Hasrat Tuan Asloka

"Laka, bagaimana keadaan Anne? Dia baik-baik saja, kan?" tanya Aslan dan Ega berbarengan.

"Anne baik-baik saja, Ma, Pa. Biarkan dia istirahat dulu, dia terlalu shocked mendengar semua kenyataan ini. Apalagi Anne sempat berpikir keluarga Geo sangat baik padanya, jadi tidak mudah baginya menerima kenyataan," balas Asloka memilih duduk di sofa. Kepalanya sangat berdenyut kencang, memikirkan istrinya.

Selama tiga bulan lamanya ia mencari saudara kembar papanya Anne di Paris, semua tak semudah membalikkan tangan, apalagi di saat Raynald sempat menolak karena tidak percaya. Setelah usaha yang sangat kuat, akhirnya Asloka bisa membawa Raynald ke Indonesia dan mempertemukannya dengan Anne.

"Seharusnya Anne diberitahu tiga hari sebelum pernikahan, kamu sih tidak mendengarkan ucapan Mama," kesal Ega pada Asloka. Sebelumnya Ega sudah memberi saran, agar Anne diberitahu jauh-jauh hari. Tapi, Asloka menolak semua.

"Tidak bisa seperti itu, Ma. Kalau Anne tahu sebelum pernikahan, jelas dia akan badmood. Anak itu kelihatannya kalem, tapi susah-susah gampang bujukannya." Asloka semakin merasa pusing. Tapi, setelah itu Asloka menatap ke arah Raynald.

"Om, tawaranku masih berlaku loh. Menetaplah di Indonesia, setelah itu bantu Anne memimpin perusahaan papa. Aku yakin, Om bisa melakukan semua," kata Asloka.

Raynald pun terdiam, ia bingung harus menjawab seperti apa. Tapi, cepat atau lambat ia harus menjawab semua. "Untuk masalah ini, Om belum bisa Laka. Keluarga Om ada di Paris, perusahaan juga di sana, jadi —"

"Om, mau meninggalkan aku disini?"

Semua orang pun langsung menoleh ke arah tangga. Ia melihat Anne berdiri di sana masih memakai gaun pengantin sambil menangis. Bahkan Anne menuruni tangga sedikit tertatih karena gaunnya sedikit belibet.

"Bukan seperti itu, An. Om --"

Grep!!!

Raynald tak dapat melanjutkan ucapannya lagi setelah Anne memeluknya begitu saja. Ada rasa sakit di hatinya mendengar tangisan pilu dari Anne, hingga membuatnya membalas pelukan itu.

Raynald ciumi kening Anne, dan memeluknya penuh kasih sayang. Tanpa sadar, air mata semua orang di sana juga ikut menetes melihat Anne seperti ini.

"Jangan pergi, aku tidak mau kehilangan lagi. Dari kecil aku tidak tahu bagaimana wajah papa, tapi ibu selalu bilang papa orang yang sangat tampan, jika kalian saudara kembar, pasti wajah kalian sangat mirip. Aku merindukan papa, tolong jangan pergi," ucap Anne semakin histeris.

Anne tak mau kehilangan Raynald, setelah mendengar pengakuan suaminya, ia merasa senang karena ternyata dirinya masih memiliki keluarga. Tapi, setelah mendengar perkataan lelaki di depannya ini, membuat kebahagiaan nya runtuh seketika.

"Om tidak akan meninggalkanmu, An. Om akan selalu di sampingmu, panggil saja Om, papa jika itu bisa mengobati rindumu pada Kak Edward," kata Raynald sambil menangkup wajah Anne dengan sayang.

Anne mengganggu mendengar ucapan Raynald, dengan sesegukan ia menggenggam tangan Raynald sambil berkata. "Papa ...."

(Dah stop, pagi-pagi dah mewek astaghfirullah 😫)

***

Malam hari pun telah tiba, resepsi pernikahan juga berlangsung dengan meriah. Semua tamu undangan juga merasa dimanjakan oleh alunan musik di resepsi pernikahan Anne, banyak juga dari mereka ikut berdansa di tengah-tengah keramaian tamu.

"Kamu capek, An?" tanya Asloka sedikit khawatir saat melihat Anne terus meringis kesakitan.

"Bukan capek sih, tapi kakiku sakit. Sepertinya hak nya terlalu tinggi, hingga membuat nyeri di tumit," kata Anne.

"Kalau seperti itu dilepas saja, An. Kalau di paksa makin luka nanti, sini biar aku bantu lepasin." Asloka akhirnya berjongkok di hadapan Anne, lelaki itu membantu istrinya melepas sepatunya.

"Sudah lega kan?" tanya Asloka penuh senyuman bahagia.

"Sudah, terima kasih," balas Anne malu-malu.

Mereka berdua pun kembali fokus ke acara, beberapa kali juga mereka menanggapi foto-foto bersama dengan beberapa tamu. Hingga, tak lama setelah itu datanglah Luca bersama Betty.

Anne sedikit terkejut sih melihat dua manusia itu, karena pasalnya akhir-akhir ini mereka terlihat dekat dan Betty juga tak terlalu menggoda Aron beberapa bulan ini kata Asloka. Selama di Paris, Aron selalu tak tenang karena Betty tak lagi ngerecokinnya.

"Ahh, selamat ya sahabatku. Semoga pernikahanmu kali ini berakhir bahagia, aku selalu mendoakanmu yang terbaik, An," ucap Luca langsung memeluk Anne.

"Terima kasih, Luca. Kamu sahabat terbaikku pokoknya, jangan lupa cepat nyusul juga," kata Anne sangat terharu. Tapi, belum juga Anne merasa puas berpelukan, tiba-tiba Asloka memisahkannya dengan kasar.

"Sahabat sih sahabat, tapi tidak perlu seintim itu ya. Anne hanya boleh di peluk aku, bukan kamu," cetus Asloka kebakar api cemburu.

"He he he, maaf aku terlalu senang." Luca pun sedikit menjauh dan membiarkan Betty mengucapkan selamat, setelah itu mereka berfoto. Selesai sesi foto, Luca kembali mendekati Anne sambil membisikkan sesuatu.

"An, semangat malam pertama ya!" serunya segera pergi sebelum kena bogem mentah dari Asloka.

Sedangkan Anne, mendadak malu. Pipinya sangat panas, mungkin saja terlihat memerah. Tapi, ia berusaha menahan agar Asloka tidak curiga.

'Malam pertama?'

...🌾🌾🌾🌾...