Telah Terbit Cetak Bersama Platinum Publisher X NovelToon ~
"Aku menyerah karena suamiku memilih
menciptakan cap jari diatas surat gugatan perpisahan demi mengucap akad dengan wanita lain,"
Dikta Nadira, seorang Motivator Pernikahan yang menikah dengan sosok Dosen Sosiologi bernama Robby Dreantama.
Pernikahan mereka yang terjadi akibat sebuah kesepakatan berujung kecewa disaat mereka sadar bahwa Noda Merah telah tercipta diatas buku nikah mereka dan Dikta memilih diam.
Dikhianati, bahkan melihat suaminya bercinta dengan wanita lain dihadapannya benar-benar menghancurkan hidup Dikta. Sehingga sampai pada kata Talak itu keluar.
Dikta menganggap akan menemukan jalan baru dalam kehidupannya malah kehilangan pijakan hidupnya, namun satu yang menjadi masalah, disaat mereka resmi berpisah fakta mempertegas bahwa Dikta tengah mengandung anak dari Robby.
Robby yang enggan mengakuinya membuat Dikta kembali merasa terpukul dan bertekad membuka lembaran baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26. Penjelasan Mama Reni
Terkadang kita selalu salah mengambil langkah sampai kita sudah berada di titik yang mana, namun tidak ada langkah yang salah melainkan hanya tujuan yang entah itu benar dan salah.
•
Semalaman Sean tidak bisa tidur memikirkan hubungan tanda lahir di punggung tangan Dikta yang mirip dengan milik adiknya dulu.
Kini Sean berada didepan rumah kediaman Mama Reni, dari info yang dia dapat dari Aurel. Dikta bukanlah anak kandung dari keluarga Dreantama.
Fakta ini semakin menguatkan Sean bahwa Dikta adalah adiknya yang hilang dua puluh tahun yang lalu.
Sean berjalan dengan berjalan dengan langkah penuh kepastian dan siap menerima segala jawaban dari semua pertanyaannya saat tangannya mulai mengetuk pintu rumah Mama Reni.
Tok!
Tok!
Tok!
Tiga kali ketukan diberikan Sean namun tidak ada jawaban dari dalam sana, Sean hampir menyerah dan pasrah sebelum suara gagang dan pintu terbuka membuat Sean mengulum senyum sejenak.
"Siapa yah Mas?" tanya Mama Reni kepada Sean.
Sean menjulurkan tangannya mengajak Mama Reni bersalaman sebelum Mama Reni membalas uluran tangan tersebut.
"Saya, Sean Adinata, saya datang kesini karena ada yang perlu saya bicarakan kepada Ibu Reni, apakah saya bisa mengambil waktunya sebentar?" jawab Sean masih tersenyum ramah kepada Mama Reni.
Mama Reni mengangkat alisnya kemudian menganggukkan kepalanya, Mama Reni segera mengajak Sean masuk kedalam dan mengajaknya duduk di ruang tamu.
"Mas Sean mau minum apa?" tanya Mama Reni menawarkan minuman kepada Sean.
Sean mengelengkan kepalanya sejenak masih dengan senyum hangatnya. "Tidak usah Bu, lagipula saya hanya sebentar."
Mama Reni mengangguk kemudian duduk disofa yang ada di hadapan Sean. "Ada perlu apa yah Mas Sean?"
"Begini Bu, saya ingin bertanya, apakah benar Dikta bukan anak kandung Ibu Reni dan Almarhum Pak Reno? Maaf kalau saya lancang," Sean menatap Mama Reni dalam.
Mama Reni terdiam sejenak mendapat pertanyaan seperti itu. "Ada apa yah Mas?"
"Begini Bu, dua puluh tahun yang lalu saya kehilangan adik saya yang memiliki tanda lahir mirip dengan yang dimiliki Dikta," jawab Sean yang membuat Mams Reni sedikit terkejut.
