Duda Kaya Itu Suamiku

Duda Kaya Itu Suamiku

Harus Menikah

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Riuhan serta suara langkah drap sepatu para siswa dan siswi nampak terdengar menghiasi lorong sekolah hingga menuju aula. Kini para siswa dan siswi yang telah menduduki kelas dua belas itu, nampak mulai memenuhi ruangan aula sekolah dengan duduk di antara banyaknya kursi yang telah disediakan.

Ya, di pagi hari yang cerah ini, adalah hari pengumuman kelulusan siswa dan siswi SMA 1Harapan. Mereka semua nampak begitu senang sekaligus deg - degan karena para guru masih akan mengumumkan kelulusan mereka. Begitupun dengan yang dialami oleh seorang siswi cantik ini, yaitu Nadira Ayu.

Ya, Nadira Ayu adalah salah seorang siswi yang berparas sangat cantik di sekolahnya. Banyak dari para siswa yang begitu mengagumi dirinya. Sosoknya yang pendiam dan sopan, membuatnya banyak di sukai oleh para siswa, namun Nadira, bukanlah gadis yang bisa dengan mudah ditaklukkan. Dirinya yang begitu baik dan sangat menghormati kedua orang tuanya, membuat Nadira merasa enggan untuk menjalin hubungan dengan pria manapun, karena itulah yang diminta oleh kedua orang tuanya.

" Kapan sih pemberitahuan kelulusan kita akan diumumkan, aku tak sabar sekaligus dag dig dug ini ". Seru Fitri pada kedua sahabatnya.

" Iya sama, aku juga begitu Fit, jantungku rasanya deg - degan terus dari tadi, untung jantungku ini ciptaan Tuhan, coba kalau buatan pabrik, pasti sudah copot ini ". Sahut Rika dengan memegangi dada sebelah kirinya.

" Ih, kamu apa sih Rik, terlalu lebay kamu, mau tahu kabar tentang kelulusan saja jantungnya sampai mau copot ". Sahut Fitri sinis, karena menurutnya temannya itu sangatlah berlebihan.

" Aduh Fit, maksudnya jantung mau copot itu hanya istilah saja, karena aku dari tadi memang deg - degan ". Ralat Rika, karena itulah maksud dari ucapannya.

Rika lalu menatap pada sahabatnya yang agak pendiam. Nampaknya sahabatnya terlihat tenang - tenang saja.

" Dira ". Seru Rika.

" Iya, ada apa Rik? ". Tanya Nadira dengan pandangannya yang langsung menoleh pada sang sahabat.

" Kamu dari tadi kenapa diam, memangnya kamu tak merasa deg - degan apa, kan hari ini pengumuman kelulusan kita ". Sahut Rika dengan masih menatap Nadira.

" Ya sebenarnya deg - degan juga Rik, tapi kan aku harus tetap tenang, yang terpenting apapun nanti hasilnya, ya harus diterima dengan baik ". Sahut Nadira dengan gayanya yang memang nampak selalu tenang.

" Huum... kamu memang benar Dira, mungkin karena akunya yang terlalu heboh ". Sahut Rika.

Dan akhirnya ketiga gadis remaja itupun menatap ke depan melihat para guru yang sudah bersiap memberikan pengumumannya.

" Baiklah anak - anak kami akan memberitahukan nya, selamat untuk semua anak - anakku, kalian semua dinyatakan lulus ". Seru bu Wulan.

Sontak semua siswa dan siswi yang ada ruangan aula itupun merasa sangat senang. Bahkan tak sedikit dari mereka ada sempat menjatuhkan air mata bahagianya.

" Alhamdulillah, akhirnya kita semua lulus, terima kasih ya Allah ". Syukur Nadira, sudah tak bisa digambarkan lagi bagaimana rasa bahagianya.

" Aku sangat senang, akhirnya kita semua bisa lulus bersama ". Seru Fitri.

" Iya aku juga senang, aku sudah tak sabar tahu ingin segera kuliah ". Sahut Rika.

Lalu ketiga sahabat yang sedang dilanda rasa bahagia itupun saling berpelukan dengan meluapkan emosi kebahagiaan nya. Akhirnya, perjuangan mereka selama tiga tahun dalam menempuh pendidikan sekolah menengah atas, telah membuahkan hasil yang begitu sangat membahagiakan.

