NovelToon NovelToon
Bahu Bakoh

Bahu Bakoh

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa
Popularitas:3M
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Sebuah cerita perjuangan hidup seorang ayah yang tinggal berdua dengan putrinya. Meski datang berbagai cobaan, selalu kekurangan, dan keadaan ekonomi yang jauh dari kata cukup, tapi keduanya saling menguatkan.

Mereka berusaha bangkit dari keadaan yang tidak baik-baik saja. Ejekan dan gunjingan kerap kali mereka dapatkan.

Apakah mereka bisa bertahan dengan semua ujian? Atau menyerah adalah kata terakhir yang akan diucapkan?
Temukan jawabannya di sini.

❤️ POKOKNYA JANGAN PLAGIAT GAESS, DOSA! MEMBAJAK KARYA ORANG LAIN ITU KRIMINAL LHO! SESUATU YANG DICIPTAKAN SENDIRI DAN DISUKAI ORANG MESKI BEBERAPA BIJI KEDELAI YANG MEMFAVORITKAN, ITU JAUH LEBIH BAIK DARI PADA KARYA JUTAAN FOLLOWER TAPI HASIL JIPLAKAN!❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17. Hari Pertama Kerja

Alasan tidak pernah kesurupan ada dua. Satu kuat iman. Yang kedua sama-sama setan. _Shopia Humaira.

***

Teguh merasa asing di tempat kerja barunya. Apalagi dia jarang bicara, hanya sesekali saja saat di tanya karyawan atau pembeli di sana. Selebihnya dia diam.

"Mas.. Mas Teguh, bisa tolong bawain belanjaan ini ke belakang. Aku udah bawa banyak ini di tangan." Lelaki yang mungkin berusia dua puluh lima tahun itu mengagetkan Teguh yang sedang mengelap meja di bagian luar toko. Dia memang supir di sana tapi, apa salahnya mengerjakan pekerjaan lain selagi dia bisa.

"Iya." Hanya itu yang keluar dari mulut Teguh.

"Mas Teguh ini pendiam dari sono nya apa emang diam pas di sini aja? Santai aja mas.. Orang yang kerja di sini masih doyan nasi. Aku belum pernah dengar karyawan sini makan karyawan baru." Teguh menarik ujung bibirnya. Entah kenapa dia memang tidak suka berbasa-basi dan banyak ngomong jika itu tak penting.

"Udah mas taruh sini aja. Dan.. Aku Ervin, karyawan bagian kebersihan di sini hahaha." Ervin menyalami Teguh.

"Teguh." Ucapnya memperkenalkan diri.

"Iya udah tahu mas kalau nama mas itu mas Teguh. Semua yang di sini juga udah tahu. Dulu mas Teguh sering lewat jalan depan pake sepeda sama adiknya kan? Sebelum kerja di sini, mas Teguh udah terkenal duluan di sini." Ervin memberikan secangkir kopi hitam pada Teguh.

"Dia anakku bukan adikku. Maaf kalau terkesan kaku tapi, aku bingung harus ngomong apa.. Di tempat kerja ku sebelumnya kami para pekerja dilarang banyak bicara." Ucap Teguh terus terang.

"Lho.. Anak? Masih muda udah punya anak mas. Nikah umur berapa? Wah aku mau lah kayak gitu, umur masih muda, udah di panggil ayah."

"Di sini santai mas. Asal waktu toko dan kafe sebelah rame ya kita harus memposisikan diri dengan benar. Santai tapi kudu tahu tugas dan kewajiban di sini masing-masing." Ervin menambahkan.

"Kafe sebelah?"

"Iya.. Kafe yang sama gedenya sama toko ini. Itu juga punya mbak Gendis. Hebat ya mas.. Masih muda udah sukses. Banyak usaha yang dia jalankan semua berhasil. Punya butik, punya toko, punya kafe, suaminya pengusaha juga punya yayasan yang peduli dengan orang-orang kecil. Wah pokoknya kalau dijelasin enggak bakal cukup seharian."

Ervin bersemangat membicarakan hal baik tentang bosnya pada Teguh. Teguh hanya mangut-mangut aja.

