NovelToon NovelToon
Menggoda Boss Arogan

Menggoda Boss Arogan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Badboy / Cintamanis
Popularitas:9.8M
Nilai: 5
Nama Author: RizkiTa

Sekuel SEKRETARIS KESAYANGAN

~

Meira pikir, setelah direktur marketing di perusahaan tempat dia bekerja digantikan oleh orang lain, hidupnya bisa aman. Meira tak lagi harus berhadapan dengan lelaki tua yang cerewet dan suka berbicara dengan nada tinggi.

Kabar baik datang, ketika bos baru ternyata masih sangat muda, dan tampan. Tapi kenyataannya, lelaki bernama Darel Arsenio itu lebih menyebalkan, ditambah pelit kata-kata. Sekalinya bicara, pasti menyakitkan. Entah punya masalah hidup apa direktur baru mereka saat ini. Hingga Meira harus melebarkan rasa sabarnya seluas mungkin ketika menghadapinya.

Semakin hari, Meira semakin kewalahan menghadapi sikap El yang cukup aneh dan arogan. Saat mengetahui ternyata El adalah pria single, terlintas ide gila di kepala gadis itu untuk mencoba menggoda bos

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkiTa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awalnya berdebar, lama kelamaan gemetar

Untuk sementara, Meira merasa tugasnya sudah selesai. Satu cup espresso sesuai permintaan Darel, sudah terhidang di mejanya. Tampak lelaki itu benar-benar menikmati minumannya. Meira senang, meski tak ada ucapan terima kasih dari lelaki itu.

Meira kembali ke mejanya, masih banyak yang belum dia selesaikan. Kopi hitam yang sempat dia cicip tadi, memang kelihatan menarik. Dia kembali menyesapnya dengan perasaan nikmat. Mengapa dia baru mencoba minuman ini, sekarang? kenapa tidak dari dulu, pikirnya. Itulah mengapa orang-orang selalu membutuhkan kopi untuk mengawali hari, ternyata rasanya secandu ini.

“Ntar siang, makan di mana?” Nia menyusup masuk ke ruangan Meira, melihat secangkir kopi di atas meja sahabatnya itu. “Eleh, tumben minum kopi.”

“Gara-gara itu tuh.” bisik Meira pelan, sambil menunjuk ke arah ruangan Darel. “Dia minta kopi, rupanya bukan kopi hitam, malah espresso,” jelas Meira, dia mengangkat gelas kopinya lagi, meneguknya sampai habis. Oke, mulai hari ini, dia menetapkan minuman ini sebagain minuman favorit dan wajibnya setiap pagi.

“Oh ya, ganteng-ganteng, ribet ya.” bisik Nia.

Meira hanya mengangguk pelan, matanya masih fokus menatap layar. “Oh soal makan siang, nggak usah jauh-jauh deh. Gue masih belum paham sama sifatnya, takutnya ntar kalau jauh-jauh, tiba-tiba dia butuh, soalnya kalau udah ngasih perintah, maunya langsung dilaksanakan detik itu juga.” keluh Meira.

“Oke, gimana rasanya berhadapan sama yang ganteng begitu?” tanya Nia lagi, sambil melirik ke arah pintu ruangan Darel.

“Awalnya berdebar, lama-lama gemetar, kesal.” Meira tertawa kecil, di sambut oleh Nia yang juga menertawakannya.

“Single nggak ya kira-kira?” tanya Nia lagi.

Meira mendongak, menatap Nia malas dengan pertanyaannya barusan. “Single atau nggak, bukan urusan kita,” sahut wanita itu sewot.

Nia tertawa lagi. “Ya juga, bahkan kayaknya nggak mungkin single, ganteng, pasti kaya. Mana mungkin jomlo.”

“Tapi pelit.” sahut Meira lagi. “Duh, kepala gue mendadak pusing nih.” keluh Meira. Dia tidak main-main soal ini, sejak beberapa menit lalu kepalanya mulai tak nyaman, seperti berputar-putar.

“Banyak tekanan dari dia, makanya lo pusing.” sahut Nia asal. “What? dia pelit? masa sih, kok tau?”

“Tau, pokoknya gitu deh-“

“Meira, ke ruangan sa-“ ucapan Darel terputus, saat pemandangan yang sangat tidak ingin di lihatnya, karyawan sedang bergosip di jam kerja.

“Ngapain kamu di sini? bergosip?” tatapan tajam menjurus pada Nia.

wanita itu reflek, membenarkan rambutnya, seganteng ini? tapi, jangan di tanya bagaimana ketusnya. Tak hanya itu, bahkan Nia yang merasa penampilannya cukup seksi, dengan dua kancing blousenya yang terbuka, bahkan tak membuat Darel tersipu.

“Maaf, Pak tadi saya cuma mau nanya—“

“Kalian pikir, saya nggak dengar obrolan kalian?” tanya Darel sambil menaikkan alisnya, benar kata Meira, awalnya memang terasa mendebarkan saat menatap lelaki ini, tapi lama kelamaan mengakibatkan tremor, itu yang dirasakan Nia. Darel tidak sungguh-sungguh dengan ucapannya, dia hanya menguji dua wanita itu saja, padahal sama sekali tidak tahu apa yang sedang mereka bahas.

