SYAFIRA ANATASYA, seorang gadis desa yang memiliki paras cantik jelita, yang terlahir dari keluarga sederhana namun sangat bahagia. Dia dengan terpaksa harus meninggalkan keluarganya, karna harus bekerja ke luar kota untuk menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga, karna ayahnya belum lama ini hanya bisa terbaring tak berdaya karna penyakit yang di deritanya. Sesampainya di Kota yang sangat besar tersebut, gadis itu terlihat cukup di buat bingung dan pusing saat mencari alamat tempat ia akan bekerja nanti. Saat ia akan mencari tempat tinggalnya terlebih, tak senganja ada insiden kecil yg mempertemukan dirinya dengan seorang pria tampan dan gagah. yang tanpa gadis itu sadari bahwa pertemuan itu adalah suatu keberuntungan terbesar dalam hidupnya.. Gimana ceritanya yukk kita simak bareng bareng cerita lengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang poro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertama kalinya Alfaro membentak Syafira.
Lima hari setelah kejadian di mobil itu yang di mana lebih tepatnya setelah Alfaro menyatakan perasaannya kepada Syafira,kini Alfaro dan Syafira pun kembali seperti biasa bahkan lebih dekat dari sebelumnya, walaupun sempat Syafira sedikit menjauhi Alfaro karna merasa malu, canggung, dan masih ada rasa bersalah, namun itu tak berlangsung lama karna Alfaro berhasil meyakinkan bahwa dia tak merasa keberatan dengan keputusan Syafira yang meminta waktu untuk meyakinkan perasaannya kepada Alfaro, Alfaro pun akan membantu Syafira meyakinkan perasaannya dengan caranya sendiri.
Kini lebih tepatnya di sebuah caffe tempat dimana Syafira bekerja dia sedang menjalani pekerjaannya seperti biasa.
"Pyuhh... akhirnya selesai juga," ucap Syafira menarik nafasnya lega.
"Huhh...iya, hari ini caffe rame banget pengunjung, sampe sedikit kewalahan gua Sya.." timpal Raniya yang memang sedari tadi ada di samping Syafira.
"Huh...iya aku juga Ran" ucap Syafira.
"Oh iya gua baru inget Sya, tadi pak Rey nyuruh lu Dateng ke ruangannya, katanya ada yang mau dia omongin sama lu." Ucap Raniya yang baru teringat dengan pesan pak Rey untuk Syafira.
"Ada apa yah kok tiba tiba banget." Ucap Safira merasa penasaran.
"Ya mana gua tau Sya, mendingan lu datengin sekarang deh, biar lu gak terlalu penasaran." Ucap Raniya menyarankan.
"Yaudah aku datengin dulu kalo gitu" ucap Syafira mengikuti saran temannya.
"Hmm, yaudah gih" ucap Raniya singkat dan kembali meminum jus jeruk di hadapannya.
Syafira pun langsung pergi dari ruang belakang menuju ruang manager yang tidak lain adalah ruangan Rey.
Tok tok tok!!
"Silahkan masuk!!" Ucap Rey dari dalam ruangan saat mendengar pintu ruangannya di ketuk dari luar.
Taka lama masuk lah Syafira keruangan Rey dengan langkah sedikit terburu buru.
"Permisi pak, apa bener bapak memanggil saya." Ucap Syafira yang sudah berada di hadapan Rey.
"Oh iya itu benar, ada yang mau saya omongkan sama kamu" ucap Rey sambil menutup map di hadapannya dan meletakan kacamata bacanya.
" Mau omongin ada yah pak, maaf apa saya membuat kesalahan?" Ucap Syafira sudah merasa deg degan.
"Oh engga, kamu bekerja dengan sangat baik kok" ucap Rey sambil tersenyum melihat ekspresi Syafira yang sudah mulai tegang.
"Terus ada apa yah pak" ucap Syafira setelah menarik nafasnya lega.
