Anya terpaksa harus menjadi istri kedua seorang pengusaha kaya raya yang bernama Axello Richandra atas permintaan istrinya, Hellencia yang tidak bisa memiliki anak, alias mandul.
Demi mendapatkan uang biaya perawatan ayahnya yang masih koma di ruang ICU dan menebus kesalahannya yang meraup banyak kerugian, Anya pun menjalankan perannya sebagai istri muda Axello yang selalu acuh dan bersikap dingin terhadapnya.
Bisakah Anya memenuhi permintaan Hellencia untuk mengandung anak dari Axello dengan sikap Axello yang sangat dingin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sah!
“Ya aku memang sudah gila karena begitu mencintaimu, Mas Axel!” ucap Hellen yang dengan manjanya menidurkan kepalanya di atas pangkuan Axel.
“Apa kau tidak cemburu jika aku memiliki istri muda?” tanya Axel yang sama sekali tidak tahu kemana arah jalan piker istrinya itu.
“Tentu saja aku sangat cemburu! Maka dari itu, aku sudah memilihkan wanita yang tepat untuk mengandung anak kita! Aku yakin, dia tidak akan merebutmu dari sisiku!” tukas Hellen.
“Aku sudah mengatur semuanya dengan sangat baik. Jadi aku harap, kau bekerja sama dengan baik juga Mas!”
Permintaan Hellen kali ini membuat Axel menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia benar—benar sudah terjebak dalam permainan istrinya yang sangat menginginkan seorang anak.
Sebenarnya, Axel sendiri juga sudah mendambakan kehadiran buah hati. Namun keadaan Hellen yang sudah divonis mandul dengan 3 orang dokter membuatnya mengubur dalam-dalam keinginannya untuk memiliki buah hati dan merahasiakan berita ini dengan siapa pun itu.
“Baiklah, kali ini aku mencoba untuk menuruti keinginanmu! Ingat, aku hanya melakukannya satu kali dan selepas itu aku tidak akan pernah mau untuk sekamar dengannya!” ucap Axel membuat mata Hellen berbinar sempurna.
Hellen langsung bangkit dari pangkuan Axel dan mencium bibir suaminya dengan mesra.
“Terima kasih sayang, aku sangat mencintaimu! Kalau begitu, aku akan pergi dulu untuk mengurus acara pernikahan kalian besok pagi!” pamit Hellen yang langsung meraih asnya di atas meja dan keluar dari ruang kerjanya.
💞💞💞
Keesokan harinya, Anya yang masih terlelap dalam mimpinya indahnya harus terbangun saat mendengar suara ketukan pintu berkali-kali.
Akhirnya, dengan kesadaran yang masih belum sempurna, Anya melangkahkan kakinya untuk membuka pintu rumahnya.
“Selamat pagi Nona Anya! Saya datang untuk merias anda yang akan melakukan akad nikah pagi ini dengan Tuan Axello!” ucap salah satu perias yang datang dengan membawa koper peralatan make up.
“Silahkan masuk dan duduk dulu di sini! Saya masih harus membersihkan badan dulu!” balas Anya sambil mempersilahkan tamunya untuk masuk dan duduk.
Selepas itu Anya langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Tidak sampai sepuluh menit, Anya sudah berdiri di samping perias dengan keadaan rambutnya yang masih basah.
“Aku sudah siap!” ucap Anya lirih.
“Baiklah, Nona! Kalau begitu kita mau make up dimana?” tanya perias.
“Di kamar saya aja!” Anya pun segera menuju ke kamarnya dan diikuti oleh dua orang perias yang dikirim oleh Hellen.
Sesampainya di kamar, salah satu perias langsung membantu Anya mengeringkan rambutnya. Sedangkan yang satunya lagi mulai mengoleskan pelembab ke wajah Anya yang sebenarnya sudah sangat cantik tanpa menggunakan make up.
Satu jam lamanya Anya di make over, kini Anya sudah berubah secantik Cinderella. Bahkan sampai kedua orang perias tadi terus saja memuji kecantikan Anya.
“Wah! Nona Anya benar-benar sangat cantik!”
“Benar! Bahkan wajahnya semakin terlihat bersinar jika diberi sentuhan tipis seperti ini!” timpal perias yang satunya lagi.
