Jodoh Pilihan Ayah

Jodoh Pilihan Ayah

Kehidupan Baru

Kehidupan baruku dimulai hari ini. Kehidupan yang sangat berbeda dengan keseharianku sejak kecil. Tinggal dirumah sederhana yang bahkan memiliki kamar mandi berbeda dan terletak dibelakang rumah dengan kondisi cukup memperhatikan.

Ya segala sesuatu disini sangat berbeda dengan kondisi dirumahku dan kehidupanku. Aku tidak terlalu kaget mengingat kondisi ekonomi keluarga suamiku yang pas-pasan. Aku pun berusaha menerima seluruh keadaannya.

Kamar yang ku tempati cukup nyaman walaupun sempit hanya bisa ditempati springbed ukuran besar dan sebuah lemari kecil. Ku perkirakan kamarnya sekitar 3X3 meter saja. Tak apa ini juga sudah lumayan karena ada kipas angin.

Suamiku memperhatikankanku sejak tadi yang masih berbaring ditempat tidur, tidaka ingin keluar kamar. Yaa...Sejak tadi aku sudah bangun hanya saja tetap tiduran dikamar soalnya aku sedang kedatangan tamu jadi tidak sholat, mertuaku pun tahu akan hal itu. Mungkin itu sebabnya beliau tidak membangunkan ku.

"Kenapaki melamun dek?? Suamiku bertanya..

"Tidak apa-apa kak hanya sedang memikirkan sesuatu saja!!". Ucapku sambil tersenyum takut dia tersinggung dengan sikapku.

"Maaf ya beginilah keadaan rumah sederhana kami berbeda dengan rumah Ayah sama keluarga besar ade!!..

"Tak apa kak tenang saja!!, bukan itu yang aku pikirkan kok. Boleh ade bertanya.??

"Tentu boleh silahkan tanya saja"..

"Kita akan tinggal sama siapa saja disini?? Tanyaku.

Dengan tersenyum suamiku menjawab..."dengan bapak sama mama saja dek. Soalnya saudara yang lain sudah tinggal ditempat masing-masing sedangkan hadijah lebih suka tinggal dirumah nenek dibandingkan disini!!'.

"Kenapa memang dek??". Tanya suamiku penasaran..

'Tidak kak hanya saja aku khawatir dengan diriku jika saudara kembar atau ipar lelakimu tinggal disini". Ucapku..

"Ohw kukira apa deh??, Tenang maki dek aku tidak mungkin membawa kita kemari kalau memang ada saudara laki-laki atau ipar laki-laki ku tinggal disini karena aku juga menjaga Marwahmu sebagai istriku".

"Terima kasih kak atas pengertiannya".

"Bersabar maki dek sambil mendoakan kakak agar rejeki kita lancar dan bisa membangun rumah impian untuk kita berdua dan keluarga kecil kita nanti!!". Aku tersenyum mendengarnya dan menjawab amin....

"Semoga Allah membuka rejeki kita lebar - lebar setelah menjalankan sunnah yang dianjurkan dan sangat diwajibkan oleh Allah untuk hambanya yang cukup untuk menjalankan sunnah seumur hidup ini!!".

Suamiku mengangguk dan memelukku dengan sayang

Pagi menjelang aku pun keluar dari kamarku bermaksud membuat sarapan ternyata mertuaku sudah ada di dapur sedang memasak karena seluruh anak dan mantunya akan makan berjamaah. Aku jelas melihat perbedaan selera makan yang sangat jauh berbeda.

Mertuaku memasak makanan berat untuk menu pagi hari sayur daun ubi dengan santan dan ikan goreng serta sambel sebagai pelengkap tidak hanya itu porsinya pun membuatku terheran-heran soalnya sangat banyak sedangkan di rumah ku porsi segitu untuk 3 kali makan walaupun jumlah kami 5 orang sedangkan untuk disini banyak yang makan sebanyak 9 orang.

Cara mereka makan memang banyak. Masakan mertuaku pun itu sangat berbumbu karena sangat banyak rempah-rempah yang aku lihat sedang diblender untuk dihaluskan lalu ditumis dan dimasukkan kedalam masakan.

Perbedaan porsi makan dan cara mengelolah bahan makan ini salah satu perbedaan mendasar Selain keadaan ekonomi. Aku membantu mertuaku menyiapkan makanan. Saat aku dirumah kami hanya memakan roti dan segelas susu atau kopi untuk pagi hari baru beraktivitas sedangkan disini setiap kali makan pasti makan berat.