"Itu soal jam kerja kamu aja sih" ucap Rey singkat.
"Maksud pak Rey?" Ucap Syafira mulai merasa bingung.
"Jadi gini...jam kerja kamu akan di bedakan dari karyawan lain,jam masuk kamu masih sama jam 08:00, cuman jam pulang kamu di bedakan dengan yang lain yaitu jadi jam 17:00 dan selebihnya akan di masukan ke jam lembur" ucap Rey menjelaskan.
"Kok saya di bedakan sih pak?, mana tiba tiba banget lagi!" Ucap Syafira sedikit kaget dan tak terima karna gak enak sama karyawan lain jika jam kerjanya di bedakan.
"Itu sudah keputusan atasan dan tak bisa di ganggu gugat lagi, saya hanya menjalankan tugas." Ucap Rey menegaskan karna memang bukun dia yang menginginkan dan bukan dia juga yang memutuskan.
"Kan Bapak atasannya bukan...atau jangan jangan??." Ucap Syafira terjeda dan teringat seorang pria yang memiliki caffe itu,di langsung menatap Rey dengan tatapan yang sulit di artikan.
Sedang kan Rey hanya tersenyum dan mengangguk seakan dia tau apa yang di pikirkan Syafira. Seketika Syafira memasang muka kesalnya saat mendapat anggukan kepala dari Rey,dia pun membuang nafasnya kasar karna tak habis pikir dengan pria yang memiliki caffe itu yang tidak lain adalah Alfaro Gemorgan.
"Yaudah terimakasih pak, kalo gitu saya pamit dulu" ucap Syafira dengan wajah yang sudah kesal dengan fikirannya sendiri, lalu dia keluar dari ruangan tersebut.
Rey kembali menganggukan kepalanya lalu tersenyum melihat punggung gadis yang sudah mulai menjauh dan keluar dari ruangannya.
"Sungguh gadis yang beda dari yang lain...pantas kau sangat menginginkannya tuan." Gumam Rey sambil tersenyum tipis.
Sedangkan Syafira langsung kembali ke belakang dan menghampiri Raniya yang masih ada di sana.
[Mohon maaf ada sedikit penjelas dari ruang belakang yang dimaksud di sini. Ruang belang yang di maksud adalah seperti dapur yang sangat luas, ada ruang tunggu sebelum masakan siap bagi pelayan untuk mengantarkannya, dan ada dua ruang ganti juga untuk para karyawan mengganti pakaian dengan seragam yang di siapkan,ruang ganti wanita dan pria dipisahkan yah,plus dengan loker di setiap ruangan ganti]
"Lah, lu kenapa Sya, kok balik balik mukanya jadi jutek gitu?" Ucap Raniya yang melihat teman kerja yang sudah di anggap sahabatnya itu kembali dengan wajah yang kusut.
"Raniya..." Rengek Syafira dan duduk di samping Raniya.
"Lu kenapa? Coba cerita, apa lu buat kesalahan?" Ucap Raniya mencoba menenangkan Syafira.
Syafira tak menjawab dia hanya menggelengkan kepalanya cepat.
"Terus??" Ucap Raniya sambil mengerutkan dahinya bingung.
"Jam kerja aku di rubah..jadi aku cuman kerja sampe jam lima sore aja" ucap Syafira sambil memasang wajah sedihnya.
Raniya yang mendengar itu langsung kaget karna tak habis pikir dengan teman kerjanya yang sudah dia anggap sahabatnya itu, bukannya senang Karana bisa pulang lebih cepat dan lebih banyak waktu istirahat ini malah sedih, sungguh Raniya merasa sangat bingung dengan Syafira.
"Ish gua kira lu kenapa, ternyata cuman karna itu." Ucap aniya yang kembali dari rasa kagetnya.
"Ihh...kamu kok jawabnya gitu sih" ucap Syafira merasa kesal dengan jawaban sahabatnya itu.
