NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Mantan Kekasih Istri Ku

Misteri Kematian Mantan Kekasih Istri Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Horror Thriller-Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Dayang Rindu

Dia meninggal tapi menghantui istri ku.
Ku genggam tangan Dias yang terasa dingin dan Bergetar. Wajahnya pucat pasi dengan keringat membasahi anak rambut di wajahnya. Mulutnya terbuka menahan sakit yang luar biasa, sekalinya menarik nafas darah mengucur dari luka mengangga di bagian ulu hati.
"Bertahanlah Dias." ucapku.
Dia menggeleng, menarik nafas yang tersengal-sengal, lalu berkata dengan susah payah. "Eva."
Tubuhnya yang menegang kini melemas seiring dengan hembusan nafas terakhir.
Aku tercekat memandangi wajah sahabat ku dengan rasa yang berkecamuk hebat.
Mengapa Dias menyebut nama istriku diakhir nafasnya?
Apa hubungannya kematian Dias dengan istriku, Eva?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayang Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

POV Gerry

"Apa? Seina hilang?"

Mbak Eva terduduk lemas didalam jeruji yang dingin ini. Tadinya aku bingung harus menyampaikannya atau tidak, tapi setelah ku pikir-pikir, Mbak Eva harus tahu karena Seina itu anaknya. Lagipula tuduhan yang kami tujukan padanya belum memiliki cukup bukti.

Jika Mas Dias memiliki penyakit menular, sungguh tak masuk akal tuduhan perselingkuhan itu. Meskipun Mbak Lusia adalah kakak iparku, tapi entah mengapa aku lebih percaya kepada mbak Eva.

Mantan kekasih kakak ku itu menangis, memohon kepada kami untuk di bebaskan, dia ketakutan akan terjadi sesuatu kepada anaknya.

"Bagaimana Pak? Bolehkah dia di bebaskan?" tanyaku, secara tak langsung aku meminta pembebasan untuk mbak Eva kepada atasanku.

"Baiklah, tapi dengan syarat." jawab pak Budi atasanku.

Akhirnya aku bisa membawa Mbak Eva keluar dari sini, memang awalnya dia di tahan untuk di interogasi, belum menjadi tersangka sepenuhnya.

Sebenarnya, bisa saja aku membebaskan mbak Eva dengan uang jaminan dan syarat-syarat lainnya. Tapi aku pun ragu, bagaimana kalau benar dia pelakunya.

Dia berlari seperti orang gila menuju jalanan, sambil menangis mencari angkot.

"Ayo mbak, aku antar." kataku.

Tanpa bicara apa-apa, dia langsung masuk ke dalam mobilku. Kami hanya saling berdiam, tak ada percakapan. Yang ku lihat di wajahnya hanyalah kekhawatiran.

"Bisakah lebih cepat Ger." katanya, aku mengangguk.

Berkali-kali aku meliriknya, tak ada gelagat yang mencurigakan, tak ada ketakutan duduk di sampingku. Bukankah itu aneh jika dia adalah pelakunya.

Hingga mobil yang kami tumpangi tiba di depan rumah mas Seno. Di sana terlihat beberapa orang, suara tangisan juga terdengar dari dalam.

"Mas! Mas!" Mbak Eva berteriak masuk ke dalam rumah. Namun tiba di dalam malah mendapatkan amarah dari ibu mertuanya, ibu dari mas seno.

"Kamu! Gara-gara kamu cucuku hilang! Kamu perempuan ja-lang yang sudah membuat susah anakku, sekarang hilang cucuku!" bentaknya, tangan wanita tua itu pula ikut menarik lengan mbak Eva, kemudian mendorongnya kasar.

"Maafkan aku Bu, aku juga tidak mau kehilangan seina." Mbak Eva menangis, beberapa orang tetangga menenangkannya.

"Dimana Mas Seno?" tanyaku.

"Mereka ke belakang sana, dua orang laki-laki itu membawa Seina ke belakang sana." sahut perempuan yang sudah babak belur itu, Andin.

"Baiklah, terimakasih." aku meninggalkan mbak Eva yang terduduk lemas sambil menangis, tapi kemudian dia beranjak lalu menyusul ku.

"Sebaiknya mbak tidak ikut." kataku, ku lihat di belakang itu semak belukar.

