Menikah sekali seumur hidup adalah mimpi Adel. Namun, gadis berhijab yang memiliki nama lengkap Dandelion Az-Zahra itu harus menerima kenyataan bahwa pernikahannya dengan orang yang pernah ia sukai di masa putih abu itu bukanlah pernikahan impiannya. Karena, Sakha Rafardhan, menikahinya hanya sebatas rasa bakti kepada sang ayah di akhir hayatnya yang ingin melihat putra semata wayangnya menikah. Sementara sang kekasih yang akan ia nikahi justru hilang bak di telan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun kepadanya.
" Jangan berharap lebih dari pernikahan ini. Aku terpaksa menikahimu karena Lisa tiba-tiba hilang tanpa kabar. Jika aku telah menemukannya kembali, maka di saat itu pula pernikahan ini berakhir". Sakha
" Sampai waktunya tiba, izinkan aku tetap melaksanakan tugasku sebagai istrimu. Karena apapun alasanmu menikahi ku, aku tetaplah istrimu." Adel
Bagaimana perjalanan mahligai rumah tangga mereka di saat akhirnya Sakha bisa menemukan Lisa?
Benarkah tidak ada cinta untuk Adel?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DBW 33 Meminta Bantuan
Di Batas Waktu (33)
Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Sebuah pesan dari Yudi masuk. Sebelumnya, Sakha memang mengirimkan pesan kepada Yudi karena merasa familiar mengenai plat mobil yang disebutkan seseorang bahwa itu adalah plat mobil orang yang akan menabrak Adel.
"Awas kamu!", geram Sakha setelah membaca pesan Yudi.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Semenjak kejadian itu, Sakha jadi lebih overprotektif lagi. Adel tidak di biarkan pergi tanpa di antar jemput olehnya. Apalagi setelah Yudi memperhatikannya.
Lisa tidak akan berhenti sampai semua keinginannya terwujud. Yudi
Ia pun teringat ancaman Lisa saat pertemuan terakhirnya. Ancaman yang ia kira hanya gertakan semata.
Kalau aku tak bisa memilikimu, siapapun tidak boleh memilikimu. Lisa
Ya, ternyata mobil tersebut memang milik Yudi. Namun, Sakha baru tahu kalau mobil itu sudah beralih jadi milik Lisa. Salah satu kompensasinya yang diminta Lisa selain apartemen.
Sakha sangat terkejut. Ia merasa tidak mengenal Lisa. Lisa yang ia tahu seolah hanya topeng belaka. Karena semua sikap Lisa yang ia lihat sekarang, tak pernah ia tahu sebelumnya. Sakha benar-benar telah tertipu.
Sakha pun tak habis pikir, bagaimana bisa ada seorang ibu yang meminta kompensasi hanya karena mengandung dan melahirkan anaknya.
Mendapatkan informasi penting seperti itu, Sakha pun menceritakan semuanya pada Adel. Ia tak ingin menyembunyikan apapun lagi. Apalagi ini sudah mengancam nyawa Adel. Ingin memenjarakan Lisa pun, ia belum punya bukti yang kuat. Karena ia bukan seorang yang kaya raya atau orang berkuasa yang dengan mudahnya mengambil rekaman Cctv di jalan.
Semua Sakha kerjakan dengan banyak keterbatasan tapi, tidak membuatnya patah semangat. Karena sepandai-pandainya tupai melompat, ia akan terjatuh juga.
Hari ini Adel berniat pergi ke toko sambil mengunjungi si kembar. Sudah lama mereka tidak bertemu. Walaupun mereka rutin berkirim kabar via chat atau video call.
Seperti biasa, Sakha mengantarkan Adel sampai ke depan toko.
" Aku langsung ke kafe ya, kalau mau pulang kabari mas ya", ucap Sakha lembut.
" Iya. Tapi, kalau hanya ke toko si kembar gak apa-apa kan?", tanyanya kembali memastikan.
" Boleh, tapi hanya di dalam toko. Tidak boleh pergi kemanapun", tegas Sakha. Apalagi dari sudut matanya ia bisa melihat mobil dengan plat yang sama terparkir tidak jauh dari sana. Sudah pasti itu adalah Lisa yang masih mencari celah untuk kembali membuat Adel celaka.
"Terimakasih", Adel mencium punggung tangan Sakha dan Sakha lalu mencium kening Adel .
" Berhati-hatilah, sepertinya Lisa sedang mengawasimu di dalam mobil. Jangan membuat dia curiga", Sakha pikir lebih baik memberitahukan keberadaan Lisa agar Adel pun bisa lebih berhati-hati.
" Aku akan meminta bantuan Yudi, karena perbuatan Lisa sudah sangat meresahkan ", tambah Sakha. Sebenarnya Sakha tidak ingin bertindak lebih. Tapi, ancaman Lisa ternyata bukan isapan jempol belaka.
Adel pun mengangguk. Ia akan patuh pada perintah suaminya. Ia tak ingin kejadian kecelakaan tempo hari terjadi lagi. Jadi, apapun pengaturan Sakha, ia akan percaya sepenuhnya.
Mereka pun berpisah setelah mengucapkan salam.