*****

Senyum kebahagiaan masih terus terpancar di paras cantiknya. Selain dinyatakan lulus, dirinya juga dinyatakan sebagai salah seorang siswi dengan kelulusan nilai terbaik, tentu dirinya sangatlah bahagia, dan kebahagiaan ini pastinya akan semakin berlipat ganda kala dirinya memberikan kabar penting ini pada keluarga tercintanya.

" Assalamualaikum, selamat sore pak Ilham ". Sapa Nadira ketika dirinya sudah memasuki halaman rumahnya.

" Waalaikumsalam, selamat sore non Nadira ". Sahut sang security pak Ilham dengan senyuman ramahnya.

Lalu Nadira pun terus melenggang masuk ke rumahnya.

" Wah, ada apa dengan non Dira, kelihatannya sangat senang sekali, huum syukurlah, saya ikut senang non jika non Dira bisa tersenyum seperti itu ". Gumam pak Ilham dengan masih menatap punggung mungil Nadira hingga hilang di balik tembok.

Bukan tanpa sebab pak Ilham bermonolog seperti itu, pasalnya Nadira selalu diperlakukan layaknya bukan anak kandung bagi tuan dan nyonya nya, entahlah, pak Ilham sendiri juga tak paham, mengapa kedua majikannya itu bisa bersikap demikian pada putrinya sendiri.

Nadira terus melangkahkan sepasang kaki jenjangnya menuju ruang tamu, hingga di mana dirinya sampai di tempat yang dituju, nampak kedua orang tuanya dan juga sang kakak, terlihat menikmati tontotan tv mereka.

" Assalamualaikum pa ma, kak Siska, Dira sudah datang ". Serunya, lalu gadis remaja itupun langsung mencium punggung kedua tangan orang tuanya secara bergantian.

" Kak Siska ". Seru Dira yang ingin mencium tangan kakaknya.

" Apa sih kamu, jangan sok menghormati aku deh, kalau sudah salaman sama papa dan mama ya sudah, tidak perlu salaman sama aku lagi ". Sahut Siska ketus, bahkan raut wajahnya pun menunjukkan betapa tak sukanya ia pada Nadira.

Nadira yang diperlakukan seperti itu oleh kakaknya pun hanya diam. Sudah hal yang biasa jika kakanya Siska tak pernah bersikap baik padanya.

Nadira pun akhirnya duduk di samping sang papa. Nampaknya gadis itu sudah tak sabar ingin memberitahukan kabar tentang kelulusan terbaiknya pada sang papa dan juga mamanya.

" Pa ma, Dira punya kabar baik dan menggembirakan ".

" Pa, ma, kak Siska, Dira sudah dinyatakan lulus dari sekolah, dan apa kalian tahu, Dira memperoleh nilai terbaik di sekolah ". Seru Dira dengan rasa bahagianya.

" Benarkah nak, kamu lulus dengan nilai terbaik? ". Seru sang papa Yudi.

" Iya pa, Dira lulus dengan nilai terbaik di sekolah ". Sahut Dira lagi.

" Alhamdulillah, papa turut senang mendengarnya nak ". Seru Yudi, lalu ia pun memeluk putrinya Dira.

Jika sang papa Yudi begitu sangat senang dengan kabar prestasi yang sudah diraih oleh Dira, maka beda halnya dengan Santi sang mama dan juga Siska sang kakak. Dua wanita beda generasi itu nampak bersikap acuh dan tak peduli sama sekali dengan apapun yang telah diraih oleh Dira, lebih tepatnya, mereka sama sekali tak peduli dengan Dira.

*****

Hembusan angin malam terasa mulai menyapu setiap bagian kulit indahnya. Mulai terasa dingin, itulah yang Dira rasakan. Tak ingin jika tubuh mungilnya semakin kedinginan, Dira si gadis remaja itupun mulai menutup jendela kamarnya.

Dira mulai duduk di kasur empuknya, tubuhnya pun ia sandarkan di sandaran kasur yang terpasang kokoh itu. Nadira menatap lurus ke depan, pikirannya kini menerawang mengingat masa - masa kecilnya hingga saat ini.

Dan tanpa terasa, air mata itu kembali terjatuh menetes membasahi kedua pipi putihnya. Nadira berusaha mengingat - ngingat akan perhatian mamanya yang manakah yang pernah dirinya rasakan?, namun, tak ada satupun perhatian dari sang mama yang pernah dirinya rasakan.