"Lagian lu harusnya seneng bukan malah sedih, di kasih jam pulang cepet malah ngeluh" ucap Raniya memutar bola matanya malas.
"Tau ah males!!" Ucap Syafira lalu meninggalkan Raniya yang masih duduk di sana.
Tak lama kemudian jam pulang tiba, tapi cuman untuk Syafira seorang sedangkan yang lain masih harus tetap bekerja.
Syafira berjalan gontai keluar dari caffe lalu berjalan melewati pos penjaga tanpa menolehnya, sedangkan salah satu scurity yang sering di sapa oleh Syafira dari semenjak pertama kali masuk hingga sekarang merasa heran dengan tingkah Syafira saat ini, tak biasanya gadis itu mengabaikannya begitu saja namun ia enggan menanyakannya dan memilih diam saja.
Sedangkan Alfaro yang sedari tadi menunggunya di parkiran merasa herang melihat Syafira keluar dari caffe dengan wajah lemasnya. Dia langsung keluar dan menghampiri Syafira.
"Sya kamu kenapa hmm, apa kamu lelah?" Ucap Alfaro setelah berada tepat di hadapan Syafira.
Syafira tak menjawabnya dia hanya menatap wajah Alfaro sekilas dengan tatapan tajam lalu kembali melanjutkan langkahnya.
"Sya kamu kenapa sih...coba cerita sama aku kenapa kamu jadi begini" ucap Alfaro sambil mengikuti Syafira dari belakang.
Syafira tak menghiraukannya. Dia terus melanjutkan langkahnya dengan ekspresi wajah yang sangat kesal.
Alfaro yang memiliki kesabaran setipis tisu itu pun sudah merasa kesal dengan tingkah Syafira saat ini, dia langsung menggendong Syafira dengan entengnya seperti karung beras lalu membawanya kedalam mobil, dia tak menghiraukan Syafira yang terus brontak dan memukul punggungnya dengan membabi-buta, Alfaro juga tak menghiraukan tatap mata dari semua orang yang menglihatnya, begitu juga dengan semua orang tak bisa berbuat apa-apa karna sangat mengenali alfaro.
Setelah sampai di mobilnya dia langsung membuka pintu mobil lalu menurunkan dan mendudukkan Syafira di kursi depan.
"Kak awas ikh, aku mau pulang...jangan halangi jalan aku!!" Ucap Syafira kesal karna Alfaro terus menghalangi nya untuk keluar dari mobil.
"Diam di situ!!!" Bentak Alfaro, lalu dia berjalan masuk dari pintu sampingnya. Syafira yang di bentak langsung merasa ketakutan dan diam ditempat sambil menundukkan kepalanya.
Alfaro yang duduk di samping Syafira menatap lurus kedepan dan menarik nafasnya pelan agar emosinya kembali turun. Setelah dia sudah merasa membaik dan tidak ada rasa emosi lagi,dia langsung menatap kearah Syafira.
"Sya kamu kenapa sih hmm, apa aku ada kesalahan... apa yang membuat kamu jadi kaya gini sih?" Ucap Alfaro lembut. Namun Syafira tak menjawabnya dan terus menunduk.
Namun beberapa detik kemudian terdengar suara terisak dari Syafira, dia menangis karna merasa ketakutan saat menatap mata Alfaro yang sangat tajam di tambah lagi Alfaro tadi membentaknya yang membuatnya tak kuarasa menahan tangisannya.
Alfaro yang mendengar Syafira menangis merasa sangat bersalah,dia tak bermaksud membuat gadisnya sedih dan ketakutan namun dia tadi terbawa emosi dan tak sengaja membentaknya. Dia terus merutuki dirinya yang sangat bodoh karna tak bisa menjaga perasaan gadisnya sendiri, dia sangat menyesal atas apa yang di lakukan terhadap gadisnya itu, rasa ketakutan terus mendatangi fikirannya.