NovelToon NovelToon
Sekretaris Idaman Bos Perfeksionis

Sekretaris Idaman Bos Perfeksionis

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Tamat
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Laras Sagita, gadis kampung yang polos, lucu, dan blak-blakan, merantau ke kota untuk mengubah nasib. Di hari pertamanya melamar kerja sebagai sekretaris, ia tanpa sengaja menabrak mobil mewah milik seorang pria tampan yang ternyata adalah calon bosnya sendiri, Revan Dirgantara, CEO muda yang perfeksionis, dingin, dan sangat anti pada hal-hal "tidak teratur"—alias semua yang ada pada diri Laras.

Tak disangka, Revan justru menerima Laras bekerja—entah karena penasaran, gemas, atau stres akibat energi gadis itu. Seiring waktu, kekacauan demi kekacauan yang dibawa Laras membuat hari-hari Revan jungkir balik, dari kisah klien penting yang batal karena ulah Laras, hingga makan siang kantor yang berubah jadi ajang arisan gosip.

Namun di balik tawa, perlahan ada ketertarikan yang tumbuh. Laras yang sederhana dan jujur mulai membuka sisi lembut Revan yang selama ini terkunci rapat karena masa lalu kelamnya. Tapi tentu saja, cinta mereka tak mudah—dari mantan yang posesif,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Ke Bandung, Bos Kaku Bisa Ketawa?

Revan datang dengan langkah cepat. Melihat rice cooker, asap, dan Laras yang pegang sumpit penuh dosa.

“Laras,” katanya datar. “Besok-besok, kamu bikin kantor ini jadi rumah makan juga?”

Laras senyum memelas. “Enggak, Pak… saya cuma mau hidup sedikit lebih hangat…”

Revan menatapnya. Lalu menghela napas. “Habis ini ikut saya rapat. Tapi kamu duduk di pojok, jauh dari stop kontak.”

Setelah itu Revan pergi meninggalkan mereka.

Setelah rapat selesai, Arga, Laras, dan Revan turun bersamaan.

“Tadi pas rapat, Pak Revan kayak nggak bisa diem ya?” bisik Arga.

Laras jawab pelan, “Efek kopi cinta buatan Laras…”

Tiba-tiba Revan berbalik. “Laras. Minggu depan kamu ikut ke Bandung. Kita ada survei lapangan.”

Laras bengong. “Saya? Ke Bandung?”

“Ya. Sekalian kamu bisa jauh dari pantry kantor.” ujar Revan lalu pergi begitu saja membuat Arga dan Laras saling pandang heran.

Malam Hari di Kosan

Laras baring sambil peluk guling. Ia video call lagi dengan ibunya.

Bu: “Kamu kerja atau sekolah masak sih, Laras?”

Laras: “Kerja, Bu… Tapi kerjaanku kadang kayak variety show. Hari ini aja bikin bosku kayak robot kelebihan baterai.”

Bu: “Kamu itu ya, jangan sampai bos kamu jatuh cinta karena terlalu sering kamu bikin deg-degan!”

Laras tertawa. “Bu, kalau dia jatuh cinta, nanti saya kirim foto. Tapi jangan teriak ya.”

...----------------...

Hari keberangkatan ke Bandung tiba. Sesuai instruksi Revan, Laras dan Arga sudah standby jam 6 pagi. Tapi tentu saja, Laras datang dengan koper warna kuning terang, pakai jaket lucu bergambar bebek, dan sepatu pink. Arga hanya bisa geleng-geleng.

“Kamu mau kerja atau mau shooting reality show?”

Laras cengar-cengir. “Kerja sambil healing, kak. Itu konsep hidupku.”

Mobil Revan datang. Dengan mobil hitam mewah dan wajahnya yang tetap datar seperti biasa. Tapi pagi itu… dia pakai jaket hoodie abu-abu dan sneakers putih.

Laras berbisik ke Arga, “Pak Revan… pakai hoodie? Aku berasa mau study tour bareng gebetan diam-diam.”

Arga balas, “Lu jangan terlalu berharap, ntar disangka manajer lo lagi nyulik anak magang.”

Setelah itu mereka akhirnya tertawa bersama dan itu di lihat oleh Revan membuatnya penasaran tapi gengsi untuk bertanya.

---

Di dalam mobil, suasana awalnya hening.

