NovelToon NovelToon
Laila

Laila

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Anak Yatim Piatu / Keluarga
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Kuswara

Di usianya yang baru menginjak 17 tahun Laila sudah harus menjadi janda dengan dua orang anak perempuan. Salah satu dari anak perempuan itu memiliki kekurangan (Kalau kata orang kampung mah kurang se-ons).

Bagaimana hidup berat yang harus dijalani Laila dengan status janda dan anak perempuan yang kurang se-ons itu?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

"Kalian terlihat seperti sebuah keluarga." Ucap Maman saat Arman menghampirinya.

"Pikiranmu, Man." Sambil menatap Laila yang duduk bersama kedua anaknya.

Maman tersenyum kecil ikut menatap Laila. Bukan hanya Arman dan Maman saja yang menatap perempuan itu. Tapi tatapan yang berasal dari perempuan-perempuan yang mengenal dan menaruh hati terhadap Arman. Kebanyakan dari mereka tidak mengenal sosok Laila.

Setelah selesai pembayaran, Laila memanggil Arman dengan tatapannya. Karena Arman berada jauh darinya.

"Mau pulang?." Tanya Arman saat sudah di depan Laila.

"Iya."

"Tapi kalau kamu masih lama di sini tidak apa-apa saya dan anak-anak jalan saja."

"Tidak, kita pulang bersama."

"Tidak merepotkan?."

"Tidak."

Mereka kembali masuk ke dalam mobil, meninggalkan acara yang masih berlangsung.

"Jangan lupa minggu besok pesanan lagi." Arman buka suara saat mobil sudah melaju.

"Iya."

Perjalanan memang sangat singkat, Laila dan kedua anaknya sudah turun dari mobil. Arman langsung pamit juga karena ada urusan.

Baru juga Laila akan menutup pintu, Teh Wulan dan Mang Wawan datang dan kembali membicarakan uang rumah.

"Kapan ada uangnya, Laila?." Tanya Teh Wulan.

"Tidak sekarang-sekarang, Teh."

"Itu sudah ke beli kompor bagus, tabung gas besar dan peralatan yang lainnya. Masa tidak ada setengahnya acan?." Ucap Mang Wawan menunjuk yang dibicarakannya.

"Tidak ada sekarang uangnya, Teh."

"Ya sudah kalau tidak ada, aku jual saja rumah ini pada yang lain."

Laila menarik napas lalu membuangnya perlahan.

"Beri saya waktu, Teh."

"Dua hari, kalau tidak ada aku jual sama yang lain." Tekan Teh Wulan.

Laila tidak menjawab, kalau memang rumah ini rezekinya pasti akan menjadi miliknya. Kalau bukan, pasti akan lepas juga.

Teh Wulan dan Mang Wawan merasa berhasil menekan Laila, senyum pun terlihat namun seketika menghilang ketika melihat sebuah mobil menghadangnya. Arman pun keluar dari mobil.

"Kenapa lagi? Bukannya aku sudah memberikan uang yang kalian minta?."

"Masih kurang." Jawab Mang Wawan pasang badan di depan istrinya.

"Mau kalian apa?."

"Menjual rumah itu."

"Berapa harganya?."

"50 jt"

Arman berkacak pinggang, tidak bisa terus membiarkan masalah ini mengusik ketenangan Laila.

"Oke, aku mau melihat sertifikatnya."

"Bisa datang ke rumahku."

Arman mengangguk. Kemudian mengendarai motor mobilnya, mengikuti motor Mang Wawan.

Sertifikat sudah ada di tangan Arman, laki-laki itu juga sudah memastikan Mang Wawan dan istrinya tidak akan pernah mengganggu Laila lagi. Arman pun bisa tenang.

*****

Orang-orang sudah mulai berdatangan membeli kue-kue yang dijual Laila. Sebelum waktu shalat zuhur pun jualan Laila sudah habis terjual. Salwa dan Halwa terkadang ikut melayani, memantau sang Ibu di kala sibuk. Tidak sepi seperti waktu pertama kali jualan. Pesanan masih ada juga, Ibu Ratna dan Ibu Desi menjadi salah satu pelanggan setia Laila.

Yang datang ternyata bukan hanya pembeli saja, bahkan ada yang datang untuk menawarkan barang jualan. Mulai dari perabotan rumah tangga, peralatan memasak dan membuat kue. Untuk semua kebutuhan itu, Laila masih bisa menahan diri untuk tidak membelinya walau secara kredit. Karena dengan perlengkapan yang sekarang pun sudah sangat membantu.

Tapi ada satu hal yang tidak bisa ditolak Laila, saat dua orang perempuan datang menawarkan pinjaman uang sebagai modal usaha. Tetapi sesungguhnya bukan untuk itu, melainkan untuk membeli rumah sengketa ini menjadi miliknya.

Secara detail Laila mencari tahu keuntungan dan kerugian jika meminjam pada bank keliling seperti itu. Tentu saja jiwa marketing kedua perempuan yang sudah mendarah daging sanggup memberikan gambaran yang baik tentang pinjaman dana itu sendiri. Dengan persyaratan yang begitu mudah dan proses yang sangat cepat.

