NovelToon NovelToon
Duda Kaya Itu Suamiku

Duda Kaya Itu Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahmuda / Duda / CEO
Popularitas:4.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yayuk Handayani

Janda hanyalah statusku.


Nadira Ayu, seorang gadis muda yang berparas cantik. Tak pernah terbayangkan oleh Nadira, jika dirinya akan menjadi seorang istri diusianya yang masih begitu muda.


Lika liku serta permasalahan dalam hidupnya seolah telah berhasil membuatnya terlempar dari keluarganya sendiri. Hingga pada suatu hari, dengan tanpa sengaja, dirinya dipertemukan dengan seorang gadis kecil yang begitu cantik.


Dan alangkah terkejutnya Nadira, saat gadis kecil itu menginginkannya untuk menjadi sang mommy baginya. Namun sayang, daddy dari gadis kecil itu memandang dirinya dengan sebelah mata hanya karena ia berstatus sebagai seorang janda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Manusia Kulkas

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Dua gadis beda generasi itu masih terus berlari demi mempertahankan kemampuannya dalam mengikuti permainan. Mereka berdua terus berlari seolah tak ingin memberikan kelonggaran apapun pada lawannya.

Sementara di posisi lain, Andra masih terus setia memperhatikan dua gadis yang berbeda generasi itu dengan senyumannya, memang senyumannya hampir tak terlihat oleh orang lain, karena Andra pun memang sengaja menutupi senyumannya itu, apalagi hal yang membuatnya tersenyum adalah tingkah putrinya dengan sosok wanita yang dipanggil bunda.

" Heh, kalian lucu sekali ". Batin Andra tersenyum.

Entah Andra menyadarinya atau tidak, pertemuan pertamanya dengan Nadira telah memberikan kesan tak biasa pada perasaannya.

Setelah kepergian dari mendiang istri tercintanya, hingga saat ini, tak ada seorang wanita pun yang berhasil mengisi hati seorang Andra. Banyak wanita di luaran sana yang berlomba - lomba ingin mendapatkan hatinya, namun sayang, Andra adalah sosok pria dingin yang sangat sulit untuk ditaklukkan.

Sementara di posisi di mana kedua bola mata Andra memandang, nampak putri kecilnya Aida masih terus mengejar bunda nya. Baik Nadira maupun Aida masih sama - sama terus berlari. Meski tubuh mereka sudah merasa lelah, namun dari keduanya masih belum ada tanda - tanda akan menyerah.

" Bunda, Aida sudah lelah ". Keluh Aida di tengah - tengah kejaran nya.

" Sama, bunda juga lelah sayang, tapi kalau bunda tidak terus lari, nanti bunda malah ditangkap Aida ". Sahut Nadira dengan masih terus berlari.

Mereka terus berlari dengan sisa tenaga yang masih ada, hingga tak lama dari itu, si kecil Aida berhenti dari larinya, sepertinya gadis kecil itu sudah mulai menyerah.

" Hemm... rupanya putriku sudah menyerah ". Batin Andra tersenyum karena melihat tingkah pasrah putrinya.

" Bunda - bunda, sudah, Aida sudah lelah, Aida nyelah bunda ". Seru Aida pada akhirnya.

" Sudah menyerah sayang? ". Sahut Nadira yang berhenti setelah dirinya sempat lari ke sana ke mari yang melewati area bermain.

" Iya bunda, Aida nyelah, bunda sudah menang, bunda tak jadi cium daddy, tapi Aida yang cium daddy ". Sahut Aida dengan sedikit memanyunkan bibir mungilnya.

Mendengar hal itu, membuat Nadira pun bisa bernafas lega. Akhirnya setelah sekian lama dirinya berlari demi menghindari kejaran Aida serta sanksi yang akan diberikan ketika kalah, tak ada yang perlu dirinya khawatirkan lagi, karena Aida pun sudah menyerah.

" Sayang ". Seru Nadira lembut dengan mendekati Aida.

" Bunda, Aida sudah lelah, Aida boleh minta gendong? ". Pinta si mungil Aida dengan sikap manjanya.