Revan menyetir sendiri. Arga di depan, Laras di belakang. Tapi Laras tidak bisa tahan.

“Pak… boleh tanya sesuatu enggak?” tanya Laras

“Boleh. Asal jangan tanya kenapa saya masih jomblo.” jawab Revan cepat

Laras langsung terdiam. Arga tersedak minum.

“E-eh saya… saya cuma mau nanya, Bapak suka Bandung karena apa?” tanya Laras

Revan jawab, “Karena jalannya menurun, sesuai grafik harga saham waktu itu.”

Laras menatap langit-langit. “Aku lupa dia bukan manusia biasa.”

Arga yang mendengar gumaman Laras menahan tawanya hingga sakit perut.

---

Meeting selesai jam 3 sore. Revan tiba-tiba berkata, “Kita nggak langsung pulang. Saya mau mampir ke tempat favorit dulu.”

Laras langsung excited. “Tempat favorit Pak Revan? Jangan-jangan... tempat mainan?”

Ternyata mereka dibawa ke sebuah kafe buku estetik di dataran tinggi. Revan langsung ambil buku dan duduk di pojok.

Arga dan Laras pesan minuman. Laras mengendap-endap menghampiri Revan.

“Pak… Bapak suka baca novel romantis?” tanya Laras dengan penasaran

Revan jawab singkat. “Kadang. Supaya saya paham logika makhluk seperti kamu.”

Laras nyengir. “Kalau begitu, saya harus nulis novel sendiri, biar Bapak makin paham saya.”

Revan mengangkat alis. “Kalau kamu nulis, genre-nya pasti komedi absurd.”

dan itu membuat Laras kesal.

---

Di hotel, mereka bertiga makan malam di rooftop. Angin Bandung sejuk, lampu kota berkelip. Revan mendadak berkata,

“Dulu saya pernah tinggal di Bandung. Waktu kecil. Sempat berpikir mau jadi pelukis, bukan pebisnis.” ujar Revan tiba tiba memecahkan kesunyian malam itu

Laras kaget. “Lho? Serius? Terus kenapa jadi bos dingin begini?”

Revan diam sesaat. “Karena hidup enggak semanis cat air. Harus realistis.”

Laras mengangguk. Tapi dalam hati ia berkata, "wah, ternyata bosku ini... punya masa lalu dramatis juga!"

---

Keesokan Harinya

Sebelum pulang, Revan mengajak mereka ke kebun teh.

Laras berjalan lincah sambil foto-foto. Arga sibuk nge-vlog ala kadarnya. Revan hanya jalan santai, sambil sesekali tertawa kecil melihat Laras hampir kejeblos lumpur.

“Tolongin saya dong, Pak! Sepatu saya kena tanah!” ujar Laras tiba tiba

Revan nyaut, “Itu karena kamu terlalu sering salah langkah, bahkan dalam memilih sepatu.”

Arga tertawa keras. “Pak Revan bercanda! Ini langka! Laras, kamu berhasil aktifkan mode manusia normal dari beliau!”

Laras tepuk tangan sendiri. “Yeay! Revan.exe berhasil di-crack!”

Sedangkan Revan hanya diam melihat kedua karyawannya yang saja sama aneh

---

Malam Hari di Rumah Revan

Setelah pulang ke Bandung, Laras sibuk upload foto dan edit caption. Di waktu yang sama, Revan pulang ke rumahnya.

Rumah itu sunyi. Ada satu ruang kerja besar, beberapa rak buku, dan… satu lukisan abstrak tergantung di ruang tamu.

Revan berdiri lama di depan lukisan itu.

Lalu tersenyum tipis.

Sambil menyesap teh, ia berkata pelan, “Mungkin hidup enggak perlu se-kaku itu. Kadang, ada Laras yang bikin semua rumit tapi… hidup.”

----

Pagi pertama setelah pulang dari Bandung, suasana kantor terasa... berbeda.

Laras masuk dengan gaya bak selebgram yang baru pulang photoshoot.

“Selamat pagi dunia kerjaaa... aku datang membawa semangat dan oleh-oleh teh!” ujar Laras heboh

Arga menyambutnya sambil bawa kopi. "Kamu beneran ya, pulang dari Bandung langsung jadi bintang kantor.”

