Menjadi perempuan yang selalu mengerti kesibukan pasangan, tidak banyak menuntut, mandiri, nyatanya tidak menjamin akan membuat laki-laki setia. Justru, laki-laki malah mencari perempuan lain yang dianggap lebih membutuhkan kehadirannya.
Eleanor Louisine —pemilik usaha dalam bidang fashion —owner Best4U.co —harus menerima kenyataan pahit bahwa kekasihnya sudah berselingkuh dengan sahabatnya.
Dalam keadaan kacau setelah mengetahui kekasihnya selingkuh, Eleanor pergi ke bar dan bertemu dengan Arkana Xavier —laki-laki berandalan yang sedang menikmati masa mudanya.
Paginya, Eleanor mendapati dirinya terbangun di dalam kamar bersama Arkana. Ia yang belum tahu siapa Arkana berpikir Arkana gigolo. Namun, ternyata Arkana adalah tuan muda kaya raya.
Dan gara-gara malam itu, Eleanor berakhir menjadi wanita tahanan sang tuan muda —Arkana Xavier.
Bagaimana kisahnya? ikuti terus ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Candylight_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Sudah lebih dari satu bulan Arka menahan hasratnya demi yang terkasih, Eleanor. Arka tidak pernah lagi memesan kamar bersama wanita di bar, melampiaskan hasratnya pada Eleanor juga tidak. Paling Arka hanya ciuman selamat malam dan saat mengawali hari.
Malam itu, Arka menarik Eleanor yang baru selesai dengan ritual skincare malamnya hingga membuat Eleanor duduk dipangkuannya dengan posisi mereka saling berhadapan.
"Kenapa?" tanya Eleanor bingung melihat tatapan aneh Arka padanya. Arka menatap Eleanor seperti binatang buas yang sedang ingin memakan mangsanya.
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin mendapat ciuman selamat malamku," jawab Arka berbohong karena sebenarnya Arka sedang berusaha menahan hasrat dalam dirinya.
Bukan hal mudah bagi Arka untuk tidak menyentuh Eleanor saat mereka memiliki banyak waktu bersama. Apalagi bayangan Eleanor yang mendesahkan namanya seringkali muncul dalam pikirannya. Arka seringkali tergoda oleh tubuh Eleanor, tapi Arka tidak menyentuh Eleanor karena tahu Eleanor tidak menginginkan itu.
"Oh ya, kamu sudah memakai lip balm yang aku beli tadi siang?" tanya Arka menatap kearah bibir merah muda Eleanor. Bibir yang selalu menjadi candu Arka setiap harinya.
Arka ingin merasakan sensasi yang berbeda saat berciuman dengan Eleanor malam ini sampai membelikan lip balm baru rasa strawberry untuk Eleanor. Arka hanya bisa mencium bibir Eleanor, tidak ada salahnya jika Arka mengusahakan agar ciuman mereka berkesan.
Cup!
Eleanor menjawab dengan mengecup bibir Akra supaya Arka merasakan sendiri rasa strawberry di bibirnya. Arka sangat menyukai bibir Eleanor dan juga strawberry, benar-benar perpaduan yang luar biasa saat Arka bisa merasakan strawberry di bibir Eleanor sekarang.
"Aku tahu kamu suka strawberry, jadi aku sengaja beberapa kali mengoleskannya di bibirku," Eleanor tersenyum menyentuh pipi kiri Arka.
"Tapi kenapa aku tidak merasakan apa-apa?"
"Masa?" Arka mengangguk mengiyakan. Eleanor mana tahu kalau Arka hanya modus agar kembali mendapat ciuman.
"Iya, apa mungkin kamu salah memakai lip balm?"
"Tidak, aku benar-benar memakai yang kamu kasih kok. Coba deh kamu rasakan lagi, memang benar rasa strawberry," Eleanor dengan polos kembali mencium bibir Arka agar Arka kembali merasakan strawberry di bibirnya.
Arka diam-diam tersenyum. Arka sudah dari tadi merasakan strawberry di bibir Eleanor. Arka sengaja mengatakan tidak merasakan apa-apa agar Eleanor kembali menciumnya. Dan ternyata berhasil. Eleanor benar-benar menciumnya.
Arka tidak hanya diam menerima. Arka juga membalas dengan mencium bibir atas dan bawah Eleanor bergantian. Mereka mulai terbawa arus dengan perlahan, ciuman yang biasanya hanya sekedar kecupan pun sekarang berubah panas.
"Kamu membuat bawah aku tegang," bisik Arka di telinga Eleanor. Karena saat mereka berciuman Eleanor tidak berhenti bergerak dan membuat milik mereka bergesekan.
"Maaf..." Eleanor berniat turun dari pangkuan Arka, tapi Arka memegang kedua pinggang Eleanor dan tidak membiarkan Eleanor turun.
"Aku tahu kita sudah berjanji tidak melakukan hal intim, tapi..."
