NovelToon NovelToon
Koki Cantik Sang Raja

Koki Cantik Sang Raja

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Isekai / Kerajaan / Time Travel / Mengubah sejarah / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:3.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Risa Jey

Update: 12:00 WIB

Chen Sisi, seorang koki terkenal di zaman modern, tiba-tiba saja meninggal karena kelelahan dan jiwanya pindah ke tubuh seorang gadis di zaman Tiongkok kuno. Melalui gelang giok putih warisan keluarga neneknya, Chen Sisi membuka ruang ajaib dan memelihara seekor kucing putih spiritual.

Jago memasak, pandai pengobatan serta memiliki kakek eksentrik, Chen Sisi membuat sang raja perang, Tianlong Heyu yang membenci wanita, langsung memikirnya. Dengan resep-resep andalan zaman modern, Chen Sisi mengguncang dunia kuliner Tiongkok kuno.

Awalnya Tianlong Heyu hanya menyukai masakan Chen Sisi. Tapi semakin lama, dia ingin membiarkan gadis itu memasak untuknya seumur hidup.

Akankah sang raja berhasil mengikat koki cantik itu di sisinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Be Awkward

Kali ini Chen Sisi sangat kesal hingga dia menendang salah satu serigala dengan kemarahan di hatinya.

Tianlong Heyu itu sangat tak tahu malu. Hanya demi kelinci, dia pura-pura datang menjadi penyelamat.

Serigala yang ditendang Chen Sisi sedikit mengerang dan akhirnya ketakutan setelah merasakan auranya. Baiyue berbinar. Sepertinya tanpa sadar, Chen Sisi menguarkan aura pemimpin dari ruang cincin giok putih.

Tianlong Heyu yang melihatnya sedikit mengerutkan kening. Tampaknya gadis itu sama sekali tidak takut dengan serigala sejak awal.

Lalu kenapa lengah saat serigala hendak menerkamnya?

Apakah sengaja ingin menarik perhatiannya lagi?

Wajah pria itu menjadi gelap dan dia berhenti menembakkan anak panah. Tapi dengan begitu, Chen Yelang berjuang sendirian dengan pedangnya.

"Ah!! Yang Mulia! Kenapa berhenti menembak? Aku kewalahan!"

Chen Yelang tidak sabar untuk menghabisi semua serigala itu dan menguliti bulunya untuk dijadikan kerajinan.

Tianlong Heyu tidak peduli. Dia berpikir jika Chen Sisi bisa membantu Chen Yelang dan berhenti berpura-pura lemah.

Siapa yang tahu, Chen Sisi sama sekali tidak peduli. Gadis itu hanya menendang serigala yang hendak menyerangnya lalu pergi dengan keranjang berisi kelinci.

Kepergiannya yang tanpa ragu lagi-lagi membuat Tianlong Heyu tidak mengerti. Bukan hanya tidak menolong Chen Yelang bahkan gadis itu tidak mengatakan apa-apa.

Mungkinkah dia salah paham dengannya?

"Yang Mulia!" Chen Yelang masih dikepung oleh sejumlah serigala.

Salah satu serigala berhasil menggigit lengan Chen Yelang. Pria itu terkejut hingga berteriak kesakitan. Tianlong Heyu tidak tahan lagi untuk melontarkan anak panah, membunuh serigala yang menggigit lengan Chen Yelang.

Tianlong Heyu akhirnya turun dari kuda dan membantu Chen Yelang. Dia menggunakan pedangnya untuk berurusan dengan semua serigala itu. Akhirnya, para serigala tidak berani menyerang lagi dan melarikan diri.

Chen Yelang berwajah pucat. Lengannya yang digigit serigala langsung berlumuran darah.

Tianlong Heyu sedikit bersalah di hatinya karena meremehkan kemampuan Chen Yelang. Ternyata, Chen Yelang masih tidak bisa melawan sekawanan serigala, terlalu lemah.

Jika Chen Yelang mengetahui hatinya, mungkin akan memaki Tianlong Heyu diam-diam.

"Lukamu harus segera diobati," kata Tianlong Heyu ketika melihat lengan kanan Chen Yelang sedikit lumpuh.

"Yang Mulia, tidak apa-apa. Kita bisa kembali ke kamp," kata Chen Yelang.

Siapa tahu jejak Tianlong Heyu langsung menggelengkan kepala. "Tidak, temui kakekku dan biarkan dia merawat lukamu."

Tianlong Heyu memiliki hantu di hatinya. Chen Yelang tidak bisa menebak alasannya.

Kenapa Tianlong Heyu bersikeras untuk pergi ke rumah Kakek Yi?

Dengan menunggangi kuda, keduanya pergi ke rumah Kakek Yi yang tampak sederhana.

