Sebatas Istri Rahasia

Moana pergi ke rumah Galen untuk memastikan bahwa fakta yang baru saja dia dapatkan itu tidak lah benar. Moana sama sekali tidak mempercayai jika Kakaknya mampu melakukan hal memalukan seperti yang Skala katakan.

Moana sangat mengenal Kakaknya, Galen tidak akan pernah mempermalukan keluarganya sekalipun itu bertentangan dengan hatinya sekalipun.

"Jadi benar Kakak sudah mengkhianati Kak Alin?"

Begitu masuk ke dalam rumah Kakaknya, pemandangan yang pertama kali Moana lihat adalah Ruby yang tengah menyuapi Galen makan. Keadaan Galen yang masih mengkhawatirkan membuat Ruby selalu sigap berada di samping suaminya.

"Moa---"

"Bisa-bisanya Kakak berselingkuh dengan wanita modelan begini? Walaupun aku gak suka sama Kak Alin, tapi dibandingkan dengan model gadungan ini jelas beda level, lah! Kak Alin jauh lebih berkelas," ucap Moana.

Mendapat cibiran dari adik iparnya membuat Ruby mengepalkan tangannya. Ruby tidak terima Moana menghinanya seperti itu. Ingin sekali Ruby menampar mulut kurang ajar Moana, namun sekuat tenaga wanita itu menahannya, Ruby tidak ingin Galen marah padanya karena Ruby adalah adik kesayangannya.

"Moa, jangan kurang ajar! Dia Kakak iparmu," lirih Galen.

"Aku tidak mau menganggapnya Kakak ipar! Aku heran kenapa Kakak mau sama Dia? Asal Kakak tahu Dia itu..." Moana sedikit ragu mengatakannya. "𝘈𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘒𝘢𝘬𝘢𝘬? 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢."

"Dia kenapa?"

Galen dan Ruby menatap Moana dengan intens, keduanya menunggu Moana mengeluarkan kata selanjutnya yang akan keluar dari mulutnya.

"Bukan apa-apa." Moana menyengir. Adik Galen itu tidak mau Kakaknya marah karena ucapan Dia belum ada bukti.

"𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘔𝘰𝘢𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘮𝘣𝘶𝘯𝘺𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶, 𝘢𝘱𝘢 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯-𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘋𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶?"

Moana pernah menjadi salah satu model juga di agensi yang sama dengan Ruby. Bahkan Moana ditawari menjadi brand ambassador sebuah merk terkenal. Namun Moana mengundurkan diri karena Bos manajemen nya meminta sesuatu yang tidak mungkin Moana berikan. Dan tidak lama dari itu Ruby lah yang terpilih menjadi brand ambassador prodak yang harusnya milik Moana.

"Moana, bisakah Kamu menyuapi Kakakmu dulu? Aku ada jadwal pemotretan hari ini. Ini sudah telat!" Ruby mengalihkan tatapannya pada Galen setelah memberikan mangkuk yang berisi makan siang Galen pada Moana. "Maaf ya, Mas. Aku tinggal dulu gak apa-apa, kan?"

"Hmmm, pergilah!"

Sepeninggal Ruby, Moana kembali mencecar Galen dengan banyak pertanyaan. "Kenapa Kakak harus sama wanita itu, sih? Gara-gara Kakak, aku kehilangan pria yang selama ini aku incar," cerocos Moana. "Asal Kakak tahu, istri baru Kakak itu bukan wanita baik-baik!"

Galen hanya menggelengkan kepalanya, pria itu yakin adiknya itu sudah terpengaruh oleh Daddynya. Bahkan Galen berpikir jika kedatangan Moana ke rumahnya atas perintah Daddynya.

"Ruby itu wanita baik-baik, Mo. Dia adalah wanita yang Kakak cintai. Kamu jangan terpengaruh sama ucapan Daddy!" Galen mencoba membuat Moana berada di pihaknya. "Lagian apa hubungannya Kakak dengan Kamu kehilangan pria yang Kamu cintai?"

"Karena pria yang aku cintai, kekasih Kak Alin sekarang. Andai Kakak tetap bersama Kak Alin, aku yakin Kak Kala akan menjadi milikku."

Byurrr

Galen menyemburkan air yang sedang di minumnya. Mendengar adiknya menyukai Skala membuat Galen mengeraskan rahangnya. "Jangan pernah berhubungan dengan pria arogan itu, Moa! Kakak tidak akan pernah merestui Kamu!"

Moana menghembuskan napasnya kasar. Sepertinya jalan untuk mendapatkan Skala semakin sulit. Apalagi Skala terang-terangan sudah menolaknya bukan hanya karena Moana adik dari Galen saja, tapi karena Skala mencintai Alinea yang merupakan cinta pertamanya. Dan sekarang Kakaknya pun dengan keras menolaknya.

"𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘭𝘢𝘺𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨."

...----------------...

"Dad, aku bosan harus menjadi baby sitter Mas Galen!"

"Haahaaa... haa..." Chandra terbahak mendengar curhatan dari Ruby.

Keduanya sedang berada di apartemen milik Chandra, tempat rahasia mereka jika melakukan pertemuan. Ruby hanya beralasan saja pergi pemotretan, yang sebenarnya wanita itu pergi untuk menemui selingkuhannya.