Mama Reni mengangguk. "Benar Mas Sean, Dikta bukanlah anak kandung kami, dia kami temukan sendirian di jalanan raya sehingga saya dan suami saya berinisiatif mengangkatnya menjadi anak."
• Flashback On
"Pa? Papa denger suara anak kecil nangis gak?" tanya Mama Reni kepada Papa Reno yang sedang menyetir mobil.
Papa Reno menghentikan mobilnya kemudian ikut mendengar suara tangisan anak perempuan disana.
"Bener kan Mas? Ada anak kecil nangis, bentar aku keluar dulu," ujar Mama Reni hendak meraih gagang pintu mobil namun ditahan oleh Papa Reno.
"Jangan Ma, ini tempat sepi, mana mungkin ada anak nangis ditempat seperti ini dan sudah malam, ini bisa saja modus perampokan sekarang, lagipula Robby sudah tidur kasian dia," cegah Papa Reno melirik Robby kecil yang tidur dibelakang.
"Tapi Pa? Kalau ini beneran ada anak yang nangis kasian dia," Mama Reni bersikeras.
Ia tidak memperdulikan lagi suaminya yang menahannya dia segera keluar dari mobil dan mencari sumber suara tersebut.
Papa Reno yang melihat itu hanya bisa pasrah dan keluar mengikuti istrinya karena khawatir, mereka berdua kemudian mencari asal suara tersebut bersama sampai akhirnya mereka menemukan sosok Dikta kecil yang menangis sendirian disana.
"Bener kan Pa, ada anak kecil," ujar Mama Reni berjalan ke anak kecil tersebut dan meraihnya. "Kamu kenapa sayang?"
Dikta kecil tidak menjawab, dia hanya menangis sendiri, sampai akhirnya Papa Reno berinisiatif membawa Dikta pulang karena tidak mungkin mereka meninggalkan Dikta disana.
• Flashback Off.
"Bisa saya lihat foto Dikta kecil?" tanya Sean yang membuat Mama Reni mengangguk.
Mama Reni berjalan masuk kedalam kamarnya mengambil foto Dikta sewaktu kecil, setelah berhasil mendapatkan foto tersebut, Mama Reni kemudian kembali ke ruang tamu dan menyerahkan foto itu kepada Sean.
Sean menerima foto itu menatapnya sejenak dan membulat sempurna saat garis wajah didalam foto itu benar-benar membawa Sean kepada masa lalunya.
Sean mengambil dompetnya dia kemudian membukanya dan mengambil foto adiknya yang hilang dua puluh tahun yang lalu dari sana.
Deg!
"Ada apa Mas Sean?"
"Dikta, adik saya Bu," jawab Sea dengan mata berkaca-kaca.
•
•
•
TBC
Visual Sean
sehat dan semangat terus ya
hihihi, biasanya manggil kak atau mak..
tapi berhubung authornya lebih muda dan ternyata cowok pula, maka aku panggil dek othor saja yah, hehe..
ceritanya bagus, tapi menurutku alurnya terlalu to the point banget..
kurang panjang dan halus dikiiiit aja..
emang wajar sih, kalau cowok ngarang itu umumnya selalu to the point dan gak bertele-tele, karena mereka tercipta dominan akal (logika)..
nah kalo authornya cewek, gaya bahasanya bakalan sedikit panjang bahkan ada yg sangat bertele-tele, karena cewek dominan perasaan..
tapi, overall novel ini bagus banget..
mana diselipin ilmu2 agama yg sangat bagus dan tentunya menanbah menambah ilmu agama kita para reader Muslim..
bagi non Muslim pun, bisa jadi tambahan pengetahuan jg..
keren banget dah pokoknya..
semoga sehat selalu ya dek..
tetap semangat berkarya dan semoga sukses selalu dimanapun dan dalam kondisi apapun..
barokallahu fiik.. 🙏🏻