"Gak, aku harus menemukan Seina Ger, dia anakku, aku harus mencarinya." Mbak Eva berjalan cepat, dia mencari kesana kemari sambil terisak, mengusap air matanya.

Hingga hari sudah mulai gelap, dari kejauhan suara adzan berkumandang tapi Seina belum juga di temukan. Apa mungkin sudah jauh? tapi kemana? Belukar ini cukup luas dan semua kampung diujung sana sudah di beritahu untuk waspada, menghadang siapapun yang mencurigakan.

"Mbak, kita pulang dulu. Setidaknya mengambil air minum untuk mu." ajakku.

"Tidak Ger, kalau kamu mau pulang silahkan. Biar aku melanjutkan mencari anakku." katanya.

Ku lihat kiri kanan sekitar kami, tak ada siapapun lagi. Mungkin yang lain sudah pulang lebih dulu. Dan kami juga tidak bertemu dengan mas Seno selama mencari.

"Kita di tengah hutan Mbak." kataku lagi, baru sadar kami sudah masuk terlalu jauh. Mbak Eva pun demikian, dia celingukan bingung, apalagi sudah semakin gelap.

"Ayo mbak, kita pulang mana tahu Seina sudah ada di rumah." kataku. Dia mengangguk.

Syukurlah, akhirnya Mbak Eva menurut. Dia beranjak mencari jalan semula berada di depanku.

"Mbak." panggilku, sebenarnya aku ingin menakut-nakuti mbak Eva, jika dia pelakunya harusnya takut berdua dengan aku di tengah hutan.

Dia berhenti, lalu menoleh ku. "Ada apa?" tanya nya.

Padahal sudah jelas aku sedang memegang senjata berwarna gold di tanganku. Cahaya rembulan pun memantulkan cahaya yang berkilau.

Lama kami saling bertatapan, kemudian dia berbalik dan melanjutkan jalannya.

"Mbak nggak takut sama aku?" tanyaku. Dia pun berhenti.

"Kalau kamu mau menghabisi aku silahkan, nggak apa-apa Ger. Tapi percayalah bukan aku yang membunuh Mas Dias." katanya.

"Kenapa mbak selingkuh?" tanyaku.

"Mbak nggak selingkuh, mas Dias juga tidak selingkuh." katanya lagi.

"Terus kenapa kunciran mbak ada di kamar mas Dias?" tanyaku.

"Aku tidak tahu." jawabnya.

Buntu, tak ada tanda-tanda mencurigakan hingga kami sudah kembali ke rumah mas Seno.

"Assalamualaikum."

Mbak Eva mengucapkan salam, tapi mendapatkan tatapan tajam dari semua orang.

"Duduk!" titah Mas seno, pria yang selalu ramah dan sopan itu tampak marah, wajahnya memerah.

"Mas." panggil Mbak Eva, dia mendekati Mas Seno, meraih tangannya tapi mas Seno menepis.

"Duduklah Eva. Aku ingin bicara padamu." katanya, aku hanya diam berdiri diambang pintu.

"Mas, apakah Seina_"

"Diam dan duduk, Eva!" bentaknya, tak hanya Mbak Eva akupun terkejut, tak pernah aku melihat mas Seno semarah itu.

"Kau pernah menemui Dias?" tanya Mas Seno, tatapannya tajam mengintimidasi.

"Tidak pernah Mas." jawab Mbak Eva.

Ku lirik Mas Seno tersenyum sinis. Lalu dia memberikan beberapa foto pada istrinya itu. "Lihatlah."

Mbak Eva meraih tiga lembar foto itu, melihatnya satu persatu dan aku pun ikut terkejut.

"Bisa kamu jelaskan?" ucap Mas Seno penuh penekanan.

"Aku tidak menemui Mas Dias Mas. Kamu tidak sengaja bertemu."

"Kamu bilang tidak pernah menemui Dias? Kamu bilang tidak pernah, Eva! Tapi kenapa sekarang ini kamu bilang pernah bertemu dengannya?" teriak Mas Seno.

Mbak Eva tersentak, tubuhnya beringsut takut, wajahnya pias, menangis. "Tapi benar Mas, aku tidak pernah menemuinya." suaranya bergetar.

"Lalu ini apa?" Mas Seno menunjuk foto yang masih di pegang mbak Eva dengan kasar. "Mau mengelak? Mau membohongi aku? Kamu keterlaluan Eva!"

