NovelToon NovelToon
Doa Kutukan Dari Istriku

Doa Kutukan Dari Istriku

Status: tamat
Genre:Kutukan / Pelakor / Cerai / Penyesalan Suami / Selingkuh / Romansa / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Vandra tidak menyangka kalau perselingkuhannya dengan Erika diketahui oleh Alya, istrinya.


Luka hati yang dalam dirasakan oleh Alya sampai mengucapakan kata-kata yang tidak pernah keluar dari mulutnya selama ini.


"Doa orang yang terzalimi pasti akan dikabulkan oleh Allah di dunia ini. Cepat atau lambat."


Vandra tidak menyangka kalau doa Alya untuknya sebelum perpisahan itu terkabul satu persatu.


Doa apakah yang diucapkan oleh Alya untuk Vandra?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Suasana di dalam mobil awalnya terasa hangat. Hembusan pendingin udara menyejukkan, aroma pengharum ruangan bercampur dengan wangi parfum Erika yang kuat.

Vandra sempat tersenyum kecil, mengira perjalanan ini akan menjadi awal yang baik untuk memperbaiki hubungannya dengan anak-anak. Namun, suasana itu perlahan berubah saat suara lembut Erika memecah keheningan.

“Vero, sekarang kelas berapa?” tanya Erika sambil menoleh, senyum di bibirnya terlihat manis tetapi menyimpan sesuatu di baliknya.

“Kelas empat, Tante,” jawab Vero sopan, lalu merangkul Axel agar duduk manis di kursinya. Nada suaranya tenang, tapi matanya waspada, seolah tahu percakapan ini tak akan berakhir baik.

“Kok panggil Tante? Panggil Mama atau Mami, dong,” ujar Erika dengan nada manja yang dipaksakan. “Aku, kan, istri Ayah kamu. Itu berarti sama dengan ibumu”

Vero menatap tajam, bibirnya mengatup rapat sebelum akhirnya ia menjawab dengan suara bergetar menahan kesal, “Hanya Bunda Alya yang pantas jadi ibuku.”

Vandra yang mendengar itu spontan menoleh sekilas dari balik kemudi. Tatapannya tegas, tapi di dalamnya ada perasaan campur aduk antara kecewa dan bingung.

“Vero, jangan begitu!” kata Vandra mencoba menengahi. “Bagaimanapun juga dia adalah ibu kamu.”

“Aku tidak mau!” balas Vero dengan suara meninggi, wajahnya merona merah karena amarah yang tertahan.

Kedamaian yang Vandra bayangkan di awal perjalanan sirna begitu saja. Bayangan tawa anak-anak di taman, makan siang bersama, atau foto keluarga di depan kebun binatang kini terasa seperti ilusi yang hancur.

Erika menyandarkan punggungnya ke jok, mendengus sinis. “Anak keras kepala,” gumamnya pelan, namun cukup keras untuk didengar Vero.

Mobil berguncang sedikit saat Vandra menekan rem. Ketegangan di dalam kabin makin terasa.

Axel yang sejak tadi asyik dengan mobil-mobilannya, tiba-tiba melempar mainannya ke arah Erika dengan gerakan spontan.

“Awwww!” teriak Erika sambil memegangi kepalanya. Mobil mainan itu jatuh ke lantai di dekat kakinya. “Anak kamu nakal, Mas! Dia melempar mobil ke kepala aku!”

Vandra menoleh cepat, sementara Erika menatap ke belakang dengan tatapan membara. Axel yang kecil hanya bisa menangis ketakutan.

“Kalian jahat!” pekik Vero sambil memeluk Axel erat-erat. Tangannya yang kecil mengusap punggung adiknya yang gemetar.

“Adik kamu itu yang nakal dan tidak tahu sopan santun,” balas Erika dengan nada tajam.

Vandra menarik napas panjang, menepikan mobil di bahu jalan. Suara deru kendaraan lain melintas menambah suasana tegang di antara mereka.

“Adik, jangan nangis. Tante tidak akan galak, kalau kamu jadi anak baik,” ucap Vandra mencoba menenangkan Axel, meski suaranya sendiri terdengar lelah.

Vero mengusap air mata di pipinya. “Sebaiknya kita kembali pulang saja, Yah,” ujarnya lirih tapi penuh ketegasan.