Nadira selalu berharap jika dirinya bisa disayang, diperhatikan, dan dipedulikan oleh mamanya, tapi, rasanya itu hanyalah sebuah keinginan saja, keinginan yang begitu ingin didapat dari mamanya sendiri yang mungkin tak akan pernah ia dapatkan.

Terkadang Nadira berpikir, apakah mamanya itu benar mama yang sudah melahirkannya?, lalu mengapa mamanya tak pernah memperlakukannya layaknya putrinya sendiri?, apakah dulu sewaktu mamanya mengandung dirinya karena terpaksa?, sehingga dari keterpaksaan itulah mamanya tak bisa menyayangi nya hingga sekarang.

" Ma, Dira juga ingin di sayang sama mama, Dira juga ingin bagaimana mama bisa menenangkan disaat Dira sedang sedih, Dira juga ingin ma ". Gumam Nadira sedih dengan air matanya yang masih setia mengalir.

Nadira masih menangis larut dalam meratapi nasibnya. Hingga dirinya merasa lelah menagis, Nadira pun memutuskan untuk tidur saja, karena esok pagi, Nadira tak bisa berdiam, karena dirinya masih harus bekerja untuk selalu membuat tempat tinggalnya ini selalu bersih dan rapi, lebih tepatnya, Nadira menjadi seorang pembantu di rumahnya sendiri.

*****

Hari libur sekolah, tak membuat si gadis cantik Nadira juga bisa berlibur. Melakukan pekerjaan rumah tangga di rumahnya sendiri adalah hal yang sudah rutin dirinya lakukan. Seperti di pagi hari ini. Usai dengan sholat subuhnya, Nadira langsung menuju dapur untuk membuatkan sarapan bagi keluarganya, hingga waktu sudah hampir menjelang pagi, gadis cantik itu melanjutkan pekerjaannya untuk membersihkan rumah.

Berkeringat di pagi hari adalah hal yang biasa baginya. Meski rasa lelah selalu dirinya rasakan, namun Nadira tetap senang, karena apa yang dilakukannya demi keluarga tercintanya.

" Sabar Dira, tinggal sedikit lagi, pasti setelah ini akan selesai ". Gumam Nadira di sela - sela aktivitas menyapunya.

Nadia terus menyapu lantai rumahnya yang cukup luas itu dengan penuh ketelatenan, hingga tak lama dari itu...

" Dira ". Panggil Yudi.

Dira pun langsung menoleh pada papanya.

" Iya pa, ada apa? ". Sahutnya.

" Letakkan dulu sapu itu nak, ada yang ingin papa dan mama mu bicarakan ". Jelas Yudi.

" Baiklah pa ". Sahut Nadira dengan langsung meletakkan sapunya.

Nadira langsung mengikuti saja langkah papanya itu menuju ruang tamu, entah apa yang ingin dibicarakan oleh papa dan juga mamanya, nampaknya terlihat begitu serius.

" Duduklah nak ". Seru Yudi lagi.

" Ada apa pa ma, kenapa papa dan mama terlihat sangat serius? ". Sahutnya yang ingin memastikan.

Yudi tak langsung menyahut pertanyaan Nadira, untuk mengucapkan semuanya sangatlah butuh kehati - hatian agar Nadira tak merasa dirampas kebahagiaan nya.

" Nadira ". Seru Santi pada akhirnya.

" Iya ma ada apa?, Nadira sudah di sini ". Sahut Nadira lagi, sungguh Nadira merasa bingung dengan sikap kedua orang tuanya.

" Mama tidak suka berbasa - basi, kamu tahu itukan, jadi dengarkan mama baik - baik ".

" Satu minggu lagi, kamu harus menikah dengan Dani ". Jelas Santi.

Deg...

Bak mendapat sambaran petir yang begitu dahsyat. Nadira sangat terkejut bukan main. Apa yang dirinya tak salah mendengar?. Nadira terdiam membeku. Apa yang diucapkan oleh mamanya bagai sebuah belati tajam yang telah menikam begitu hingga ke dasar hatinya. Mengapa mamanya berkata seperti itu?.

" Ma, apa maksud mama, apa maksud mama yang mengatakan jika Dira harus menikah? ". Sahut Nadira, bahkan derus nafasnya pun mulai naik turun.

" Kamu memang harus menikah Dira, agar mama dan papamu tidak terbebani lagi karena harus mengeluarkan biaya untuk keperluan hidupmu ". Sahut Santi dengan tanpa perasaan.

