"Itu pernyataan, Leya Maura Nugrah!"
"Loh kamu tau nama asli leya dari mana?!" kaget wanita itu.
"Apa yang saya tidak tau?"
"Sombong." ketus Leya kesal, gadis itu rasanya ingin membuang pria di hadapannya ini kelaut saja! benar benar membuat nya naik darah.
"Besok besok gak usah temui Leya!"
"Kalau saya mau ketemu?"
"Kamu nyebelin, Tuan Damian Aarav Niell!"
"Saya menyukai panggilan itu, Leya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Animous, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah tingkah
Mansion di kejutkan dengan Damian yang baru datang, namun pria itu terbalut emosi."Siapa yang bolehin dia keluar?!" teriak Damian emosi, semuanya mendadak bisu tak berani membalas perkataan tuan nya.
"Kita tidak tau dia keluar tuan." ucap mereka gelagap.
"Emang gak berguna ada kalian di sini!" emosi Damian tak tertahan, dia mengarahkan pistol pada satu satu penjaga di rumah nya.
"Cari dia sekarang, kalau dalam waktu 1 jam dia tidak ada saya tidak akan membiarkan nyawa mu berkeliaran."
Mereka semua tentu takut, dan menunduk patuh. Alhasil semua nya berusaha mencari Leya, sedangkan di sebuah club' Leya sedang kebingungan. Dia benar menyesal karna penasaran dan masuk ke dalam tempat sialan ini, dia tidak bisa keluar karna banyak sekali orang.
"Aduh Leya harus gimana."
Tiba tiba saja seseorang merangkul leya dari belakang. Hal itu membuat Leya kaget nak menjauh.
"Berani ya ke sini?" beo pria itu menatap Leya tajam.
"D-damian, Leya ga bermaksud."
"Stop, ikut saya pulang!" tekan Damian langsung menarik wanita itu keluar dari tempat itu.
"Kok kamu bisa tau Leya di sini." tanya Leya.
Damian hanya menatap nya acuh, pria itu benar benar kesal! Dia sangat lelah tapi harus mengurusi gadis satu ini.
Leya yang melihat itu hanya menatap Damian takutt, hingga akhirnya dia mengeluarkan suara."Maap ya, Leya gak bermaksud nyusahin kamu tapi Leya cuma pengen jalan keluar, Leya gak tau maksudnya tempat hiburan ternyata itu."
"Kamu mau kemana?" tanya Damian mulai memelankan suara nya.
"Leya pengen jalan ke itu yang ada hiburan nya terus ada juall bunga dalam lampu itu, kamu tau gak?"
"Tau, kita ke sana sekarang." ucap Damian membuat Leya tersenyum.
"Makasih." ucap nya tulus.
Setelah puas jalan akhirnya mereka pulang, Leya tersenyum bahagia. Setelah itu Damian mengantar Leya pada bawahan nya untuk di antar pulang, sedangkan dia akan mengurus seseorang.
Leya hanya berdua dengan sopir kali ini, mereka akan pulang ke mansion. Namun tiba tiba ada sekelompok mobil mengelilingi mobil yang Leya tumpangi."Mobilnya seperti tidak asing." ucap sopir itu
"Yah kau benar." ucap mereka yang tiba tiba di sebelah kaca mobil.
Leya semakin takut dia mengirimkan sebuah pesan di WhatsApp kepada Damian, DAMIAN HELP ME!
Di jalan Damian melihat notifikasi."Hugh, apa lagi ini." tekan Damian, Damian sudah sangat pusing sekarang dia memijat dahinya pelan.
Beberapa waktu di jalan Damian melihat Leya yang sudah berada di luar, wanita itu benar benar bodoh kenapa dia keluar? Dengan cepat Damian menghampiri Leya yang sedang ketakutan
"Kenapa?" tanya Leya gugup.
"Kamu ikut kita!" tekan salah satu dari mereka
"Leya gak mau!"
Namun mereka berusaha menarik Leya, tapi dengan cepat Damian menendang nya, sedangkan sopir tadi sudah terkapar di jalanan.
"Hm." dehem Damian langsung menarik Leya kebelakang nya. Hal ini membuat Leya kaget.
Damian mengerutkan dahinya bingung."Kalian?"
"Hah, T-tuan Damian?" ucap mereka kaget.
"KALIAN?" bentak Damian keras, mereka semua suruhan Damian tapi kenapa mereka ingin berbuat jahat pada Leya?
"T--tuan, maaf kita tidak bermaksud seperti itu!" ucap salah satu dari mereka ketakutan.