" Jadi putri cantik bunda lelah ini, ya sudah akan bunda gendong ". Sahut Nadira, lalu gadis cantik itupun mulai meraih tubuh mungil Aida.

" Telima kasih bunda, kita langsung ke daddy saja ya, Aida sudah mau pulang, kata daddy Aida tidak boleh lama - lama kalau main di lual ". Sahut Aida dengan segala penjelasannya.

" Aduh, ternyata putri bunda ini anak yang penurut ya ". Puji Nadira.

Dengan perasaan yang telah cukup puas, akhirnya, Aida bersama bunda kesayangannya itu pun menuju ke tempat di mana daddy nya sedang duduk, oh lebih tepatnya, bunda yang menggendongnya lah yang membawanya ke arah sang daddy.

" Daddy ". Seru Aida, lalu gadis kecil itupun mulai turun dari gendongan bunda nya.

" Sayang ". Seru Andra, lalu pria bertubuh kekar itupun mulai merengkuh putrinya.

Cup... cup... Aida pun memberikan ciuman manisnya di pipi kanan dan kiri daddy nya.

" Ada apa putri daddy, sepertinya ada sesuatu yang ingin putri daddy ini buktikan? ". Sahut Andra, karena memang itulah yang dirinya rasakan dari putri kecilnya.

" Iya, daddy benal sekali, sehalusnya bunda lah yang cium daddy, bukan Aida, tapi kalna Aida yang kalah, jadinya Aida deh yang cium daddy ". Sahut Aida yang menjelaskan.

Mendengar pernyataan dari putrinya, membuat Andra pun menjadi mengernyit bingung. Andra merasa bingung dengan aduan dari putrinya yang terdengar absurd itu, hingga Andra pun mulai mengarahkan pandangannya pada sosok wanita yang menjadi bunda bagi putrinya itu.

Mendapati tatapan tuan Andra yang tak biasa pada dirinya, membuat Nadira pun menjadi merasa khawatir. Nadira khawatir jika tuan Andra akan salah paham dengannya.

" Daddy, tadi itu, Aida sama bunda main kejal - kejalan, bagi yang kalah akan dapat hukuman, dan hukumannya ya halus mencium daddy, kalna Aida yang kalah, jadinya Aida deh yang cium daddy ". Tutur Aida pada akhirnya.

Setelah Aida menjelaskan semuanya, Nadira pun sudah bisa bernafas lega. Beruntung Aida melanjutkan penjelasannya, jika tidak, sudah pasti si tuan Andra ini, akan salah paham pada dirinya.

Tanpa ada seorangpun yang menyadarinya, sebuah senyuman kecil yang nyaris tak terlihat, kini telah muncul di kedua sudut bibir Andra.

" Heh, sekarang aku tahu, kenapa gadis ini berlari kencang untuk menghindari putriku, jadi karena ini alasannya, dia takut mendapat sanksi mencium ku, heh, lucu sekali dia ". Batin Andra tersenyum.

" Daddy ". Panggil Aida.

" Iya sayang ". Sahut Andra.

" Inikan sudah sole, memangnya daddy tidak mau pulang? ". Sahut Aida, ternyata Aida mengingatkan daddy nya.

" Ya sudah ayo kita pulang, daddy memang sudah ingin segera pulang ". Sahut Andra, lalu pria bertubuh tinggi dan kekar itupun mulai beranjak dari posisinya.

" Daddy, Aida mau gendong sama bunda ". Seru Aida, dan tiba - tiba dengan langsung mengulurkan kedua tangan mungilnya pada sang bunda.

Andra sendiri yang pada saat sang putri langsung ingin berpindah pada bunda nya, begitu sangat tersentak sehingga tubuhnya pun menjadi tak siap dalam menghadapi ingin pindahnya tubuh sang putri, sehingga akibatnya, tubuh Andra pun menjadi condong dan terpaksa harus mengenai tubuh bunda putrinya. Dan akhirnya, tubuh kekar Andra itu benar - benar telah menerpa tubuh mungil Nadira.