"Mas Teguh.. Di panggil mbak Gendis." Seorang perempuan yang juga karyawan di sana mengganggu kekhusyukan Ervin dan Teguh merangkai cerita tentang bosnya di pagi hari.

"Nah sana mas.. Temui dulu, aku juga mau lanjutin kerjaan ku." Ucap Ervin menggulung kemeja putihnya.

"Iya mbak." Teguh berdiri di depan Gendis yang saat ini sedang menulis entah apa pada secarik kertas.

"Duduk mas. Enggak usah sungkan gitu. Udah sarapan belum tadi? Yang lain juga kalau mau kerja usahain sarapan dulu ya! Kesehatan itu penting jangan sampai susah payah cari uang, nanti malah uangnya habis buat berobat, dikasih dokter buat nyembuhin sakit!" Seru Gendis pada semua karyawannya yang dijawab serempak oleh mereka.

Pantas saja semua yang dikerjakan Gendis selalu sukses, dia royal dan peduli pada orang lain. Tidak sombong malah terkesan rendah hati. Benar-benar orang baik di dunia yang terkadang tidak baik ini.

"Mas Teguh ini kunci mobil yang akan mas Teguh pakai untuk bekerja. Mobilnya yang di depan itu ya. Kerjanya mas Teguh gampang kok, anterin barang yang dipesen daring oleh customer. Iya namanya kerja pasti ada enak enggak enaknya ya.. Tapi saya harap mas Teguh betah di sini kerja bareng yang lain juga. Ada yang mau ditanyakan mas, sebelum saya pergi lagi?" Tanya Gendis melihat sekilas notifikasi di ponselnya.

"Tidak ada mbak."

"Hmm Oke. Saya pergi dulu ya, semoga lancar kerjanya ya. Aku tahu mas Teguh pasti mudah menyesuaikan diri sama yang lain di sini."

"Semuanya.. Semangat ya!" Seru Gendis pada semua orang yang ada di toko itu.

"Ya mbaaak!"

Dengan perginya Gendis. Toko itu langsung di buka. Pelanggan yang membeli kue berdatangan silih berganti. Benar-benar toko yang ramai, pikir Teguh.

"Teguh! Sini." Teguh tersentak dari lamunan saat seorang memanggil namanya.

"Guh. Ini, anterin ke alamat ini ya. Hati-hati bawa mobil. Jangan ngebut yang penting sampai tujuan dan balik sini lagi dengan selamat. Oiya ini, mbak Gendis nitip ke aku buat kamu memperpanjang SIM mu. Masa supir tapi simnya kadaluwarsa." Wanita agak sepuh sedang menyodorkan uang kepada Teguh.

"Eh.. Tapi.. Tapi aku.." Teguh tergugup melihat banyaknya uang ratusan ribu yang belum dia tahu berapa jumlahnya itu di serahkan padanya dengan sebuah catatan kecil di atasnya.

"Tapi nya nanti aja. Yang penting ini diterima. Lebihnya ambil saja kata mbak Ndis. Kalau kurang enggak mungkin." Meski terlihat judes, ternyata wanita paruh baya ini juga punya selera humor.

Teguh terus mengucap syukur.. Begitu banyak orang baik yang dia temui hari ini.

Dia mulai bekerja, mengendarai mobil dan mengantarkan kardus-kardus berbagai ukuran ke alamat yang dituju. Hari pertama dia bekerja dia di temani Ervin. Selama perjalanan lelaki itu terus aja mengoceh. Teguh senang saja dengan karakter Ervin. Orangnya mudah akrab. Dia juga tidak kepo masalah pribadi dengan bertanya hal-hal yang tidak penting.

"Ini kan rumah Wibi." Ucap Teguh pelan.

"Apa mas?" Ervin yang baru menurunkan dua box besar dan kecil dari dalam mobil bertanya apa yang Teguh ucapkan tadi.

"Ini rumah temenku. Dia pesen apa emangnya?" Kepo mulai menyerang Teguh.

"Bulo batik dengan toping ekstra keju sama sponge cake mas. Wah temen mas kebule-bulean ya hahaha" Ervin berjalan mendekati rumah Wibi dan mengetuk pintu rumah itu.

"Iya mbak. Semua dua ratus delapan puluh ribu."

