GAVIN adalah pria dewasa yang usianya sudah menginjak kepala tiga. Orang tuanya sudah mendesak untuk segera menikah,terutama
mama nya.
Tapi Gavin menolaknya mentah-mentah. Bahkan mama nya sempat menjadwalkan kencan buta untuk putra tunggal nya itu dengan beberapa anak perempuan dari teman nya,dan yang Gavin lakukan hanya diam saja ,tak menghiraukan Mama nya yang terus berteriak meminta menantu dan cucu.
Hingga suatu hari, Gavin pergi kesalah satu kafe yang sering dikunjungi oleh para anak muda. Disana ia bertemu dengan seorang gadis yang tertawa bersama teman-teman nya. Gavin terpukau oleh gadis itu.
Tanpa tau siapa gadis yang ia temui dikafe itu, Gavin meminta kepada kedua orang tuanya untuk melamar gadis tersebut, tidak peduli jika usia mereka yang terpaut jauh, karena ia sudah mengklaim gadis itu sebagai istri nya nanti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marta Safnita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9.
Shaka terdiam, menatap Bagas dengan lekat dan otak nya mulai menjelajah kemasa dirinya masih menjadi mahasiswa.
Seketika itu juga mata Shaka melotot, dengan semangat ia menjabat tangan senior nya." Apa kabar Gas ? Udah lama nggak ketemu,ya? He...he...he.
kabar gue baik. Niatnya kalau Lo nggak ingat sama gue, pengen gue palu tuh kepala.
" Bagas mendengus yang membuat Shaka semakin terkekeh sumbang.
Apa-apaan dia, batin Shaka.
Mereka semua telah berpindah tempat. Bagas beserta istri dan anaknya duduk disebuah sofa yang mampu menampung tiga orang. Sedang kan Shaka duduk ditempat sebelum nya.
"Saya buatkan minum dan cemilan sebentar,ya Bu kasian tadi kelamaan berdiri diluar."ucap Mira dengan menekankan kalimat terakhir dan melirik Shaka tajam, Shaka hanya meringis melihat lirikan tajam istri nya.
"Aduh jeng, nggak usah repot-repot,"tolak Resti berbasa-basi.
"Nggak apa-apa kok, sebentar ya!"
Setelah nya Mira pergi ke dapur membuat kan minuman dan cemilan untuk tamu dadakan nya.
" Masih takut sama istri?" tanya Bagas meremehkan selepas melihat kepergian Mira tadi.
"Hilih, kayak sendiri nya nggak gitu juga." Shaka mencemooh
Gavin? Dia tidak memedulikan tiga orang paruh baya disebelah nya yang sedang mengobrol ngalor ngidul.
Matanya asyik menjelajah sekitar, hingga pandangan nya terhenti pada sebuah foto keluarga yang terlihat tampak besar disana.
Dapat dipastikan oleh pria itu, jika orang-orang difoto tersebut adalah Shaka, Mira, Raga dan Redyna. Gavin tersenyum tipis melihat wajah Redyna yang berada didalam foto tersebut.
Cantik dengan senyum manis andalan Redyna - gadis pujaan nya. Gavin terus memandang foto itu dengan lekat, tidak menghiraukan Mira yang sudah kembali,dan duduk menatap Gavin yang sedang melihat foto keluarga.
mungkin lebih tepatnya pada putrinya - Redyna.
"Kamu suka?" tanya Mira yang membuat suasana hening seketika.
Merasa tidak ada yang berbicara lagi, Gavin mengalihkan pandangan dan kini keempat paruh baya itu menatap dirinya. Ia tidak mengerti dengan suasana yang tiba-tiba mendadak hening.
" Kamu suka?"ulang Mira menatap Gavin, senyum teduh seorang ibu menghiasi wajah nya.
Gavin yang merasa pertanyaan itu dilontarkan untuk nya mengernyit kening sebelum menjawab."apa?"
"Redyna".
Sedikit terkesiap ketika mendengar nama sang gadis diucapkan, lantas Gavin pun bertanya dengan polosnya." Boleh?"
Mira tersenyum mendengar mendengar pertanyaan putra dari teman suami nya "Boleh, kalau Redyna nya juga suka".
Gavin amat bahagia mendengar, lalu menatap papa nya meminta agar menjelaskan pada Shaka, calon mertuanya, maksud kedatangan mereka kerumah ini.
Bagas mengerti sekali dengan arti tatapan Gavin, tapi dia memilih cuek dari pada mengabulkan permintaan sang anak saat ini, sesekali membuat anak nya kesal tidak masalah kan?
"Anak kamu cantik ya jeng?"Resti membuka suara nya setelah melihat foto Redyna."kayak nya masih muda juga,"sambung nya.
"hahaha, emang masih muda, usianya baru nginjek 18 tahun."
Bagas dan Resti syok mendengar jawaban Mira, lalu dengan kompak menatap Gavin. Sedangkan yang ditatap hanya memasang wajah datarnya, tidak terganggu dengan raut terkejut dari kedua orang tuanya.
Kenapa p*****l? pikir mereka
"kenapa?"tanya Shaka ketika melihat ketiga orang dihadapan nya saling pandang satu sama lain.
"Ah, ini, kita kesini sebenarnya ada niat lain,"ujar Bagas. Shaka dan Mira mendengar dengan seksama.
" Jadi, kita itu kesini untuk --"ucapan Bagas terpotong oleh salam Redyna yang baru datang.
" Eh,ada tamu.ya? Siapa pah?" Tanya Redyna pada Shaka setelah mencium tangan papanya.
"Ini teman papa dan keluarga nya,"jawab Shaka.Tangan nya terulur menepuk lengan sang putri."ayo salam dulu".
Redyna menurut, gadis itu tersenyum dan sedikit membungkukkan tubuhnya mendekati ketiga orang tersebut dan menyalami tangan nya satu persatu.
"assalamualaikum, Om,Tante,dan.... om yang satu nya lagi.
Waalaikumsalam
Hati Gavin berdesir disaat bibir Redyna menyentuh punggung tangan nya, dengan sekuat tenaga ia menahan tangan nya agar tidak terlalu untuk menyentuh bagian belakang kepala Redyna dan menarik lebih dekat wajah cantik itu, lalu mengecup kening yang sangat amat menggoda untuk ia kecup.
Seperti apa yang dilakukan kedua orang tuanya.
Pria itu merasa resah yang berlebihan sekarang, ingin cepat-cepat menghalalkan gadis yang tengah tersenyum didepan nya saat ini, lalu memboyong nya pergi dan memulai kehidupan rumah tangga impian.