" Astaghfirullah ". Pekik Nadira kala tubuh mungilnya yang tak siap menerima ambrukan dari tubuh Andra.

Hingga disaat tubuh Nadira hampir terjatuh menyentuh tanah, dengan sigapnya Andra pun merengkuh tubuh Nadira dan langsung berbalik badan hingga akhirnya...

Bugh...

Andra pun terjatuh dalam keadaan terlentang di mana putrinya dengan Nadira sedang berada di atas tubuhnya.

Deg...

Tatapan dari kedua insan yang sudah dewasa itupun menjadi saling bertemu. Andra dengan Nadira menjadi saling menatap.

Dalam pandangan Andra, kedua bola mata dari sosok wanita yang telah menjadi bunda bagi putrinya ini, terlihat begitu sendu yang memancarkan ketenangan, seolah menunjukkan jika sosok wanita yang telah menjadi bunda bagi putrinya ini adalah wanita yang berhati baik dan juga lemah lembut.

" Aduh, ayo bangun, jangan tidul di sini ". Protes Aida tiba - tiba.

Sontak saja rengekan dari Aida pun membuat Andra dan juga Nadira menjadi tersadar.

Mereka bertiga pun akhirnya sama - sama berdiri dari kecelakaan yang tak sengaja sempat terjadi itu.

" Ma-maafkan saya tuan, saya tak sengaja ". Seru Nadira takut - takut lantaran tubuhnya sempat menindih tubuh tuan Andra nya.

" Hemm... ". Sahut Andra yang hanya dengan deheman saja.

" Maafkan Aida ya bunda daddy, gala - gala Aida daddy sama bunda sampai teljatuh ". Seru Aida yang memahami kesalahannya.

" Tak apa sayang, apa kamu masih ingin bergendong pada bunda mu? ". Sahut Andra.

" Tidak daddy, Aida mau jalan saja ". Sahut Aida pada akhirnya.

Setelah kejadian yang baru saja menimpa sang daddy dan juga bunda nya, membuat Aida berubah pikiran dan tak memiliki niatan lagi untuk bergendong pada bunda nya.

Dan akhirnya, mereka bertiga pun kembali melangkah menuju mobil, dan seperti biasa, si kecil Aida memang tak pernah lepas dari bunda nya. Sepanjang sepasang kaki mungilnya melangkah menuju mobil, Aida seolah tak membiarkan tangan mungil terlepas untuk terus menggenggam tangan bunda nya.

Hingga tak lama mereka bertiga melangkah, kini sampailah mereka di dekat mobil. Nadira bersama Aida pun sudah akan memasuki mobil itu.

" Mau duduk di mana kamu? ". Seru Andra tiba - tiba karena Nadira mulai membuka pintu mobilnya.

" Duduk di belakang tuan ". Sahut Nadira.

" Kamu ini benar lupa atau pura - pura lupa sih?, ayo duduk di depan, jangan duduk di belakang, aku bukan supirmu ". Sahut Andra ketus.

Ya, sebelumnya disaat akan pergi ke taman, Andra sudah mengingatkan pada Nadira agar dirinya duduk di kursi depan bukan di kursi belakang, namun entah apa yang terjadi pada Nadira sehingga dirinya malah ingin duduk di kursi belakang. Dan hal itu tentu saja Andra melarangnya, karena Andra tak ingin dianggap sebagai supir Nadira.

" Baik tuan ". Lirih Nadira.

Dan akhirnya, mereka pun telah sama - sama masuk dan berada di dalam mobil dengan Aida yang masih setia duduk di pangkuan bunda nya.

Dalam perjalanan, Aida nampak begitu senang, bahkan dirinya memang akan selalu senang. Dan sepanjang berada di dalam mobil, tak jarang tangan mungilnya itu memainkan tangan bunda nya. Dan apa yang dilakukan oleh gadis kecil itu, pastilah tak luput dari perhatian sang daddy, meski daddy nya tak menatapnya, oh lebih tepatnya, sang daddy Andra berpura - pura tak melihat dengan apa yang dilakukan oleh dirinya.

