus menabung selama beberapa bulan. Menahan rasa lapar karena hanya makan sehari sekali saja. Itu pun hanya nasi dan sayur tanpa lauk. Semua bundanya lakukan demi bisa membelikan tongkat tersebut untuknya.

☘️☘️

Mendengar kata-kata Cokro pada putranya, Nanda kembali teringat dengan makian yang hampir serupa padanya beberapa tahun silam. Makian yang terlontar dari bibir ayah kandung Elang yakni Langit Gemintang Laksono. Laki-laki yang pernah menjadi sahabatnya sejak kuliah dan diam-diam ia cintai.

Puzzle-puzzle ingatan kelamnya saat Langit merudapaksa dirinya di Cardiff, Wales. Bayangan kelam itu mendadak muncul di benaknya. Ingatan yang ingin dihapus dari otaknya, namun tak bisa. Entah apa sebabnya, ia pun tak tahu. Padahal ia sudah berusaha mendoktrin hatinya sendiri untuk membuang jauh-jauh cintanya pada Langit. First love never dies.

"Ahh... Lang, cukup."

"Aku mo_hon hentikan Lang,"

"Sa_kit. Hiks...hiks...hiks..."

Permintaan dan jeritan Nanda yang mengalami kesakitan di atas ranjang, sama sekali tak digubris oleh Langit. Akibat kesalahpahaman, emosi sesaat dan juga pengaruh alkohol, membuat Langit gelap mata hingga merudapaksa Nanda.

Kesucian yang ia jaga selama ini telah hilang dari dirinya. Diambil secara paksa dan brutal oleh Langit Gemintang Laksono.

Pakaian keduanya sudah berserak tak karuan memenuhi ruangan kamar di vila tersebut yang sengaja disewa oleh Langit untuk mengga_gahi Nanda. Ketika Nanda siuman, ia terkejut dirinya sudah berada di atas ranjang di dalam kamar yang entah dirinya pun tak tahu ada di mana lokasi tersebut.

Saat ia akan bangun dari ranjang, Langit sudah duduk di atas sofa yang ada di dalam kamar tersebut. Memandangnya dengan tatapan tajam. Nanda pun ketakutan karena ia tak menyangka bertemu Langit di Cardiff, Wales. Ia pikir Langit ada di Indonesia. Saat dirinya akan mulai berbicara, Langit sudah bangkit dari duduknya lalu...

PLAKK !!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Nanda. Bahkan membuat bibir wanita bermata sayu ini seketika mengeluarkan darah di ujungnya. Nanda yang tak siap dan juga karena kerasnya tamparan Langit, membuat tubuhnya jatuh di atas ranjang kembali.

Seketika hal yang tidak diinginkan Nanda pun terjadi. Sudah hampir satu jam lebih dirinya dibuat tak berdaya oleh Langit di atas ranjang.

"Arrghh..."

"Aku benci kamu Nan !!"

"Tahu apa kamu soal cintaku pada Binar, hah !"

"Sudah miskin, belagu! Sok ikut campur urusan orang !"

Tes...

Tes...

Tes...

Air mata Nanda semakin deras kala ia mendengar banyak makian serta hinaan dari Langit untuk dirinya. Hatinya sakit seiring dengan intinya yang juga robek karena terus digaga hii tanpa henti. Langit seakan menjadi pria tangguuh nan per kas@ di atas ranjang. Pertama kali melepas keper*jakaannya, belum juga menunjukkan tanda-tanda mencapai puncaknya.

Bahkan tanpa sadar Nanda telah pingsan tak berdaya dibawah kung_kuungan daksanya. Tak berselang lama Langit merasakan puncak yang sesungguhnya.

"Oh... ahhh..." geram Langit saat merasakan nikmatnya puncak madu asmara. Titik didihnya men3mbakkan seluruh isinya ke dalam rahim Nanda. Hingga tumpah ruah.

Tubuhnya roboh menindih sebagian tubuh Nanda yang telah pingsan. Lalu ia bergeser di sebelah Nanda dan seketika matanya terpejam. Kelelahan hebat bercampur nikmat tiada tara karena ini adalah pengalaman pertamanya maka membuatnya langsung tertidur pulas.

☘️☘️

"Hush...hushh..."

"Bubar !!" teriak seorang pria yang menolong Elang.

Cokro dan teman-temannya langsung lari terbirit-birit ketakutan. Meninggalkan Elang dengan pria itu.

"Kamu enggak apa-apa, El?"

"Om Alden," sapa Elang.

