Di dunia kultivasi Cangxuan, Han Wuqing bereinkarnasi dari bumi ke dunia kultivasi abadi yang penuh kekuatan dan ketidakadilan.
Setelah berkultivasi selama 10 tahun dengan susah payah, tanpa dukungan apapun. Akhirnya cheat system muncul mewajibkan dia membuat sektenya sendiri.
System aneh yang mengizinkannya memanggil kesadaran orang orang dari bumi, seolah dunia adalah game virtual reality.
Orang-orang dari bumi mengira ini hanya permainan. Mereka menyebutnya "VR immortal".
Mereka pikir Han Wuqing NPC...
Mereka pikir ini hanya ilusi...
Tapi didunia ini— Dialah pendirinya, dialah tuhan mereka. Sekteku Aturanku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwalkii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemain Baru tiba di Arena Latihan
Suara halus menggema di benak tiap pemain baru—dingin namun sopan, seperti suara perintah surgawi dari langit:
[Sistem: Proses kelahiran berhasil diselesaikan.]
Petunjuk: Di setiap penjuru aula ini terdapat jalan keluar. Empat lorong tersembunyi di balik lengkungan tiang merah berukir naga.
Naiklah menuju permukaan arena Latihan dan terimalah instruksi awal dari Ketua Sekte.
ratusan lebih pasang mata melebar serempak. Beberapa mulai gelisah, menoleh cepat ke segala arah.
“Itu... di sana!” seru salah satu pemain, menunjuk pojok ruangan.
Empat sudut aula kini berpendar halus. Lengkungan-lengkungan raksasa berdiri megah dengan tiang merah berhiaskan ukiran naga melingkar. Masing-masing mengapit jalur batu menanjak, diselimuti aliran qi yang menyusuri dinding seperti untaian bintang yang menuntun dari bawah tanah ke permukaan dunia.
Langkah demi langkah, para pemain baru mulai bergerak. Ada yang berjalan ragu, ada pula yang matanya masih terpaku pada langit-langit aula, seolah tak ingin kehilangan secuil pun dari kemegahan itu. Beberapa menggenggam dada mereka, mencoba memahami napas dan detak jantung dalam tubuh yang terasa terlalu nyata.
“Ini... benar-benar terasa seperti dunia lain.”
“Bukan sekadar VR... ini seperti dilahirkan kembali.”
Lorong batu yang mereka susuri tenang dan sejuk, namun tak ada kegelapan. Lentera qi tergantung di langit-langit melengkung, menyinari jalan dengan cahaya lembut seolah menyambut kelahiran kembali mereka ke dunia yang lebih tinggi.
Dan ketika kaki mereka mencapai puncak lorong—
Arena Latihan Sekte Yuandao terbentang laksana istana langit.
Sebuah amfiteater bundar seluas lima lapangan bola terhampar di hadapan mereka. Medan latihan terbagi menjadi beberapa zona: lingkaran batu untuk duel tangan kosong, jalur batu untuk uji gerakan cepat, barisan tiang qi bergerak acak, serta boneka logam spiritual yang berdiri tegak seolah hidup. Rak-rak giok hitam tersusun rapi, memamerkan senjata latihan: tombak, pedang, golok, bahkan senjata tak umum seperti cambuk qi dan cakram angin.
Tribun giok putih menjulang di sekeliling arena, membentuk dinding melingkar bertingkat seperti gelang langit. Ukiran naga dan awan menghiasi setiap sisi, sementara lentera qi memancarkan cahaya alami dari sela-selanya, menenangkan namun penuh keagungan.
Puluhan pemain veteran telah duduk di sana, mengenakan jubah sekte masing-masing, sebagian melambaikan tangan sambil tersenyum, sebagian menyambut dengan tatapan tenang penuh makna.
Namun sebelum para pemain baru sempat melangkah lebih jauh ke arena...
Langit di atas mereka bergetar pelan.
Angin spiritual dari arah barat membawa serta aroma api dan logam. Cahaya senja terbelah—
Seekor burung raksasa menukik dari langit.
Sayapnya membentang luas, bulu merah menyala dengan gradasi ungu di ujungnya, memantulkan cahaya matahari bagaikan bara senja yang hidup. Setiap kepakan menebar percikan qi yang berkilau, membelah langit seperti hujan bintang.
Aura yang menyertainya hangat... namun menggetarkan hati.
Di punggung makhluk itu berdiri seorang pria.