“Apa?!” Vandra menaikkan nada suaranya. “Kita baru berangkat!”

“Heh, bocah! Apa kamu tahu?! Ayahmu sengaja nyewa mobil ini buat ngajak kalian jalan-jalan biar senang. Tapi kelakuan kalian malah begini! Tidak menghargai orang tua,” bentak Erika dengan mata melotot. Tangannya bahkan hampir menunjuk wajah Vero.

Vero menggigit bibirnya, menahan emosi yang mendesak keluar. “Kita berdua tidak minta ini! Jalan-jalan di alun-alun kota saja sudah cukup bagi kita,” ucapnya, suaranya bergetar tetapi tegas.

Kalimat itu menampar Vandra. Ia menatap ke depan tanpa bicara, jemarinya mengepal di atas setir.

Axel yang menangis semakin keras kini hanya bisa memanggil-manggil ibunya.

“Buna... Buna...!” jerit Axel, wajah mungilnya basah oleh air mata.

Alya, nama itu menggema di dalam kepala Vandra seperti dentuman berat yang menampar nuraninya. Ia menatap kaca depan mobil yang kini terasa buram.

“Antarkan kita pulang, atau aku akan turun di sini!” ucap Vero dengan nada menantang.

Suasana membeku. Erika melipat tangan di dada, Vandra terdiam. Udara di dalam mobil terasa sesak, seolah oksigen menghilang bersamaan dengan tawa yang dulu pernah mereka miliki.

“Bagaimana kalau kita main di rumah Opa saja?” akhirnya ucap Vandra pelan, mencari jalan tengah. Ia tidak mau anak-anaknya trauma, tetapi juga tidak ingin terlihat kalah di depan Erika.

Vero tidak menjawab. Ia hanya menatap keluar jendela, melihat bayangan pepohonan berlari di kaca mobil. Ia tahu kenapa ayahnya tidak mau langsung mengembalikannya ke rumah. Vandra takut kehilangan kesempatan berikutnya untuk mendekat.

“Dasar bocah-bocah nakal!” batin Erika menahan rasa kesal.

Akhirnya, mobil berbalik arah menuju rumah Papa Indera. Tak ada percakapan lagi. Hanya suara mesin dan napas tertahan. Axel tertidur di pelukan Vero, masih sesekali terisak kecil.

Ketika mobil masuk ke halaman rumah besar itu, pintu gerbang sudah terbuka. Namun, suasananya sunyi, seolah menandakan sesuatu akan terjadi.

Tak lama kemudian, pintu rumah terbuka dan seseorang keluar dengan langkah terburu-buru. Zara muncul, wajahnya terkejut begitu melihat mobil asing berhenti di depan rumah.

“Tante!” teriak Vero lewat jendela kaca.

“Loh, Vero?!” seru Zara, bingung.

Namun, keterkejutannya berubah menjadi kebencian saat melihat siapa yang duduk di kursi depan. Erika membuka kaca jendela mobil dan tersenyum sinis.

“Ngapain kamu datang ke sini?” bentak Zara, suaranya bergetar karena emosi yang mendidih.

Erika mengangkat dagunya tinggi-tinggi. “Sungguh tidak sopan,” katanya dengan nada mengejek. “Apa orang tua kamu tidak mengajari sopan santun?”

Kata-kata itu seperti bahan bakar di atas api. Zara kehilangan kendali. Dalam sekejap, ia menarik rambut Erika dengan kasar. Jeritan melengking memecah udara.

“Aaaa! Lepaskan! Sakit!” Erika menjerit, mencoba melepaskan diri, tapi genggaman Zara kuat.

“Kamu tuh yang nggak dididik orang tua yang bener! Sudah merusak rumah tangga orang lain!” teriak Zara, wajahnya merah karena marah.

Vandra panik, turun dari mobil dan berusaha memisahkan mereka.

“Zara, cukup! Erika, berhenti!” Suara Vandra keras sedikit panik. Ia menarik bahu keduanya dengan susah payah.

Sementara itu, Vero yang ketakutan segera membuka pintu belakang, menurunkan Axel dari pangkuannya. Anak kecil itu masih menangis, memanggil bundanya. Tanpa pikir panjang, Vero menggendong adiknya dan berlari masuk ke dalam rumah.

Vero merasa kalau ibunya yang bisa membuat keadaan di sini kembali aman dan hatinya merasa tenang.

