NovelToon NovelToon
Ditipu Kekasih, Dinikahi Tuan Muda Kaya

Ditipu Kekasih, Dinikahi Tuan Muda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Pembantu / Chicklit / Orang Disabilitas
Popularitas:18.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Tanpa perlu orang lain bicara, Aya sangat menyadari ketidaksempurnaan fisiknya.

Lima tahun lamanya, Cahaya bekerja di kota metropolitan, hari itu ia pulang karena sudah dekat dengan hari pernikahannya.

Namun, bukan kebahagiaan yang ia dapat, melainkan kesedihan kembali menghampiri hidupnya.

Ternyata, Yuda tega meninggalkan Cahaya dan menikahi gadis lain.

Seharusnya Cahaya bisa menebak hal itu jauh-jauh hari, karena orang tua Yuda sendiri kerap bersikap kejam terhadapnya, bahkan menghina ketidaksempurnaan yang ada pada dirinya.

Bagaimanakah kisah perjalanan hidup Cahaya selanjutnya?
Apakah takdir baik akhirnya menghampiri setelah begitu banyak kemalangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Lahirnya Brand Cahaya Harapan.

.

"Pelan-pelan saja, Bu. Jangan terburu-buru. Yang penting hasilnya rapi dan kuat," ucap Aya lembut.

Sore itu, mentari senja menyelinap masuk melalui jendela rumah singgah. Cahaya dengan sabar membimbing seorang ibu difabel yang baru belajar merangkai lingkaran dengan benang kur.

Ibu itu tampak gugup. "Iya, Neng Aya. Ibu takut salah."

Aya menyemangati, "Tidak apa-apa, Bu. Salah itu biasa. Yang penting kita belajar dari kesalahan. Coba lagi ya."

“Iya, Neng. Makasih ya udah mau sabar ngajarin ibu.”

*Sama-sama, Bu. Aya juga berterima kasih karena Ibu mau belajar.”

Setelah memastikan ibu itu bisa melakukan pekerjaannya dengan benar, Aya berkeliling untuk mengajari yang lain. Dan setelah memastikan semuanya benar, ia melangkah ke salah satu sudut ruang yang mana di sana ada sebuah mesin jahit besar berwarna putih. Setelah berhasil dengan pembuatan tas dari bahan gelas plastik, kini Aya juga membuat mencoba membuat tas dari kain perca.

Dengan kening berkerut tanda konsentrasi, Aya merangkai potongan-potongan kain menjadi sebuah tas yang unik. Suara mesin jahit yang ritmis menjadi melodi pengiring kesibukannya.

Marcel yang baru masuk berdiri di ambang pintu, mengamati Aya dengan tatapan yang sulit diartikan. Bukan hanya kekaguman, tapi juga satu rasa yang kian menggebu dalam dadanya. Di tangannya tergenggam laporan tentang perkembangan proyek pelatihan para difabel dan kaum dhuafa, bukti nyata dari dampak positif yang telah Aya torehkan.

"Aya," panggil Marcel lembut, memecah keheningan.

Aya mendongak, tersenyum tulus. "Kak Marcel,” sapanya. Sapaan yang kerap kali membuat temannya bersama para pembantu merasa iri. Karena semakin hari cahaya semakin akrab dengan tuan muda Dirgantara.

Pernah Cahaya meminta izin untuk tinggal di rumah singgah bersama dengan para difabel dan dhuafa. Namun, Nyonya Syifana tidak mengizinkannya. Cahaya boleh berada di rumah singgah kalau siang hari tetapi pada malam hari gadis itu tetap diharuskan pulang ke rumah Dirgantara.

Marcel mendekat, duduk di tepi meja. "Laporan ini luar biasa, Aya. Kamu tidak hanya mengajarkan keterampilan, tapi juga menanamkan harapan. Mereka kini memiliki kepercayaan diri yang baru, semangat untuk berkarya."

"Saya hanya berbagi apa yang saya bisa, Kak. Saya percaya setiap orang punya potensi, hanya perlu sentuhan yang tepat." Aya merendah.

Marcel mengangguk, matanya berbinar. "Justru itu yang menginspirasi saya. Saya ingin mengajakmu untuk mengembangkan ini lebih jauh. Kita jadikan ini proyek sosial yang lebih besar, lebih terstruktur. Kita beri nama, kita cari dukungan, dan kita bantu lebih banyak lagi para difabel di luar sana."

