Zara Salsabila, seorang gadis cantik dan juga pekerja keras. Diusianya yang menginjak dua puluh lima tahun dirinya sudah menjabat sebagai sekretaris CEO. Dia begitu dikagumi oleh banyak pria dan juga wanita yang menjadikan dia sebagai sosok idola. Prestasi yang begitu membanggakan tetapi tidak dengan perjalanan cintanya.
Justru dirinya dikhianati oleh sahabat baiknya dan juga kekasihnya sendiri.
Lalu bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11
Sudah hampir lima belas menit tetapi tidak ada tanda-tanda Zara balik ke ruangan. Hal itu membuat Aven cukup khawatir.
Akhirnya dia beralasan ke kamar mandi untuk melihat apa yang sebenarnya dilakukan Zara. Kenapa gadis itu tidak kembali ke ruangan sedari tadi.
Tetapi apa yang dilihat Aven cukup membuatnya terkejut. Dia melihat Zara berdiri bak patung di pojokan kamar mandi wanita.
Apa yang sedang dilakukannya di sana?
Kenapa malah bengong dan nggak kembali?
Jangan bilang dia kesambet jin kamar mandi ya?
"Zara!"
Zara seketika tersadar dari lamunannya saat suara Aven memangil namanya.
"Kamu ngapain berdiri sendirian di sini. Kamu sakit?" tanya aven mengecek kondisi Zara. Gadis itu tampaknya sedikit pucat. Padahal tadi baik-baik saja. Apakah dia melihat sesuatu di sini?
"Eh, tidak pak, saya baik-baik saja, maaf sudah membuat khawatir," ucap Zara sambil menundukkan kepalanya.
Zara tidak boleh melupakan bahwa dirinya sedang bekerja saat ini. Meskipun apa yang dia lihat barusan benar-benar membuatnya syok.
"Kamu yakin?" tanya Aven kembali.
Zara mengangguk kepalanya kuat meyakinkan Aven.
"Baiklah, kita kembali. Klien sudah menunggu sedari tadi," ucap Aven langsung menarik tangan Zara untuk kembali ke ruangan yang tadi digunakan untuk meeting.
Zara hanya pasrah saat dirinya ditarik begitu saja oleh Aven. Yang ada dipikiran Zara saat ini hanyalah apa yang terlihat saat kekasih dan sahabat baiknya berjalan bergandengan tangan dengan mesra. Kenapa mereka bisa seakrab itu? Apakah tadi Zara hanya berhalusinasi saja.
Zara mencoba mencubit lengannya sendiri.
"Aduh!"
Ternyata terasa sakit.
"Kamu kenapa?" tanya Aven tiba-tiba berhenti karena mendengar suara mengaduh dari Zara.
"Eh, tidak ada apa-apa pak," sahut Zara merasa tidak enak.
Sikapnya kali ini benar-benar diluar kontrolnya. Zara sedang tidak baik-baik saja dan dia semakin pusing memikirkan semuanya. Apakah benar dirinya telah dikhianati oleh kekasih dan juga sahabatnya selama ini?
......................
"Kamu beneran tidak mau pulang bersama saya?" tanya Aven saat jam kantor sudah selesai.
Zara mengelengkan kepalanya. Sepertinya dia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan kedua orang yang selama ini dekat dengannya.
"Ya sudah."
"Oya pak, salam saya untuk Bu Alin. Saya nanti akan datang ke rumah," sahut Zara dan Aven hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
Lelaki itu kemudian berjalan lebih dulu meninggalkan lorong khusus pimpinan perusahaan. Hanya tinggal Zara yang berada di ruangannya. Gadis itu juga segera berkemas-kemas. Dia tidak ingin sampai kecolongan kembali. Zara ingin memastikan sesuatu.
Ting!
Pintu lift terbuka dan Zara segera menuju ke lobby namun dia melihat Widia setengah berlari menuju ke sebuah mobil online. Tampaknya dia begitu terburu-buru.
Dan yang membuat Zara curiga adalah baju yang dikenakan oleh Widia sama persis dengan cewek yang tadi bermesraan dengan Azka. Berarti benarkah jika dia tadi tidak sedang berhalusinasi?
"Apakah kekasih yang dia katakan selama ini itu adalah Azka? Kenapa bisa menjadi seperti ini?" ucap Zara merasa sakit karena dikhianati oleh orang-orang terdekatnya.
Sebegitu teganya mereka melakukan kecurangan di belakang dirinya. Kalau pun Azka sudah merasa tidak nyaman dengan hubungan mereka. Kenapa tidak langsung saja meminta putus kepada Zara. Kenapa harus sampai mendua dengan sahabat? Bukankah itu sangat tidak gentle? Zara tidak habis pikir dengan sikap Azka dan juga Widia.
❤️❤️❤️
TBC