"Kalau saya pinjam 50 jt, berapa setoran setiap bulannya yang kira-kira meringankan saya?."

Salah satu dari perempuan itu menghitung, didapatlah nominal yang bulat di angka 1 jt untuk jangka waktu lima tahun.

"Tidak ada yang lebih ringan lagi, Teh?."

"Itu sudah kita bantu yang paling ringan."

Laila tampak terdiam, uang itu dibutuhkan besok kalau tidak mau rumah ini dijual pada orang lain. Mereka mau pergi ke mana setelah keluar dari sini. Menjadi banyak pertimbangan ini dan itu setelah berhadapan dengan uang yang seolah ada di depannya. Laila pun menjadi gelap mata dan lebih berani untuk meminjam pada bank keliling itu.

"Kalau besok bisa cair uangnya 'kan?."

"Tentu bisa, Bu. Besok siang kami ke sini membawa uangnya."

"Iya."

Keputusannya memanglah sangat besar, itu dilakukannya demi anak-anak bisa tinggal di rumah peninggalan kedua orang tuanya. Laila juga tidak mungkin membiarkan anak-anak itu terlunta-lunta di jalanan. Tapi Laila optimis melihat jualannya yang selalu ramai pembeli. Semoga saja nanti ke depannya ada lebih banyak lagi pesanan karena sudah ada Teh Linda dan Teh Yayuk yang membantu.

Teh Linda dan Teh Yayuk datang berboncengan. Mereka berpasangan dengan kedua perempuan tadi.

"Kamu ditawari pinjaman juga?." Tanya Teh Linda.

"Iya."

"Sekarang sudah banyak yang meminjam ke mereka." Teh Yayuk menimpali.

"Aman tidak?."

"Arman-aman saja kalau punya penghasilan tetap. Kebanyakan yang pinjam itu orang-orang yang kerja di pabrik."

"Oh begitu."

"Iya."

Laila pun tidak bicara lagi. Mereka mulai mengerjakan pesanan yang cukup banyak.

Sedangkan di tempat lain, di rumah yang ditempati Arman. Pria itu menatap sertifikat. Dirinya ragu untuk memberikan sertifikat itu pada Laila. Pasti nanti Laila tidak akan suka. Takut merusak hubungannya mereka yang sudah baik. Tapi kalau tidak diberikan pada Laila, perempuan itu tidak akan bisa membela diri kalau sewaktu-waktu Teh Wulan dan Mang Wawan datang mengusik masalah rumah itu lagi.

Arman masih mempertimbangkan di saat handphonenya berdering.

"Kamu jadi cuti 'kan?."

"Iya."

"Aku ke sana, ya?."

"Tidak usah, aku saja yang pulang."

"Tapi aku melihat tempat kamu, Yang."

"Tidak ada apa-apa. Di sini perkampungan biasa."

"Lagi pula aku rindu masakan Mamaku."

"Kamu tidak merindukan aku?."

"Iya, aku juga rindu sama kamu."

Arman menaruh handphonenya di samping sertifikat. Rebahan di atas sofa dengan kedua tangan sebagai alas kepala. Tubuhnya terasa sangat lelah, membantunya Laila sangat menyita waktu dan tenaganya tapi jujur saja itu sangat menyenangkan.

Kembali lagi pada kesibukan Laila yang seolah tanpa ada hentinya. Selesai satu pesanan datang lagi pesanan yang lain. Hampir rata-rata yang memesan mereka datang langsung ke rumah Laila. Marketingnya dari mulut ke mulut.

"Masih mau menerima pesanan tidak, Laila?." Tanya Teh Yayuk. Karena perempuan itu memastikan semua bahan ready sebelum menerima pesanan.

"Bisa Teh, bolu pisang masih bisa sepuluh loyang lagi."

"Kalau yang lain sudah habis."

"Oke, ada yang pesan sepuluh loyang."

"Oke." Sahut Teh Linda mengacungkan ibu jarinya.

"Sudah tidak terima pesanan lagi ya, Teh Linda, Teh Yayuk."

"Siap, Laila."

Bersambung.....

1
La Rue
semoga ikhtiar Laila berhasil demi kebaikan anak-anaknya
La Rue
Laila tetaplah kuat buat kedua anakmu
Sadiah Suharti
lanjut thor
Watini Salma
cerita nya ringan enak dibaca nya mudah dipahami menarik dan menginspirasi, lanjut kakak /Good//Pray/
Watini Salma
Alhamdulillah up lagi, semoga Laila jadi orang sukses dan bahagia dengan kedua anak nya
Watini Salma
lanjut kakak, cerita nya menarik tetap semangat ya
La Rue
Ditunggu kelanjutannya
La Rue
pasti mau memfitnah Laila ni
seftiningseh@gmail.com
semangat buat up nya kak
jangan lupa dateng aku di karya ku judul nya istri kecil tuan mafia
La Rue
Alhamdulillah rezeki Laila dan anak-anaknya
QueenRaa🌺
lanjut thorr! semangat up💪

jangan lupa mampir di beberapa karyaku ya😉
La Rue
ceritanya bagus ditunggu kelanjutannya...🥰👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!