Ini bukanlah tentang idol Kpop yang memerankan sebuah cerita. Bukan juga cerita fiksi yang berakhir dengan idola. Namun cerita ini terus mengalir bak realita. "Kalian yakin kita bisa nonton konser NCT dan ngelanjutin kuliah di Korea?" "Gue yakin kita bisa! Lagipula kita punya banyak waktu. Kita bisa nabung buat nonton konser. Dan belajar buat ajuin beasiswa ke Korea! Gak ada yang gak mungkin kalau kita mau berusaha!" ucap Yerika yang terus yakin akan mimpi mereka. Elina mengangguk. "Lagipula, kita juga gak bego-bego amat." Yerika tersenyum. "Mulai besok, kita harus giat belajar! Dan kita manfaatin untuk nabung dari sekarang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Prepti ayu maharani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 9 [2]
Yerika terlihat sibuk memilah pakaiannya. setelah melihat pengumuman pagi tadi, empat sahabat tersebut pulang ke rumah masing masing dan mempersiapkan apa yang harus mereka siapkan untuk berangkat ke Korea nanti.
Yerika menoleh ke arah meja dan tersenyum menatap binder yang berisikan photocard koleksinya. Ia segera meraih binder itu dan memasukannya ke dalam koper.
'Ceklek!'
pintu terbuka menampilkan ibunya di sana.
"Mama, Yerika bahagia banget!"
Lastri tersenyum. "Mama seneng akhirnya impian kamu terwujud. belajar yang benar ya nak, jangan pacaran. Mama bukannya melarang kamu buat pacaran. Tapi kamu tahu 'kan disana mayoritas mereka bukan muslim. Ya, walaupun gak tahu ke depannya gimana. Tapi kalau kamu cari pasangan, usahakan yang seiman sama kamu ya. Kamu harus inget, keluarga kita keluarga yang paham agama. Oom kamu Ustad, tante kamu Ustadzah, kakek kamu pendiri pondok pesantren. Jadi Mama mohon, tahan perasaan kamu. Cukup kamu tergila-gila sama NCT aja, yang udah pasti gak bisa diraih."
Yerika tersenyum. "Simple tapi menohok yang Mah," ucap Yerika dengan gelak tawa.
Lasti terkekeh. "Tapi kamu harus inget loh ucapan Mama tadi."
"Iya, Mama."
"Yaudah, Mama mau urus yang lain dulu ya. Kamu kapan berangkat?"
"Lusa, Ma."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Ini gue gak mimpi?" ucap Fela pada adiknya.
Vania menoleh dan menaikkan kedua alisnya. "Kenapa?"
"Lo kuliah di Korea? Lo diterima beasiswa disono?"
Vania mengangguk.
"Mimpi apa lo? Kok bisa sih?"
Vania menghela napas. "Ya namanya juga anak pinter," ucap Vania dengan senyum miring lalu membuka lemarinya.
Fela yang masih tak percaya pun mengikuti langkah Vania. "Mintain gue tanda tangan Lee Soo man ya?"
"Gila! Ya bener aja!"
"Ahhh gak mau tahu. Pokoknya mintain." Fela mengeluarkan selembar foto dan menyerahkan pada Vania.
"Ini apa?"
"Foto beliau. Gue udah nyetak pake kertas terbaik."
Vania menghela napas dan meraih foto itu. "Ya.. Ya.. Ya.. Ya.. Nanti gue mintain."
Fela tersenyum, mencium pipi Vania dan pergi. "BANGGA BANGET GUE PUNYA ADEK KAYA LO!"
Vania terkekeh dan menggelengkan kepala.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Jadi nanti kamu ketemu ENCETE lagi?" ucap Sita yang memperhatikan putrinya memasukkan barang-barang.
Elina tersenyum. "NCT Mama. Harus berapa kali Elina bilang, it's pronounced NCT, not ENCETE."
Sita mengangguk. "Iya deh, itu. Jadi nanti kamu bakal sering ketemu mereka dong?"
Elina tersenyum tipis. "Berharapnya sih gitu, Ma. Tapi 'kan Elina kesana buat kuliah, bukan buat lamar pekerjaan jadi staf SM."
Sita tertawa. "Ya tapi 'kan masih ada kesempatan buat ketemu."
"Doain ya Ma, semoga suatu saat tiba-tiba Jaehyun dapet tawaran main drama, terus syutingnya di kampus Elina."
Sita tersenyum. "Sekarang, apapun yang bikin kamu bahagia, Mama pasti doain."
"Makasih Mama!"
"Sama-sama sayang. Maaf ya, selama ini Mama gak pernah dukung hobi dan impian kamu."
Elina mengangguk dan mengeratkan pelukannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di kediaman rumah Ayana, orangtuanya tengah mengobrol di ruang tamu. Sedangkan Ayana, gadis itu tengah dilema mengenai apa saja yang harus ia bawa ke Korea nanti.
"Jadi tahun ini dia masih SMA, Pa?" ucap Risma pada suaminya.
Khairul mengangguk.
"Gak terlalu muda?"
Khairul menggeleng. "Enggaklah. Nanti juga 'kan pas kuliah bakal seangkatan."
Ayana yang keluar dengan kopernya pun menatap kedua orangtuanya bingung. "Ngomongin siapa sih, Ma? Pa?"
"Temen Papamu. Dia baru aja dapet predikat siswa terbaik di sekolahnya," ucap Risma.
Ayana tersenyum sabar. "Pa, lihatlah anakmu. Anakmu baru aja menerima beasiswa kuliah di Korea. Kenapa Papa malah banggain anak orang sih?"
Khairul tertawa. "Iya, iya, Papa bangga. Anak Papa bisa kuliah di Negeri orang tanpa bantuan Papa. Papa bangga."
Ayana tersenyum. "Harus dong!"
'Drtttt!'
"Aduh, bentar ya Ma, Pa, ada video call dari temen-temen Ayana."
Ayana berlari ke dalam kamar karena tak sabar untuk mengangkat panggilan teman-temannya tersebut. Sepertiny mereka akan berbagi kebahagiaan tentang bagaimana tak sabarnya mereka untuk segera berangkat ke Negeri Ginseng tersebut.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
a/n :
TRANSLATE :
안녕하세요 (annyeonghaseyo) \= Halo
제 이름은 __입니다 (je ireumeun __imnida) \= Nama saya __
오빠 (Oppa) \= Kakak laki-laki bagi perempuan
사랑해요 (Saranghae) \= Aku mencintaimu