“Kalian berdua terlalu memujiku! Ini cantik juga hasil dari karya tangan kalian!” balas Anya.
Setelah merias wajah Anya, kedua orang perias tadi membantu Anya mengenakan gaun. Gaun berwarna putih membuat penampilan Anya terlihat begitu memukau.
Tak lama kemudian mobil yang dikirimkan untuk menjemput Anya pun datang dan siap untuk mengantar Anya menuju ke KUA. Kedua orang perias tadi pun langsung mengantar Anya untuk menuju ke mobil yang datang menjemputnya.
‘Selamat datang kehidupan kelamku! Kehidupan tragis yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Bahkan ini semua mungkin akan lebih tragis dari kematian mama dan keadaan papa yang kini tengah dirawat di rumah sakit dan dalam keadaan koma.’
Anya memejamkan matanya dan menahan dirinya agar tidak menangis. Jika mayoritas wanita akan merasa Bahagia di hari pernikahannya, maka hari ini Anya masuk dalam golongan minoritas dimana ia sama sekali tidak merasa bahagia dan justru begitu tertekan.
‘Kamu tidak boleh merasa sedih dan lemah, Anya! Kau harus berjuang di atas kakimu sendiri selepas Mama meninggal dunia dan papa mengalami koma!’
‘Ingat! Kau harus berjuang sebatang kara jika kau masih ingin hidup!’
Anya terus saja menyemangati dirinya sendiri sepanjang perjalanan menuju ke KUA sampai ia tidak sadar jika mobil yang ia tumpangi kini sudah berhenti tepat di depan pintu.
“Kita sudah sampai Nona!” ucap sopir yang sudah membukakan pintu untuk Anya.
Anya pun berusaha untuk kuat sambil berusaha untuk melangkahkan kakinya keluar dari pintu mobil.
“Good Morning, Anya!” sambut Hellen sambil memeluk Anya dengan erat. “Kau sangat cantik sekali hari ini!” puji Miss Hellen sambil melepaskan pelukannya.
“Terima kasih atas pujiannya Miss!” balas Anya sambil mengikuti langkah Miss Hellen masuk ke dalam KUA.
“Tidak perlu sungkan denganku, Anya! Sebentar lagi statusmu adalah sebagai maduku. Aku ingin komunikasi dan hubungan kita terjalin dengan baik."
"Tapi yang terpenting, jangan sampai kau merasa jatuh cinta dengan Mas Axel dan ingin merebutnya dari sisiku!” jelas Miss Hellen sambil menggandeng tangan Anya.
“Siap Miss! Don’t worry it!” balas Anya singkat.
Sesampainya di dalam ruangan, mata Anya terpaku pada sosok lelaki yang sudah duduk dengan sangat manis di depan penghulu. Wajah datar dan cenderung jutek dengan mengenakan kemeja dan jas pengantin yang sudah disiapkan oleh Hellen sedari kemarin.
Penampilan keren dari Axel pagi ini membuat Anya semakin tidak berani untuk memandang wajahnya dan memilih untuk tetap menundukkan kepalanya. Ternyata Axel pun juga sama. Ia memilih untuk tidak memandang Anya sedikitpun.
“Nona Divanya Elea Razil!”
Pak penghulu mencoba menyebutkan nama panjang Anya saat melihat Anya sudah duduk di samping Axel.
“Benar, pak!” jawab Anya singkat.
“Apa kamu sudah siap untuk menjadi istri kedua dari Tuan Axello Richandra dan nantinya akan menjadi madu Nyonya Hellencia?”
Kini Anya tertegun dengan pertanyaan yang ditanyakan Pak Penghulu yang ada di hadapannya. Jauh di dalam lubuknya, ia sama sekali tidak siap untuk menjadi istri kedua. Namun lagi-lagi ia teringat akan perjanjian yang sudah ia tanda tangani dengan Miss Hellen kemarin.
“Siap pak!” jawab Anya dengan mantap
Setelah beberapa pertanyaan sudah terjawab dengan baik, kini tiba saatnya acara sacral pernikahan Tuan Axel dengan Anya.
Pernikahan sederhana ini hanya dihadiri oleh beberapa orang kepercayaan di Restoran milik Axel yang tentunya bisa diajak kerja sama untuk menjaga rahasia.
“Sah!” pekik semua tamu yang hadir dalam ruangan KUA.