Hati Nadira begitu sangat tersayat. Apa yang diucapkan oleh mamanya benar - benar telah membuat torehan luka yang begitu sangat mendalam. Bagaimana bisa mama kandungnya sendiri berkata seperti itu?, jadi selama ini orang tuanya merasa terbebani karena harus membiayai hidupnya?.

Yudi yang melihat kesedihan Nadira sebenarnya merasa tak tega, namun harus bagaimana lagi?, dirinya juga tak bisa berbuat apa - apa.

" Jadi enak kan, kalau kamu menikah, semua kebutuhanmu, suamimu yang akan menanggung semuanya? ". Lanjut Santi lagi.

" Tapi ma, Dira belum ingin menikah, Dira masih ingin kuliah ma ". Sahutnya sedih, bahkan kedua bola mata indahnya itupun nampak siap menjatuhkan air matanya.

" Apa kuliah?, kamu pikir kuliah itu tidak butuh biaya?, masih untung papa sama mama menyekolahkan kamu hingga lulus SMA, kalau tidak, akan jadi apa kamu ". Sahut Santi dengan nada kesalnya.

" Tapi ma, Dira masih belum siap untuk menikah, tak apa jika mama dan papa tak mau menguliahkan Dira, tapi, tolong jangan suruh Dira untuk menikah, Dira mohon ma pa ". Sahutnya memohon, bahkan air mata itupun benar-benar telah terjatuh.

" Sudah - sudah jangan menangis, pokoknya mama tidak mau tahu, minggu depan, kamu sudah harus menikah dengan Dani ". Pungkas Santi, lalu ia pun segera pergi dari ruangan itu.

Nadira menangis dengan begitu terisak. Dadanya juga terasa begitu sesak. Sakit, ini benar-benar menyakitkan. Bagaimana bisa kedua orang tuanya tega memutuskan hal besar secara sepihak seperti ini dengan tanpa memikirkan perasaannya. Bahkan papa nya pun, sosok yang selama ini masih bisa dirinya jadikan sebagai tempat sandaran, juga tak bisa berbuat apa - apa. Sungguh Nadira tak pernah membayangkan jika masa depan yang dirinya impikan akan berjalan dengan baik malah harus bernasib seperti ini.

Bersambung..........

Hai kakak - kakak, semangat membaca ya.

🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

🌿🌿🌿🌿🌿

Terpopuler

Comments

Riyana Rika

Riyana Rika

baru awal sdh sedih sja Thor.. semangat Dira pasti km bsa 💪

2023-09-30

1

Kezia Dk

Kezia Dk

seperti nya dia bukan anak kandung dech .... 🤭🤭

2023-09-29

0

sherly

sherly

aneh.. apa Nadira hanya anak papa Yudi dgn yang lain...