Setelah makan mertuaku menyiapkan minuman hangat seperti teh atau kopi dilengkapi dengan cemilan entah itu kue atau roti, Aku yang memang tidak bisa meminum teh pun tidak meminumnya.

"Kenapa tidak diminum teh nya nak??. Kurang maniska? Mertuaku pun bertanya.

"Maaf mama bukan tidak mau meminum aku tidak bisa meminum teh dan kopi karena punya riwayat penyakit maag. Dokter melarangku mengkonsumsinya!!,. Aku lebih suka susu tanpa gula karena aku juga tidak terlalu suka makan manis suka mual rasanya!!".

Semua iparku memandangku, mungkin mereka berpikir mungkin anak kota, tidak terbiasa hidup di desa.

"Ohw.. Kamu tidak bisa to kenapa nda bilang nak??,, kami bisa suruh kakakmu membelikannya untukmu!! ".

"Tidak apa mak nanti saja, saya tidak terlalu ingin!!..

"Katakan nak jika kamu menginginkan sesuatu jika kami ada pasti kami usahakan!! ".

"Iya mak nanti jika sudah ada kuingankan pasti mengatakannya sama kakak". Obrolan pun berlanjut membahas tentang kelangsungan rumah tangga kami.

"Bagaimana nak dengan motornya Ahmad dan pekerjaannya apa kamu punya solusi??? Kami tidak punya uang jika terus membayarnya. Ahmad sudah berhenti mengajar dan dia sedang mencari pekerjaan. Kamu anak kota pasti tau banyak tempat untuk melamar pekerjaan". Tanya ayah mertuaku

"Aku akan berusaha membantu mencarikan pekerjaan untuknya memang pekerjaan seperti apa yang kakak inginkan mengingat jurusan kuliah kakak pasti itu hanya bisa jadi guru kecuali klo kakak mau pekerjaan lain???".

"Saya ingin security saja dek soalnya aku bisa sedikit bela diri".

"Baiklah aku akan membantu tapi aku tidak akan mengandalkan koneksi keluarga dan teman-teman. Aku tidak mau orang-orang memandang rendah kakak karena tidak bekerja. Jadi aku akan mencari di berbagai media sosial untuk membantu!! ".

"Syukur kalau seperti itu nak.. Mama harap tidak terlalu lama kami tidak sanggup membayar cicilan motornya itu setiap bulan!!". Kamu tau sendiri keadaan kami sangat berbeda dengan keluargamu. Tadinya kami pikir lamaran kami ditolak karena kamu seorang sarjana dan memiliki pekerjaan bagus dan keluarga yang cukup hidup lumayan, baik keluarga besarmu maupun orangtuamu!!". 

"Keluargaku bukan orang memandang rendah orang lain. Keluargaku juga tidak pernah membandingkan orang lain karena mereka semua pun memulai dari nol untuk bisa seperti sekarang!!".

"Ayahku yang awal menikah dengan ibuku pun begitu memulai dari nol begitupun dengan tante ku. Hanya saja mereka memang sudah bekerja sebelum menikah jadi bisa bekerjasama membangun rumah".

" Mungkin yang berbeda hanya om dan tante ku yang berada di palopo serta di jawa. Ayahku selalu bilang tidak ada pernikahan yang sempurna pasti akan ada masalah entah dari segi apapun tapi kita harus ingat bahwa Allah akan memberikan bantuannya disaat yang tepat. Allah mengatur dengan segala kesempurnaan jadi apa yang perlu Dikhawatirkan!!". 

"Selama kita berusaha dan bertawakkal Allah pasti menolong. Itulah prinsip yang aku pegang dengan ayahku begitu pun dengan adik perempuanku. Kami selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan kami secara pribadi.

"Kami tidak mengandalkan orangtua untuk membiayai kami walaupun orangtua kami mampu membiayai, aku hanya memakai seperlunya untuk sekolahku jika diberi oleh orangtua selebihnya aku memberikannya kepada nenekku untuk dikelolah untuk makan!!".

"Saya selalu berusaha dan meminta kelapangan rejeki agar dimudahkan kepada Allah dan alhamdulillah dengan doa dan tawakkal insya Allah akan memberikan jalan kemudahan".

"Sekarang aku sudah menikah tanggung jawab nafkah berada pada suamiku hanya saja dalam perjalanannya kami akan saling membantu seperti saat ini saat dia belum memiliki pekerjaan tetap".

"Tanpa mengandalkan orang tuaku aku tidak mau keluargaku memandang rendah padanya karena tidak bekerja saat menikah karena mereka semua bekerja sebelum dan setelah menikah!!".

Perbincangan pun dihentikan mengingat kami akan mengantar pulang kedua pasangan iparku. 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!