Ya, pria itu adalah Alden, sahabat Langit Gemintang Laksono.

"Iya ini Om Alden yang tampan sedunia sekaligus calon Papa barumu. Dagumu berdarah ayo kita obati dulu,"

Akhirnya Alden dan Elang singgah ke warung kecil tak jauh dari posisi mereka saat ini guna membeli plester.

"Nah sudah. Ayo pulang. Pasti Bundamu yang cantik itu sudah nungguin kamu," ucap Alden setelah mengobati dagu Elang.

"Ayo, Om." Elang pun menjawabnya dengan antusias seraya berjalan menuju ke rumahnya bersama Alden.

Elang sangat dekat dengan Alden. Baginya, laki-laki ini selalu baik dan perhatian pada bundanya dan juga dirinya. Terlebih Alden masih memiliki hubungan kekerabatan dengan mendiang ayah tirinya. Charlie Hudson, ayah tiri Elang, adalah kakak sepupu Alden. Tetapi Elang tak tahu jika Alden juga sahabat dari ayah kandungnya.

Ya, Elang pada akhirnya mengetahui sebuah fakta mencengangkan dari bundanya. Bahwa ia bukan anak kandung dari Ayah Charlie. Mendiang ayah tirinya itu meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas saat ibunya baru saja melahirkan dirinya.

Nanda yang melihat putranya sudah aman bersama Alden, lantas dirinya buru-buru pulang melewati jalan lain agar tidak berpapasan. Setibanya di rumah, Nanda langsung masuk dan menghapus air matanya. Ia juga memoles wajahnya dengan bedak agar tak terlihat jika habis menangis.

☘️☘️

Tok...tok...tok...

"Assalammualaikum, Bunda. Aku pulang," ucap Elang seraya mengetuk pintu rumahnya.

"Wa'alaikumsalam. Ya, sebentar Nak."

Tak lama berselang, pintu rumah kontrakan Nanda pun terbuka.

Ceklek...

"Hai, cantik." Alden pun menyapa Nanda seperti biasanya dengan senyum lebar nan menggoda janda satu ini.

Alden memang dikenal memiliki sifat playboy dan slengean yang sudah menjadi ciri khasnya sejak dulu. Akan tetapi sejak bertemu dengan Nanda, ia sudah tidak pernah jalan atau menjalin hubungan dengan wanita mana pun di luar sana. Seakan pesona janda dari mendiang kakak sepupunya ini berhasil menghipnotis dirinya.

"Hai, Al. Kok bisa bareng sama Elang ke sini?" tanya Nanda sengaja berpura-pura tidak tahu.

"Oh, itu aku ketemu Elang di jalan depan. Ya sudah kita bareng ke sini. Kamu enggak kerja?" tanya Alden.

"Lagi libur," jawab Nanda singkat.

"Aku ingin bicara sebentar denganmu," ucap Alden.

"Bicara soal apa?" tanya Nanda.

"Soal Gemintang," jawab Alden seraya memberi kode.

"Hah," respon Nanda mendadak terkejut.

Lantas Elang pun mencium tangan bundanya penuh takzim.

"Bun, aku masuk dulu." Elang sengaja segera masuk ke dalam rumah. Ia tak mau mengganggu pembicaraan bundanya dengan Alden.

"Iya, Nak."

Nanda sengaja tak membahas luka dagu Elang di depan Alden. Selepas Elang masuk ke dalam rumah, Nanda dan Alden duduk di teras yang ukurannya cukup sempit dan tak ada kursi. Sehingga keduanya duduk di lantai. Nanda tak mau mendapat gunjingan warga sekitar sehingga ia selalu menerima Alden di teras rumahnya. Terlebih rumah kontrakannya tanpa pagar. Jadi orang yang lewat maupun tetangganya bisa melihat dengan jelas tanpa ada yang ia tutupi.

"Ada apa lagi dengan laki-laki itu?" tanya Nanda mendadak berubah ketus dan dingin jika berkaitan dengan ayah kandung putranya tersebut.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Pembaca baruku silahkan baca karya-karya induknya di bawah ini. ⏬⏬

Supaya kalian memahami silsilah dan asal usul keluarga mereka serta karakter tokoh-tokohnya yang akan aku mainkan di cerita ini.💋

Terpopuler

Comments

Wiyono Yhorie

Wiyono Yhorie

ini toh urutan nya pantas aku erro, skrng tinggalin crt baru dlu, masak dr bening langsng starla hbs it crt baru, rupanya ada bab ny bnyk bngt g kebaca kk

