"Seharusnya aku tahu, kalau sejak awal kamu hanya menganggap pernikahan ini hanya pernikahan kontrak tanpa ada rasa didalamnya. Lalu kenapa harus ada benihmu didalam rahimku?"
Indira tidak pernah mengira, bahwa pada suatu hari dia akan mendapatkan lamaran perjodohan, untuk menikah dengan pria yang bernama Juno Bastian. Indira yang memang sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Juno, langsung setuju menikah dengan lelaki itu. Akan tetapi, tidak dengan Juno yang sama sekali tidak memiliki perasaan apapun terhadap Indira. Dia mengubah pernikahan itu menjadi pernikahan kontrak dengan memaksa Indira menandatangani surat persetujuan perceraian untuk dua tahun kemudian.
Dua tahun berlalu, Indira dinyatakan positif hamil dan dia berharap dengan kehamilannya ini, akan membuat Juno urung bercerai dengannya. Namun takdir berkata lain, ketika kehadiran masa lalu Juno yang juga sedang hamil anaknya, sudah mengubah segalanya.
Apa yang akan terjadi pada rumah tangganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Sheila selingkuh?
Ketika Devan sedang bersama dengan Hilman, Pak Edwin dan Dito. Indira masih berada didalam mobil Juno, pria itu tidak mengizinkan Indira keluar dari mobilnya. Karena ia merasa bahwa pembicaraan mereka belum selesai.
Juno sedang berbicara dengan putrinya, Viola. Gadis kecil itu berkata bahwa dia merindukan papanya. Indira juga tanpa sengaja mendengar pembicaraan hangat antara Juno dan Viola. Hatinya berdenyut nyeri, karena selama ini Juno dan keluarga kecilnya bahagia. Tapi, lebih baik mereka memang tidak berhubungan lagi. Jadi, Indira sama sekali tidak merasa menyesal karena sudah pergi dari kehidupan Juno bertahun-tahun yang lalu.
"Papa kapan pulang Pa? Vio kangen Papa."
"Nanti papa pulang sama kakek buyut juga. Vio tunggu disana ya."
"Ya udah deh papa. Vio mau makan siang dulu, papa jangan lupa makan ya!" kata Viola dengan suara ceria. Gadis kecil itu jarang sekali menanyakan ibunya dan lebih sering menanyakan tentang Papanya. Karena Viola memang lebih dekat dengan Juno, dibandingkan dengan Sheila.
"Iya sayang. Makan yang banyak, jangan rewel sama Oma ya."
Setelah pembicaraan singkat yang penuh kasih sayang itu, Juno mengakhiri panggilan teleponnya. Lantas dia melihat pesan yang dikirimkan oleh temannya melalui DM bersama dengan foto di sana.
[Andi : Bro! Ini istri lo si Sheila kan?]
Mata Juno memicing melihat foto Sheila yang diambil dari belakang dan seorang pria yang tengah memeluk pinggangnya. Sayang sekali, Juno tidak bisa melihat wajah pria itu karena fotonya membelakangi.
[Andi : Gue tau si Sheila itu model. Tapi ini bisa disebut perselingkuhan nggak sih?]
Andi, teman Juno kembali mengirimkan foto Sheila yang sedang berciuman dengan seorang pria ditengah kegelapan. Sayang sekali, foto pria itu tidak terlihat karena berada di kegelapan. Namun Sheila terlihat jelas, karena wanita itu berada di sisi terang.
Rahang Juno mengetat, kala ia melihat foto yang dikirimkan temannya itu. Dadanya bergemuruh panas, garis gurat kemarahan dan cemburu terlihat jelas di wajahnya.
'Sheila? Apa Sheila selingkuh dariku? Nggak mungkin. Dia di Bali untuk bekerja.. Bukan untuk....tapi foto ini bukan editan'
Juno masih menatap foto itu, memperhatikannya dalam-dalam. Dia dapat melihat jelas, bahwa wanita yang memakai bikini di foto itu adalah Sheila dan istrinya itu sedang bersama pria lain, dia terlihat sangat intim di sana. Juno selalu ingin mempercayai Sheila, hingga dia tidak pernah mengawasi Sheila dan selalu membebaskannya melakukan apa saja. Bahkan Juno tidak membahas apapun tentang Indira dulu yang dinyatakan mati, mengabaikan fakta bahwa wanita itu kemungkinan masih hidup. Karena cintanya yang teramat besar kepada Sheila.
[Juno: Lo lihat dimana? Kapan?]
[Andi : Gue jelasin di telpon]
Pria itu pun membukakan pintu mobilnya untuk Indira, karena dia harus berbicara dengan Andi sekarang juga mengena istrinya.
"Kamu bisa keluar sekarang. Tapi jangan coba kabur dariku Indira. Apalagi bawa kabur Devan."
