Surat keterangan infertil dari rumah sakit, membuat hidup Anyelir seketika hancur. Tidak ada kebanggaan lagi pada dirinya karena kekurangan tersebut. Namun sebuah kesalahan semalam bersama atasannya, membuat dia hamil. Mungkinkah seorang wanita yang sudah dinyatakan mandul, bisa punya anak? Atau ada sebuah kesalahan dari surat keterangan rumah sakit tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TATM BAB 4
"Ga, kamu yakin, gak mau ngeduluin Sam?" tanya Mama Embun saat sarapan bersama suami dan dua orang anak laki-lakinya. Dia bertanya pada Sagara, anak pertamanya yang tahun ini berusia 30 tahun.
"Gimana mau ngeduluin, Mah, pacar aja dia gak punya," ledek Samudra, adik Sagara. Minggu depan, dia akan melangsungkan prosesi lamaran dengan sang kekasih yang berprofesi sebagai pramugari.
"Kamu beneran gak punya pacar, Ga?" tanya Papa Nathan yang sedang menikmati sarapan paginya. Masakan istri tercinta yang tak pernah membuat dia bosan.
"Gak punya, Pah," bukan Sagara yang menjawab, melainkan Samudra. "Dia jomblo karatan," tertawa, mengejek abangnya.
Pletak
Samudra meringis saat kepalanya kena lemparan sendok sang kakak, hendak membalas, tapi lebih dulu dipelototin mamanya.
Sagara, laki-laki dengan julukan playboy pada masa SMA hingga kuliah, namun sekarang hari-harinya malah anyep karena status jomblo yang dulu bahkan tak pernah dia sandang meski hanya sehari. Karena sebelum putus, pasti sudah punya yang lain.
"Kamu yakin Ga, gak keberatan dilangkahin Sam?" sebenernya Mama Embun ingin Sagara menikah lebih dulu dari adiknya, namun apa bisa dikata jika putra sulungnya itu masih belum punya calon sampai sekarang.
"Zaman sekarang, kayak gitu biasa, Mah. Aku gak papa kok," Sagara malah terlihat santai saja. Dia memang belum kepikiran nikah sejak putus dari kekasihnya 2 tahun yang lalu.
"Sebenarnya kamu itu nyari yang kayak gimana sih, Mama kira dulu sama Layla udah mau nyampek pelaminan, eh... tahunya putus."
Cukup lama memang Sagara pacaran dengan Layla, 3 tahun. Namun sejauh itu, hatinya belum mantap untuk menjadikan Layla istri, yang ada endingnya mereka malah putus.
"Dia nyari istri orang, Mah," celetuk Samudra.
"Hus!" Mama Embun langsung melotot tajam. "Mama gak pilih-pilih soal menantu, asal baik dan punya attitude yang bagus. Dan satu lagi, bukan istri orang. Kayak laki gak laku aja, masa naksir sama istri orang."
"Dia kan emang gak laku," Samudra tertawa ngakak.
"Diam lo!" Sagara memelototi adiknya tersebut. Beda usia yang hanya 2 tahun, membuat keduanya terlihat seperti pantaran. "Gue bukannya gak laku, tapi pilih yang terbaik. Nikah itu kalau bisa sekali seumur hidup, pilih calon juga gak boleh asal-asalan."
Plok plok plok
Samudra langsung tepok tangan sambil berdecak kagum. "Sumpah, selama hidup 28 tahun, cuma sekali ini gue denger lo ngomong bijak. Ternyata playboy cap kadal bisa insaf beneran."
( Kisah orang tua Sagara, Embun dan Nathan, bisa dibaca di novel berjudul Mendadak jadi istri bos)
...----------------...
Minggu siang, Anye jalan ke mall bersama Sita, sahabatnya. Dia perlu healing untuk tetap menjaga kewarasan, bukan begitu?
"Kenapa sih, kusut banget mukanya?" tanya Sita yang sedang memilih gaun di salah satu butik. "Mertua sama ipar kamu bikin ulah lagi?" dia sudah hafal dengan masalah Anye.
"Aku capek, Sit," Anye memilah-milah baju yang ada di gantungan meski tak ada niat untuk membeli. "Pengen gitu, hidup adem ayem."
"Kalau mau hidup adem, solusinya cuma satu, pindah rumah."
Anye tertawa garing. "Ya gak mungkin, orang rumahnya udah mancep disana, diangkat mana bisa, gak kuat."
"Koplak nih anak," Sita mendorong pelan kepala Anye.
Anye tertawa cekikikan. "Harus tetap tertawakan, biar waras."
Sita hanya geleng-geleng kepala.
"Sit, kayaknya salah satu mantan aku yang sakit hati, nyumpahin aku mandul deh, makanya aku beneran mandul."
"Hus, gak boleh ngomong gitu," Sita menatap tidak suka. "Allah ngasih cobaan sebatas kemampuan hambanya. Kalau cobaan kamu gak dikasih anak, berarti kamu emang kuat dengan cobaan itu. Yang punya anak, belum tentu loh, hidupnya bahagia. Setiap orang punya masalah hidup masing-masing. Sawang sinawang, yang terlihat bahagia, belum tentu benar-benar bahagia, pun sebaliknya. Eh, ini bagus gak?" Sita menempelkan gaun warna sage di badannya. "Aku butuh gaun buat dipakai di acara keluarga Kenan."
