Alana seorang gadis biasa yang sangat suka membaca novel di waktu senggangnya. Hingga ada satu novel yang membuatnya benar-benar sangat kesal.
Tapi siapa sangka ia justru terjebak menjadi pelayan dari penjahat utama dalam novel tersebut.
"Aku benar-benar akan mati jika terus begini." Gumamnya.
"Akh pangeran bajingan !" Umpatnya.
"siapa yang kau sebut bajingan ?"
"Mati aku..."
Dapatkah Melisa terus bertahan hidup dan dapatkah ia merubah akhir dari novel itu ? ayo saksikan kisahnya di "Transmigrasi menjadi pelayan pria jahat."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aif04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketemu
Malam semakin larut dengan suara makhluk-makhluk malam dan juga angin dingin yang bertiup dengan begitu kuat membuat suasana menjadi mencengkam. Tapi hal-hal itu sama sekali tidak menghentikan seorang pria untuk terus menyusuri setiap sudut kekaisaran. Ia bahkan tidak melewatkan satu tempat pun yang mungkin saja menjadi tempat di mana wanita yang ia cari berada.
“Yang mulia, sebaiknya kita menghentikan pencarian karena tampaknya akan muncul badai malam ini,” ujar Bastian kala merasakan jika angina semakin bertiup dengan kencang disertai dengan kilat di langit. Jika mereka masih nekat untuk mencari wanita tersebut bisa saja hal buruk akan terjadi.
Rion masih diam dengan menatap sekitar hingga ia mengarahkan pandangan pada langit yang begitu gelap tanpa satupun bintang. ‘Huh, benar juga. Lagipula kenapa aku harus mati-matian untuk menemukan wanita itu? Dia hanya pelayan biasa yang pernah menjadi pelayan pribadiku tapi kenapa aku harus begitu perduli?’ pikirnya. “Ini tidak pantas,” gumamnya lalu memutar kepala kudanya menuju istana putra mahkota.
Sedangkan disisi lain Alana tengah berusaha sangat keras untuk lolos dari pria yang menculiknya. Ia dengan cepat terus menggesekkan tali tersebut pada tiang yang ada di belakangnya. Hingga pria yang tadi tersungkur kebelakang sudah berdiri di hadapannya dengan penuh amarah. “Huh, ternyata kau cukup merepotkan tapi tenang saja kau akan segera aku jadikan persembahan,” ujarnya lalu pergi dengan membanting pintu dengan begitu kuat di akhir.
Alana tidak mengatakan apapun, ia kemudian melanjutkan untuk tersu menggesekkan tali pada tiang tersebut sebelum pria aneh itu kembali. “Ayolah aku mohon,” gumamnya dengan penuh harap. Hingga beberapa saat usahanya membuahkan hasil, karena ikatan tali itu mengendor hingga bisa membuatnya melepaskan tangannya meski harus terluka di beberapa sisi. Alana tersenyum dengan senang lalu dengan cepat berdiri mencari celah agar bisa keluar dari tempat itu. Hingga ia melihat jendela kaca yang merupakan satu-satunya harapannya untuk melarikan diri.
Wanita itu berjalan ke arah jendela dan mencoba membukanya akan tetapi benda itu terkunci hingga pilihannya hanya pada menghancurkan kaca jendela dengan paksa. Alana melirik sekitar dan tidak menemukan apapun yang bisa membantunya, ruangan ini benar-benar kosong tanpa perabot apapun yang bisa ia gunakan untuk memecahkan jendela.
Tapi itu tidak membuat Alana putus asa, ia dengan sekuat tenaga menyobek bagian bawah gaun tidurnya lalu melilitkan pada tangan kanannya. Setelah merasa cukup Alana segera meninju kaca tersebut hingga hancur berkeping-keping dan tentunya menghasilkan suara yang begitu keras hingga membuat langkah kaki terdengar begitu cepat mengarah pada ruangan ini.
“BUGH,” tanpa pikir panjang ia langsung melompat pada sisi luar jendela. Ia bahkan tidak menghiraukan kakinya yang tanpa alas harus menginjak serpihan beling yang begitu tajam. Alana benar-benar tidak memperdulikan apapun karena ia harus bisa melarikan diri saat ini jika ingin tetap hidup.