“Emang dari dulu aku bintang, cuma sinarnya sering ketutup lampu neon rusak di kantor ini.” jawab Laras asal dengan ciri khas darinya

---

Ternyata, postingan Laras yang men-tag lokasi, foto kebun teh, bahkan candid Revan pakai hoodie viral di kalangan kantor. Grup WhatsApp ‘Ghibah Profesional’ langsung panas.

"Itu beneran Pak Revan?!" "Dia bisa senyum?! Gila... efek Bandung nih!" "Laras ada di sebelahnya mulu, ih curiga deh..."

Laras sampai dijuluki: Si Penjinak Singa Kantor.

“Eh Ras,” bisik salah satu staf desain, “Kamu tuh deket ya sama Pak Revan?”

Laras senyum. “Dekat tuh relatif. Kalau cuma duduk sebelahan ya iya. Kalau hati… tanya dia.”

Yang denger langsung teriak, “KYAA!”

---

Hari itu ada rapat mingguan. Tapi anehnya, Revan… pakai baju warna biru cerah. Bukan hitam atau putih seperti biasa.

“Wah, Pak Revan mulai ceria nih,” kata HRD pelan-pelan sambil nyenggol Laras.

Di tengah rapat, Revan bilang, “Saya mau kantor kita lebih fleksibel. Yang penting target tercapai. Jadi, Jumat depan… saya izinkan semua pakai baju bebas.”

Langsung semua tepuk tangan. Arga bisik ke Laras, “Ksmu pasti bius dia pakai teh tawar dari Bandung.”

Laras cengar-cengir. “Atau pakai pesona alami.”

---

Sementara itu, malam harinya, Revan duduk sendiri di sofa rumah. Tangannya memainkan ponsel, melihat-lihat story Laras.

Dia berhenti di satu video—Laras merekam Revan yang sedang menatap pemandangan kebun teh. Judulnya:

"Kadang, bahkan langit pun butuh jeda dari mendung."

Revan terdiam. Lalu tanpa sadar, ia senyum.

Dan dalam sekejap… dia tap tombol reply story itu:

“Langitnya sekarang cerah.”

---

Bersambung

1
Atik Kiswati
mksh buat ceritanya....
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 👍👍👍👏👏👏😘😘😘
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒊𝒃𝒖𝒓 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 👍👍👍👏👏👏😘😘😘
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒅𝒂" 𝒔𝒂𝒋𝒂 🤣😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒑𝒐𝒑 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒉 🤣🤣
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒅𝒂𝒔𝒂𝒓 𝒃𝒊𝒃𝒊 𝑵𝒖𝒓
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒊𝒓𝒂𝒊𝒏 𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒕𝒘𝒊𝒏𝒔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒉𝒐𝒓𝒐𝒓 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 𝒏𝒈𝒊𝒅𝒂𝒎𝒏𝒚𝒂 𝑳𝒂𝒓𝒂𝒔 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒕𝒖𝒍𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒈𝒆𝒔𝒓𝒆𝒌 𝒋𝒅𝒏𝒚𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝑳𝒂𝒓𝒂𝒔 𝒉𝒂𝒎𝒊𝒍 𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒘𝒊𝒏𝒔 𝒚𝒂 😄😄
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑳𝒂𝒓𝒂𝒔 𝒅𝒊 𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒔𝒂𝒏𝒕𝒖𝒚
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒏𝒊𝒉 😅😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒅𝒂"𝒔𝒂𝒋𝒂 😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒓𝒖 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 𝒌𝒂𝒚𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 😁😁
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒈𝒆𝒔𝒓𝒆𝒌 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 🤣🤣🤣
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑪𝒍𝒂𝒓𝒂 𝒈𝒂𝒌 𝒌𝒂𝒑𝒐𝒌"
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑨𝒓𝒈𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒉𝒂𝒕𝒊" 𝒍𝒉𝒐 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒎𝒂𝒖 𝒅𝒊𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒊𝒏 𝒅𝒊 𝒈𝒓𝒖𝒑 𝑾𝑨 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑳𝒂𝒓𝒂𝒔 𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏 👍👍👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑳𝒂𝒓𝒂𝒔 𝒈𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒌𝒖𝒕"𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒎𝒖 𝒄𝒂𝒎𝒆𝒓 😁😁
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒍𝒊𝒃𝒖𝒓𝒂𝒏 𝒚𝒈 𝒈𝒂𝒈𝒂𝒍 𝒕𝒑 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!