2024-11-21

0

Novano Asih

Novano Asih

udah baca semuanya kak skrg lanjut ke Langit

2024-10-28

0

Rusmini Rusmini

Rusmini Rusmini

hallo thor aq mampir lg /Bye-Bye/

2024-10-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Perundungan
2 Bab 2 - Bunda Jangan Nangis
3 Bab 3 - Daftar Sekolah
4 Bab 4 - Hinaan
5 Bab 5 - Membacakan Dongeng
6 Bab 6 - Penyesalan
7 Bab 7 - Bertemu Pria Baik Hati
8 Bab 8 - Mulutmu Harimaumu
9 Bab 9 - Hari Pertama Sekolah
10 Bab 10 - Ara vs Elang
11 Bab 11 - Kemiripan
12 Bab 12 - Kawan Lama
13 Bab 13 - Tokcer Banget Euyy
14 Bab 14 - Ara Si Anak Spesial Yang Malang
15 Bab 15 - Emosi
16 Bab 16 - Ara Sakit
17 Bab 17 - Saling Berpelukan
18 Bab 18 - Mantan Kekasih
19 Bab 19 - Sakit Dan Rindu
20 Bab 20 - Tetangga Julid
21 Bab 21 - Tamparan
22 Bab 22 - Benih Cinta Kita
23 Bab 23 - Berbagi Bekal
24 Bab 24 - Siapa Nama Papamu ?
25 Bab 25 - Bermain Bersama
26 Bab 26 - Cinta Terlarang
27 Bab 27 - Who Is She?
28 Bab 28 - Kehilangan Jejak
29 Bab 29 - Rencana Kayla
30 Bab 30 - Bertemu Bu Merry
31 Bab 31 - Musibah Membawa Berkah
32 Bab 32 - Pertemuan Perdana Edo dan Ara
33 Bab 33 - Syok
34 Bab 34 - Pertengkaran
35 Bab 35 - Keluarga Sastro
36 Bab 36 - Menghabisi Atau Dihabisi ?
37 Bab 37 - Elang Rindu Ara
38 Bab 38 - Jogjakarta
39 Bab 39 - Sahabat Rasa Saudara
40 Bab 40 - Kampus Penuh Kenangan
41 Bab 41 - Pertemuan Perdana Setelah Sekian Lama
42 Bab 42 - Cemburu Tak Kasat Mata
43 Bab 43 - Alden Oh, Alden
44 Bab 44 - Porak Poranda
45 Bab 45 - Hampir Tenggelam
46 Bab 46 - Hamil Lagi ?
47 Bab 47 - Sidang Ala Binar
48 Bab 48 - File
49 Bab 49 - Nasehat Binar
50 Bab 50 - Jejak Digital
51 Bab 51 - Drama Megalodon
52 Bab 52 - Map Usang
53 Bab 53 - Kenyataan Pahit
54 Bab 54 - Mertua vs Menantu Kesayangan
55 Bab 55 - Egois
56 Bab 56 - Ara Menghilang
57 Bab 57 - Mencari Ara
58 Bab 58 - Pertemuan Tak Terduga
59 Bab 59 - Momen Terakhir Bersama Charlie
60 Bab 60 - Wasiat
61 Bab 61 - Masih Sebatas Dugaan
62 Bab 62 - Skakmatt !!
63 Bab 63 - Perubahan Elang
64 Bab 64 - Semakin Kacau
65 Bab 65 - Masuk IGD
66 Bab 66 - Janda Tajir
67 Bab 67 - Langit vs Alea
68 Bab 68 - Rekaman CCTV
69 Bab 69 - Maafkan Papa
70 Iklan Sejenak
71 Bab 70 - Tamu di Rumah Komandan
72 Bab 71 - Kondisi Ara
73 Bab 72 - Kecurigaan ?
74 Bab 73 - Golongan Darah
75 Bab 74 - Perselingkuhan
76 Bab 75 - Bersiap Pergi
77 Bab 76 - Menjenguk Ara
78 Bab 77 - Siapa Namanya ?
79 Bab 78 - Permintaan Maaf Elang
80 Bab 79 - Saksi Bisu Malam Itu
81 Bab 80 - Sudah Pindah
82 Bab 81 - Sepucuk Surat
83 Bab 82 - Saran Komandan
84 Bab 83 - Hasil Tes DNA
85 Bab 84 - Mendesak Kayla Berbicara
86 Bab 85 - Talak
87 Bab 86 - Syok
88 Bab 87 - Tahi Lalat
89 Bab 88 - Edo dan Kayla (1)
90 Bab 89 - Edo dan Kayla (2)
91 Bab 90 - Darah