Arka menghentikan perkataannya, lalu mengecup bibir Eleanor dan ciumannya perlahan turun ke area lain. Arka yakin Eleanor paham maksudnya. Arka sudah tidak bisa menahannya lagi dan ingin melakukan hal yang lebih dari ciuman.
Arka terus mencium area leher Eleanor dengan satu tangannya yang mulai membuka kancing piyama Eleanor dan tangan lain berada di pinggang perempuan itu.
"Hhhh... Arka..." Eleanor memejamkan mata saat Arka menyentuh dan memijat bagian dadanya yang masih tertutup kain. Setuhan Arka membuatnya tidak berdaya untuk menolak.
"Aku tidak keberatan jika setelah ini kamu menganggap aku brengsek. Aku tidak bisa lagi menahannya," ucap Arka dalam hati dan terus melancarkan aksinya.
Setelah puas mencium leher Eleanor dan memijat dada Eleanor, Arka mulai melepas pengait yang membungkus dada Eleanor hingga membuat dua gundukan itu berada tepat di depan matanya.
"Hisap saja, tidak apa-apa," ucap Eleanor mengerti yang Arka inginkan karena Arka terus memandangi dadanya.
Eleanor tidak munafik. Ia tidak bisa menolak sentuhan Arka, bahkan menikmatinya. Sentuhan Arka selalu berhasil memanjakannya, meski mungkin belum ada perasaan yang tumbuh diantara mereka.
"Untuk malam ini kamu boleh menghisapnya, anggap saja sebagai hadiah karena besok kamu akan resmi menjadi pemimpin perusahaan."
Arka sumringah dan tanpa basa-basi langsung menghisap bagian yang diinginkannya, layaknya seorang bayi yang sedang meminum air susu ibunya. Hubungan mereka berkembang pesat sampai Eleanor menghadiahkan sesuatu yang tidak pernah diberikan pada laki-laki lain.
Oh ya, Arka yang dulunya hanya tahu bermain-main akan segera menjadi pemimpin perusahaan keluarganya berkat Eleanor. Selama satu bulanan ini Arka mempelajari bagaimana caranya menjadi pemimpin perusahaan. Dan besok adalah peresmian Arka menjadi pemimpin perusahaan.
Arka tidak membiarkan ada laki-laki lain yang lebih unggul dan lebih pantas darinya untuk mendapatkan Eleanor. Arka memutuskan ingin menjadi pemimpin perusahaan karena tahu Kai dan Elang unggul darinya dalam masalah karir atau pekerjaan.
"Hhhh..." desahan kembali lolos dari mulut Eleanor saat merasakan kenikmatan atas hisapan Arka pada dadanya. Apalagi saat lidah Arka bermain disana.
Tangan Arka tidak membiarkan satu dada Eleanor menganggur, saat Arka menghisap dada bagian kanan, tangannya memijat yang kiri. Begitu juga sebaliknya. Arka terus melakukan itu sampai merasa puas. Setelah puas, Arka menghentikan aktivitasnya, lalu mengangkat wajah menatap Eleanor yang masih memejamkan mata menikmati perbuatannya.
"Makasih hadiahnya, tapi apa boleh aku minta hadiah lain?" tanya Arka berusaha menahan sesuatu dalam dirinya yang ingin Eleanor kembali mendesah di bawahnya.
Memang dasar laki-laki, diberi peluang sedikit saja langsung meminta lebih. Eleanor sudah mengizinkan dadanya dihisap oleh Arka, sekarang Arka malah meminta hal lain.
Eleanor membuka mata menatap Arka, "apa?"
"Aku ingin kita melakukan yang kita lakukan saat awal bertemu."
Hanya dengan begitu saja Arka berhasil membuat Eleanor kembali mendesah di bawahnya. Mereka melakukan penyatuan untuk kedua kalinya, dan kali ini keduanya dalam keadaan sadar.
Arka menumpahkan cairan miliknya ke dalam inti Eleanor setelah mencapai pelepasan. Dan momen itu membuat Eleanor teringat akan sesuatu.
"Apa waktu itu kamu juga mengeluarkannya di dalam?" tanya Eleanor masih dengan inti mereka yang masih menyatu.
"Ya... waktu itu aku mengeluarkannya di dalam."
Eleanor melotot, "kalau begitu berarti?"
"Kenapa?" tanya Arka bingung lalu melepaskan penyatuan mereka.
"Aku belum datang bulan sampai sekarang."
Hening.
Arka berusaha mencerna apa yang Eleanor katakan. Eleanor belum datang bulan setelah lebih dari satu bulan tinggal bersamanya, berarti...
"Kamu hamil?" tebak Arka. Meski Arka tidak berencana memiliki anak dalam waktu dekat, tapi Arka akan senang jika benar Eleanor hamil.
"Aku juga tidak tahu," ucap Eleanor mendadak lemas memikirkan dirinya hamil. Eleanor masih belum siap untuk memiliki anak, apalagi anak dari laki-laki yang hanya menghabiskan satu malam dengannya.
"Kita harus memastikan apakah benar aku hamil atau tidak."