2023-09-29

0

lihat semua
Episodes
1 Harus Menikah
2 Kedatangan Calon Mama Mertua
3 Menikah
4 Merawat Bayi
5 Alvin Mirip Dani
6 Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7 Siapa Wanita Ini ?
8 Hanya Bunda Dila
9 Surat Cerai
10 Janda?!
11 Bekerja Di Kota
12 Masih Perawan!
13 Bertemu Gadis Kecil
14 Kabar Gembira
15 Andra Becham Salim
16 Bukan Istriku
17 Manusia Kulkas
18 Dira Janda
19 Dira Itu Adalah Pacarku
20 Panggil Aku Mas
21 Tetap Merahasiakannya
22 Merasakannya
23 Keluar Dari Kamarku
24 Bunda Menangis
25 Dasar Matre
26 Persiapan Hadiah Untuk Aida
27 Kedatangan Firly Adam Cholic
28 Pergi Ke Mall
29 Wanita Sederhana
30 Menyukai Tawanya
31 Memanggil Sayang
32 Bundanya Aida
33 Kenyataan Pahit
34 Jangan Terulang Kembali
35 Mengakhiri Hubungan
36 Merasa Gugup
37 Memandangnya Dari Jauh
38 Mengharapkan Kesempatan Kedua
39 Meraih Cinta Nadira
40 Hari Ulang Tahun Aida
41 Bunda Datang
42 Akan Berdansa
43 Berdansa
44 Setia Menunggu
45 Menunggu Undangan
46 Menikah Itu Apa Daddy?
47 Cup... Cup... Cup...
48 Aneh
49 Istimewa Di Hatiku
50 Lindu Bunda
51 Ketetapan Andra
52 Terbiasa Dicium
53 Ungkapan Perasaan Firly
54 Cekcok Andra Dan Firly
55 Bunda
56 Alpin Lindu Bunda
57 Ingin Menyusul
58 Ikut Berkemah
59 Cinta Bersemi Kembali
60 Nadira Terluka
61 Tidur Bersama
62 Ciuman Pertama
63 Aku Akan Datang
64 Memanggil Andra
65 Kedatangan Celine Anastasya
66 Aku Mencintai Dira
67 Celine Sakit
68 Celine Menginap Di Rumah Andra
69 Merasakan Kebohongannya
70 Terkejut
71 Berdarah
72 Sesak
73 Merasa Cemburu
74 Tertangkap Basah
75 Kebohongan Celine
76 Dani Lumpuh
77 Keterlaluan
78 Rasa Bersalah Daniel
79 Melepas Rindu
80 Rengekan Aida
81 Pertemuan Tak Terduga
82 Anak Nadira
83 Sudah Berakhir
84 Kebenaran Yang Tertunda
85 Pengakuan Daniel
86 Tak Ingin Bertemu
87 Maafkan Aku Sayang
88 Akhirnya Bertemu
89 Sudah Berakhir
90 Jalani Masing - masing
91 Frustasi
92 Kecelakaan
93 Sedih
94 Merasa Bersalah
95 Andra Sadar
96 Halus Menikah
97 Bersedia Menikah
98 Sebulan Lagi
99 Menemui Orang Tua
100 Anak Pembantu
101 Ikatan Suci
102 Masa Tenggang
103 Tak Bisa Berkutik
104 Kenapa Sempit? (21+)
105 Masih Perawan (21+)
106 Daddy Culang
107 Daddy Jangan Nakal
108 Masih Pengantin Balu?
109 Bunda Pilihan
110 Ke Kamar Sebelah
111 Nadira Demam (21+)
112 Akibat Kuda - kudaan
113 Nadira Sadar
114 Mendadak Tempramental
115 Marah Berujung Nikmat
116 Andra Yang Tak Disiplin
117 Sate Bumbu Semangka
118 Peringatan Aida
119 Bernasib Malang
120 Peringatan Andra
121 Bahaya Mengancam Aida
122 Aida Tenggelam
123 Pertolongan Untuk Aida
124 Nona Nadira Hamil
125 Adik Untuk Aida
126 Pemecatan Ria
127 Masih Belum Memaafkan
128 Ngidam Yang Mengerikan
129 Persiapan Ulang Tahun Aida
130 Memilih Gaun Ulang Tahun
131 Aida Cemburu
132 Maafkan Bunda Sayang
133 Sampai Punya Anak Kembar
134 Ulang Tahun Aida
135 Sorry
136 Jagalah Nadira
137 Inin Ninap Di Lumah Bunda
138 Merasa Bersalah
139 Perhatian Aida
140 Panggil Aku Daddy
141 Sudah Boleh Sayang
142 Ingin Makan Bakso
143 Makan Bakso Bersama
144 Memakai Masker Wajah
145 Tujuh Bulanan
146 Hilangnya Aida
147 Ancaman Celine
148 Kekejaman Ria
149 Nyawa Aida Terancam
150 Menyelamatkan Aida
151 Perawatan Untuk Aida
152 Balasan Yang Setimpal
153 Ingin Masuk Kampus
154 Kejadian Tak Mengenakkan
155 Kemarahan Andra
156 Alvin Datang
157 Memaafkan
158 Kebersamaan Di Malam Hari
159 Alpin Malu Daddy
160 Lahirnya Malaikat Kecil
161 Terima Kasih Sayang
162 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Harus Menikah
