Keisha Anastasia Raharjo, dia tidak pernah mengira bahwa di tempat kerjanya yang baru harus terlibat dengan bocah kecil berusia 5 tahun dan ayahnya.
" Hi Mommy! Mommy tantik, jadi mommy Ale ja ya? talau jadi mommy Ale, Mommy nda halus dimalahin Daddy."
" Maaf sayang, Kakak nggak bisa jadi mommy nya Ale."
Bukan hanya sekali itu saja Aleika meminta Keisha untuk jadi ibunya. Bahkan Ale secara terang-terangan meminta kepada sang daddy untuk menjadikan Keisha ibunya.
Entah bagaimana Keisha bisa membuat hati Ale terpaut begitu.
" Kamu sengaja ya deketin anakku biar bisa menarik perhatianku," ucap daddy nya Ale.
" T-tidak Pak, saya tidak pernah punya tujuan demikian."
Keisha yang mencari kerja ditempat lain untuk bisa lepas dari hal-hal demikian, kali ini malah dia terlibat sesuatu yang lebih mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hi Mom! 10
" Kamu katanya lulusan PR, dan kamu pernah kerja jadi PR juga di perusahaan itu. Tapi kenapa ngomong mu hola holo kek gitu, kamu lagi nipu aku ya?"
Jegleeer
Beberapa waktu yang lalu, sebelum sebuah petir menyambar bagi Keisha.
" Bos, ikut wawancara karyawan baru kan? Saya mohon ya Bos, soalnya ini akan jadi jubir kalau Bos sedang malas nemuin klien."
Melanie tampak memohon kepada Gael. Padahal hari ini dia benar-benar berurusan dengan manusia lain selain putrinya.
" Terus kalau aku ikut, Ale sama siapa?"
Tring
Mata Melanie mengerling ke arah Dorry. Tentu saja Dorry tidak masalah jika dia harus bermain bersama nona nya, namun hari ini Dorry banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.
" Ale sama Sus Bety aja nda apa Daddy. Lagian tan ada Om Aloy juga, aman tan Om?"
" Aman Non."
Ale mengangkat ibu jarinya, dan oleh Aloy dijawab dengan cara yang sama.
Meskipun ikut ke perusahaan dan Ale selalu berada di ruangan Gael, Bety dan Aloy memang selalu siap menjaga Ale. Sebenarnya kemanapun Ale pergi, asal memang itu adalah perintah Gael.
" Beneran Ale nggak pa-pa Daddy tinggal?"
" Nda apa Daddy, aman to. Daddy telja aja nda masalah."
Fyuuuh
Sebenarnya bukan masalah aman atau tidak meninggalkan Ale. Gael saja yang sedang enggan berurusan dengan orang, dan Ale ia jadikan alasan.
Mau tidak mau akhirnya Gael bangkit dari kursinya. Ia pergi bersama Melani untuk melakukan wawancara kerja kepada para pelamar. Total ada 5 pelamar, namun yang membuat Gael tertarik hanya satu. Itu karena pelamar tersebut pernah bekerja di perusahaan kontruksi milik kakeknya yang sekarang dikelola oleh sepupunya. Brahmana Grup, itulah nama perusahaannya.
" Jadi kamu cuma 3 bulan aja Di BG?"
" I-Iya Pak."
Keisha tampak gugup ketika diwawancarai oleh Gael. Siapa sangka bahwa sang CEO langsung yang akan mewawancarai dirinya. Jika tidak tahu, Keisha tidak akan segugup itu. Semua itu karena Melani lah yang mengenalkan Gael secara langsung.
Sebenarnya bukan hanya Keisha saja yang diwawancarai oleh Gael, pelamar-pelamar sebelumnya pun juga mendapat perlakuan yang sama.
" Duh, pantes aja tadi pas keluar dari ruangan ini muka mereka kayak mau nangis," ucap Keisha dalam hati. Dia berusaha untuk tenang. Dalam hatinya tak henti-hentinya mengucapkan doa agar dia bisa menghadapi sang bos dengan lancar. Namun harapan tidak selalu terwujud. Bukannya tenang gadis itu malah semakin gugup.
" Lalu, mengapa kamu berhenti? Memang kontrak awal 3 bulan, tapi kalau pekerjaanmu bagus biasanya kamu akan diperpanjang. Nah ini kamu di sini, kamu berarti nyari kerja lagi, jadi apa mungkin kerjaan kamu tidak bagus sehingga kontrakmu tidak diperpanjang?"
Gluph!
Keisha kesulitan menelan saliva nya sendiri. Pertanyaan yang dilontarkan oleh Gael itu sebenarnya sudah ia siapkan jawaban yang umum, tapi mungkin karena saking gugupnya, isi kepala Keisha menjadi buyar semua.
" Kok diam saja, kamu pasti kurang kompeten sehingga perusahaan tidak memperpanjang kontrakmu."
