Area 21+
Anak di bawah umur dilarang mendekat.
Tentang Bianca yang memendam perasaan cinta terhadap Alexander Valentino sahabat kakaknya. Ia rela dijadikan partner di atas ranjang bagi pria itu meski ia tau hati Alex begitu kuat berpaut pada kekasih yang sangat dicintainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noah Arrayan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9
Bianca fokus pada makanan di hadapan nya, ekspresinya tampak datar, ia berusaha terlihat biasa namun hatinya menjerit. Bagaimana tidak di hadapan nya sekarang Salsa tak pernah melepaskan lengan Alex, bahkan ia belum memakan makanan nya karena ia memaksa untuk menyuapi Alex. Sesekali Salsa mencium pipi kekasihnya itu.
'Hak mereka Bian, mereka sepasang kekasih dan kamu bukan siapa-siapa. Sama sekali tak diizinkan bagimu untuk cemburu. Lagi pula mereka terlihat begitu cocok dan romantis' Bianca terus mendoktrin hatinya untuk tidak menjadi perempuan tak tau diri karena merasa cemburu pada mereka. Karena kenyataan nya ia yang memaksa masuk dalam hidup Alex.
Meski sudah menahan namun lama-lama Bianca merasa jengah, bagaimana pun ia sangat mencintai Alex, ia tak akan kuat bertahan dihadapkan pada keadaan yang membakar rasa cemburu di hatinya.
Bianca diam-diam berharap ada sesuatu yang bisa menariknya dari keadaan ini. Ia tidak ingin berada diantara sepasang sejoli yang sedang dimabuk asmara.
"Bang, Bian uda selesai. Boleh Bian pulang duluan aja? baru ingat ada tugas yang deadline nya besok" Ucap Bianca setelah piringnya telah kosong. Jika harus jujur Bian sama sekali tak menikmati makanan nya, semuanya terasa hambar.
"Tunggu sebentar lagi ya dek, kita juga uda mau selesai" Ucap Alex. Bian mendecih dalam hati, sebentar lagi apanya sementara makanan Alex di piring masih banyak. Belum lagi makanan milik Salsa belum tersentuh. Mereka terlalu asyik bercengkrama hingga tidak fokus pada makanan mereka.
Bianca mengambil alih piring milik Alex yang ada di depan Salsa dan menyodorkan nya ke hadapan pria itu
"Abang makan sendiri gih, biar kak Salsa bisa segera makan" Ucapnya. pria itu tersenyum dan mengangguk.
"Babe, aku makan sendiri aja. Kamu buruan ya makan nya ini jam istirahat juga uda mau habis" Alex mengambil alih sendok dari tangan Salsa.
"Iya babe" Salsa tersenyum manis, ia mulai memakan makanan nya dengan begitu pelan membuat Bianca merasa gemas. Ia merasa ingin segera menghilang dari sana.
"Bang, ayolah Bian pulang sendiri aja deh" rengek Bianca lagi, Salsa menatap pada Alex
"Kamu anterin Bian aja kasihan. Aku nanti balik kantor bareng Mia aja. Kebetulan tadi dia bilang lagi di kafe sebelah" Ucap Salsa sambil mengusap lengan Alex.
"Beneran kamu nggak apa-apa?" Alex terlihat ragu.
"Aku aja yang naik mobil online, abang temenin kak Salsa makan aja dulu" Bian cukup tau diri.
"Kamu nggak boleh pulang sendiri dek, Brian akan marah" Ucap Alex. Ia tau Brian tak pernah membiarkan Bianca pergi sendiri kecuali jika bersama Bella.
"Bang Brian nggak akan tau bang"
"Nggak boleh gitu Bi, nggak apa-apa beneran kakak bareng kak Mia aja kakak uda janjian kok barusan" Ucap Salsa kemudian.
"Udah yuk pulang sekarang" tegas Alex tak ingin dibantah.
"Maaf ya kak" Bianca menatap penuh sesal pada Salsa yang mengangguk dengan senyum manisnya.
"Aku anter Bian dulu ya Babe. Jangan nakal ya" Alex mencium puncak kepala Salsa, dan melihat itu terasa sangat menyakitkan bagi Bianca, ia dapat melihat betapa besar rasa cintanya pada Salsa dari sorot mata yang ia pancarkan ketika menatap pada kekasihnya. Sorot mata yang Bian dambakan bisa melihat ke arahnya.
