Inara Early Wijaya atau kerap di sapa Nara,gadis berusia 21 tahun yang sedang menempuh pendidikan di salah satu Universitas ternama, selain mahasiswi dia adalah seorang CEO di wijaya grup milik sang Ayah, kedua orang tua Nara meninggal karena kecelakaan maut 4 tahun lalu yang menimpanya. setelah ke dua orang tuanya meninggal Nara lebih memelih tinggal di jogja karena salah satu peristiwa.
Nara tinggal di sebuah apartemen miliknya, namun juga sering menginap di tempat sang paman yang ia panggil Abi, yang memiliki sebuah pesantren yang cukup terkenal.
Tanpa di ketahui Nara sebelum kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya ,Nara sudah di nikahkan oleh seorang anak kiyai kerabat Paman Nara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
" ada apa sih ?" tanya Agnia yang baru saja memejamkan matanya.
" kak Nana ada gak?" tanya Atlas
" lah itu istri kakak, ngapain nyari di kamar nia" balas Agnia.
" beneran Nia, kak Nana ada gak? kakak udah cari dari tadi, tapi gak nemu" ujar Atlas ingin masuk ke kamar Agnia, namun langsung di cegah oleh Agnia.
"ih main masuk aja" gerutu Agnia.
" kakak mau cari kak Nana" sahut Atlas.
" ada, kak Nana lagi tidur, jangan di ganggu kasian perutnya sakit tadi, biarin kak Nana tidur sama Nia" ujar Agnia.
" sakit kenapa?" tanya Atlas seketika takut sang istri kenapa- napa.
" kram mau haid katanya, udah ih sana ganggu orang tidur aja" omel Agnia.
" nanti kakak kasih uang jajan tambahan kalo Nia, bolehin kakak liat kak Nana " Atlas masih merayu sang adik agar bisa masuk ke kamar adiknya.
" ENGGAK, udah ihh Nia mau tidur bye"
duarr
suara pintu kamar Agnia yang tertutup kencang di banting oleh pemiliknya.
" Astagfirullah " gumam Atlas.
Atlas tampak tidak tenang setelah mendengar sang istri sakit, ia kemudian menggeser sofa yang berada di ruang tv di lantai 2 ke depan kamar sang adik.
" nah kalau gini, kalau ada apa- apa kan bisa langsung satu set " .
Tak lama Atlas masuk ke dalam alam mimpi.
****************
Di pesantren Al Fath Nayya sedang uring- uringan karena sang sepupu tak dapat di hubungi, ia ingin mengabari sepupunya jika pernikahannya akan di majukan 5 hari lagi , bertepatan dengan milad pondok Al fath.
" Aduh Nana awas aja kamu, kalo kamu butuh aku,aku gak bakal mau bantuin " gerutu Nayya.
" emang kak Nana bakal minta tolong mb, kalo butuh apa-apa" sahut Jasmin yang tiba- tiba masuk ke kamar Nayya.
" ihh nyaut aja kamu anak kecil" sewot Nayya.
" telfon Gus Atlas aja kak" Jasmin memberi saran untuk Nayya.
" jam berapa ini?" tanya Nayya.
" jam 12 sih mb, besok pagi mb minta tolong gus Atlas buat balikin kak Nana ke jogja" ujar Jasmin.
" barang kali di balikin " sahut Nayya.
" ohh ya kak, tadi aku nemu obat ini di kamar kak Nana" Ujar Jasmin sambil menunjukan kantong berisi beberapa obat milik Nara.
" emang tuh anak, suka banget kelupaan barang penting, coba sini mb liat" Nayya kemudian mengambil beberapa obat untuk di lihat.
Nayya tampak terkejut setelah mengetahui beberapa obat milik Nara yang salah satunya obat pereda nyeri dan juga obat untuk membersihkan rahim.
" kenapa mb, kok kayak syok gitu?" tanya Jasmin.
" hah gapapa, tuh Nana emang bener- benar obat penting di tinggal " jawab Nayya.
Nayya mengetahui beberapa obat tersebut karena ia sekolah di kebidanan.
...****************...
Tepat adzan shubuh Agnia dan juga Nara keluar dari kamarnya, Agnia dan Nara terkejut saat melihat Atlas tidur di sofa tepat di depan pintu kamar Agnia.
" kak bangunin kak" Ujar Agnia.
" kamu aja dek" balas Nara.
Agnia pun menghampiri sang kakak dan mulai mengoyangkan tubuh Atlas.