"Kamu harus sabar, baby. Hanya sampai bayi kita lahir! Kita hanya membutuhkan Galen sebagai ayah bayi ini."

Ruby mencebikkan bibirnya, wanita itu sebenarnya sudah ingin menyerah apalagi saat Daddy Galen terus menghina nya. Ditambah lagi Moana yang kini datang merecoki rumah tangganya dengan Galen.

"Tapi Dad, aku tidak tahan dengan Om Pandu yang terus-terusan menghinaku," ucapnya dengan manja. Wanita itu kini duduk di pangkuan prianya.

Tangan Ruby yang bergerak nakal membuat Chandra terpancing dan membuat sesuatu yang di bawah sana semakin sesak.

"Baby, Kamu nakal!" Chandra melumat bibir Ruby sekilas. "Sekarang puaskan Daddy, setelah itu kita pikirkan rencana selanjutnya."

...----------------...

"Ngapain Anda ke sini? Apa belum puas Anda sudah menghina adik saya?"

Melihat tatapan datar putra pertama Arshad Antariksa itu membuat Ziyara menghembuskan napasnya pelan. Namun tidak membuat Ziyara gentar untuk meminta maaf pada Alinea dan juga Orion.

Ziyara datang ke rumah Arshad Antariksa bersama suaminya Mahesa Cakrawala. Wanita paruh baya itu sengaja datang untuk meminta maaf secara langsung pada Alinea.

"Bolehkah kami masuk, Nak Orion? Ada hal yang mau saya dan istri saya sampaikan, terutama pada adik Kamu," ucap Mahesa.

"Saya tidak akan mengijinkan, jika Anda datang hanya untuk menghina adik saya lagi."

"Siapa yang datang, Bang? Kenapa gak di suruh masuk?" Arshad yang tiba-tiba muncul membuat Orion menghembuskan napasnya kasar. "𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘶𝘯𝘤𝘶𝘭 𝘴𝘦𝘨𝘢𝘭𝘢, 𝘴𝘪𝘩?" 𝘒𝘦𝘴𝘢𝘭𝘯𝘺𝘢.

Mau tidak mau Orion pun mengijinkan Ziyara dan Mahesa masuk. Arshad sangat terkejut melihat kedatangan rekan bisnisnya itu.

"Tuan Mahesa dan Nyonya, ada apa sampai repot-repot ke sini? Silahkan duduk!"

Melihat Daddynya bersikap ramah pada tamunya membuat Orion semakin kesal pada Daddynya itu.

"Begini Tuan Arshad, kedatangan kami ke sini sebenarnya ingin meminta maaf pada putri Anda."

Ziyara sambil terisak kemudian menceritakan perlakuan buruknya pada Alinea tanpa ada satupun yang Ziyara tutupi. Sesekali Mahesa mengusap punggung istrinya yang bergetar. Mahesa tahu istrinya itu sangat menyesali perbuatannya, nmaun di sisi lain Mahesa merasa bangga pada Ziyara karena mau merendahkan hatinya untuk mengakui kesalahannya.

Arshad menghembuskan napasnya kasar, ada kekesalan dan juga amarah yang tertahan dalam hatinya. Orang tua mana yang tidak terluka jika putri kesayangannya dihina seperti itu, bahkan dicaci dengan perkataan yang kasar.

Namun melihat penyesalan di wajah Ziyara membuat Arshad melunakkan hatinya. Apalagi Ziyara sebenarnya hanya terhasut ucapan orang luar yang tidak tahu apa-apa. Salahnya Ziyara yang tidak menyelidikinya terlebih dahulu dan malah termakan ucapan Moana.

"Jujur, saya sangat kecewa dengan sikap Anda, Nyonya. Kenapa Anda tidak menyelidikinya terlebih dahulu?"

"Maaf!" Hanya satu kata yang mampu Ziyara ucapkan. Ziyara paham perbuatannya itu sangat keterlaluan, tapi Ziyara benar-benar memohon supaya Arshad dan terutama Alinea mau memaafkannya.

"Saya sudah memafkan Tante." Alinea muncul dari balik dinding membuat semua orang menoleh ke arahnya. Alinea sebenarnya sudah cukup lama mendengar perbincangan orang tua Skala dan juga Daddynya, hanya saja Alinea belum punya keberanian untuk muncul di hadapan orang tua Skala. "Apa yang Tante ucapkan tidak sepenuhnya salah, kok. Harusnya Alin tidak mendekati Kak Kala!"

"Maafkan Tante, Nak. Tante yang salah." Ziyara mendekati Alinea dan memeluk wanita yang sangat dicintai putranya itu. Ziyara menangis dipelukan Alinea, membuat Alinea tanpa sadar mengusa punggung wanita paruh baya itu.

"Tante jangan merasa bersalah lagi! Alin sudah memafkan Tante. Alin juga salah, harusnya Alin tidak terburu-buru menjalin hubungan dengan Kak Kala di saat Alin masih terikat dengan Mas Galen waktu itu." Alinea pun mengakui kesalahannya. "Dan sepertinya Alin harus menjaga jarak dulu dengan Kak Kala, Alin gak mau merusak nama baik Kak Kala."

𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