NovelToon NovelToon
I Love You, Bestie!

I Love You, Bestie!

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:838
Nilai: 5
Nama Author: EuRo40

Dua orang sahabat yang terbiasa bersama baru menyadari kalau mereka telah jatuh cinta pada sahabat sendiri setelah jarak memisahkan. Namun, terlambat kah untuk mengakui perasan ketika hubungan mereka sudah tak seperti dulu lagi? Menjauh tanpa penjelasan, salah paham yang berakibat fatal. Setelah sekian tahun akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali. Akankah mereka bersama setelah semua salah paham berakhir?
Ikuti lika-liku perjalanan dua sahabat yang manis dalam menggapai cinta dan cita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EuRo40, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

“Ga, tolong kasih ini ke Bunda. Tadi Mama nyobain resep baru dari internet.” Rita sengaja meminta Angga ke rumah Ana, agar anak itu bisa bertemu dengan Ana dan menyelesaikan masalahnya. Ia sudah tahu dari Angga kalau Ana marah karena tahu mengenai kepergian Angga dari Gendis.

“Iya, Ma.” Angga mengambil wadah puding dari tangan Rita.

“Oh, ya. Nanti ajak Ana ke sini. Bilang Mama kangen mau ngobrol sama dia,” tambah Rita.

“Iya,” timpal Angga tampak tidak bersemangat.

Sifat Ana itu keras kepala, kalau sudah marah, sulit untuk memaafkan. Butuh waktu berhari-hari. Sedangkan ia tidak punya banyak waktu. Angga ingin di sisa waktunya sebelum ia pergi dihabiskan bersama Ana. Membuat memori indah untuk dikenang.

Angga menyeret langkahnya menuju rumah Ana yang sangat dekat seperti lagu hanya lima langkah dari rumah, tetapi kini rasanya jauh. Ia menghela napas sebelum mengetuk pintu rumah Ana. Pintu terbuka, tampaklah wanita dewasa dengan penampilan santai ala ibu rumah tangga memakai daster.

“Eh, Den Angga. Mau ketemu Ana, ya?” tanya wanita yang bernama Mujiwati dipanggil mbak Muji. Wanita itu adalah asisten rumah tangga Ana.

“Ana-nya lagi apa, Mbak?” tanya Angga.

“Non Ana, nggak keluar kamar dari pulang sekolah. Makan aja Mbak anterin ke kamar. Kayaknya Non Ana lagi sakit, mukanya lesu banget,” ujar mbak Muji. Mendengar itu Angga menjadi khawatir.

“Siapa, Mbak?” tanya seorang wanita di belakang Muji.

Wanita itu lalu melihat ke depan pintu. “Lho, Angga? Kirain siapa? Ayo, masuk. Kenapa ngobrol di depan pintu?” Arin mengajak Angga masuk. Ia melangkah dulu ke ruang keluarga.

“Eh iya, Mbak lupa suruh masuk. Keasyikan ngobrol. Maaf, ya, Den.” Muji merasa tidak enak.

“Nggak apa-apa, Mbak. Emang lagi asyik ngobrol. Saya masuk dulu, ya, Mbak.” Angga dengan sopan masuk ke rumah Ana.

Angga menyusul Arin ke ruang keluarga. Ia duduk di depan Arin. “Oh ya, Bunda, ini ada sedikit puding dari Mama. Katanya nyobain resep baru dari internet.” Angga meletakkan bawaannya di atas meja.

“Aduh, buatan Mama kamu itu pasti enak. Biar pun resep baru juga. Heran, tangan Mama kamu itu, lho, magic banget. Bilang makasih ke Mama, ya, Ga.” Arin dengan senang hati menerima.

“Iya, Bunda.”

Angga gelisah, kadang ia melirik ke lantai dua di mana kamar Ana berada. Arin menangkap kegelisahan Angga. Ia lalu menghela napas.

“Huh, Bunda bingung kenapa Ana tidak mau keluar kamar? Apa kamu tahu Ana kenapa? Soalnya pas Bunda tanya, Ana bilang cuma capek aja abis ujian.” Arin sebenarnya sudah menebak permasalahan mereka. Rita sudah mengatakan tentang niat Angga yang ingin kuliah di luar negeri.

“Bunda, boleh Angga ke kamar Ana. Ada yang mau Angga bicarakan dengan Ana.” Angga tidak menjawab pertanyaan Arin, ia ingin secepatnya bertemu dengan Ana. Angga khawatir mendengar Ana tidak keluar kamar semenjak pulang sekolah.

“Kamu ini kayak siapa aja? Biasa juga suka masuk ke kamar Ana.” Arin terkekeh.

“Iya, Bunda.” Angga nyengir sambil mengusap leher belakangnya. Ia bingung mau jawab apa. Dulu ia memang sering masuk ke kamar Ana, itu pun dengan pintu terbuka lebar dan tidak lama.

Namun, itu kemarin saat hubungan mereka baik-baik saja. Saat ini situasinya berbeda, Ana sedang marah padanya. Ia tak enak jika ke kamar Ana begitu saja.

“Kalau gitu, Angga ke atas dulu, Bunda.” Angga bangkit setelah Arin mengangguk. Ia menaiki anak tangga satu per satu. Sedangkan, Arin membawa puding ke dapur.

“An, bisa kita bicara?” tanya Angga seraya mengetuk pintu.

Ana yang sedang berbaring di tempat tidur sambil membaca novel dengan headset terpasang di telinga, menoleh ke arah pintu. Ia tidak berniat sama sekali untuk membukanya.

...----------------...

1
Realrf
usaha Angga, coba kontak lagi. Terkadang semua tidak seperti yang kita pikirkan, ce ilah bijak amat gue kwkkwkw
Realrf: /Determined//Determined//Determined//Determined/
EuRo: terima kasih kak. ❤️
total 2 replies
AFat
saya suka, alurnya ringan tapi saya menikmatinya. Kata-katanya simple dan jelas saya bisa membayangkan seolah-olah sedang menonton drama remaja. Keren, semangat terus thor!
AFat
jadi ingat masa SMA dulu. Ah emang masa SMA penuh warna.
EuRo: Ya, masa yang tak bisa terulang dan penuh kenangan, terima kasih banyak, kak. baca terus sampai tamat ya, kak. terima kasih juga like nya.
total 1 replies
Realrf
next thor
EuRo: Terima kasih banyak kak, sudah like. berarti banget buat aku. jadi penambah semangat!,🥰🥰❤️❤️
total 1 replies
Haryanti Rayyan
lanjut akak
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
Nazwatalita
Lanjut Thorr
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!