zoyya seorang gadis remaja berusia 22 tahun hidupnya hanya di penuhi dengan pekerjaan tidak memikirkan cinta baginya uang nomor satu, Zoyya bisa di bilang gadis badgril, bar bar dan memiliki netra tajam.
tetapi takdir berkata lain dia meninggal karna tertabrak saat ingin menyelamatkan anak kecil sehingga dia sendiri yang menjadi korban.
bukanya masuk ke syurga jiwanya malah nyasar ke dalam tubuh seorang antagonis yaitu Ziara putri Wijaya.
Ziara seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA yang hobinya mengejar ngejar tunangan nya.
Ziara selalu membully orang yang berani mendekati tunangan nya itu hingga hidup nya tidak jauh dari adik kandungnya yang membuat Ziara di benci oleh keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hnfhh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Happy Reading ❤️
Saat ini mereka masih berada di dalam kantin, ziara dan Novita masih belum menghabiskan bakso nya, tak lama kemudian Vano Ilman Ivan dan izzar merek berjalan memasuki kantin.
Lalu Vano melihat dimana ziara berada dan Vano menghampiri ziara di ikuti teman temannya.
"Ra apa boleh kita gabung?" izin Ilman pada ziara, ziara hanya mengangguk tanpa melirik pada Vano dan izzar.
'apa kamu sebenci itu sama Abang dek?' batin Vano yang memandang ziara dengan sendu.
Kenzo dan Alvaro sudah tahu siapa Vano karna ziara sudah menjelaskan semuanya pada keluarga Bexter.
"van Lo mau pesen apa" tanya ilman.
"gue pesen minum aja" ucapnya.
"zar Lo mau pesen apa" tanya Ilman pada izzar.
"biasa man" ucapnya.
Ilman dan Ivan pun pergi ke stand makanan untuk memesan, sedangkan izzar dia tak lepas dari pandangannya yang terus memandangi ziara, ziara hanya acuh tidak memperdulikan Izzar yang sedang menatap nya.
"gue duluan" ucap ziara pada mereka yang berada di bangku dimana ziara berada.
kemudian ziara bangkit dari duduknya dan berjalan lalu diikuti oleh Novita Kenzo dan Alvaro yang jarak nya beberapa meter dari ziara.
Ziara berjalan dengan memainkan ponselnya dia tidak sadar ada seseorang yang sedang menatap nya dengan kebencian, lalu orang itu berjalan dengan cepat dengan membawa sebuah pisau kater di tangannya dan.
Srekk..
"Aaaaa" para siswa berteriak melihat kejadian itu, dan ziara menatap siapa orang yang sudah menusuknya itu, tubuh ziara luruh dia tak sadarkan diri.
"ZIARA!!" Kenzo Alvaro dan Novita berteriak saat melihat ziara yang sudah tergeletak di lantai, mereka berlari menghampiri ziara.
Vano dan teman teman nya pun ikut berlari menghampiri ziara.
"Ziara bangun hiks hiks" Alvaro menangis saat melihat keadaan adiknya itu.
"Telpon ambulan cepat" Kenzo berteriak, dan Novita segera menghubungi ambulan.
Sedangkan orang yang menusuk ziara dia ketakutan tubuhnya bergetar hebat.
"Anj*Ng Lo" Ivan menatap Silla dengan penuh amarah.
"kenapa Lo nusuk dia sialan" Vano mendorong kasar Silla,, Silla terjatuh dia menangis.
"Bajingan" ucap izzar dengan tatapan permusuhan.
"m-ma-af" ucapnya terbata dia begitu ketakutan.
Kenzo segera membopong ziara dan segera pergi dari sana di ikuti oleh Novita, Alvaro segera menghubungi Kazen.
Tak lama kemudian beberapa orang berbaju hitam datang dan mereka menyeret Silla.
"lepas, siapa kalian" teriak Silla.
