Terjebak dalam pilihan, hal itu yang dirasakan Raisa saat berusaha menyelesaikan masalah keuangan di keluarganya.
Keputusannya untuk mengikuti saran mucikari, malah mempertemukan Raisa dengan sang hot duda, Diego.
Akankah Raisa berhasil mendapatkan keuntungan dan melepaskan dirinya dari pesona hot duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rya Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fitnah
Diego mengerjap-ngerjapkan matanya, mendengar suara kicauan burung yang saling bersahutan menemani cerahnya sinar mentari di pagi hari secerah hatinya saat ini. Pasalnya ia yang baru saja membuka mata, mendapati Raisa yang di saat itu berada di sampingnya sedang tidur dalam posisi duduk. Diego pun dengan reflek membelai rambut Raisa dan tersenyum menatap wajah polosnya, merasakan suatu kebahagiaan yang sudah lama tak dirasakannya.
"Ini benar-benar gila, apa mungkin aku benar-benar jatuh cinta kepada seorang gadis kecil seperti Raisa," batin Diego, hingga di saat itu pun Raisa menggerakkan tubuhnya dan membuka mata melihat ke arah Diego yang di saat itu memberikan senyuman kepadanya.
Raisa membalas senyuman tersebut, ia juga merasa sangat bahagia karena di saat bangun di pagi hari langsung melihat senyuman dari pria tampan yang saat ini berada di hadapannya.
"Tuan, kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanya Raisa sembari memeriksa kondisi Diego dengan meletakkan telapak tangannya pada kening tuannya itu.
"Aku tidak apa-apa Raisa, aku baik-baik saja. Terimakasih karena kau telah menjagaku," ucap Diego lalu membangunkan dirinya.
"Tuan, kau mau apa?" Tanya Raisa.
"Aku mau bangun Raisa, ini sudah pagi dan aku harus bekerja," sahut Diego.
"Tidak Tuan, lebih baik kau tidak usah bekerja hari ini. Tadi malam aku sudah menghubungi asistenmu dan aku mengatakan tentang kondisimu saat ini. Asistenmu mengatakan jika hari ini kau tidak mempunyai pekerjaan khusus, jadi kau bisa beristirahat di rumah. Tuan Darrel yang akan menghandle pekerjaanmu hari ini," ucap Raisa.
"Kau menghubungi Darrel?" Tanya Diego.
"Ya aku menghubungi Darrel karena aku tidak mau kau bekerja dalam kondisimu yang masih sakit. Tuan Darrel juga mengatakan lebih baik kau istirahat dulu di rumah Tuan," terang Raisa.
"Kau ini, benar-benar ya," tukas Diego.
"Maaf Tuan kalau aku lancang telah membuka ponselmu," ucap Raisa.
"Dari mana kau bisa membuka password ponselku?" Tanya Diego.
"Dari itu," jawab Raisa sembari menunjuk jari jempol Diego. "Ya itu pun aku mengetahuinya dari Denis, maafkan aku ya Tuan."
"Aku sama sekali tidak marah, aku hanya merasakan seperti sedang diperhatikan oleh seorang istri," ungkap Diego sehingga membuat Raisa pun tersentak, lalu tersenyum ke arahnya.
"Sepertinya Tuan Diego sudah sangat merindukan istrinya. Seandainya saja aku tahu di mana keberadaan istrinya itu, pasti aku akan menghubunginya dan memberitahu kondisinya saat ini," batin Raisa.
"Jadi tadi malam kau menginap di sini? Kau tidak pulang? Lalu bagaimana dengan Nenekmu?" Tanya Diego.
"Iya Tuan, aku menitipkan Nenek Sania dengan tetanggaku seperti biasa di saat aku sedang bekerja. Denis juga yang memintaku untuk menginap di sini karena dia tidak bisa tidur sebelum ada yang menemaninya. Oh iya aku jadi melupakan Denis, kalau begitu aku turun dulu untuk membangunkan Denis sekaligus menyiapkan sarapan untukmu Tuan," ucap Raisa.
"Baiklah," jawab Diego mengangguk singkat.
Lalu Raisa pun segera saja keluar dari kamar Diego dan mulai melakukan aktivitas paginya seperti biasa yaitu mengurus Denis.
*****
Sore hari saat Raisa baru saja pulang bekerja, ia merasa kebingungan melihat tetangga di sekitar yang menatapnya dengan sinis, ada juga yang bersikap nyinyir dan ada di antara mereka yang sedang membicarakan Raisa serta menatap tidak suka. Sehingga Raisa pun buru-buru masuk ke dalam rumah dan melihat Nenek Sania beserta seseorang yang menjaga neneknya tersebut berada di ruang depan sedang menunggu kepulangannya.
"Nenek, Nenek kenapa?" Tanya Raisa yang di saat itu melihat neneknya tampak lemah dan terlihat orang yang menjaga neneknya itu sedang menenangkannya.
"Raisa, kau sudah pulang? Syukurlah, ucap seorang wanita paruh baya yang akrab di sapa Mbak Ratmi, dialah yang menjaga atau melihat Nenek Sania di saat Raisa sedang bekerja.
"Iya Mbak, aku baru saja pulang kerja. Oh ya Mbak kenapa ya ibu-ibu di luar sana sepertinya sedang membicarakanku dan menatapku tidak suka? Apa ini ada kaitannya dengan keadaan Nenek sekarang?" Tanya Raisa kebingungan.
"Iya Raisa kau benar, itu juga yang membuat Nenekmu menjadi lemah seperti ini," sahut Mbak Ratmi.
"Ada apa Mbak? Ada apa Nek?" Tanya Raisa meminta penjelasan.