Indira tidak merespon, dia melangkah keluar dari mobil itu dengan wajah datar. Sementara Juno masih berada didalam mobilnya, dia menghubungi Andi yang tinggal di Bali.
"Bisa lo jelasin apa yang lo lihat? Apa lo bener-bener lihat istri gue main sama cowok lain?" tanya Juno dengan tangan yang meremas setir kemudinya. Membayangkan Sheila berdekatan dengan pria lain saja sudah membuatnya menderita. Apalagi kalau sampai benar Sheila berselingkuh darinya.
"Okey, gue bakal jelasin."
Juno memasang kupingnya baik-baik, dia bersiap mendengar informasi dari Andi. Andi menceritakan apa yang dia lihat di sana, dan dia sengaja memotret Sheila secara diam-diam. Sheila dan pria itu terlihat seperti pasangan yang sedang berbulan madu. Walaupun Sheila menyamar, tapi Andi bisa mengenali istri dari sahabat baiknya itu.
"Saran gue, lo mending selidikin istri lo. Gue udah bilang dari dulu, kalau si Sheila nggak benar-benar cinta sama lo Jun. Beda sama istri lo yang dulu."
Pria itu tertegun mendengar omelan dari Andi, ya selama ini Andi memang salah satu orang yang mengatakan bahwa Indira adalah istri yang baik dan Sheila adalah wanita yang tidak beres. Hanya saja Juno sama sekali tidak mendengarkannya. Tapi Juno membenarkan, bahwa Indira memang selalu berusaha menjadi istri yang baik untuknya, tidak seperti Sheila, dia lah yang harus selalu mengalah pada wanita itu.
"Jun? Lo masih ada di sana kan? Kalau lo masih ada di sana, dengerin gue baik-baik. Lo itu CEO perusahaan gede, lo pinter, lo jangan mau dibodohi sama istri lo. Selidikin dia, jangan bego karena cinta Jun. Apalagi bego sama cewek modelan kayak dia. Okay sih dia emang cantik, bodynya juga perfect. Tapi buat apa semua itu kalau dia nggak bisa jadi istri yang baik?"
"Stop! Gue nggak mau denger omongan lo Di."
Tut...tut...
Juno menutup telponnya begitu saja secara sepihak, dia kesal dikatai bodoh oleh temannya. Tapi ucapan Andi cukup mempengaruhinya. "Apa benar Sheila selingkuh dari aku? Setelah aku memberikan segalanya buat dia?"
Pria itu pun lalu meraih ponselnya lagi dan menelpon seseorang. "Halo. Benarkah ini dengan asisten Sheila model iklan G-Phone?" Pertama kalnya Juno menghubungi nomor asisten Sheila.
"Iya Pak benar."
"Apa Sheila ada pemotretan di Bali hari ini sampai tanggal 22?" tanya Juno dengan nada datar.
"Maaf, anda siapa ya? Anda tidak berhak bertanya hal privasi-"
"Saya suaminya Sheila. Apa saya masih kurang berhak?" potong Juno yang membuat sang asisten diseberang sana tercengang.
"Maafkan saya Pak Juno."
"Jawab pertanyaan saya. Apa istri saya ada pemotretan di Bali sampai tanggal 22?" tanya Juno yang tak mau berbasa-basi.
"Tidak ada Pak. Bu Sheila tidak ada jadwal pemotretan sampai awal bulan depan."
Pria itu tercengang mendengar jawaban dari asisten Sheila. Rupanya Sheila berbohong padanya. Juno tak percaya ini.
****
Setelah keluar dari mobil Juno, Indira mencari keberadaan putranya, dia masuk kembali ke dalam pesta dan dia melihat Devan sedang duduk dipangkuan pak Edwin. Melihat pak Edwin, dia tidak bisa mengelak lagi bahwa Devan adalah cicitnya.
"Mama! Devan punya Opa buyut sekarang, Ma." Devan tersenyum lebar dan memberitahukan kepada mamanya, kalau dia punya kakek buyut. Dia terlihat sangat senang.
"Iya Sayang." Indira tersenyum, lalu dia mengusap kepala Devan dengan lembut.
"Indira, bisa kita bicara nak? Banyak yang kakek mau bicarakan sama kamu." Pria tua itu menatap Indira dengan memohon. Pak Edwin tidak mau melewatkan kesempatan ini, apalagi tujuannya ke Singapore, memang ingin berbicara dengan Indira, menemui Devan dan juga menanyakan kejadian 6 tahun yang lalu.
"Ayo Kek. Tapi kita sebaiknya bicara di rumah saya saja!" saran Indira yang langsung disetujui oleh Pak Edwin.
"Iya Nak."
****
Mau double up? Yuk kasih komen, gift atau votenya hehe
penyesalan mu lagi otw juno