Damian menghela nafasnya kasar."Pergi lah kalian!" perintah nya membuat mereka semua pergi.
"Tuan, kita tidak bermaksud mencelakai nona. Tapi, sopir itu adalah mata mata dari Erick."
Damian merasa pusing, sejauh ini dia pergi tapi Erick tetap mengetahui keberadaan nya, Damian yakin karna memang banyak mata mata dari Erick sekarang.
"Hugh, mulai sekarang perketat keamanan dan kalian semua pulang. Selidiki semua penjaga." perintah Damian
"Baik tuan."
"Baiklah Leya, sekarang saya tidak akan membiarkan mu kemana pun. Saya sangat pusing mengurusi beberapa urusan saya, kamu jangan membuat saya semakin pusing."
Leya menundukkan kepalanya takut."Maap"
"Hum"
"Damian boleh tidak Leya meminta sesuatu?" rengek Leya tanpa sadar.
"Jangan karna saya memaklumi perilaku mu, kamu jadi seenak nya!"
"Maap, Leya gak bermaksud."
Damian menghela nafasnya gusar."Katakan."
"Leya pengen Damian temani Leya besok seharian di rumah."
Saat itu juga Damian terbatuk, tiba tiba dia merasa ada yang mengganjal."Ulangi." kata Damian kurang jelas, tidak mungkin dan sangat tidak mungkin Leya berbicara seperti itu
"Mau yaa, Leya sendiri bosen. Jadi Damian temani besok kita buat kuee juga, umm hari itu aja kok."
"Leya, kamu tau sendiri kan kalau saya tidak suka di permainan kan."
"Ya ya ya Leya tau, tapi Leya serius."
"Kenapa tiba tiba" tanya Damian serius.
"Karna Leya nyaman ada kamu!" ucap Leya bersemangat 45, dia pikir ini salah satu cara untuk Damian meredakan emosi nya
"Oh ya, Damian kok kamu bisa memiliki banyak uang."
"Bekerja." ucap Damian singkat
"Kalau begitu Leya juga mau bekerja!" balas Leya lagi.
"Untuk apa? Jika kamu pengen sesuatu bisa bilang pada ku. Dan black card yang kemarin aku berikan masih ada kan?"
Leya tersenyum puas."Leya merasa memiliki sugar Daddy, seperti di film film."
"Hm."
"Oh ya Damian, kamu kan memiliki banyak uang pasti kamu ingin memiliki istri lebih dari satu."
"Tidak."
"Kenapa?" tanya Leya heran.
"Mengurus mu saja membuat ku ribet dan suara berisik mu itu sudah cukup menganggu ku. Jadi untuk apa lagi menambah istri, hm?"
"Tapi kan kamu sekarang belum punya istri."
"Kamu mau jadi istri saya, hm?"
Leya memalingkan wajahnya malu, beberapa saat dia melototi Damian."Damian, kamu bilang Leya berisik dan menganggu?" tanya Leya dengan tersenyum terpaksa.
"LE-"
"Berteriak lah besok saya tidak akan jadi menemaninya mu." potong Damian cepat, Leya mendengung kesal. Entahlah semenjak mengenal Damian hidup nya berubah 180 derajat.
"Damian, kamu harus temani Leya terus ya."
"Buat?"
"Em kamu ganteng habis itu udah seperti sugar dady."
Damian tersenyum lalu memalingkan muka, seberusaha mungkin dia menutupi rasa salting nya itu. Dia menatap Leya serius."Sugar Daddy ya? Berarti kamu hanya simpanan saya."
"Tapi kan, Leya bukan kekasih kamu?" sindir Leya
"Kamu menggoda saya?"
"Damian pokok nya Leya bakal membeli banyak barang untuk Nia dan teman yang lain."
"Beli saja."
"Kamu bagi uang ya!"
"Iya sayang."
"Apa tadi?!" tanya Leya kaget.
"Salting ya?" goda Damian
Sebelum pulang, Damian membeli sebuah makanan yang bisa di makan oleh Leya, dia juga membeli minuman dan cemilan.
"Makasihhh!" ucap Leya tersenyum lalu makan dengan lahap.
"Kapan kapan kita jalan jalan lagi yuk." ucap Leya
di tengah tengah sedang makan.
"Baiklah, asal kamu menurut perkataan saya."
"Hehehe iya ya."
"Damian, Leya tidur di kamar mana?" tanya Leya
"Kamar saya."
"DAMIANNN!"
"Gak sopan." tekan Damian, dia merasa harga dirinya sudah tidak berarti lagi dengan gadis ini.