" Bunda ". Seru Aida.

" Iya sayang ". Sahut Nadira.

" Dua bulan lagi adalah hali ulang tahun Aida yang ke empat tahun, bunda datang ya ke acala ulang tahunnya Aida, Aida ingin bunda datang ". Seru Aida yang begitu berharap.

Mendengar penuturan dari Aida, membuat Nadira tak tahu harus menjawab apa, bukan tak tahu sih, hanya saja dirinya merasa tak enak hati jika harus datang sedangkan daddy dari Aida sendiri tak mengundangnya.

" Bagaimana bunda, bunda mau ya datang ke ulang tahunnya Aida? ". Seru Aida lagi, Aida begitu sangat berharap jika bunda nya akan benar - benar hadir di ulang tahunnya.

" Emm sayang, memangnya bunda boleh datang ke acara ulang tahunmu? ". Sahut Nadira takut - takut.

" Tentu boleh bunda, kenapa halus tidak boleh?, bunda kan bunda nya Aida, iya kan daddy? ". Sahut Aida yang membenarkan bahkan daddy nya pula sampai ditanyai.

" Ehemm iya boleh ". Sahut Andra bahkan tanpa menoleh sedikitpun.

" Tuh kan bunda, bunda boleh datang, mau ya bunda datang ke ulang tahunnya Aida ". Pinta Aida lagi.

" Baiklah sayang bunda akan datang ". Sahut Nadira dengan tersenyum kecut.

" Asyiiik, telima kasih bunda ". Seru Aida yang begitu senangnya.

Nadira merasa sangat senang karena dirinya secara tidak langsung sudah memberikan kebahagiaan untuk Aida, namun hatinya juga merasa sangat miris lantaran sang daddy dari Aida sendiri, nampak begitu tak mempedulikan apakah dirinya boleh hadir ke acara ulang tahun putrinya atau tidak.

Namun ya sudahlah, yang penting dirinya akan hadir ke acara ulang tahun Aida karena dirinya ingin membuat Aida bisa bahagia. Jika tuan Andra tak mempedulikannya, Nadira pun juga tak mempermasalahkan hal itu.

*****

Bremmm....

Deru suara mobil itupun nampak terdengar jelas di indera pendengaran pemilik rumah, sehingga membuat mereka pun berinisiatif ingin keluar.

" Bu, itu pasti Dira ". Seru Putri dan langsung berlalu menuju teras rumah.

Sementara Nadira sendiri sudah keluar dari mobil mewah tuan Andra.

" Bunda, telima kasih ya kalna hali ini sudah mau menemani Aida ". Seru Aida dari tepi kaca mobilnya.

" Iya, sama - sama sayang ". Sahut Nadira tersenyum.

Lalu Nadira pun menatap pada tuan Andra nya.

" Emm... tuan, terima kasih karena tuan sudah mengantar saya sampai rumah ". Lanjut Nadira.

" Iya ". Sahut Andra singkat namun masih bisa di dengar oleh Nadira.

" Ayo putri daddy kita pulang sekarang ". Putus Andra pada akhirnya.

Dan dengan tanpa aba - aba, Andra pun mulai menutup secara otomatis kaca jendela di pintu mobilnya itu, hingga membuat Nadira tak lagi dapat melihat Aida. Lalu mobil mewah yang baru saja mengantarkan dirinya itu telah kembali melaju dan meninggalkannya dalam keadaan mematung.

Mendapati perlakuan yang begitu tak mengenakkan, membuat hati Nadira menjadi tergores. Entah mengapa setelah mendapati sikap tuan Andra yang baru saja dirinya alami membuat hati Nadira menjadi sakit. Apa yang dilakukan oleh tuan Andra sama sekali tak menunjukkan sikap menghargai orang lain. Namun ya sudahlah, Nadira tak ingin memperpanjang apa yang dirasakannya, membuang rasa sakit hatinya karena sikap tuan Andra, mungkin itulah satu - satunya cara untuk menghilangkan rasa sakit hatinya.