"Harusnya abang biarin Bian pulang sendiri bukan nya ninggalin kak Salsa" Ucap Bianca lirih saat keduanya sudah berada di mobil. Sebelumnya Bianca akan duduk di kursi belakang namun segera dilarang oleh Alex.
"Nggak apa-apa. Salsa nggak sendirian ada Mia yang nemenin" Ucap Alex fokus pada jalanan yang ada di depan nya.
"Lagian sekali-sekali Bian juga pengen ngerasain mandiri. Bisa ke mana-mana sendiri kayak teman-teman. Tapi abang Brian protektif banget" Keluh Bianca. Alex tersenyum tipis, hatinya tergelitik mengingat bagaimana Brian begitu menjaga Bianca. Alex tak bisa membayangkan reaksi Brian jika tau bahwa ia telah meniduri adik yang begitu ia jaga. Padahal Brian sudah begitu mempercayainya.
"Brian sangat menyayangimu, dia nggak mau kamu kenapa-kenapa" Ucap Alex.
"Iya tau" Ucap Bian, ia kehilangan mood untuk berinteraksi dengan Alex mengingat bagaimana kemesraan pria itu bersama kekasihnya bahkan tanpa sungkan di hadapan nya. Alex sama sekali tak menjaga perasaan nya yah meski Alex tak punya kewajiban untuk itu. Bianca merasa nasip nya begitu menyedihkan.
"Bi, kamu menyesal untuk kejadian tadi malam?" Jantung Bianca berdebar tak menentu mendapat pertanyaan Alex yang tiab-tiba terlebih bayangan percintaan mereka kembali memenuhi benaknya.
"Emang kalau menyesal semua akan kembali seperti sediakala?" Jawab Bian akhirnya dan itu membuat Alex menghela nafasnya.
"Maafin abang ya, nggak seharusnya abang memanfaatkan kepolosan kamu. Padahal Brian meminta abang untuk jagain kamu, tapi yang abang lakuin malah sebaliknya" Ucap Alex sendu, dan Bianca merasa tercubit atas ungkapan pria itu. Ia tak rela jika Alex menyesali apa yang telah mereka lakukan. Karena bagaimana pun Bianca merasa itu adalah salah satu pengalaman yang paling indah untuknya.
"Jadi abang menyesal?" Tanya Bianca dengan pahit.
"Seperti yang kamu bilang dengan menyesal tidak akan mengubah keadaan nya menjadi seperti semula. Tapi kita belum terlambat untuk menyudahinya sebelum terlanjur semakin jauh, kita tidak boleh mengkhianati kepercayaan Brian Bi" Kata-kata yang Alex ucapkan bagaikan sembilu yang menyayat hatinya, ia merasa amat terluka meski kenyataan nya ucapan Alex tidak salah. Mereka harus berhenti sebelum mereka semakin hancur karena hasrat yang tak terkendali.
"Iya bang, kita harus segera menyudahinya" Jawab Bianca. Meski hatinya begitu remuk namun ia tetap menerbitkan senyum di bibirnya untuk menutupi perasaan nya yang sesungguh nya. Alex tidak boleh tau bahwa ia tak rela dan begitu terluka atas keputusan Alex.
"Abang benar-benar minta maaf telah mengambil sesuatu yang bukan hak abang bi, abang tidak tau harus bagaimana untuk menebus kesalahan abang padamu" Ucap Alex sarat akan rasa bersalah.
"Ya udah nikahin Bian" Alex menepikan dan menghentikan mobilnya dengan tiba-tiba. Lalu kemudian menatap tak percaya pada Bian.
"Becanda bang, serius amat" Bianca terkekeh.
"Bian tau hati abang cuma buat kak Salsa, dan Bian nggak akan menuntut apapun dari abang. Kan Bian uda bilang semalam alasan Bian mau melakukan itu, jadi abang nggak perlu merasa bersalah karena memang abang nggak sepenuhnya salah" Ucap Bian dengan raut wajah seceria mungkin meski apa yang terlihat di wajahnya sangat berbeda dengan isi hatinya. Melihat respon barusan Bianca paham bahwa memang dia tidak ada di hati Alex sedikitpun.
🍁🍁🍁🍁