Rumah tempat tinggal Kakek Yi memang agak besar dan luas, sangat nyaman untuk dihuni. Ada banyak pepohonan di sekitar rumah, menambah kesegaran sekitar.

Salju di halaman sudah dibersihkan sehingga beberapa rumput yang membeku terlihat lebih jelas. Keduanya keduanya jelas membuat Kakek Yi terkejut.

"Kenapa kamu datang ke sini? Apakah barak militer begitu santai akhir-akhir ini?" Kakek Yi memiliki lidah beracun dan tidak segan untuk menyinggung orang.

Chen Yelang sedikit malu dan tidak memiliki alasan yang bagus untuk datang. Tapi Tianlong Heyu tampak santai, meminta kakeknya untuk mengobati luka Chen Yelang.

"Kalian bertemu sekawanan serigala? Bahkan masih terluka saat berburu. Ini tidak seperti biasanya," kata Kakek Yi masih mengomel saat mengobati luka Chen Yelang. "Lukanya cukup dalam tapi untungnya tidak memiliki kandungan racun apapun."

Gigitan serigala tidak mengandung racun tapi mungkin bisa mengakibatkan infeksi jika tidak diobati dengan benar.

Chen Yelang sedikit canggung saat ini dan hanya tersenyum enggan. Dia tidak cerita jika kedatangannya ke sini bukan karena lukanya tapi demi beberapa kelinci yang dibawa Chen Sisi.

"Kakek, apakah nona Chen sudah kembali?" tanyanya.

Kakek Yi sedikit terkejut. "Apakah kalian juga bertemu Si'er? Dia baru saja kembali membawa sekeranjang kelinci. Keberuntungan gadis itu sangat baik."

Berbicara tentang Chen Sisi, tentu saja Kakek Yi dalam suasana hati yang baik.

"Gadis itu bilang ingin membuat sup kelinci dan kelinci panggang untuk makan malam nanti."

Chen Yelang berbinar. Kelinci panggang! Dia sangat ingin makan kelinci panggang semenjak mencium aromanya di gua waktu menyusul keberadaan Tianlong Heyu sebelumnya.

Kakek Yi menatap keduanya dengan curiga. Mereka tidak datang untuk mengemis makanan bukan? Lagi pula, negara sedang krisis makanan saat ini, tak terkecuali di barak militer.

Tianlong Heyu tidak mau repot-repot untuk bertele-tele. "Kami datang untuk membeli kelinci."

"Hah? Beli kelinci?" Kakek Yi semakin bingung.

Banyak kelinci di hutan tapi cucunya ingin membeli kelinci? Apakah dia tak salah dengar?

"Benar, Kakek, aku dan Yang Mulia datang menyusul nona Chen untuk membeli kelinci!" Chen Yelang hanya bisa mengikuti kata-kata Tianlong Heyu saat ini. "Kami berburu kelinci tapi tidak mendapatkan satu pun. Lagi pula, kami tidak memiliki banyak waktu untuk berburu. Mengetahui nona Chen mendapatkan banyak kelinci, kami berniat untuk bertransaksi," jelasnya.

Kakek Yi tiba-tiba saja menertawakan keduanya. "Prajurit seperti apa yang masih membeli hewan buruan dari seorang wanita? Tak tahu malu!"

Melindungi sumber makanan, Kakek Yi tidak akan ragu.

"..." Keduanya tidak membantah sama sekali.

Semakin banyak bicara, Kakek Yi akan mengucapkan kata-kata yang lebih tak bermoral.

1
Meigha
mau mkn gratis,tp malas bantu,😁🤭
endstory
gelang gioknya kan tadi dilepas kok bisa ada ruang nya?
Oi Min
apa kakek Yi tau klo Sisi sbnrnya adek Yelang
Oi Min
apa Sisi sbnrnya adik kandung Yelang? kok bsa terpisah lama gt??
Oi Min
Heyu..... yakin g mau daftar??
Oi Min
wow...... kakek Yi ternyata kakek Tianlong..... secara tak sengaja kakek merawat calon cucu mantu ini
Nining Dwi Astuti
tiap mw baca translate judulY dulu😊
Hk Aak
alur nya beda dari cerita yang lain
meskipun rada berat tapi ceritanya bagus bgt gk ngebosenin
Vea Love
jdi pingin makan mie🤤
Mbak a Rawisari7
Lumayan
Khanza Ely
Luar biasa
zylla
apa iniii 😭😭😭😭
zylla
loooohh, kok paham 😱😱😱
zylla
makin ganaass
zylla
s*mp*h 🤬🤬🤬🤬🤬
zylla
kakek yi 😭😭😭😭😭
zylla
🤮🤮🤮🤮🤮
zylla
ganas kaliii 🤣🤣🤣🤣
zylla
gemeeeeess
zylla
demi calon wangfei 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!