NovelToon NovelToon
Membawa Benih Suami Kontrak

Membawa Benih Suami Kontrak

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Anak Genius / Selingkuh / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Irma Kirana

"Seharusnya aku tahu, kalau sejak awal kamu hanya menganggap pernikahan ini hanya pernikahan kontrak tanpa ada rasa didalamnya. Lalu kenapa harus ada benihmu didalam rahimku?"

Indira tidak pernah mengira, bahwa pada suatu hari dia akan mendapatkan lamaran perjodohan, untuk menikah dengan pria yang bernama Juno Bastian. Indira yang memang sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Juno, langsung setuju menikah dengan lelaki itu. Akan tetapi, tidak dengan Juno yang sama sekali tidak memiliki perasaan apapun terhadap Indira. Dia mengubah pernikahan itu menjadi pernikahan kontrak dengan memaksa Indira menandatangani surat persetujuan perceraian untuk dua tahun kemudian.

Dua tahun berlalu, Indira dinyatakan positif hamil dan dia berharap dengan kehamilannya ini, akan membuat Juno urung bercerai dengannya. Namun takdir berkata lain, ketika kehadiran masa lalu Juno yang juga sedang hamil anaknya, sudah mengubah segalanya.

Apa yang akan terjadi pada rumah tangganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2. Selingkuhan Juno

Hati Indira seakan diremas-remas, rasanya sangat menyakitkan, dia hancur sehancur-hancurnya melihat suaminya bercumbu dengan wanita lain dirumah yang ditempatinya dengan sang suami. Bahkan telinganya mendengar hal yang teramat sakit, yang mana mereka mengatakan tentang bayi.

'Apa maksudnya? Siapa wanita itu? Kenapa mereka mengatakan soal bayi? Mas Juno, dia... berselingkuh? Teganya dia melakukan ini padaku?' ucap Indira dalam hatinya.

Tak tahan lagi dengan rasa sakit didadanya, air matanya meluruh deras tanpa dia minta dan tanpa ia inginkan. Turun dengan deras begitu saja, tubuhnya mendadak lemas dan tanpa sengaja dia mendorong pintu kamar itu hingga pintunya terbuka lebar.

BRAK!

BRUGH!

Tubuh Indira jatuh terduduk, bersamaan dengan pintu yang terbuka itu. Sontak saja Juno dan Sheila terkejut mendengar suara pintu yang terbuka itu dan melihat Indira terduduk di sana.

"Ya Allah, kakiku lemas," gumam Indira lirih, kakinya lemas, hatinya remuk redam dihantam oleh fakta yang menyakitkan.

"Indira! Kamu ngapain di sana?" tanya Juno dengan suara yang meninggi, bahkan tidak ada rasa bersalah sama sekali di dalam raut wajahnya.

Sheila juga terlihat datar saat melihat Indira masih terduduk di sana, dia sama sekali tidak menunjukkan rasa sungkan apalagi rasa malu dihadapan Indira yang merupakan istri sah dari kekasihnya.

Juno turun dari atas ranjang dalam keadaan telanjang dada dan dia hanya memakai celana saja, dia pun menghampiri Indira yang masih duduk di sana.

"Indira! Kamu tuli ya? Aku tanya ngapain kamu disini? Ganggu aja tau nggak!" ujar Juno yang semakin menyakiti hati Indira, tapi tampaknya lelaki itu sama sekali tidak perduli dengan perasaannya.

Indira pun berusaha bangkit, meskipun saat ini kakinya terasa lemas. Belum lagi dengan morning sickness yang kadang selalu dia alami akhir-akhir ini, hingga tubuhnya menjadi semakin lemas.

"Indira!" bentak Juno kesal karena Indira diam saja.

Wanita itu sudah berhasil berdiri, dia mencoba untuk tegak didepan suaminya. Tubuhnya gemetar, menahan air mata yang akan mengalir.

"Mas, apa-apaan ini? Apa yang kamu lakukan dengan wanita ini? Kenapa kamu dan dia...kenapa kalian tidur bersama?" teriak Indira dengan kekesalan yang membuncah didalam hatinya.