Gael seolah tidak memberi Keisha kesempatan berpikir. Namun baginya itu adalah hal penting. Jika memang pelamar tidak kompeten, untuk apa diterima bekerja.
Semua orang tahu kalau Gael termasuk orang yang sangat selektif ketika mencari karyawan. Untuk berdiri di sisi Gael sekarang, Dorry dan Melani juga banyak mengalami perjalanan yang tidak mudah.
Mendapat julukan tangan kanan dan kiri dari Gael, tentu aja membuat Dorry dan Melani merasa sangat bangga. Namun loyalitas yang diberikan juga tidak lah main-main.
" Itu Pak, sebenarnya saya yang mengundurkan diri. Ada masalah pribadi yang membuat saya memilih untuk tidak memperpanjang kontrak kerja di Perusahaan Brahmana Grub."
" Masalah pribadi? Nanti jangan-jangan kamu juga begitu di sini. Udah kerja, terus ada masalah pribadi lalu resign?"
" Ti-tidak Pak, saya tidak akan bersikap sepeti itu."
" Lho, di BG aja kamu bisa gitu. Apa bener di sini kamu nggak begitu?"
Ucapan tegas, tatapan tajam dan kata-kata yang sebenarnya normal-normal saja tapi terasa menusuk hingga ke hati, membuat Keisha kehabisan kata-katanya.
Dia bisa saja menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, tapi apakah itu pantas untuk diceritakan? Keisha sungguh bingung sekarang ini.
Dan sesungguhnya, semua yang dikatakan bos BHP itu tidaklah salah. Semuanya benar, karena memang sebagai pemberi kerja, dia berhak untuk mendapatkan karyawan yang terbaik dalam versinya.
" Katanya lulusan PR, tapi nggak bisa ngomong dengan bener. Kalau kamu diterima, tugasmu itu menghadapi banyak orang. Kamu harus selalu bisa menjawab pertanyaan mereka, bahkan meskipun sebenarnya kamu tidak tahu apa jawabannya. Kalau kayak gini kamu kayak nipu saya nggak sih?
" Maaf Pak. Saya sama sekali tidak punya maksud buruk. Alasan saya tidak memperpanjang kontrak di BG karena ada teman saya yang mengancam. Dia tidak menyukai saya karena saya dianggap saingan olehnya. Saya dianggap merebut pria yang dia sukai, padahal saya hanya melakukan pekerjaan saya dengan baik. Maka dari itu saya memilih resign. Bukannya kalah, tapi saya lebih suka hidup dengan damai. Terlebih teman saya itu yang memberi informasi pekerjaan itu, dan saya beranggapan yang namanya rejeki seseorang sudah diatur."
Akhirnya Keisha menjelaskan semua alasannya. Entah itu jawaban yang bisa memuaskan sang CEO atau tidak, dia tidak peduli lagi. Dari pada dia dianggap menipu, lebih baik mengutarakan jawaban yang sebenarnya.
Tanpa Keisha ketahui, sebuah senyum tipis terlukis di bibir Gael. Dimana yang melihat itu adalah Melani. Sesaat Melani terkejut, namun detik selanjutnya Melani paham bahwa karyawan baru sudah di tetapkan.
" Mbak Keisha, terimakasih untuk hari ini. Silakan Anda pulang terlebih dulu. Mohon ditunggu hingga dua hari kedepan. Jika Mbak Keisha memenuhi syarat untuk bekerja di BHP, maka akan ada pemberitahuan. Dan setelah pemberitahuan diterima, sudah tidak ada tes lagi."
" Baik Bu, terimakasih. Permisi."
Cekleek
Klaak
Keisha meninggalkan ruang wawancara. ia menghembuskan nafasnya dengan penuh kelegaan. Ia merasa sepeti mendapatkan udara segar setelah terkurung dari kamar yang sesak.
" Mau ketrima apa nggak aku nggak peduli deh," ucap Keisha lirih sambil melenggang pergi. Baru kali ini dia tidak benar-benar ingin diterima. padahal sebelumnya dia sudah sangat antusias untuk bekerja di perusahaan ini.
Seolah tenaganya terserap habis, Keisha berjalan dengan lesu menuju kelua dari gedung BHP. Ia ingin segera bertemu dengan tempat tidur dan merebahkan tubuhnya di sana.
" Eh, awaaas!!!
Drap drap drap
" Kamu nggak apa-apa, cantik?"
" Eh tata, matasih."
TBC
jdi kamu gak bkal berurusan fery juga elin
awalnya pura-pura akhirnya jatuh cinta beneran dan bucin nantinya 😁
Dengan Pak Gael menolongmu, pasti dirimu pun secara otomatis setuju dengan ide yang di cetus Pak Gael. Soal berpura2 ada hubungan jika ada si Yuyu