"Aku nggak bohongin kamu Mas. Aku mohon kamu percaya aku. Aku tidak pernah mengkhianati kamu." Mbak Eva meraih tangan Mas Seno, tapi mAs Seno menepisnya lagi.

"Sekarang anak kita hilang." ucap Mas seno, menatap kecewa pada Mbak Eva.

"Maafkan aku Mas, itu sebabnya aku memintamu membawa Seina ke tempat yang aman." lirih mbak Eva berkata, namun aku menangkap satu hal yang lain di sini, sepertinya Mbak Eva sudah tahu akan terjadi seperti ini.

"Tidak ada tempat yang aman Eva, semua karena ulahmu. Kami semua akan aman kalau tidak ada kamu."

"Mas! Jangan bicara begitu Mas." Eva memohon lagi, ia beranjak dari duduknya memeluk lengan Mas Seno.

"Sudahlah, aku sudah tidak percaya kamu, sudah jelas kamu selingkuh." kata Mas seno benar-benar kecewa. "Pergilah!

"Apa yang kamu katakan Mas?"

"Seno bilang pergi! Apa kamu tuli?" kini ibu mertuanya angkat bicara.

"Bu!" Andin dan suaminya itu mencoba menengahi.

"Pergilah!" Seno mengusir Mbak Eva lagi.

"Mas, aku bersumpah tidak pernah selingkuh sama Mas Dias. Demi Allah Mas!"

Brakkk!

Bingkai foto Eva dan Seno jatuh mengejutkan kami. Tak ada angin, tak ada pula yang menyentuhnya, jatuh sendiri.

"Tuh, foto kalian saja jatuh sendiri. Artinya kamu sudah tak layak menjadi istri Seno." kata ibunya pula.

"Bu, aku tidak pernah berkhianat, aku juga tidak pernah melakukan kesalahan apapun. Aku juga tidak pernah jahat sama ibu. Tapi mengapa ibu selalu tidak suka sama aku?"

"Karena kamu itu munafik, sok baik tapi aslinya enggak!" kata ibu mertuanya mbak Eva.

"Aku tidak munafik Bu, justru ibulah yang munafik. Jahat sama aku, baik sama mbak Lusia!"

"Karena dia baik!" bela ibu mertua mas seno itu, aku jadi heran.

"Baik karena sering memberi ibu uang?" sinis mbak Eva. "Hanya karena uang tak seberapa, ibu sampai lupa pada menantu ibu!"

"Kamu_" ibu mertuanya marah.

"Sudah!" Mas Seno kembali membentak.

"Eva, aku sudah tidak percaya lagi sama kamu. Mulai sekarang, aku akan membebaskan kamu."

"Mas!" Mbak Eva menggeleng, begitu pula dengan Zalli, ia mencegah Mas Seno.

"Sabar Mas, jangan menurutkan emosi." katanya.

"Aku sudah putuskan akan menceraikan kamu, mulai sekarang kamu bukan lagi_"

"Mas!!" Zalli memekik bersamaan dengan suara ledakkan yang memecahkan kaca jendela hingga luruh semuanya hancur lebur.

Blaarr! Prangg!

"Aaarghhh..." Mbak Eva memekik, dia melotot takut. Tubuhnya gemetar menatap ke arah jendela.

Sedangkan Mas Seno, ibunya dan juga Andin menatapku heran. Mereka menyangka aku sudah menembak jendela.

"Bukan aku." ucapku. Sedangkan Zalli tak henti beristighfar sejak tadi.