Bukan jawaban, maupun penjelasan yang didapatkan oleh Indira. Melainkan kemarahan Juno padanya dan seolah-olah dia yang salah disini.

"Memangnya kenapa? Apa yang salah dengan semua ini? Kenapa kamu marah dan meninggikan suaramu padaku, Indira!" bentak lelaki itu tepat didepan wajahnya. Jelas-jelas Juno juga melihat rasa sakit didalam mata Indira, tapi dia sama sekali tidak peduli.

"Kamu tanya apa yang salah? Kenapa aku marah? Karena aku istri kamu Mas! Apa salah bila seorang istri marah, ketika melihat suaminya sedang bercumbu dengan wanita lain?" cecar Indira dengan suara terisak, yang membuat Juno muak mendengarnya.

"Kamu kenapa sih Indira? Aku kan sudah bilang, kalau kamu hanya istri diatas kertas. Tapi kamu menganggap dirimu seolah-olah adalah istriku yang sesungguhnya. Kenapa kamu nggak sadar diri, Indira?" kata Juno dengan kesal, dia mendengus dan tak habis pikir dengan Indira yang berani-beraninya bicara seperti ini kepadanya.

"Istri diatas kertas tetaplah istri Mas! Aku berhak bertanya siapa wanita itu dan apa hubungan kalian!" seru Indira seraya menunjuk ke arah Sheila yang masih berbaring diatas ranjang dengan tubuh polosnya yang ditutupi oleh selimut.

Sontak saja mata Juno melotot ke arah Indira yang semakin membuat hati wanita itu berdenyut nyeri.

"Kamu nggak berhak tau. Lebih baik kamu keluar saja dari sini, kamu hanya menganggu." Lelaki itu mengusir Indira, ia menganggap wanita itu sebagai penganggu.

Juno mendorong-dorong tubuh Indira agar keluar dari kamarnya. Disisi lain, Sheila sudah bangkit dari tempat tidurnya sambil memakai kain tipis ditubuhnya.

"Mas, kamu harus jelasin dulu sama aku. Siapa wanita itu dan hubungan kalian!" ujar Indira yang enggan pergi dari sana, sebelum Juno memberikan penjelasannya.

'Meskipun aku sudah tahu jawabannya, tapi aku ingin mendengarnya langsung dari bibirmu, Mas' batin Indira dengan perasaan sesak yang kian menyiksanya.

"Sayang, udahlah! Kamu jelasin aja apa hubungan kita. Toh dua bulan lagi, kalian akan bercerai kan?" kata Sheila seraya menyentuh lengan Juno dengan lembut. Dia menatap Juno dengan manja, Juno balas menatapnya dengan lembut, penuh perasaan. Bahkan lelaki itu tersenyum cuma-cuma pada wanita itu.

Sedangkan Indira semakin sakit saat melihatnya. Sebab selama dua tahun ini, Indira tidak pernah melihat tatapan Juno sehangat itu dan senyumnya lembut kepadanya. Sekarang dia melihatnya, tapi semua tatapan dan senyuman hangat itu ditujukan kepada wanita lain.

'Benar, dua bulan lagi pernikahanku dan wanita ini akan berakhir. Jadi untuk apa aku merahasiakannya lagi' batin Juno.

Dua bulan lagi pernikahan mereka akan berakhir, sesuai dengan surat kesepakatan yang dia buat sebelumnya. Dialah yang memaksa Indira menandatangani kontrak pernikahan itu, bukan karena Indira yang mau.

"Dia pacarku. Aku kan pernah bilang sama kamu, tentang pacarku yang sekolah diluar negeri. Sekarang dia sudah kembali, kami menjalin hubungan dan seperti apa yang kamu tahu selanjutnya...setelah kita resmi bercerai, aku akan menikah dengannya."

Deg!

Begitu mudahnya Juno mengatakan kata cerai pada Indira. Tanpa memikirkan perasaan wanita itu yang sudah jelas-jelas mencintainya.