"Kamu jadi mau nikah sama Kenan?" bukannya menjawab, Anye malah balik nanya. "Pikir ulang deh, Sit, nikah gak melulu enak, beda kayak pacaran. Sumpah, horor!"
"Ya gak bisa dipukul rata gitu, Nye. Aku yakin kok, masih banyak rumah tangga bahagia di luar sana."
Anye tersenyum kecut mendengar ucapan Sita. "Ya, kamu benar. Mungkin akunya saja yang kurang bersyukur."
"Yup, itu benar. Kunci bahagia itu, adalah syukur. Bersyukur, Nye, kamu punya suami kayak Robby, setia. Yakin deh, kalau laki-laki lain, sudah pasti akan menjadikan kekurangan kamu, alasan untuk nikah lagi."
Anye mengangguk lemah. "Kamu benar, Sit. Aku beruntung banget punya Mas Robby," matanya mulai berkaca-kaca saat mengingat suaminya tersebut. Empat tahun menjalani rumah tangga, tak sekali pun Robby selingkuh meski tak ada anak dalam hidup mereka.
"Aku nyoba ini bentar." Sita masuk ke kamar pas, mencoba gaun tersebut lalu menunjukkan pada Anye. Setelah mendapatkan dua jempol dari Anye, dia melepas kembali lalu membawa ke kasir untuk dibayar.
Selesai membayar, keduanya langsung ke foodcourt karena perut yang minta diisi. Selain itu, kaki juga lumayan capek setelah kurang lebih 3 jam keliling mall. Kalau urusan shoping, wanita memang juaranya.
"Kamu gak pengen kerja lagi, Nye? Yah, hitung-hitung nyari kesibukan untuk mengurangi stres. Di perusahaanku sedang ada lowongan, mungkin kamu berminat?" Dulu, mereka berdua bekerja di perusahaan yang sama, pun dengan Robby. Anye terpaksa resign karena peraturan perusahaan yang melarang suami istri bekerja di kantor yang sama. Sebenarnya kalau tidak resign, Anye akan dimutasi, tapi karena lokasi yang jauh, dia memilih resign. Satu tahun yang lalu, Sita keluar, pindah ke perusahaan lain.
"Perusahaan tempat kamu kerja itu perusahaan gede, Sit, yakin aku bisa diterima disana? Zaman sekarang perusahaan sukanya nyari fresh graduate," Anye tersenyum hambar.
"Sumpah, kamu berubah banget, Nye. Kamu kayak bukan Anyelir yang aku kenal. Yang energik, smart, dan selalu full senyum. Belum apa-apa, kenapa udah pesimis duluan. Kayaknya mental kamu udah bener-bener ancur gara-gara vonis mandul itu," Sita menancapkan garpu dengan kasar pada daging steaknya, memotong ukuran besar lalu langsung melahap tanpa ampun. Anye yang pesimis, kenapa jadi dia yang kesal.
Anye hanya diam melihat reaksi berlebihan Sita.
"Ayolah, Nye," Sita membuang nafas kasar, meletakkan garpu dan pisaunya di atas piring. "Hidup gak berakhir hanya gara-gara kamu mandul. Tunjukkan pada dunia, jika dibalik kekurangan kamu, kamu punya kelebihan, kamu bisa jadi wanita karier yang sukses. Kamu punya value, Nye, kamu berharga," ia menggenggam tangan Anye yang ada di atas meja.
Anye merasakan matanya mulai memanas. Benar yang dikatakan Sita, gara-gara vonis mandul, dia kehilangan rasa percaya diri yang dulunya tinggi. Secara tidak langsung, selalu menganggap dirinya tak sempurna, tak berharga. Padahal dia salah satu lulusan terbaik di kampusnya. Wajah cantik, bodi oke, sebuah kesempurnaan fisik yang akan membuat para wanita iri padanya.
"Ayolah, Nye, bangkit! Tunjukkan pada dunia, meski tanpa anak, kamu bisa bahagia. Kamu wanita yang kuat, Nye."
Anye menarik tanganya dari genggaman Sita, menyeka sudut mata yang mulai berair. Sampai kapan dia akan terus terpuruk seperti ini, dia harus bangkit.
"Bukan tanpa alasan Allah gak ngasih kamu keturunan. Yakinlah jika itu yang terbaik, karena sebaik-baiknya ketetapan, adalah ketetapan Allah. Allah tahu apa yang terbaik untuk hambanya. Selalu positif thinking. Berdamailah dengan takdir."
sebenarnya robby suami yang baik dan bertanggung jawab, tapi karena kebohongannya yang menjadikan posisi anye jadi bulan2nan hinaan keluarga robby, sedang robby sebagai suami selama ini juga lemahhh...tak tegas dalam melindungi istrinya dan sekarang saat anye minta cerai, robby ingin bertahan...kebohonganmu yang akan membuat anye pergi darimu Rob...