Si Gadis Dingin bernama Zea yang menghadapi banyak masalah didalam keluarganya , menyebabkan dirinya menjadi seorang yang selalu menyendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RANIYAH FAZILA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KABUR DARI PENJARA
Tim penyelidikan telah menemukan pelaku yang meneror Zea, akhirnya pelaku itu dijebloskan ke penjara.
"Pelaku sudah ditemukan" ungkap tim penyelidik menyerahkan bukti.
Leo mengangguk puas.
"Terima kasih banyak, kalian memang bisa diandalkan" ucap Leo tersenyum.
" Jika ada masalah yang harus diselidiki, hubungi kami saja! kami pasti membantu " kata penyelidik.
"Tenang saja, pelaku sudah dimasukkan ke penjara. Pelaku itu tidak akan kabur dari penjara, karena penjagaan di penjara sangat ketat" lanjutnya.
Leo mengangguk lagi.
Leo memberikan cek uang senilai tiga miliar, namun penyelidik itu menolaknya.
"Tidak perlu, ini sudah menjadi tugas saya untuk membantu anda" ucapnya.
"Kalian terima saja, jika tidak ada kalian pun bagaimana kasus ini bisa terungkap dengan cepat" kata Leo.
Penyelidik menerima uang itu, setelah selesai mereka kembali ke markas mereka.
-----------------Flashback-----------------
"Tuan muda, gawat! Meri kabur dari penjara"
"Apa? bagaimana bisa dia kabur? " tanya Leo binggung.
"Diduga Meri kabur dari penjara karena ia tidak ingin masuk penjara tuan muda" jawabanya.
"Kami sudah menyelidiki, kalau Meri kabur juga karena ingin membalas dendam kepada Nona Zea. Selain itu, Meri juga ingin mengambil posisi sebelumnya menjadi nyonya keluarga ini " lanjutnya.
" Terus awasi Meri, perketat keamanan, dan beritahu semua tindakan-tindakan yang dia lakukan! " perintah Leo.
" Baik tuan muda", menerima perintah dan segera melakukan perintah.
' 𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘨𝘢 𝘡𝘦𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘢𝘥𝘪𝘬𝘬𝘶 𝘡𝘦𝘢 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢-𝘯𝘢𝘱𝘢 ' batin Leo.
Leo melihat adiknya Zea berada di taman, memegang bunga. Zea mencium aroma bunga itu, bunga itu sangat harum. Zea tersenyum.
' 𝘉𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘮 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪!, 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘥𝘦! 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘣𝘶𝘬𝘦𝘵 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢-𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢 𝘪𝘯𝘪 ? 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦 𝘬𝘢𝘬 𝘓𝘦𝘰, 𝘬𝘢𝘬 𝘓𝘦𝘰 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘴𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 'pikir Zea.
Zea mengambil beberapa tangkai bunga lagi dan mengumpulkannya.
Leo melihat adiknya tersenyum.
'𝘒𝘢𝘬𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘨𝘢𝘮𝘶 𝘡𝘦𝘢! ' batin Leo.
"Bi! " panggil Zea.
"Kenapa non? " tanya bibi pembantu.
" Bisa bawakan buket bunga bi?"tanya Zea.
"Baik non, akan bibi ambilkan" jawab bibi pembantu.
Bibi datang membawakan buket. Buket itu ada bermacam-macam warna, Zea mengambil buket berwarna hijau karena kak Leo suka warna hijau.
Bibi membantu Zea membuat buket bunga.
" Akhirnya jadi ya bi buketnya!, kak Leo pasti suka! " seru Zea.
"Iya non" ucap bibi tersenyum.
"Terima kasih ya bi" kata Zea berterima kasih.
"Sama-sama non, kalau begitu bibi pergi dulu ya non! permisi non" ungkap bibi.
" Iya bi! " ucap Zea senang.
'𝘏𝘮𝘮, 𝘥𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘬 𝘓𝘦𝘰? ' pikir Zea mencari kak Leo.
"Nah itu kak Leo" gumam Zea.
Zea menghampiri kakaknya.
" Kakak...,aku punya sesuatu buat kak Leo" ungkap Zea menyembunyikan buket bunga di belakangnya.
"Hmm..., apa itu? " tanya Leo.
"Taraa... " ucap Zea memberikan buket bunga ke Leo.
"Wahh..., terima kasih adikku yang cantik! " seru Leo mencubit pipi Zea.
"Kakak suka? " tanya Zea.
"Pasti dong" jawab Leo.
Mereka berdua tertawa.
Leo dan Zea duduk diatas ayunan yang bersebelahan, bermain ayunan bersama.
Zea menikmati momen indah bersama kakaknya.
"Kalau ada kak Johan dan kak Roy pasti lebih seru" ucap Zea.
"Iya Zea, lain kali kalau kak Johan dan kak Roy sudah pulang kita main ayunan ber sama-sama ya! " seru Leo.
" Iya kak" ucap Zea tersenyum lebar.
Matahari mulai tenggelam, hari sudah mulai gelap. Leo dan Zea bergegas masuk ke dalam rumah, segera menunaikan shalat.