" Dira ". Seru suara seorang wanita yang sangat Nadira kenal siapa pemilik suara itu.

Nadira pun langsung menoleh, dan benar saja, nampak bu Dewi dan juga Putri sedang menuju ke arahnya.

" Dira, kamu sudah pulang, wah... enak sekali ya kamu, bisa diajak jalan - jalan sama tuan Andra ". Seru Putri yang menggoda sahabatnya itu.

" Enak apanya sih, bukan makanan juga ". Sahut Nadira.

" Nak, apa tuan Andra sedang membicarakan hal yang penting sama kamu? ". Tanya bu Dewi.

" Tidak bu, tidak ada pembicaraan yang penting antara Dira dengan tuan Andra, tuan Andra hanya ingin agar Dira menemani putrinya bermain di taman, sudah itu saja ". Jelas Nadira.

" Ini dia yang menjadi persoalannya, kamu masih belum cerita sama aku Dir, kok putrinya tuan Andra bisa mau main sama kamu, memangnya di mana kamu kenal? ". Tanya Putri karena memang inilah yang dirinya ingin tanyakan sedari awal.

" Sudahlah, dibahasnya di dalam saja nak, ayo sebaiknya kita masuk, ini sudah sangat sore ". Putus bu Dewi pada akhirnya.

Dan setelah obrolan singkat itu, ketiga wanita itupun telah masuk ke rumah mereka sebelum malam benar - benar tiba.

*****

Waktu sudah memasuki malam hari. Segala persiapan untuk masuk kuliah yang akan dimulai beberapa minggu lagi, telah Nadira siapkan dengan lengkap, dan hanya tinggal menunggu waktu masuk saja.

Malam ini tak begitu banyak aktivitas yang dilakukan baik Putri maupun Nadira. Kedua gadis itu baru saja selesai membaca beberapa lembar buku sebelum akhirnya beristirahat.

" Dira ". Panggil Putri.

" Iya ". Sahut Nadira.

" Besok, sekitar pukul sembilan akan ada rapat di kampus ku, dan dosen ku sudah memesan menu makanan untuk orang - orang yang rapat besok, besok kamu antar ya makanannya ". Jelas Putri.

" Oh itu, iya akan aku antar, tadi ibu juga sudah bilang kalau dosen kamu memesan makanan ". Sahut Nadira.

" Baguslah kalau kamu sudah tahu ". Sahut Putri.

Dan setelah obrolan terakhir itu, kedua gadis cantik itupun sudah mulai mengistirahatkan diri mereka sebelum aktivitas yang baru di keesokan harinya kembali akan mereka lakukan.

*****

Pagi hari yang sudah begitu sangat cerah, nampak masih banyak pembeli yang masih mengantri untuk sarapan pagi.

Seperti biasa, di pagi ini, Nadira sedang membantu bu Dewi untuk melayani banyak pembeli. Namun setelah ini, nampaknya Nadira harus menghentikan bantuan nya sejenak di kafe yang cukup ramai ini, lantaran sudah mendapat kabar jika pesanan makanan yang akan dibawa ke kampus Putri, meminta untuk diserahkan lebih awal. Akibatnya ya seperti inilah, Nadira harus sesegera mungkin mengantarkan makanan pesanan itu.

" Bu, ibu tidak apa - apa Dira tinggal sendiri di sini, apalagi ini masih ramai? ". Seru Dira.

" Tak apa nak, cepat bawalah makanan itu, pasti orang - orang di kampus pada menunggu ". Sahut bu Dewi.

Nadira pun akhirnya pasrah, mau tak mau dirinya memang harus mengantarkan makanan pesanan itu.

Tak ingin berlama - lama, dengan langkah cepat pun Nadira membawa makanan itu dengan menaiki motor matic nya.

Gadis cantik yang masih belum genap berusia dua puluh satu tahun itu terus melajukan motor matic nya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Mengingat jika para dosen telah menunggu pesanannya, membuat Nadira tak ingin kehilangan banyak waktu lagi.