"A-apa wanita ini sedang mengandung anakmu?" tanya Indira dengan suara yang bergetar.

"Jadi kamu sudah dengar semuanya? Ya, seperti yang kamu dengar. Sheila memang sedang mengandung anak kami," ucap Juno sambil mengusap perut datar Sheila, dia berkata dengan bangga tanpa peduli pada hati yang dia sakiti.

Mendengar kebenaran dari bibir suaminya, membuat Indira terdiam terpaku. Lidahnya mendadak kelu, tanpa sadar dia melihat ke arah perut Sheila yang masih datar dan mengingat bayi yang saat ini juga ada di rahimnya. Bagaimana nasibnya nanti?

'Seharusnya aku tahu sejak awal, kalau kamu hanya menganggap pernikahan kita adalah pernikahan kontrak tanpa ada perasaan didalamnya. Lalu kenapa harus ada benihmu didalam rahimku, Mas?'

"Kamu sudah dengar kan, penjelasan dariku. Sekarang pergi!" usir Juno sambil mendorong Indira dengan kasar. Lalu dia pun menutup pintu itu dengan keras, tepat didepan wajah Indira.

"Astaghfirullahaladzim..." lirih Indira sambil mengusap dadanya yang terasa sesak. Buliran hangat kesedihan yang menyiratkan betapa hancur hatinya, terus mengalir deras.

Dia melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya sendiri, karena selama ini ia dan Juno tidur di kamar yang terpisah. Kecuali ada kakek Juno atau keluarga Juno yang datang, barulah mereka tidur satu kamar. Itupun Indira harus tidur di sofa.

Sementara itu, Sheila dan Juno kembali bermesraan didalam kamar. Mereka tertawa bahagia, sedangkan Indira berada dikamarnya, tengah meratapi nasib.

Lama terdiam dalam kesedihan, sebuah telpon membuat Indira terpaksa harus mengangkatnya. Karena telpon itu berasal dari orang yang tidak bisa dia tolak.

"Apa? Kakek masuk rumah sakit!"

****

Hai guys jangan lupa dong dukungan vote, like ,komen atau gift dari kalian agar author semangat menulis 😍😍

1
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Sabaku No Gaara
terxta bukan anakx juno ...
penyesalan mu lagi otw juno
Rahma Putri
Luar biasa
Siti Aminah
dasar si Jujun gk punya otak yah... bisa2nya dia minta tinggal d rmh Indira
Siti Aminah
sekarang lah awal karma mu datang Juno...semoga sumpah dn perkataan Hilman jd kenyataan
Siti Aminah
aku paling benci sama wanita yg super2 bodoh ky Indira dah tau suami ny gk cinta ap lg suka d katain yg menyakitkan tp masiiiihhh aj d pertahanin. kan nyiksa diri sendiri itu namanya.
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
ayuhay
hah
Alvia Inayati
Luar biasa
Andriyati
apa,,,,? memperbaiki,,? setelah 6 tahun,,?cihh lucu sekali kamu Juno,,
Elena Sirregar
Luar biasa
Sopiaa
juno kok aneh marah-marah
Sopiaa
janga mau balikan sama juno mending sama dikta yang sdh mau belajar tentang muslim
Sopiaa
Darah tinggi aku kambuh melihat kebodohan juno
Khairul Azam
aku paling benci begini, trs anaknya mesti belain bapaknya, ada tu cerita klo ibunya disakiti anak gak bakal bela bapaknya, contohnya anak ku, dia masih kecil jg tp dia benci banget sama bapaknya, klo berobat ditanya bapaknya siapa dia marah padahal gak ada yg ngajarin
Wahyu Kasep: harusnya 27 tahun kemudian biar beda dengan yang lain gitu
total 1 replies
Dian Amelia
bodoh
Tanty Suatrat
masalalu sama Dikta aja thor
zz
Luar biasa
DilemaBercintadenganDuda
lupa diri loh sendiri
Ran Tea
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!