Aya terkejut, tangannya berhenti bergerak. "Kakak serius? Saya... saya tidak yakin mampu memimpin proyek sebesar itu. Selama ini saja saya hanya mengajari mereka dan semuanya Kakak yang mengurus."

Marcel menggenggam tangannya, menyalurkan keyakinan. "Saya yakin kamu bisa, Aya. Saya akan ada di sampingmu, mendukungmu. Kita akan bentuk tim yang solid, mencari bantuan dari berbagai pihak. Ini bukan hanya tentang membuat hasil karya, tapi tentang mengubah hidup, memberikan masa depan yang lebih baik."

Aya menatap Marcel, matanya berkaca-kaca. "Baiklah, Kak. Saya terima tawaran ini. Mari kita wujudkan mimpi ini bersama."

*

*

*

Rumah singgah itu kini disulap menjadi kantor proyek. Dindingnya dihiasi poster-poster motivasi dan foto-foto kegiatan pelatihan, menciptakan atmosfer yang penuh semangat dan harapan. Di sudut ruangan, terdapat logo sederhana namun elegan. Siluet tangan yang menangkup cahaya, dengan tulisan "CAHAYA HARAPAN" di bawahnya.

“Kenapa harus memakai kata cahaya Kak?”

Aya tidak mengerti kenapa Marcel menggunakan namanyai sebagai brand.

“Aya, kamu adalah cahaya bagi mereka semua. Kamu adalah cahaya yang memberikan mereka harapan. Kamu adalah simbol kebangkitan mereka. Jadi sangat layak jika namamu dijadikan sebagai brand.”

“Jangan memujiku terlalu berlebihan, Kak. Aku takut menjadi ujub. Selama ini aku tidak bekerja sendirian. Aku tidak akan bisa melakukan semua ini tanpa bantuan Kakak. Sebenarnya kakaklah yang telah mengangkat mereka. Aku hanya penunjuk jalan.”

Marcel mengambil tangan cahaya dan menggenggamnya lembut. “Ini salah satu yang aku suka darimu. Walaupun telah berada di atas kamu tetap rendah hati. Teruslah seperti ini! Teruslah menjadi setitik cahaya di tengah kegelapan!”

*

*

*

Aya dan Marcel duduk berhadapan di meja yang penuh dengan berkas dan dokumen. Mereka berdiskusi dengan beberapa relawan tentang strategi pemasaran produk daur ulang, mencari cara agar karya para difabel bisa dikenal dan dihargai oleh masyarakat luas. Marcel menjelaskan visinya tentang "Cahaya Harapan" sebagai brand yang tidak hanya menjual produk, tetapi juga menjual cerita dan nilai-nilai kemanusiaan.

Suara ketikan komputer, dering telepon, dan obrolan ringan dari para relawan mengisi ruangan. Di sudut, beberapa difabel dengan tekun menjahit tas, dibimbing oleh seorang instruktur yang sabar. Setiap tas kini diberi label kecil dengan logo "Cahaya Harapan".

"Cahaya Harapan," Aya bergumam, mencoba nama proyek mereka. "Semoga nama ini benar-benar bisa memberikan cahaya harapan bagi mereka."

Marcel tersenyum, "Aku yakin bisa, Aya. Dengan kerja keras dan ketulusan, kita pasti bisa mewujudkan impian ini. Dan dengan menjadikannya brand-mu, kita bisa memastikan bahwa nilai-nilai ini akan terus hidup dan menginspirasi."

Mereka bekerja keras merancang program pelatihan yang komprehensif, mencari dukungan dari berbagai pihak, dan memastikan setiap detail berjalan dengan lancar. Tujuan mereka jelas: memberdayakan para difabel melalui keterampilan dan memberikan mereka harapan untuk masa depan yang lebih baik, di bawah bendera "Cahaya Harapan".

*

*

*

Beberapa bulan kemudian. Sorot lampu studio televisi menyilaukan mata Aya. Ia duduk di kursi wawancara, berhadapan dengan seorang pembawa acara yang terkenal. Jantungnya berdegup kencang, namun ia berusaha tenang dan tersenyum. Di layar belakang, terpampang logo "CAHAYA HARAPAN".