"Sa, apa benar kau tadi malam menginap di rumah Tuan Diego tetapi tidak ada orang sama sekali di sana? Apa kau kumpul kebo bersama Tuan Diego? Nenek tidak pernah mengajarkanmu untuk berbuat seperti itu Raisa," Tukas Nenek Sania yang membuat Raisa pun sontak terkejut.
"Siapa yang berbicara seperti itu Nek? Aku memang menginap di rumah Tuan Diego, tapi aku 'kan sudah bilang sama Nenek kalau aku itu menjaga Denis, anaknya Tuan Diego karena Tuan Diego juga sedang sakit dan Nyonya Siska sedang berada di luar kota. Sudah jelas-jelas ada Denis, itu artinya kami tidak hanya berdua Nek. Di dalam rumah itu juga ada 3 pembantu, ada satpamnya. Aku tidak tidur berdua dengan Tuan Diego apalagi sampai kumpul kebo seperti yang tadi Nenek katakan. Siapa yang berbicara seperti itu Nek, itu fitnah," tukas Raisa yang jelas-jelas membantah.
"Raisa, jadi setengah jam yang lalu ada seorang wanita yang datang ke sini dan mengatakan jika kau berada di rumah Diego karena kau merupakan simpanannya. Kalian tidak mempunyai hubungan apapun tapi kalian sudah tidur bersama alias kumpul kebo. Maka dari itu tadi tadi malam kau tidak pulang karena menemani Tuan Diego. Wanita tersebut juga menunjukkan foto saat kau keluar masuk ke rumah tuan Diego," terang Mbak Ratmi.
"Ya itu karena aku memang bekerja di rumah Tuan Diego dan tadi malam aku memang menginap di sana karena aku juga merawat Tuan Diego yang sedang sakit dan juga menemani anaknya yang tidak bisa tidur tanpa ada yang menemani terlebih dulu, karena ayahnya sedang sakit dan neneknya juga tidak ada di rumah. Tapi aku dan Tuan Diego tidak melakukan apapun," ucap Raisa berusaha untuk menjelaskan.
"Tetap saja Raisa, kau itu adalah seorang wanita yang belum memiliki suami dan Tuan Diego juga seorang duda, jadi wajar jika fitnah ini ada," ujar Nenek Sania.
"Tuhan Diego duda?" Tanya Raisa mengulangi ucapan neneknya itu.
"Iya Raisa, apa selama sebulan ini kau bekerja di sana kau tidak tahu status tentang Tuan Diego?" Tanya Nenek Sania.
Raisa menggelengkan kepalanya, "Tidak Nek, yang aku tahu Tuan Diego itu memiliki istri tapi tidak ada di Indonesia," jawabnya apa adanya.
"Wanita yang tadi datang ke sini mengatakan jika Tuan Diego itu adalah duda. Dia mengatakan jika kau adalah simpanan Tuan Diego, karena sebagai seorang duda tentunya Tuan Diego sangat merindukan belaian kasih sayang, sehingga dia pun mempekerjakanmu di sana," terang Nenek Sania.
"Itu tidak benar Nek, aku bekerja dengan Tuan Diego ya memang karena untuk merawat anaknya Nek, bukan karena ada hal lain. Nenek percaya denganku 'kan? Nenek tahu 'kan siapa aku, aku tidak mungkin mempunyai hubungan terlarang dengan seorang pria tanpa ikatan yang sah Nek," ucap Raisa yang menggenggam erat tangan neneknya, diiringi air matanya yang mengalir.
"Nenek percaya padamu Raisa, tapi jika kau masih bekerja di rumah Tuan Diego pasti fitnah ini akan terus ada," kata Nenek Sania.
"Jadi aku harus bagaimana Nek? Nenek 'kan tahu sendiri aku mempunyai banyak hutang dengan Tuan Diego, Tuan Diego yang sudah membantu kita selama ini. Apa aku harus berhenti untuk menjaga anaknya di saat anaknya sudah dekat denganku? Itu tidak mungkin Nek," kata Raisa sehingga membuat Nenek Sania pun terdiam dan tampak berpikir.
Sedangkan yang ada di dalam pikiran Raisa saat ini siapa wanita yang sudah datang ke rumahnya dan sudah memfitnahnya di depan sang nenek dan juga warga sekitar rumahnya itu. 1 fakta lagi yang sangat mengejutkan bagi Raisa, ia baru mengetahui jika Diego adalah seorang duda.
*****
"Apa? Apa kau tidak salah dengan laporan ini?" Tanya Diego yang tampak emosi saat seseorang mengabarinya tentang apa yang terjadi dengan Raisa melalui telepon.
"Tidak Tuan, saya sangat yakin. Bahkan saya mendengarnya secara langsung, jadi itu semua benar adanya. Tapi saat ini saya belum tahu siapa wanita yang sudah menyebarkan fitnah tersebut dan akan saya selidiki secepatnya," kata orang tersebut.
"Kau tidak perlu mencari tahu karena aku tahu siapa yang sudah menyebarkan fitnah ini. Aku tahu betul siapa wanita ular itu. Kau hanya perlu melakukan satu hal," tukas Diego lalu menjelaskan apa yang harus orang itu lakukan dan malam ini juga semuanya harus tuntas sesuai keinginannya.
"Baik Tuan, saya mengerti dan akan segera saya lakukan," sahut orang tersebut.
"Kurang ajar, lihat saja kau akan menerima balasannya karena sudah berani bermacam-macam dengan wanitaku," gumam Diego yang menatap tajam yang terlihat sangat murka.
Bersambung …