Lisa yang melihat semua yang dilakukan Sakha membuat ia tambah membenci Adel. Ia masih yakin kalau ia akan bisa kembali pada Sakha jika Adel tidak ada. Baginya, Adel itu adalah penghalang terbesar untuk hubungannya dengan Sakha.
Lisa memang tak sadar diri karena rasa iri yang bersemayam di dalam hatinya. Apa benar Lisa kembali karena baru sadar bahwa dia juga mencintai Sakha atau malah egonya yang tinggi yang tidak ingin merasa kalah karena seseorang berhasil mengambil hati Sakha?. Yang pasti Lisa tidak pernah membiarkan apa yang menjadi miliknya lepas begitu saja.
Tanpa Lelah, Lisa terus mengintai. Menunggu Adel lengah. Saat Adel ke luar toko, ia sangat senang. Seolah rencananya akan berhasil hari ini. Tapi, lagi-lagi ia kecewa, karena ternyata Adel masuk ke toko yang ada tepat di sebelahnya.
"Brugh... ", Lisa memukul stir mobilnya saking geramnya.
Di tempat lain, tepatnya di kafe milik Sakha seorang laki-laki dan seorang perempuan sedang berada di salah satu meja di lantai atas. Menunggu kedatangan Sakha.
" Kamu pesan makanan dulu saja", sang pria memberikan buku menu kepada seorang perempuan di sampingnya.
" Saya terserah Pak Yudi saja", ucap perempuan itu yang tidak lain adalah sekertaris baru Yudi.
" Jangan sungkan. Pilih saja ", Yudi setengah memaksa.
" Baiklah ", jawabnya sambil membaca dengan seksama menu yang tersedia.
Setelah melihat-lihat, sang sekertaris pun menentukan pilihannya. Yudi memanggil pelayan dan menyebutkan pesanan keduanya. Setelah sekian lama, orang yang di tunggu akhirnya datang.
" Maaf tadi mobilnya mogok. Jadi telat", Sakha menghampiri Yudi dan seorang wanita yang tidak ia tahu wajahnya. Karena keduanya duduk membelakangi pintu masuk.
" Gak apa-apa. Santai aja", Jawab Yudi. Sakha pun segera duduk di depan Yudi.
" Syifa?!", Sakha kaget melihat teman SMAnya sekaligus sahabat dari istrinya itu ada bersama Yudi. " Kalian kesini bareng?", Sakha di buat heran dengan keberadaan Syifa. " Apa jangan-jangan...", ucapan Sakha menggantung.
" Iya, dia sekertaris baruku. Pengganti Melinda", jelas Yudi. " Kalian saling mengenal?", Kini Yudi yang di buat penasaran.
" Syifa ini temanku saat di SMA sekaligus sahabat dari istriku, Adel", jelas Sakha singkat.
"Ough", Yudi mengangguk. "Jadi, ada apa?",tanya Yudi to the point.
" Aku mau minta tolong, ini mengenai Lisa", jawab Sakha.
" Kamu memang harus cepat bertindak, kalau itu benar ulah Lisa. Ini sudah masuk tindakan kriminal".
" mm,, maaf. Apa tidak sebaiknya kalau aku pindah meja saja ya?", Syifa khawatir keberadaannya akan mengganggu.
" Tidak. Kamu boleh mendengarkan. Ini bukan rahasia.", perkataan Sakha menghentikan niat Syifa. Walaupun jujur Syifa sangat penasaran, tapi kalau ia tidak di izinkan untuk ikut atau sekedar mendengarkan, ia lebih memilih pindah meja.
" Ini juga demi keselamatan Adel", tambah Adel.
"Apa ini ada kaitannya dengan kecelakaan tempo hari?", tanya Syifa. Adel memang menceritakan kejadian yang hampir membuat dia dan janinnya celaka, namun Adel tidak memberitahukan siapa pelakunya. Tentu karena Adel tidak mau sahabatnya merasa khawatir jika ia tahu siapa pelakunya. Karena semua pasti akan menarik satu kesimpulan yang sama, bahwa tabrak lari itu memang di rencanakan. Yang tidak menutup kemungkinan akan kembali terjadi karena rencana pertama telah gagal.
" Iya. Lisa pelakunya", jawab Sakha sambil menghela nafas. " Seseorang di tempat kejadian memberi tahu nomor plat mobil yang berniat menabrak Adel. Saat di cari tahu, ternyata itu nomor plat mobil milik Yudi yang sudah beralih kepemilikan menjadi milik Lisa.
" Astaghfirullah, ini tidak bisa di biarkan begitu saja", geram Syifa.
Syifa sebenarnya masih penasaran apa hubungannya Lisa dengan bosnya itu. Namun, ia tidak mau di anggap terlalu ingin tahu masalah pribadi orang lain apalagi ini masalah pribadi bosnya.
" Tadi, saat aku mengantar Adel ke toko juga ternyata mobil itu terparkir di sekitar sana", jelas Sakha.
" Kita harus menghentikannya. Membiarkan dia terus berkeliaran akan sangat membahayakan keselamatan Adel", seru Syifa.
" Justru itu, aku mau minta tolong sama kamu, Yud. Aku ingin menghentikan Lisa sebelum niat jahatnya berhasil ia jalankan"
" Aku akan menolongmu. Apa yang bisa aku bantu?", tanya Yudi.