Jubah hitam panjang membungkus tubuh tegapnya. Rambutnya diikat tinggi, berkibar tertiup angin tinggi. Sorot matanya menatap ke bawah dengan ketenangan dingin—penuh kendali, penuh jarak. Tak ada senyum. Tak ada keraguan.
Di bawah sana, ratusan pemain baru menengadah ke langit, mata mereka terbelalak.
Di antara mereka, seorang gadis bertubuh kecil berdiri mematung.
Rambut ungu-putihnya terikat dua kuncir, mata setajam pisau menatap langit tanpa berkedip.
“…Apa-apaan ini…”
Tubuhnya tegang, seolah napas saja bisa memecah keheningan dalam dirinya. Pemandangan di atas terlalu megah, terlalu asing.
Seekor makhluk suci yang tak mungkin ada di dunia modern, dan seorang pria yang berdiri di atasnya seolah sudah menjadi bagian dari langit.
Bukan sekadar berdiri. Ia berdiri seperti memang dilahirkan untuk berada di sana.
ToxicLily menatap, lalu mengerutkan alis.
“…Game macam apa yang butuh bos final di hari pertama?”
Ia menoleh perlahan.
Arena raksasa membentang di sekelilingnya—tempat duduk dari batu giok mengelilingi seperti lingkaran surgawi, para pemain veteran duduk di atas sana, tertawa dan menunjuk, seolah menyambut para ‘pendatang baru’ dalam pertunjukan teater kultivasi.
Zona pelatihan di tengah lebih menyerupai panggung dari film xianxia kelas atas—lengkap dengan lentera spiritual, medan duel, dan pancaran aura qi yang seolah bisa disentuh.
Udara hangat menyapu pipinya. Ia mencium aroma kayu dari lentera yang membara lembut, tanah basah yang baru tersentuh formasi spiritual, dan samar—harum logam dari senjata pelatihan yang dipajang di kejauhan.
“…Ini bukan sekadar VR,” bisiknya pelan. “Ini... sesuatu yang jauh lebih gila.”
Dalam diam, ia menarik napas panjang—dalam dan penuh rasa waspada. Tapi tentu saja, ekspresinya tetap dingin dan acuh.
“Kalau ini penipuan, maka ini penipuan termahal yang pernah kuterima dengan senyuman.”
Tepat saat ia berpikir demikian, dari lorong belakangnya, seorang pemuda tinggi menjatuhkan diri ke lantai sambil tertawa histeris.
“Aku hidup kembali! Ini nyata! Bau tanahnya nyata! Dunia ini nyata, brooo!! HAHAHA!!”
ToxicLily melirik ke arah suara itu, satu alisnya terangkat. Bibirnya tertarik sedikit.
“...Bodoh.” gumamnya pelan, namun sebelum sempat melangkah lebih jauh atau melemparkan komentar sarkastik berikutnya
Panel sistem kembali muncul di hadapannya.
[Instruksi Awal Bagi Murid Baru]
Selamat datang di Sekte Yuandao.
Silakan melangkah ke tengah arena. Penyambutan resmi akan segera disampaikan langsung oleh Ketua Sekte.
Peringatan: Segala bentuk perilaku tidak hormat terhadap Ketua Sekte maupun beast pribadinya akan berdampak negatif terhadap karma pribadi, serta membatasi akses terhadap misi tingkat tinggi di masa mendatang.
ToxicLily mendengus pelan. Suaranya seperti bisikan yang nyaris malas keluar dari tenggorokan.
“Bahkan makhluk langit itu punya sistem reputasi? Tsk... Dunia ini serius sekali.”
Langkah kakinya perlahan, seolah tak peduli. Tapi sorot matanya mengembara tajam, mencatat setiap detail: zona pelatihan yang tertata seperti medan ujian surgawi, pemain-pemain veteran di tribun atas yang tersenyum seolah menyembunyikan misi rekrutmen, dan Ziyan—beast langit yang melayang turun perlahan dengan sayap memercikkan bara qi keemasan seperti hujan bintang dari langit barat.
ToxicLily menarik napas pendek. Senyumnya tipis, setengah mengejek, setengah kagum.
“…Jika ini mimpi, jangan bangunkan aku dulu.”
Sangat hati-hati sekali ya, jangan sampai mati.
orang lain di dunia itu ga nyadar kalau dunia mereka game?
masih misteri
kamu harus pakai nick name trus : kalau percakapan GC. atau atasnya nickname bawahnya percakapan.