"kau sudah berani melukai nona muda kami" ucap salah satu laki laki itu.
"lepasin gue sialan" teriak Silla.
Tetapi tenaga Silla tak sebanding dengan tenaga para laki laki itu dia berusaha melepaskan diri tetapi nihil dia sendiri malah yang menjadi lemas.
Sedangkan Vano dia segera pergi mengikuti ambulan dan di ikuti oleh teman temanya, kini di dalam kantin menjadi hening, salah satu guru menyuruh mereka semua untuk segera masuk ke dalam kelas nya masing masing.
Saat ini Kenzo dan Novita berada di dalam ambulan menemani ziara, sedangkan Alvaro dia menyusul menggunakan motor nya, Vano izzar Ilman dan Ivan mereka pun ikut untuk pergi ke rumah sakit.
Alvaro sudah menghubungi orang tuanya, nazziya menangis saat mendengar putrinya terluka dan kini nazziya bersama gionathan sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Ambulan sudah tiba di rumah sakit, dan beberapa dokter sudah menunggu di luar, Kenzo segera membawa ziara.
Kini para dokter segera membawa ziara menuju ruang IGD.
"Mohon tunggu di luar" ucap dokter pada Kenzo yang ingin ikut masuk ke dalam ruangan IGD.
"selamat kan adik saya dok" ucapnya dokter itu mengangguk lalu masuk ke dalam ruangan IGD.
"Ra Lo harus kuat, Lo harus sembuh hiks hiks" Novita menangis dia melihat ziara yang sedang terbaring lemah.
Tak lama kemudian alvaro datang, dengan Vano dan teman teman Vano yang mengikuti Alvaro.
"bang gimana keadaannya" tanya Alvaro yang sangat khawatir tentang kondisi ziara.
"dokter sedang menanganinya" jawabnya.
Kenzo duduk dengan menunduk, dia gagal menjaga adiknya dia kecolongan hatinya sakit melihat kondisi ziara yang terbaring lemah.
"Mau ngapain Lo kesini hah" bentak Alvaro pada Vano.
"gue mau liat kondisi adik gue" ucapnya dengan sendu.
"cih ini semua gara gara Lo bangsat" bentak nya lagi, Alvaro geram pada Vano.
"varo, ini di rumah sakit jaga sikap mu" ucap Kenzo melerai sang adik agar tidak menimbulkan masalah.
Sedangkan izzar Ilman dan Ivan dia hanya diam tak berani bicara.
Tak lama kemudian Kazen datang dengan tatapan tajam nya, rahangnya mengeras tangan nya terkepal erat.
Bugg
Bugg
Kazen membogem Vano, Vano hanya diam mungkin ini memang kesalahan dia sehingga Silla mampu menyakiti ziara.
"Zen tenangin diri Lo" ucap Kenzo, dia menarik kazen dan mendudukkan Kazen agar tenang.
"lebih baik kalian pulang, kalo ziara udah sadar nanti gue kabarin Lo" ucap Kenzo dengan menepuk bahu Vano.
"bawa temen Lo pulang" titah Kenzo pada teman temannya Vano.
"kita balik aja van, nanti kita balik lagi kesini kalo ziara udah sadar" ucap izzar.
"kabarin gue ya kalo ziara udah sadar" ucap Novita pada Kenzo, Kenzo hanya mengangguk.
"gue ikut balik" ucap Novita Ilman mengangguk.
Lalu mereka segera membawa Vano untuk pulang, kini keadaan Vano babak belur dia harus pulang dengan keadaan seperti itu.
"kenapa kalian bisa sampai kecolongan gini hah" ucap Kazen dingin, dia tak habis fikir dengan mereka berdua itu.
Kenzo dan Alvaro tidak menjawab, mereka hanya diam karna memang mereka bersalah, jika saja tadi mereka berjalan berbarengan dengan ziara mungkin ini tidak akan terjadi.