Seorang Ratu yang dikenal bengis dan jahat mengalami kekalahan dimana suaminya sang Kaisar memutuskan untuk menceraikannya dan memengal kepalanya dengan tuduhan percobaan pembunuhan terhadap wanita lain milik sang Kaisar
Apalagi sang Kaisar sudah memiliki wanita lain dan memutuskan untuk menikahinya.
Membuat hati Ratu sangat hancur dan di hari eksekusinya dia memohon kepada Tuhan untuk mengubah nasibnya.
Dia tidak bisa meninggalkan putri kecilnya yang besar tanpa seorang ibu...
Apa Tuhan bisa mengabulkan doa dari sang Ratu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reiza Muthoharah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghadiri Pesta
" Calon huh..." batin Annelise sambil meringis karena dirinya sama sekali tidak mengharapkan untuk menikah sekarang.
" Tidak sepertinya Anne hanya ingin fokus melakukan sesuatu." ucap Anne yang menolak gagasan dari Countess.
Countess yang mendengarnya memasang wajah cemberut mengingat sepertinya Puterinya belum ingin menikah dan Count sebaliknya memasang wajah senang nya mendengar bahwa Puteri kecilnya tidak ingin menikah dengan pria lain. Mengingat dia akan sangat sedih ketika Anne kecilnya pergi dari kastil.
" Sayang kau tidak perlu memaksa nya biarkan Anne untuk mencari cintanya seperti Annete. Kita tidak butuh seorang pria yang hanya melihat kecantikan Puteri kita saja tapi dia harus mencintai nya dengan tulus tanpa memandang fisik." ucap Count yang memberikan nasihat bijak.
Annelise yang mendengarnya merasa terharu mengingat bertapa ayahnya sangat menyayangi nya dan kecewa karena pernah membuat nya sedih. Langsung saja Annelise memeluk Count.
" Terima kasih ayah kau adalah pria pertama yang aku sayangi dan aku tidak akan pernah mengecewakanmu lagi." ucap Anne yang di akhir nya mengucapkan dalam hati.
Count membalas pelukan Annelise dengan perasaan senang karena puterinya sudah dewasa dan mulai menghilangkan sikap kekanak-kanakan nya.
" Ayah juga sangat menyayangi mu ayo kita pergi sekarang jangan sampai kaisar kecewa sebab kita tidak datang." ucap Count yang membantu Countess dan Annelise masuk ke dalam kereta kuda.
Selama perjalanan Annelise hanya diam sambil sekali-sekali mendengar percakapan orang tuanya sebab sekarang pikirannya tertuju ke Kaisar dan wanita itu.
Dengan penuh harap Annelise tidak ingin bertemu dengan wanita itu dan jangan membuat Kaisar semakin tertarik kepadanya lagi seperti terakhir kali.
Sampai di gerbang istana banyak kereta kuda yang mengantri untuk masuk ke dalam. Hanya orang yang di undang saja yang boleh memasuki istana di karenakan Kaisar Abraxas sama sekali tidak terlalu mempercayai orang lain setelah kematian mendiang Ratu Maria beliau mereka. Kaisar Abraxas sangat mencintai ibundanya yang meninggal akibat penyakit ketika usianya 8 tahun dan memberikan nama ibundanya kepada Puteri pertamanya.
Annelise mengetahui hal itu karena setiap tahun Kaisar Abraxas selalu membawanya dan Sofia untuk mengunjungi makam Mendiang Ratu Maria. Tiba-tiba satu pertanyaan hinggap di kepalanya.
" Apa saat itu aku di makam kan dengan layak?" tanya Anne dalam batinnya.
...****************...
Sedangkan di sisi lain Kaisar Abraxas berjalan menuju ke tempat pesta bersama Puteri tunggalnya Maria. Ia ingat apa yang di katakan para dewan mengenai Ratu baru dan sepertinya Kaisar Abraxas akan memikirkannya mengingat sampai sekarang dia belum memiliki pewaris laki-laki.
Tapi pikiran nya tertuju ke seorang perempuan yang merawatnya ketika berada di kastil Count Von de Ramos. Wanita yang membuat penasaran sebab jantungnya sering berdetak kencang ketika berada di dekatnya.
Sampai di depan pintu masuk pesta para penjaga langsung berteriak menyeru kedatangannya.
" KAISAR ABRAXAS FRANCISCO ENDIBURGH DAN PUTERI MARIA AMBER ENDIBURGH."
Semua orang langsung menunduk kepalanya ketika melihat Kaisar dan Puteri masuk ke dalam pesta dengan mengenakan setelan merah. Terutama para wanita yang melihat Kaisar Abraxas dengan tatapan memuja dan berharap bisa menikahi nya untuk mendapatkan posisi Ratu yang kosong selama sebulan.
Kaisar Abraxas berjalan sambil menggandeng tangan Puteri Maria untuk duduk di singgasana nya. Tidak lama setelah mereka duduk tiba-tiba saja suara menyeru kedatangan seseorang.
" COUNT REYES VON DE RAMOS AND COUNTESS INGGRID VON DE RAMOS SERTA LADY ANNALISE ELIZABETH VON DE RAMOS."
Seketika....
Countine...
next story should be betteer...semangaaatzz