Dan akhirnya setelah hampir sepuluh menit lamanya mengendara, Nadira pun telah sampai di halaman kampus di mana sahabatnya Putri kuliah. Dengan langkah cepat gadis cantik itu mulai masuk dan melewati lorong kampus.

Dalam langkahnya, Nadira memperhatikan setiap pintu ruangan yang ada di sana, Nadira mencari ruangan kantor di kampus itu, namun dirinya masih belum menemukannya.

" Permisi mbak, ruangan kantor khusus para dosen ada di mana ya mbak? ". Tanya Nadira disaat bertemu dengan salah seorang mahasiswi yang sedang duduk.

" Ruangan para dosen?, semua dosen di sini punya ruangannya masing - masing mbak, tapi kalau ada rapat, biasanya para dosen kumpul di ruangan khusus rapat ". Sahut mahasiswi itu.

" Saya juga kurang tahu ya mbak, tapi yang pasti, saya di suruh mengantarkan makanan untuk para dosen yang sedang ada rapat ". Sahut Nadira.

" Oooh, berarti itu di ruang rapat mbak, hari ini semua dosen, rektor, termasuk pemilik kampus sedang rapat, kalau mbak mau ke sana, ya mbak tinggal jalan lurus dan setelah itu belok ke kiri, nanti di sana mbak akan menemukan ruangan khusus rapat ". Jelas mahasiswi itu.

" Kalau begitu terima kasih mbak, saya mau ke sana dulu ". Sahut Nadira pada akhirnya.

Lalu Nadira pun melanjutkan langkahnya menuju ruangan rapat sesuai dengan yang diberitahu oleh mahasiswi tadi.

" Sepertinya ini ruangannya... aduh, kenapa aku jadi gugup ya ". Gumam Nadira setelah dirinya berada di depan pintu.

" Ayo Dira jangan gugup, kamu ke sini untuk mengantar makanan ". Gumamnya lagi, lalu dengan perasaan yang dibuat setenang mungkin, Nadira pun mulai akan masuk ke ruangan itu.

Tok... tok... tok... ceklek....

Pintu ruangan itupun telah berhasil Nadira buka.

" Permisi, bapak, ibu, saya kemari ingin mengan... ". Seketika itu kalimat Nadira menjadi terhenti.

Nadira terdiam membeku bak sebuah patung. Satu hal yang begitu mengejutkan telah dirinya alami. Nadira begitu sangat tertegun kala dirinya dengan tak sengaja melihat sosok yang dingin bak sebuah kulkas.

Ya, di ruangan ini, Nadira bertemu dengan tuan Andra, sosok tuan yang begitu dingin itu. Kini tatapan keduanya malah saling bertemu. Dan Nadira masih terdiam membeku di tempat.

" Tuan Andra ada di sini? ". Batin Nadira.

" Ada apa mbak? ". Seru suara seseorang sehingga membuyarkan lamunan Nadira.

" Eh, ini, saya mau mengantar makanan yang dari kafe nya bu Dewi ". Sahut Nadira gugup.

" Oh, baiklah, sini Dira mana makanannya ". Seru salah seorang dosen wanita yang ada di sana.

Lalu Nadira pun mendekat ke arah dosen wanita itu dan menyerahkan pesanan makanan yang dibawanya.

" Uang nya ditunggu dulu sebentar ya, kami masih mau rapat, kamu tunggu dulu di luar, sebentar lagi rapat akan selesai kok ". Sahut ibu dosen itu.

" Baik bu ". Sahut Nadira, lalu ia pun segera bergegas keluar dari ruangan itu.

*****

Rapat di kampus itupun telah usai. Dan dari ruangan khusus rapat itu, nampak semua dosen serta orang - orang penting lainnya sudah mulai keluar.

Setelah hampir tiga puluh menit lamanya Nadira menunggu, akhirnya dosen perempuan yang akan membayar pesanan makanannya sudah datang mendekatinya.

" Maaf ya Dira, kamu lama menunggunya ya nak? ". Seru dosen wanita itu.

