kehidupan Alana berubah 180 derajat setelah ibunya menikah dengan pria kaya.
masalah terus muncul silih berganti hingga suatu hari ia mendapati dirinya dibunuh oleh seseorang.
namun ia kembali dari kematian dan bertekad akan menemukan siapa pembunuhnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laxiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17 Petunjuk
Alana mengedarkan pandangannya keseluruhan penjuru taman, netranya menangkap sosok bertopi yang bersembunyi dibalik pohon besar.
tentu saja dirinya perlahan melangkah menuju pohon tersebut, namun sepertinya gerakannya terbaca sehingga belum sempat Alana melihatnya, orang itu sudah kabur duluan.
Alana langsung saja mengejar nya, dina juga ikut mengejarnya. Namun keduanya kehilangan jejak, orang tadi itu cukup cepat sehingga keduanya tidak dapat menangkap nya.
setelah mencari kemana mana dan tak menemukan keberadaan nya, keduanya berbalik dan kembali kedalam mobil.
Alana duduk pada kursi penumpang, mengatur nafasnya yang masing tersenggal senggal, lagi dan lagi satu notifikasi masuk.
" kamu tidak akan pernah bisa menangkap ku sayang sampai kapan pun "
Alana mencengkeram handphone dengan sangat erat, ia benar benar dibuat jengkel oleh sosok dibalik itu semua.
Tak lama Dina membawakan sebotol air dingin menyerahkan pada majikannya. Alana menerima dan langsung saja meneguknya hingga tandas.
Ia menyuruh sopir pribadinya untuk pulang, hari itu dirinya sungguh sangat lelah baik itu fisik maupun pikiran setidaknya ia ingin mengistirahatkan tubuh nya sebentar.
sesampai di kediaman sopir pribadinya, ia dibuat bingung dengan kurir paket yang tengah berdiri di pintu depan.
Saat ditanya itu paket siapa, ternyata paket tersebut teruntuk Alana.
" siapa pengirimnya pak ?" tanya Alana.
" saya tidak tahu, tolong tanda tangan disini " kurir tersebut menyerahkan kertas, yang langsung saja Alana tanda tangani.
setelah itu kurir tersebut langsung pergi, Alana menatap lama kotak kardus tersebut lalu menghela nafas panjang. Ada apa dengan kehidupannya.
ia duduk di pinggiran kasur, lalu kemudian mengambil cutter dan membuka kardus tadi.
ternyata isinya hanya sebuah jepit rambut, juga kotak bekal berwarna pink.
dalam benak Alana ia bertanya tanya apa maksud dari semua ini.
lagi dan lagi satu pesan masuk dari no tak dikenal,
' aku sudah memberimu petunjuk jadi cari siapa pelakunya, jika kamu ingin tetap hidup dimasa depan '
Alana rasanya dibuat gila saja memikirkan kehidupannya sekarang. Apa maksud dari petunjuk tersebut.
Alana membolak-balik kan kotak makan dan jepit rambut tersebut, takus saja ada tulisan atau semacamnya namun ia tak menemukan apa apa, itu hanya sebuah jepit rambut dan kotak makan biasa pada umumnya.
Ia membaringkan tubuhnya, menatap langit langit kamar, pikiran kacau. Apalagi yang akan terjadi besok ?. dirinya sungguh dibuat pusing oleh takdir. tanpa disadari nya ia perlahan terpejam lalu terlelap.
Dina membuka pintu dan melihat Nona muda nya terbaring dengan masih menggunakan balutan seragam lengkap, kakinya menjuntai pada lantai.
Ia kemudian masuk dan dan membenarkan posisi tidurnya, lalu menyelimutinya. Dina menatap majikan mudanya cukup lama.
" semoga hari esok lebih baik " ucapnya sebelum keluar meninggalkan kamar.
............
permana dan ayu kini tengah duduk pada sofa empuk yang berada pada kamar mewah, selama dinas mereka menginap di sebuah hotel bintang lima.
" sepertinya aku merindukan anak anak " ucap Permana pada istrinya.
" sama aku juga, bagaimana kalau kita menghubungi sepertinya mereka juga sudah pulang dari sekolah "
Ayu meraih handphone nya lalu menghubungi putrinya, namun hingga beberapa saat sambungan telepon tersebut tak kunjung juga diangkat.
kini Permana yang ambil alih ia menghubungi putranya, beberapa saat sambungan tersebut akhirnya terhubung.
" hallo ada apa pah ?" ucap pemuda diseberang telepon.
" dimana kamu ?" ucap Permana tanpa basa basi
Sedangkan dilain tempat, satria tengah mengintruksikan teman temannya agar terdiam.
