Aozora Jelitha, dikhianati oleh calon suaminya yang ternyata berselingkuh dengan adiknya sendiri. Padahal hari pernikahan mereka tinggal menunggu hari.
Sudah gagal menikah, ia juga dipaksa oleh ayah dan ibu tirinya, untuk membayar utang-utang papanya dengan menikahi pria yang koma,dan kalaupun bangun dari koma bisa dipastikan akan lumpuh. Kalau dia tidak mau, perusahaan yang merupakan peninggalan almarhum mamanya akan bangkrut. Pria itu adalah Arsenio Reymond Pratama. Ia pewaris perusahaan besar yang mengalami koma dan lumpuh karena sebuah kecelakaan.Karena pria itu koma, paman atau adik dari papanya Arsenio beserta putranya yang ternyata mantan dari Aozora, berusaha untuk mengambil alih perusahaan.Ternyata rencana mereka tidak berjalan mulus, karena tiba-tiba Aozora mengambil alih kepemimpinan untuk menggantikan Arsenio suaminya yang koma. Selama memimpin perusahaan, Aozora selalu mendapatkan bantuan, yang entah dari mana asalnya.
Siapakah sosok yang membantu Aozora?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa kamu?
"Silakan masuk mobil kami, Nona. Kami akan mengantarkan Nona ke tempat tujuan anda," ucap pria yang tadi menodongkan pistol ke pinggang pria yang hendak menyekapnya tadi.
"Bagaimana dengan mobilku?" Aozora menoleh ke arah mobilnya.
"Untuk mobilnya, biarkan rekanku yang akan membawanya ke bengkel untuk diperbaiki bagian depannya," ucap pria bertubuh tinggi itu dengan sangat berwibawa.
"Kalian ini sebenarnya siapa? Kenapa di saat aku sedang dalam bahaya, kalian selalu muncul di waktu yang tepat," tanya Aozora dengan mata memicing, penasaran.
"Kami bukan siapa-siapa! Untuk masalah kenapa kami selalu muncul tepat waktu, itu karena sudah tugas kami, Nona," jelas pria itu lagi tanpa senyum sedikitpun. Wajah pria itu dari awal Aozora lihat memang selalu datar tanpa ekspresi.
"Sudah menjadi tugas kalian? Berarti ada seseorang yang meminta kalian untuk melakukannya. Kalau boleh tahu, siapa yang memerintah kalian untuk mengawasiku?" Aozora memang yang punya rasa penasaran yang tinggi, mencecar dua pria tinggi besar itu.
"Maaf, Nona, kami tidak diizinkan untuk memberitahukan ke pada Nona. Intinya kami hanya ingin menjamin keselamatan anda. Sekarang, silakan masuk ke dalam mobil dan aku akan mengantarkan Nona ke tempat tujuan, Nona!" sahut pria itu sembari membuka pintu mobil.
Karena tidak mendapat jawaban yang memuaskan, Aozora pun masuk ke dalam mobil dengan bibir yang mengerucut.
"Kita mau kemana, Nona?" tanya pria itu tanpa melihat ke belakang.
"Shigeru restaurant," sahut Aozora sembari menyebutkan lokasi restoran yang dia maksud.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Apa? Kalian gagal lagi! Kenapa kalian bisa selalu gagal sih?" suara Dona meninggi.Wanita paruh baya itu terlihat sangat murka.
"Kami sendiri tidak tahu, Nyonya. Tadi kami hampir saja berhasil, tapi tiba-tiba ada dua pria yang muncul. Kami sekarang babak belur karena dihajar mereka habis-habisan," sahut pria di ujung sana sembari sesekali meringis kesakitan.
"Ahh, kalian memang tidak berguna! sia-sia uang yang aku keluarkan untuk kalian!" ucap Dona sembari memutuskan panggilan begitu saja.
Baru saja Dona hendak meletakkan ponselnya, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Wanita itu mengernyitkan keningnya, melihat nomor yang tidak dikenal sedang menghubunginya.
"Hmm, aku jawab saja, kali saja penting," bisik wanita paruh baya itu pada dirinya sendiri.
"Halo," sahut Dona setelah menekan tombol jawab.
"Nyonya Dona, aku ingatkan kepada anda, jangan sekali-kali kamu menyentuh Aozora sedikitpun, karena aku tidak akan pernah akan membiarkannya, paham kamu!" terdengar suara seorang pria, berucap dengan sangat tegas dan penuh intimidasi dari ujung sana.
"Hei, kamu siapa berani mengatur saya? Dan kenapa anda menuduhku, hendak mencelakai Aozora? Emangnya anda punya bukti?"
Terdengar suara kekehan dari pria di ujung sana. Bisa dipastikan kalau yang sedang terkekeh itu, pasti sedang memasang wajah sinis.
"Kamu tidak perlu tahu siapa saya. Dan aku tidak asal menuduh anda, nyonya Dona yang terhormat. Anda selama ini ada di bawah pengawasan saya, jadi aku tahu semua pergerakan dan rencana anda," ucap pria di ujung sana dengan nada dingin.
"Kalau anda , tidak mau hidup di penjara, aku tekankan sekali lagi, jangan coba-coba berniat untuk mencelakai Aozora lagi. Karena sedikit saja kamu menyentuhnya, aku tidak akan segan-segan membuat hidup anda bagai di neraka," lanjut pria itu lagi dengan tegas. Walaupun pria di ujung sana tidak bertatap muka dengannya, Dona tetap merasa kan aura yang membuat bulu kuduk wanita paruh baya itu merinding.
"Ka-kamu siapa sih?" Dona tidak bisa bohong, kalau nyali wanita itu sedikit ciut mendengar ancaman pria di ujung sana.
"Bukannya aku sudah mengatakan kalau kamu tidak perlu tahu siapa aku? Yang harus kamu ingat, kalau aku tidak akan pernah main-main dengan ancamanku. Masalah anak buahmu yang babak belur, anggap saja itu sebagai peringatan. Kalau anda tetap mengabaikannya dan tetap berniat hendak mencelakai Aozora, jangan salahkan kalau polisi akan datang menjemputmu. Camkan itu!" tegas pria di ujung sana, seraya memutuskan panggilan secara sepihak, tanpa menunggu sanggahan Dona.
"Hei, tunggu dulu! Kamu ini siapa sih?jangan matikan teleponnya!" teriak Dona, berniat mencegah pria di ujung sana untuk memutuskan panggilan.
"Sial, dia matikan teleponnya!" umpat Dona, sembari melemparkan ponselnya ke atas ranjang.
"Siapa sih yang selalu membantu wanita sialan itu? tidak mungkin mas Aditya kan? Apa dia diam-diam meminta orang untuk menjaga putrinya itu?" kecurigaan pada suaminya sendiri mulai berkelebat di pikiran Dona.
"Tapi, tidak mungkin! Semua keuangan aku yang pegang. Dari mana dia mendapatkan uang untuk membayar orang. Dan lagi .. suara pria yang tadi, sama sekali bukan suara mas Aditya," Dona menyangkal pemikirannya sendiri.
Tbc