1
Tira Aneri
suukaaa
Yuliati Soemarlina
alya lebai kali..itu" aja yg diomongin sama biru..klo msh takut kenapa nikah lagi..bosen ceritanya gini" aja
Yuliati Soemarlina
mama fany tdk merasakan posisi ketika alya dikhianati vandra..coba klo mm fany dikhianati suaminya
Isabela Devi
selalu bersyukur
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya.🙏

Hai Kak, Baca juga di novel ku yang berjudul "TABIR SEORANG ISTRI"_on going, atau "PARTING SMILE"_The End, Biar lebih mudah boleh langsung klik profil ku ya, Terimakasih 🙏
total 1 replies
Isabela Devi
badai berlalu hanya kebahagiaan yg di dapatkan alya dan anak anak
Isabela Devi
welcome baby girls
Isabela Devi
puji Syukur vandra sudah bisa bangkit dari keterpurukannya
Isabela Devi
amin. memang kebIkan itu sangat mahal
Yuliati Soemarlina
Alya lebay..tiap ketemu biru ..itu" aja yg dibahas...bosen ah..
Yuliati Soemarlina
vandra salah pilih istri..beginilah akibatnya..hidupnya makin kacau
Yuliati Soemarlina
penyesalan tak berguna vandra...
mira maryati
jangan sedih Philip datang aja ke bandung, Nene aku juga nama nya Alya, sudah lama sendiri 🤭
mira maryati
cerita yang bagus dengan alur yang apikk
mira maryati
cerita nya bagusss
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐰𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐢𝐛𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐯𝐚𝐧𝐝𝐫𝐚 𝐧𝐲𝐚𝐥𝐚𝐡𝐢𝐧 𝐚𝐥𝐲𝐚 𝐤𝐫𝐧 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐡 𝐞𝐦𝐨𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐢𝐧𝐠𝐮𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐜𝐦𝐩𝐫 𝐣𝐝 𝟏
𝐭𝐩 𝐚𝐥𝐲𝐚 𝐣𝐠 𝐰𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐦𝐚𝐫𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞 𝐧𝐲𝐮𝐦𝐩𝐚𝐡𝟐𝐢𝐧 𝐤𝐫𝐧 𝐦𝐚𝐫𝐚𝐡 𝐞𝐦𝐨𝐬𝐢 𝐦𝐚𝐥𝐮 𝐝𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐜𝐦𝐩𝐫 𝐣𝐝 𝟏, 𝐤𝐲𝐤 𝐲𝐠 𝐚𝐪 𝐚𝐥𝐚𝐦𝐢 𝐝𝐥𝐮, 𝐛𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐥𝐢-𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐚𝐪 𝐝𝐢𝐬𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠𝐤𝐮𝐡𝐢𝐧 𝐝𝐠𝐧 𝐰𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚 𝐛𝐞𝐝𝐚, 𝐝𝐚𝐧 𝐡𝐛𝐬 𝐤𝐞𝐠𝐮𝐠𝐮𝐫𝐚𝐧 𝐩𝐝𝐡𝐥 😭😭
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐤𝐚𝐫𝐦𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐛𝐬 𝐛𝐞𝐫𝐮𝐩𝐚 𝐚𝐩𝐚 𝐚𝐣𝐚 𝐲𝐚 𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚, 𝐡𝐝𝐩 𝐠𝐤 𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠, 𝐠𝐤 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚, 𝐫𝐞𝐣𝐞𝐤𝐢 𝐬𝐞𝐫𝐞𝐭 😄😄😄 𝐭𝐚𝐤𝐮𝐭 𝐝𝐢𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐢𝐧 𝐯𝐚𝐧𝐝𝐫𝐚🤣🤣
Rifay Jum
henm
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐧𝐚𝐬𝐢 𝐮𝐝𝐡 𝐣𝐝 𝐛𝐮𝐛𝐮𝐫, 𝐲𝐚 𝐮𝐝𝐡 𝐛𝐮𝐛𝐮𝐫 𝐢𝐭𝐮 𝐚𝐣 𝐝𝐢𝐦𝐤𝐧 🤣🤣
Fierda
Andai itu benar" terjadi d dunia nyata,, Rasa sakit istri yang d hianati akan sedikit terobati 🤭🤭🤭
Yulay Yuli
/Sob//Sob//Sob/ jehong author nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!