"Selamat datang, Aya. Kisahmu sangat menginspirasi. Bagaimana awalnya kamu bisa terpikir untuk membantu para difabel melalui keterampilan menjahit dan mendaur ulang, dan bagaimana 'CAHAYA HARAPAN' bisa menjadi brand yang begitu kuat?" tanya sang pembawa acara.

Aya menarik napas dalam, berusaha merangkai kata-kata yang tepat. "Mungkin karena saya juga adalah seorang difabel, Kak. Dan saya pernah berada di posisi mereka. Lalu saya berpikir, jika mereka diberi keterampilan yang tepat, mereka pasti bisa menghasilkan karya yang bernilai dan meningkatkan taraf hidup mereka.”

"Dan proyek 'Cahaya Harapan' ini telah membuktikan bahwa kamu benar. Banyak para difabel yang telah sukses berkat pelatihan yang kamu berikan. Apa pesan yang ingin kamu sampaikan kepada masyarakat luas?"

Aya menatap kamera, menyampaikan pesan dengan tulus. "Saya ingin mengajak semua orang untuk membuka mata dan hati. Mereka menjadi difabel bukan karena keinginan mereka. Dan mereka tidak selayaknya dibandingkan dengan orang normal. Para difabel juga memiliki potensi yang sama dengan kita. Mereka hanya butuh kesempatan dan dukungan. Mari kita berikan mereka kesempatan untuk berkarya, berdaya, dan meraih impian mereka. Dukung 'Cahaya Harapan', dan dukung mimpi mereka."

1
〈⎳ FT. Zira
nah ini betull
nonoyy
aw aw aw marcel aya akhirnya
〈⎳ FT. Zira
yg lagi ngomong ini lh gadisnya/Proud//Proud/
〈⎳ FT. Zira
karyawan berani gini yak/Sweat//Sweat/
〈⎳ FT. Zira
Selina di lapak indah/Slight//Slight/
〈⎳ FT. Zira: kalo Selina itu yg ada si gc
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: karena kadang aku emang suka lupa nama tokoh yg sudah aku pake di buku sebelumnya. /Facepalm//Facepalm/
yg ini pun juga karena lupa
kalo ingat pasti cari nama lain
total 6 replies
darsih
pasti d setujuin SM nyonya syifana aya
ora
Akhirnya terungkap juga perasaan satu sama lain. Bahagia dan terharu. Semoga kedepannya selalu berjalan baik-baik saja untuk hubungan kalian ....
Eka suci
sok atuh buruan nikahin lah mama mereka udah menyatakan cinta
Patrick Khan
cie cie marcel aya
. cuit cuit
Nar Sih
ahir nya terucap juga kta suka dan cinta dri marcel buat aya ,dan diterima😊semagat aya ,jgn takut positip tingking aja pasti nyonya sifana merestui kalian
Ariany Sudjana
ayo Marcel dan Aya, semangat
Dewi kunti
aku......aku......aku mau pipis🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃
Dewi kunti: ad Pampers kok,ya minimal nyiapin ember
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: ha ha ha. udah up bab selanjutnya. tp GK tahu knp review lama sekali
total 3 replies
Eka suci
Aya cukup dengarkan jangan dipotong terus jadi tambah grogi tuh, ayo Marcel kamu bisa💪🏻
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: yes yes yes
total 1 replies
Yani
aku kamu kita semuanya... /Angry//Angry//Angry//Angry//Angry/
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: kalian, kami dan mereka belum kak 😂😂
total 1 replies
Wulan Sari
lanjutkan Thor bikin penasaran nih heeee semoga marcell diteima cintanya ke Aya salam sehat selalu 💪👍❤️🙂🙏
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: sudah up kakak. sabar ya. masih nunggu review. terima kasih telah hadir 😘🙏
total 1 replies
Ariany Sudjana
ayo Marcel, harus berani ungkapkan perasaan pada Aya.
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: yes yes yes
total 1 replies
Nar Sih
kak miaaa ...kok di gantung 😭😭😭
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: biar kering. soale abis kehujanan /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Jeng Ining
kok papan biru buat minta update ilang? 🤔
Jeng Ining: iya kak, udh berhasil👍
Jeng Ining: iya kak, udh berhasil👍
total 4 replies
Nar Sih
semagatt marcel,aya ngk seperti selins lho ,jujur sja sama persaan mu pasti aya terima kmu apa adaa nya
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
lanjut,..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!