92 Bab 91 - Bed Rest
93 Bab 92 - Menemui Binar
94 Bab 93 - Senyumlah Syukuri Hidupmu
95 Bab 94 - Dilarikan ke Rumah Sakit
96 Bab 95 - Minta Sun
97 Bab 96 - Menceritakan Semuanya
98 Bab 97 - Butuh Kesabaran
99 Bab 98 - Maafkan Bunda, Sayang.
100 Bab 99 - Masih Dalam Kebekuan
101 Bab 100 - Adik Kandung Abang (Saudara Kembar)
102 Bab 101 - Butuh Waktu
103 Bab 102 - Ayah
104 Bab 103 - Berita Viral
105 Bab 104 - Tak Ingin Hancur Sendirian
106 Bab 105 - Resmi Bercerai
107 Bab 106 - Di Ujung Tanduk (Pernikahan Edo dan Silvia)
108 Bab 107 - Bersimbah Darah
109 Bab 108 - Semakin Frustasi (Edo)
110 Bab 109 - Mendadak Drop
111 Bab 110 - Janji Suci Pernikahan
112 Bab 111 - Mega Skandal (Aib Masa Lalu)
113 Bab 112 - Klarifikasi
114 Bab 113 - Operasi
115 Bab 114 - Setelah Operasi
116 Bab 115 - Maaf dan Air Mata Penyesalan
117 Bab 116 - Acara Syukuran
118 Bab 117 - Kebebasan Rahmat
119 Bab 118 - Bias Ara di Masa Lalu
120 Bab 119 - Tabur Tuai
121 Bab 120 - Kebahagiaan Sejati (LADA with ERA)
122 INFO & GA
123 Extra Chapter 1 - Persiapan ke Bali
124 Extra Chapter 2 - The Island of Paradise
125 Extra Chapter 3 - Buah Dari Kesabaran
126 Extra Chapter 4 - Paris Van Java
127 Extra Chapter 5 - Acara Lamaran Yumna dan Alden
128 Extra Chapter 6 - Hamil
129 Last Bonus Chapter - Permata Hatiku
130 Spoiler Next Novel Othor Tidak Solehot
131 Launching Novel Baru
132 Promo Novel Baru
133 PROMO KARYA BARU
134 PROMO KARYA BARU
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1 - Perundungan
2
Bab 2 - Bunda Jangan Nangis
3
Bab 3 - Daftar Sekolah
4
Bab 4 - Hinaan
5
Bab 5 - Membacakan Dongeng
6
Bab 6 - Penyesalan
7
Bab 7 - Bertemu Pria Baik Hati
8
Bab 8 - Mulutmu Harimaumu
9
Bab 9 - Hari Pertama Sekolah
10
Bab 10 - Ara vs Elang
11
Bab 11 - Kemiripan
12
Bab 12 - Kawan Lama
13
Bab 13 - Tokcer Banget Euyy
14
Bab 14 - Ara Si Anak Spesial Yang Malang
15
Bab 15 - Emosi
16
Bab 16 - Ara Sakit
17
Bab 17 - Saling Berpelukan
18
Bab 18 - Mantan Kekasih
19
Bab 19 - Sakit Dan Rindu
20
Bab 20 - Tetangga Julid
21
Bab 21 - Tamparan
22
Bab 22 - Benih Cinta Kita
23
Bab 23 - Berbagi Bekal
24
Bab 24 - Siapa Nama Papamu ?
25
Bab 25 - Bermain Bersama
26
Bab 26 - Cinta Terlarang
27
Bab 27 - Who Is She?
28
Bab 28 - Kehilangan Jejak
29
Bab 29 - Rencana Kayla
30
Bab 30 - Bertemu Bu Merry
31
Bab 31 - Musibah Membawa Berkah
32
Bab 32 - Pertemuan Perdana Edo dan Ara
33
Bab 33 - Syok
34
Bab 34 - Pertengkaran
35
Bab 35 - Keluarga Sastro
36
Bab 36 - Menghabisi Atau Dihabisi ?
37
Bab 37 - Elang Rindu Ara
38
Bab 38 - Jogjakarta
39
Bab 39 - Sahabat Rasa Saudara
40
Bab 40 - Kampus Penuh Kenangan
41
Bab 41 - Pertemuan Perdana Setelah Sekian Lama
42
Bab 42 - Cemburu Tak Kasat Mata
43
Bab 43 - Alden Oh, Alden
44
Bab 44 - Porak Poranda