Alana terus berlari tanpa melihat kebelakang, petir mulai menyambar dengan suara yang memekakkan telinga di tambah dengan angin yang begitu kuat membuat pohon-pohon yang ada di sekitarnya bergerak ke kanan dan kekiri. Tapi lagi-lagi Alana tidak memikirkan hal tesebut. Ia bahkan tidak tahu dimana ia berada saat ini akan tetapi selama bisa menjauhi tempat yang aneh dan juga pria jahat itu maka semua akan baik-baik saja menurutnya.
“Hosh, hosh, hosh, “ nafas Alana begitu tidak beraturan bahkan dadanya mulai terasa sakit membuatnya menghentikan langkahnya lalu bersandar pada sebuah pohon yang cukup besar. “Uhu, uhuk, tampaknya aku sudah aman sekarang,” gumam Alana dengan perlahan mendudukkan dirinya di bawah pohon.
“Apa sekarang kau sudah lelah?” suara yang terdengar di telinga Alana hingga ia berdiri dengan cepat dengan membulatkan matanya. Jujur saja ia benar-benar merasa takut hingga ia bahkan tidak bisa untuk tidak gemetar. Tatapan Alana memperhatikan sekitar dengan seksama, tapi ia tidak bisa menemukan apapun kecuali pepohonan.
“Aku disini jadi apa yang kau cari?” ujar sosok berjubah hitam tersebut yang dengan begitu tiba-tiba muncul tepat di hadapan Alana dan membuat jantungnya berdetak dengan begitu cepat. “AKH…!” teriaknya sebelum menampar sosok tersebut dengan tangan kirinya. “PLAK,” setelah itu Alana kembali melarikan diri dengan sekuat tenaga.
“Wanita menyebalkan,” gumam sosok tersebut dengan memegang pipinya yang terasa begitu pedas lalu menghilang bersama dengan kegelapan malam. Sedangkan Alana terus berlari dengan tidak tentu arah. Kali ini ia benar-benar takut karena pria yang saat ini mengejarnya bisa menghilang dan muncul tiba-tiba layaknya setan di tambah dengan jubah hitam yang menambah kesan horror yang membuatnya benar-benar merasa takut.
‘Siapapun tolong aku kumohon,’ batin Alana yang mulai merasa kehilangan tenaga. Ia bahkan telah terjatuh di atas tanah dengan begitu putus asa. Sekuat tenaga ia mencoba tapi nyatanya sosok aneh itu selalu berhasil menemukannya. Alana menatap tanah dengan tersenyum kecut. “ Alana bodoh, untuk apa kau begitu berusaha keras untuk bertahan hidup? Bahkan tidak ada yang benar-benar memperdulikan mu di tempat ini, jadi untuk apa hidup? Untuk apa terus berusaha?” gumamnya dengan tatapan penuh dengan kesedihan. Hingga hujan dengan begitu lebat turun begitu saja menerpa tubuh Alana yang hanya pasrah di atas tanah.
Beberapa saat Alana melihat sosok berjubah hitam muncul di hadapannya dan berjalan dengan perlahan. Alana hanya bisa tersenyum kecut dengan menundukkan kepalanya. Ia hanya terus menatap tanah dengan tatapan putus asa. “Jika kau memang ingin membunuhku sekarang maka lakukan saja. Aku sudah lelah untuk terus berlari. Aku benar-benar sudah sangat lelah,” gumam Alana dengan pasrah.
Suasana hening sejenak hingga sosok itu membuka suaranya. “Kau akan terus hidup,” ujar sosok tersebut yang membuat Alana langsung mendongakkan kepalanya melihat wajah sosok tersebut. Hujan turun dengan begitu deras hingga ia tidak bisa melihat wajah pria itu dengan jelas hingga kilat menyambar dan membuatnya benar-benar terkejut. “A-anda?” gumamnya ketika melihat pria dengan rambut hitam dan mata senada telah berdiri di hadapannya di tengah hujan lebat.
Wajah Rion terlihat datar seperti biasa akan tetapi berhasil membuat Alana tersenyum senang dengan air mata yang menyatu dengan air hujan. “Ayo kembali,” ujar Rion dengan nada datarnya lalu mengulurkan tangannya. “Hmm, ayo kembali yang mulia,” jawab Alana dengan mengangguk lalu tersenyum manis kemudian menggapai tangan Rion dan menggenggamnya erat. Malam dan hujan menjadi saksi bisu bagaimana benang takdir semakin terikat dengan begitu erat bahkan jauh lebih erat dari sebelumnya.
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
terima kasih thor karna sudah up,,,tetap semangat up thor,,,💪💪💪
semangat terus ya buat ceritanya Thor
semangat terus ya buat ceritanya