Teguh melihat dari jauh Shopiah yang sedang menggendong bayi mengambil uang dari balik saku dasternya. Bukankah dua bulan lalu Wibi bilang jika Shopiah baru hamil lima bulan, kenapa sekarang sudah lahiran.

Saat akan pergi dari rumah Wibi, Ervin dan Teguh bisa mendengar keributan di dalam rumah itu. Setelah itu seseorang yang dia kenal sebagai Wibi keluar dengan muka merah padam.

"Kalau belum bisa nyenengin istri jangan nikah makanya!! Cuma pesen roti barang sepotong aja marah, makanya kerja yang lebih rajin, lebih hasilin duit!! Jangan rokoan yang kamu gedein!!"

Jelas terdengar suara Shopiah dari dalam rumah. Saat Wibi akan menaiki motor, Shopiah yang keluar tanpa bayinya langsung merebut kontak motor itu.

"Mau kemana? Kamu enggak lihat itu aku mau makan?? Kalau kamu pergi yang ngajak anakmu siapa? Kayak gini ya sekarang.. Enak jadi laki. Enggak suka di rumah bisa seenaknya keluar, pergi ngopi, ngumpul sama temen-temenmu!! Guyon di luaran kalau di rumah cemberut aja!! Masuk lagi, aku mau makan. Anakmu di gendong sana!" Bentakan Shopiah pada Wibi.

"Katamu aku mok suruh kerja lagi, ini mau narik. Kamu ini lagi kesurupan atau emang kayak gini watak mu yang sebenarnya!" Wibi mulai meninggikan suaranya.

"Kamu bilang aku kesurupan?? Yang sopan kalau ngomong!! Aku yakin kok kamu enggak mau narik, ini udah hampir sore, paling mentok juga kamu ke warung kopi. Sini dompetmu! Siniii."

"Apa sih?? Duit dompet duit dompet mulu yang kamu cari, kamu ini mata duitan banget tahu enggak! Kalau enggak kesurupan terus apa namanya?? Kelakuanmu ini lho enggak mencerminkan istri sholehah!! Ya kalau enggak kesurupan berarti kamu setannya!" Bentak Wibi keras.

Teguh menggeleng pelan. Ervin menopang dagu dengan gerakan yang sama dengan Teguh. Semua kejadian sore itu di depan rumah Wibi mengurungkan niat Ervin untuk nikah muda seperti yang dia inginkan sebelumnya.

1
Kaif Ĝazala
Luar biasa
Dfe: 🙏 terimakasih
total 1 replies
Nik momRiz&Ga
nyebelin nyuyok,,, 😁😁😁
Nik momRiz&Ga
thor km bener2 the best,,,
Nik momRiz&Ga
thor,,, cerita apa sih ini? knp bawang nya banyak bget,,, 😭
Nik momRiz&Ga
🥺🥺
Nik momRiz&Ga
😢🥺😢🥺,, ayu,,,
Irma Minul
Luar biasa
Diana Puji Astuti
sediihhh
Diana Puji Astuti
wkwkwk... othor
Diana Puji Astuti
wkwkwk...othor
Diana Puji Astuti
ceritanya bagus banget Thor...
Diana Puji Astuti
keren
Diana Puji Astuti: bagus banget ceritanya Thor..Dr awal mewek bacanya...mesem baca Komen othor..mewek lg...
total 1 replies
Dy
Luar biasa
Arista Putri
Luar biasa
Basriaty Ny Syahril Ginting
😭😭😭😭😭
Sativa Kyu
👍👍👍
Phoenix
mau mencet 5 bintang..tapi pas jari nggak sengaja nyentuh di tengah yang kuning bs 2 atau 3 atau 4 dan tidak bisa dikoreksi lagi jd 5..
mgkn noveltoon bs memperbaiki ini..
Dfe: Sudah saya hapus. Silahkan lanjutkan membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak di karya saya. Terimakasih 🙏
total 1 replies
Awin Sandika
Wah cukuplah 5 tahun 6 bulan tapi itu disertai sangsi sosial bukan hnya dikurung biasa
Awin Sandika
jadi teringat almarhum istriku
Zha Fian
cerita nya bagus banget... gaya penulisan nya juga rapi daan bener² enak dibaca...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!