2
Kedatangan Calon Mama Mertua
3
Menikah
4
Merawat Bayi
5
Alvin Mirip Dani
6
Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota
7
Siapa Wanita Ini ?
8
Hanya Bunda Dila
9
Surat Cerai
10
Janda?!
11
Bekerja Di Kota
12
Masih Perawan!
13
Bertemu Gadis Kecil
14
Kabar Gembira
15
Andra Becham Salim
16
Bukan Istriku
17
Manusia Kulkas
18
Dira Janda
19
Dira Itu Adalah Pacarku
20
Panggil Aku Mas
21
Tetap Merahasiakannya
22
Merasakannya
23
Keluar Dari Kamarku
24
Bunda Menangis
25
Dasar Matre
26
Persiapan Hadiah Untuk Aida
27
Kedatangan Firly Adam Cholic
28
Pergi Ke Mall
29
Wanita Sederhana
30
Menyukai Tawanya
31
Memanggil Sayang
32
Bundanya Aida
33
Kenyataan Pahit
34
Jangan Terulang Kembali
35
Mengakhiri Hubungan
36
Merasa Gugup
37
Memandangnya Dari Jauh
38
Mengharapkan Kesempatan Kedua
39
Meraih Cinta Nadira
40
Hari Ulang Tahun Aida
41
Bunda Datang
42
Akan Berdansa
43
Berdansa
44
Setia Menunggu
45
Menunggu Undangan
46
Menikah Itu Apa Daddy?
47
Cup... Cup... Cup...
48
Aneh
49
Istimewa Di Hatiku
50
Lindu Bunda
51
Ketetapan Andra
52
Terbiasa Dicium
53
Ungkapan Perasaan Firly
54
Cekcok Andra Dan Firly
55
Bunda
56
Alpin Lindu Bunda
57
Ingin Menyusul
58
Ikut Berkemah
59
Cinta Bersemi Kembali
60
Nadira Terluka
61
Tidur Bersama
62
Ciuman Pertama
63
Aku Akan Datang
64
Memanggil Andra
65
Kedatangan Celine Anastasya
66
Aku Mencintai Dira
67
Celine Sakit
68
Celine Menginap Di Rumah Andra
69
Merasakan Kebohongannya
70
Terkejut
71
Berdarah
72
Sesak
73
Merasa Cemburu
74
Tertangkap Basah
75
Kebohongan Celine
76
Dani Lumpuh
77
Keterlaluan
78
Rasa Bersalah Daniel
79
Melepas Rindu
80
Rengekan Aida
81
Pertemuan Tak Terduga
82
Anak Nadira
83
Sudah Berakhir
84
Kebenaran Yang Tertunda
85
Pengakuan Daniel
86
Tak Ingin Bertemu
87
Maafkan Aku Sayang
88
Akhirnya Bertemu
89
Sudah Berakhir
90
Jalani Masing - masing
91
Frustasi
92
Kecelakaan
93
Sedih
94
Merasa Bersalah
95
Andra Sadar
96
Halus Menikah
97
Bersedia Menikah
98
Sebulan Lagi
99
Menemui Orang Tua
100
Anak Pembantu
101
Ikatan Suci
102
Masa Tenggang
103
Tak Bisa Berkutik
104
Kenapa Sempit? (21+)
105
Masih Perawan (21+)
106
Daddy Culang
107
Daddy Jangan Nakal
108
Masih Pengantin Balu?
109
Bunda Pilihan
110
Ke Kamar Sebelah
111
Nadira Demam (21+)
112
Akibat Kuda - kudaan
113
Nadira Sadar
114
Mendadak Tempramental
115
Marah Berujung Nikmat
116
Andra Yang Tak Disiplin
117
Sate Bumbu Semangka
118
Peringatan Aida
119
Bernasib Malang
120
Peringatan Andra
121
Bahaya Mengancam Aida
122
Aida Tenggelam
123
Pertolongan Untuk Aida
124
Nona Nadira Hamil
125
Adik Untuk Aida
126
Pemecatan Ria
127
Masih Belum Memaafkan
128
Ngidam Yang Mengerikan
129
Persiapan Ulang Tahun Aida
130
Memilih Gaun Ulang Tahun
131
Aida Cemburu
132
Maafkan Bunda Sayang
133
Sampai Punya Anak Kembar
134
Ulang Tahun Aida
135
Sorry
136
Jagalah Nadira
137
Inin Ninap Di Lumah Bunda
138
Merasa Bersalah
139
Perhatian Aida
140
Panggil Aku Daddy
141
Sudah Boleh Sayang
142
Ingin Makan Bakso
143
Makan Bakso Bersama
144
Memakai Masker Wajah
145
Tujuh Bulanan
146
Hilangnya Aida
147
Ancaman Celine
148
Kekejaman Ria
149
Nyawa Aida Terancam
150
Menyelamatkan Aida
151
Perawatan Untuk Aida
152
Balasan Yang Setimpal
153
Ingin Masuk Kampus
154
Kejadian Tak Mengenakkan
155
Kemarahan Andra
156
Alvin Datang
157
Memaafkan
158
Kebersamaan Di Malam Hari
159
Alpin Malu Daddy
160
Lahirnya Malaikat Kecil
161
Terima Kasih Sayang
162
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!