“Maaf Pak.” Nia mengambil langkah cepat meninggalkan mereka berdua.

Tinggalah Meira hanya berdua dengan lelaki itu, dia pun sudah bersiap-siap jika harus di omeli lagi. Ini semua, salah Nia.

Darel membungkukkan badannya, meletakkan kedua tangannya di atas meja kerja Meira. Mengunci wanita itu dengan tatapan yang amat mengerikan, wajah yang tidak ramah sama sekali.

“Kamu, lain kali kalau ada yang mengajak ngobrol nggak penting, saat jam kerja, bisa menghindar dan mengelak. Bukan meladeni, paham?”

Meira yang kala itu mencoba membalas tatapan Darel, hanya mampu mengangguk pelan saat pusing di kepalanya tak bisa lagi tertahan. Perutnya mendadak mual, jantungnya berdebar kencang, tak hanya itu, dia juga gemetaran beserta telapak tangannya yang berkeringat dingin.

“Iya, Pak…” ucap Meira dengan nada melemah, Darel berkerut kening, ketika melihat tatapan Meira yang mulai sayu, sebelum wanita itu tumbang di atas meja kerjanya.

“Meira?!” panik, Darel melihat wanita itu pingsan seketika, apa dia terlalu kasar dan keras memperlakukan sekretarisnya, hingga Meira tak mampu menahan semua, dan akhirnya pingsan? padahal ini baru hari pertama.

“Meira?!” lelaki itu, berpindah ke belakang Meira duduk dan memberanikan diri sedikit, untuk menyentuh pundak Meira, menegakkan kepala gadis itu, dengan lengan kiri Darel sebagai penopangnya.

“Jangan bercanda, Meira. Nggak lucu!” hentak Darel, semakin panik saat melihat bibir Meira kian memucat, sambil menepuk-nepuk pipi Meira, namun usahanya sia-sia, gadis itu benar-benar pingsan, dan Darel merasa bersalah.

Membawa Meira ke rumah sakit terdekat, adalah keputusannya. Sayangnya, dia yang terlalu gegabah mengambil tindakan sendiri, dengan cara menggendong Meira menuju mobilnya.

Semuanya tentu panik, terutama saat mereka melintasi ruangan marketing. “Meira! lo kenapa?!” teriak Nia, khwatir dengan sahabatnya. Dia tidak peduli dengan si bos yang sedang menggendong tubuh sahabatnya itu. Lantas Nia mengikuti langkah mereka, ingin sekali dia memaki Darel, apa yang sudah lelaki itu perbuat, hingga Meira tak sadarkan diri seperti itu.

“Kamu jangan menyalahkan saya, saya nggak melakukan apapun—“ Darel mengelak.

“Mungkin, Meira penuh tekanan.” ucap Nia dengan nada yang tak ramah.

“Saya nggak menekannya sama sekali, baru juga kenal dua hari.” sahut Darel, jawabannya sama sekali tidak nyambung dengan apa yang di katakan Nia. Untung saja, otaknya masih bisa berjalan dengan baik, saat akan turun ke lantai bawah, dia menggunakan lift khusus pimpinan. Untuk menghindari pertanyaan orang banyak. Namun sialnya Darel saat itu, dia justru terkejut melihat siapa yang sedang berada di lift. Menatapnya dengan tatapan penuh curiga dan menghakimi.

🌸🌸🌸

Yang mau lihat visual Darel bisa follow ig

@rizki.taaaa

@rizki.taaaa

1
Sri Utami
Luar biasa
Sri Utami
Lumayan
Yulia Hariyono
Luar biasa
Nicky Nick
eng ing eng... smoga darel yunior sgr otw thok cer pokoke😅
Nicky Nick
🥰🥰🥰
Nicky Nick
😒😒sabar ya el.. ayah pst akan luluh dgn ketulusanmu
Nicky Nick
duuh pelayan ganjen..
Nicky Nick
keluarin jurus mautmu rel... bikin klepek klepel lg istrimu😅
Nicky Nick
hmmmm laras bisa aja ngusilin mbknya
Nicky Nick
☹️☹️☹️
Nicky Nick
hmmmm darel yunior otw
Nicky Nick
berangkat bareng2 yuuk...
Nicky Nick
dikurung trs digembok biar ga' terbang mei😆
Nicky Nick
wooow meira meira...
Nicky Nick
mengheningkan cipta mlai.. pk bos & bu bos gi upacara yaa😆 ubah sifatmu rel jgn egois
Esti Chania
Luar biasa
Nicky Nick
darel jgn begitu dong kok ga' percaya ma mei..
Nicky Nick
lanjut thoor..
Nicky Nick
duuh kasihan darel makan hati.. 😄
Nicky Nick
wis manut othor lah piye critane.., ☺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!