" kak bangun kak shubuh" saat menyentuh kulit Atlas,Agnia merasakan suhu tubuh Atlas yang sangat panas.
" kak, badan kak Atlas panas banget kak" ujar Agnia.
Nara pun segera menghampiri sang suami, ia kemudian mengecek suhu tubuh sang suami, dan ternyata benar suhu tubuh Atlas begitu panas.
" dek kamu duluan aja ke masjid kakak, urus kak Atlas dulu ya" ujar Nara.
" Iya kak, kalo begitu Nia ke masjid dulu yaa kak" pamit Agnia.
Saat Agnia sudah turun kebawah, Nara mulai mengambil termometer yang tersedia di kotak obat di dekat tangga.
" tinggi juga 39,5 " gumam Nara setelah mengecek suhu tubuh sang suami.
" mas bangun mas, pindah ke kamar mas" Nara mulai membangunkan Atlas.
" mas pindah dulu, sholat habis itu istirahat lagi mas" Nara begitu khawatir.
Atlas mulai terusik tidurnya, ia perlahan membuka mata, saat membuka mata pemandangan yang pertama ia lihat adalah sang istri yang duduk di bawah sofa dengan wajah yang tampak Khawatir.
" uhh sayang" Atlas merubah posisinya menjadi duduk.
"aww " lirih Atlas saat merasakan kepalanya begitu pusing.
" kenapa mas? mana yang sakit?" tanya Nara dengan Nada khawatir.
" gapapa sayang, kepala mas cuma agak pusing aja" jawab Atlas yang tak mau membuat istrinya cemas.
" pindah ke kamar mas, sholat dulu habis itu istirahat, aku masakin bubur"ujar Nara.
"Iya sayang" balas Atlas, dan mencoba untuk berdiri namun sedikit oleng.
" heh mas, kuat gak? sini aku bantuin " Nara kemudian memapah sang suami hingga ke kamar.
" kamu udah sholat sayang? " Tanya Atlas saat Nara membantunya untuk berbaring di ranjang.
Nara hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
" mas imamin yaaa" tawar Atlas pada sang istri.
Nara hanya mengagguk kepalanya, ia kemudian membantu sang suami untuk berwudhu dan juga ia kembali mengambil wudhu.
" kuat mas?" tanya Nara saat ia baru saja keluar dari kamar mandi.
" duduk aja, sholat disini,aku ambil sajadah dulu" Nara kemudian berjalan ke depan untuk mengambil sajadah.
Setelah itu Atlas dan juga Nara melaksanakan sholat shubuh berjamaah, setelah sholat dan berdzikir Nara tak lupa mencium tangan Sang suami dan Atlas pun tak lupa mengecup kening sang istri.
"mas bangun ih, pindah ke kasur aja di sini dingin" ujar Nara saat Atlas tidur di pangkuannya.
" bentar saja sayang, mas kangen banget sama kamu, lagian kamu sih tadi malam tidur di kamar Nia" jawab Atlas.
" lebay banget, pindah mas aku masakin bubur dulu" ujar Nara.
" boleh reques gak?" tanya Atlas dan perlahan bangun.
" apa?"
" boleh masakin sup aja gak? jangan bubur mas gak terlalu suka bubur" ujar Atlas.
" okey, kalo gitu aku ke bawah dulu" pamit Nara kemudian ia keluar dari kamar.
Atlas tersenyum melihat sang istri yang begitu perhatian dengannya, walau ia tau Nara masih marah dengannya tapi ia masih mau merawat dirinya.
" Ya Allah maafkan hamba Ya Allah" gumam Atlas.
Sedangkan di bawah Nara meminta tolong mbok darmi untuk mengajarinya memasak sup.
" mbok maaf yaa, shubuh- shubuh udah ngerepotin mbok, buat bantuin Nana bikin sup"ujar Nara saat memotong wortel.
" ndak papa Ning, emang udah tugas mbok buat masak, mending sampean duduk aja Ning, biar mbok yang lanjutkan" ujar mbok darmi.
" jangan mbok, nanti mbok darmi capek, belom lagi nanti harus masak buat sarapan" jawab Nara.
" Gus wildan beruntung, mendapatkan istri seperti sampean ning"
" bukan Kak Atlas yang beruntung, tapi dia yang beruntung sudah bisa jadi istri,seorang dokter terkenal dan pengusaha "
sehabis keguguran itu kan masih masa nifas ya..yg artinya belum boleh sholat...tapi disini Nara sudah sholat...
si wildan juga terlalu lembek sampai bs dimanfaatin ulet bulu