" Tidak apa - apa bu, namanya juga rapat ". Sahut Nadira dengan tersenyum.

" Ayo ". Ajak dosen itu, lalu Nadira pun benar ikut untuk mengambil uang nya.

Tak butuh waktu lama, akhirnya dengan di dampingi oleh ibu dosen yang tadi, Nadira pun keluar dari ruangan.

" Kalau begitu Dira pamit dulu ya bu ". Seru Nadira.

" Iya ". Sahut sang ibu dosen.

Nadira pun mulai melangkah kembali untuk menuju halaman kampus, namun, baru saja beberapa kali dirinya melangkah, mendadak langkahnya itu menjadi terhenti.

Deg... rasa keterkejutan ini kembali terjadi. Sungguh tak disangka, kali ini Nadira bertemu lagi dengan tuan Andra.

Andra yang menyadari adanya seseorang yang menghentikan langkahnya mendadak, membuatnya pun menoleh.

Dan kini pandangan Andra dan juga Nadira kembali saling bertemu. Namun setelah itu, Andra pun kembali fokus pada handphone pintarnya.

" Heh, manusia kulkas, bahkan dia bersikap seolah tak mengenalku ". Batin Nadira.

Lalu dengan tanpa mempedulikan keadaan di sekelilingnya, Nadira pun kembali melangkah bahkan melewati tuan Andra nya begitu saja. Nadira terus melangkah hingga akhirnya tubuh mungilnya itu benar - benar hilang dibalik tembok.

" Siapa wanita itu? ". Tanya Andra pada sang dosen.

" Oh, perempuan yang baru saja lewat itu tuan?, dia itu Dira tuan, salah satu karyawan di kafe nya bu Dewi ". Sahut dosen wanita itu.

Setelah pernyataan sang dosen, tak ada lagi sahutan dari Andra. Ya, Andra memang sengaja menanyakan tentang Nadira, karena semenjak dari kemarin, Andra masih belum mengetahui nama Nadira, lebih tepatnya bukan tidak mengetahui, hanya saja Andra kurang begitu memperhatikan nama Nadira sendiri.

Bersambung..........

🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

🌿🌿🌿🌿🌿

1
reni puspitasari
Luar biasa
reni puspitasari
Lumayan
pejuang rupiah😶‍🌫️
Biasa
Tri Utari Agustina
Rasakan Ria diberhenti oleh Andara karena mengasih minyak goreng dikolam renang
Tri Utari Agustina
Suster Ria mau dengan Andara kaca suster ria
Sandisalbiah
mohon maaf sebelumnya.. bukankah saat ini posiai Andra baru akan keluar rumah sakit ya... itu pas kecelakaan bukanya kondisi tangan Andra ada yg patah.. terus kok bisa gendong Nadira..?? 🤔🤔🤔🤔
Tri Utari Agustina
Rasakan Santi dan Siska dibentak oleh Andara
Tri Utari Agustina
Semoga Celine berbohong masalah penyakitnya semoga ketahuan oleh Andara
Sandisalbiah
mungkin setelah kecelakaan otak Andra jd lebih waras dan sikap egoisnya jd berkurang
Sandisalbiah
bodoh apa pura² bego si Andra ini...
Sandisalbiah
preett lah Ndra.. kalau kata maaf bisa menyelesaikan semua masalah.. dan kata maaf bisa menghilangkan rasa sakit di hati maka dunia ini tdk memerlukan hukum dan peraturan..
Sandisalbiah
hadeh.. lemah banget MC ceweknya.. gampang banget di tindas..
Runik Runma
rasain kmu ndra
Runik Runma
ntar bucin loh
Sandisalbiah
laki² egois si Dani ini... pengecut banget sikapnya
Indira Ira
Luar biasa
Tri Utari Agustina
Dasar Dani tidak tahu diri menyuruh Dira menjaga anaknya
Tri Utari Agustina
Jahat mama Santi terhadap Dira semoga ada balasannya
Tri Utari Agustina
Apa Dira anak pungut atau anak kandung thor
Layla 🌹
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!