" aku ada di rumah kenapa ?" ucap nya bohong
" Alana dimana kenapa telpon nya tidak bisa di hubungi "
satria berdehem, ia harus mencari alasan, bisa berabe jika ayahnya tau kalau dirinya berbohong, persetan dengan adik tirinya yang entah dimana keberadaannya saat ini.
" hallo satria kamu mendengar papah tidak, hallo hallo "
" hallo pah, tadi baru saja aku cek dia lagi tidur di kamar makanya telponan gak diangkat "
" bener lagi tidur ?" tanya Permana curiga
" iya lagi tidur, apa mau aku bangunin "
" gak usah biarin aja "
kini ayu mengambil alih handphone tersebut.
" hallo satria " ucap ayu dengan suara khas nya yang lemah lembut
satria tidak menjawab ia hanya berdehem membalasnya. Jujur saja ia masih belum bisa menerima kedua perempuan tersebut dalam kehidupannya. dan ia juga belum terbiasa apalagi ia hidup berdua saja dengan ayahnya cukup lama, jadi aneh saja rasanya jika tiba tiba ada yang perhatian padanya dan seseorang yang harus ia jaga, hal tersebut sungguh merepotkan.
" satria udah makan ?"
Lagi lagi tidak ada jawaban, tapi ayu mengerti sebenarnya pemuda itu mendengar kan apa yang diucapkannya. Ia harus benar benar bersabar karena tidak mudah untuk dekat dengan anak tirinya, apalagi satria tipikal orang yang keras kepala pasti membutuhkan cukup banyak waktu untuk terbiasa dengan hal itu semua.
" mamah cuman mau bilang jangan telat makan supaya tidak sakit, jaga diri baik baik. Mamah juga minta tolong , mungkin ini sedikit merepotkan tapi tolong jaga Alana ya sayang "
" heem "
" sebelum itu kamu mau nitip oleh oleh apa ?"
" gak ada "
" yaudah kalau gitu mamah tutup telepon nya ya, kalau ada apa apa langsung telpon kami "
Satria menutup panggilan tersebut, ia menghela nafasnya memikirkan adik tirinya yang entah tau dimana keberadaannya dimana, tapi dia juga tidak peduli dengan hal tersebut, memang dia bodyguard nya yang harus menjaga dan tau keberadaannya.
Ia menggelengkan kepalanya membuang semua pikiran tersebut dan lanjut bermain, karena saat itu dirinya tengah berlatih basket bersama teman temannya.
Setelah melakukan panggilan tadi ayu merasa lega bahwa anak anaknya baik baik saja.
" bagaimana kalau kita berbelanja oleh oleh untuk anak anak ?" ajak ayu pada suaminya
" sekarang?" tanya Permana memastikan, karena pasalnya langit sudah gelap belum lagi di luar gerimis.
" ia sekarang" ucap ayu antusias
Permana tidak tega menolak permintaan Istri nya yang cukup bersemangat, ia kemudian menyetujuinya. Mereka berdua keluar dari hotel dengan menggunakan payung.
Keduanya berjalan kaki menelusuri jalan , hotel tempat mereka menginap jaraknya cukup dekat dengan pusat perbelanjaan.
Sesampainya disana malah Permana yang lebih antusias memilih apa saja yang akan dibawanya, ayu hanya tersenyum melihat ekspresi wajah suaminya.
saat melihat apa saja yang dibeli suaminya, ia terheran heran itu semua kebanyakan untuk perempuan. dari mulai baju, sepatu, sendal , perhiasan, alat makeup, tas, dan pernah pernik lainnya.
" ini pertama kalinya saya mempunyai anak perempuan, jadi saya membeli ini semua " ucap Permana dengan wajah sumringah memperlihatkan hasil belanjanya.
Ayu hanya menggeleng kepala melihat kelakuan suaminya " tapi ini banyak sekali, bagaimana kalau pihak bandara menahan nya ?"
" tenang saja , kita pulang menggunakan jet pribadi "
permana melihat belanjaan ayu yang hanya baru dua paper bag, dan sepertinya itu semua barang untuk putranya.
" mana ....
BERSAMBUNG
Teman teman saya mohon dukungan nya untuk karya saya yang masih banyak kekurangan ini.
Tolong berikan like, komen dan subscribe.
Jika ada kesalahan baik secara penulis atau memang bahasa harap dimaklumi dan tinggal kan jejak.
Terima kasih sampai jumpa pada episode selanjutnya.
gimana pun pendiam nya seorang pasti bisa cepat tau situasi itu teman nya baik apa bukan padahal musuh dalam selimut,,,,,
terus lanjut update nya thorr
tetap semangat terus thorr
culun boleh tapi arus tau mana teman yang baik dan tidak,kejebak sendiri,,,,,