1
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
kasian yaa, yang niyat mau nolongin malah meninggoy semua, Hanif trus bang Jali eeh Zalli /Sweat/
Ai Emy Ningrum: betul sekali,org cuma taunya menjudge dr luar sj..ooo disitu tmpt ini..bla..bla..bla...ga tau aja yg krj disitu jg eneg liyat hal2 yg ga sesuai norma2 tp ini lah hidup...demi sesuap nasi ,demi anak bisa jajan dsb...😔🥺
Dayang Rindu: sedihnya Kak... Sebenarnya yang jadi korban di dalam belum tentu juga orang berkelakuan buruk. Hanya saja kita tidak tahu bagaimana cara ajal menjemput. 🥲
total 7 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
hayoo mnut ae lah va wis to penakkk penakkk
Ai Emy Ningrum
setelah sekian jam berlari lari sampai nembus hutan belantara,padang ilalang,naik bukit ,masuk jurang ,bertarung nyawa ,babak belur berdarah darah akhir nya sampe jg kau kerumh Reno...🤔🧐🤔🧐
Ai Emy Ningrum: tak kuasa menahan gelombang kantuk yg maha dahsyat 😑😞😐😴😴😴
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: akhirnya jempol pun menyerah 😴💤😴💤
total 8 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wedannn yoooo
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
wah siyapa gerangan pria tampan yg misterius ini? apa dari jenis elf 🧝‍♀️ peri hutan yg baik hati wkwkwkw 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Ai Emy Ningrum: bnr2 polusi suara jd nya /Frown//Frown//Frown/
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: seriosa dia /Facepalm/ serasa lagi nonton orkestra 🏃‍♀️
total 15 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
Lusia.. lusia-sia in hidup lu cuma buat balas dendam yg salah alamat /Shy/
Lusia.. lusiapa siih, sampe seenaknya aja mau bunuh orang kek bunuh nyamuk 🦟/Slight/
Lusia.. lusialan emang 🤭🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Ai Emy Ningrum: nama panjang nya Lusiana keknya 🙄🤔🧐
total 1 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wehh kok ya ketahuan sihhhh
hais jd tegang nieh a1 bacanya
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
woalah gituuu ternyata dias emg beneran meski jadi hantu msih ttp jagain eva soooo sweert deh
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
Seno dah kek pendekar, sambil gendong anak sambil berantem, ciiiaaaaattttt 🤺🤼‍♀️🤺
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: hehhee iya kk
Ai Emy Ningrum: tp kalok tajir melintir tetep weh ciwik2 pada ngantri ceu 😋
total 16 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
apa yg sebesar ibu jari itu? yg jelas bukan batu akik kan.. 🙄🏃‍♀️
Ai Emy Ningrum: hmmm 🤔 sudah kudugong
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: kebal dari hutang sepertinya 🤔
total 5 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
Zalli istighfar trs, jangan2 dia liyat yg tak kasat mata 👻👻👻
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: pulu pulu pulu hu ha hu ha 🤺🤼‍♀️🤺👻👻👻
Ai Emy Ningrum: 👻👻👻👻👻 huhuhuhu
total 6 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
iyaa, amalan dgn niyat selain Allah malah mengundang jin mendekat merapat 🙀🙈🙈
Ai Emy Ningrum: yaa Allah tolong /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: di belakang meja, meja pantry, turun jabatan jadi OB wkwkwkwk 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
total 5 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
iihh main 👀 intip intipan /Facepalm/ kira2 yg satunya kagets gak tuuh 🙄
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: apateu apateu apateu 💃🕺💃🕴️
Ai Emy Ningrum: apasi 👻👻👻
total 6 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
bunga untuk mu kk thor biar wanhi sojnh hari
Dayang Rindu: nih kak, untuk mu... 🌻🌻🌻
nanti kalau kering bisa di bikin kuaci. 🤣🤣
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: bmaaf typo2 yah kk
total 4 replies
Ai Emy Ningrum
"bu,ini ada duit segepok 💰💵 buat ibu" ...seketika wajah ibu yg td datar kek flat tipi pun lngsung berubah sumringah..huuu ,mata duitan bnget nih emak2 😙
Ai Emy Ningrum: otw tanggal tua 🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️
ikat perut 🙈 diet , kencangkan ikat pinggang
Dayang Rindu: betul sekali . 🤣
total 4 replies
Lina Zascia Amandia
Plot twist... ternyata ibunya Seno adalah ibu kandung Lusia.
Lina Zascia Amandia: Sabar Kak, punya kita sama. 😁😁😁😁
Dayang Rindu: sepinya.... Ya Allah... 😅
total 2 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
nahhh.. kannn tenan tp tibak e sekongkol karo ibu mertuanya oalah...
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: mantep kalo iku mbk yu thor
Dayang Rindu: jebule Mba... udang dibalik bakwan 🤣
total 2 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wahhh dias dan eva tau sesuatu kira2 apa coba dan kek nya laeanya bnyk apa istri dias itu ada org suruhan gtu yahhhh
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
hahhh kok ya tega amat siap yg sudah mati itu yaaaa
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
hayoooo kok yaaa masih di teror klo aq sih kek nya emg istrinya ini yg udh menghabisi suami nya sndri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!