45
Bab 45 - Hampir Tenggelam
46
Bab 46 - Hamil Lagi ?
47
Bab 47 - Sidang Ala Binar
48
Bab 48 - File
49
Bab 49 - Nasehat Binar
50
Bab 50 - Jejak Digital
51
Bab 51 - Drama Megalodon
52
Bab 52 - Map Usang
53
Bab 53 - Kenyataan Pahit
54
Bab 54 - Mertua vs Menantu Kesayangan
55
Bab 55 - Egois
56
Bab 56 - Ara Menghilang
57
Bab 57 - Mencari Ara
58
Bab 58 - Pertemuan Tak Terduga
59
Bab 59 - Momen Terakhir Bersama Charlie
60
Bab 60 - Wasiat
61
Bab 61 - Masih Sebatas Dugaan
62
Bab 62 - Skakmatt !!
63
Bab 63 - Perubahan Elang
64
Bab 64 - Semakin Kacau
65
Bab 65 - Masuk IGD
66
Bab 66 - Janda Tajir
67
Bab 67 - Langit vs Alea
68
Bab 68 - Rekaman CCTV
69
Bab 69 - Maafkan Papa
70
Iklan Sejenak
71
Bab 70 - Tamu di Rumah Komandan
72
Bab 71 - Kondisi Ara
73
Bab 72 - Kecurigaan ?
74
Bab 73 - Golongan Darah
75
Bab 74 - Perselingkuhan
76
Bab 75 - Bersiap Pergi
77
Bab 76 - Menjenguk Ara
78
Bab 77 - Siapa Namanya ?
79
Bab 78 - Permintaan Maaf Elang
80
Bab 79 - Saksi Bisu Malam Itu
81
Bab 80 - Sudah Pindah
82
Bab 81 - Sepucuk Surat
83
Bab 82 - Saran Komandan
84
Bab 83 - Hasil Tes DNA
85
Bab 84 - Mendesak Kayla Berbicara
86
Bab 85 - Talak
87
Bab 86 - Syok
88
Bab 87 - Tahi Lalat
89
Bab 88 - Edo dan Kayla (1)
90
Bab 89 - Edo dan Kayla (2)
91
Bab 90 - Darah
92
Bab 91 - Bed Rest
93
Bab 92 - Menemui Binar
94
Bab 93 - Senyumlah Syukuri Hidupmu
95
Bab 94 - Dilarikan ke Rumah Sakit
96
Bab 95 - Minta Sun
97
Bab 96 - Menceritakan Semuanya
98
Bab 97 - Butuh Kesabaran
99
Bab 98 - Maafkan Bunda, Sayang.
100
Bab 99 - Masih Dalam Kebekuan
101
Bab 100 - Adik Kandung Abang (Saudara Kembar)
102
Bab 101 - Butuh Waktu
103
Bab 102 - Ayah
104
Bab 103 - Berita Viral
105
Bab 104 - Tak Ingin Hancur Sendirian
106
Bab 105 - Resmi Bercerai
107
Bab 106 - Di Ujung Tanduk (Pernikahan Edo dan Silvia)
108
Bab 107 - Bersimbah Darah
109
Bab 108 - Semakin Frustasi (Edo)
110
Bab 109 - Mendadak Drop
111
Bab 110 - Janji Suci Pernikahan
112
Bab 111 - Mega Skandal (Aib Masa Lalu)
113
Bab 112 - Klarifikasi
114
Bab 113 - Operasi
115
Bab 114 - Setelah Operasi
116
Bab 115 - Maaf dan Air Mata Penyesalan
117
Bab 116 - Acara Syukuran
118
Bab 117 - Kebebasan Rahmat
119
Bab 118 - Bias Ara di Masa Lalu
120
Bab 119 - Tabur Tuai
121
Bab 120 - Kebahagiaan Sejati (LADA with ERA)
122
INFO & GA
123
Extra Chapter 1 - Persiapan ke Bali
124
Extra Chapter 2 - The Island of Paradise
125
Extra Chapter 3 - Buah Dari Kesabaran
126
Extra Chapter 4 - Paris Van Java
127
Extra Chapter 5 - Acara Lamaran Yumna dan Alden
128
Extra Chapter 6 - Hamil
129
Last Bonus Chapter - Permata Hatiku
130
Spoiler Next Novel Othor Tidak Solehot
131
Launching Novel Baru
132
Promo Novel Baru
133
PROMO KARYA BARU
134
PROMO KARYA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!