Seorang Nara Pidana yang di pindahkan ke Penjara angker di Pulau terpencil.
Ternyata tak hanya angker, penjara ini di salah gunakan untuk tindakan ilegal yaitu menjual organ-organ Para Nara Pidana.
Setelah mengetahui kebenaran tersebut, Prapto pun bertekad untuk keluar dari penjara sadis ini.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 25
Salah satu sipir melepaskan kalung rantai nya dan membiarkan anjing itu lari masuk lebih dalam ke terowongan tersebut, di ikuti dua sipir di belakang nya yang masing-masing membawa senter dan menggendong senapan serbu Zastava M90.
"Guk guk guk guk guk guk guk !!! Gonggongan anjing beringas itu semakin dekat ke arah Prapto.
Setelah mematung sedetik karena bingung, ia tanpa berfikir panjang langsung lari kembali masuk ke dalam lagi.
Pyakpyakpyakpyakpyakpyakpyak
Suara telapak kaki nya tak beraturan beradu dengan genangan air, menciptakan suara kegaduhan, membuat anjing ganas itu semakin mempercepat lari nya yang tidak ingin kehilangan buruan nya.
"Guk guk guk guk guk guk guk !" Suara anjing itu terdengar jelas di telinga Prapto, itu artinya hewan menyebalkan itu semakin dekat dengan nya.
"Hah hah hah hah hah hah ya Tuhan, tolong aku" gumam nya sambil lari dan berusaha mengatur ritme nafas nya yang mulai kewalahan.
Sesekali cahaya lampu lampu senter yang tidak bisa diam mendahului di depan nya.
Ia semakin panik dan ketakutan, karena jika tertangkap, sudah pasti penyiksaan yang mengerikan akan menghampiri nya.
"Agh !"
Tanpa sengaja badan Prapto goyah hampir terjatuh, karena salah satu kakinya terpeleset sesuatu yang licin. Untung nya posisi goyah nya ke samping, sehingga ia langsung menyenderkan badan nya ke sisi tembok lorong sebelah kiri.
Dengan berjalan cepat tertatih-tatih sambil menyenderkan badan nya ke dinding dan sesekali kepala nya menoleh ke belakang. Terlihat jelas sepasang sorot mata anjing mendekat ke arah nya, dalam benak nya bahwa pelarian nya akan segera berakhir di tempat itu,
"Aaaagh !" Teriakan Prapto spontan ketika badan nya yang sedang merayap di dinding lorong terjungkal ke bawah sebelah kiri.
Byurrr
Badan nya terjatuh di genangan air
Ia bangun perlahan dengan posisi merangkak, ia merasakan pusing sejenak di kepala nya karena terbentur sesuatu.Ternyata itu adalah saluran pembuangan ke arah lain, yang posisi nya lebih dalam dari terowongan saluran pembuangan utama.
"AGRRRRR !!!" Anjing rottweiler ganas itu tiba-tiba menerkam nya dan mencoba menggigit pundak kirinya.
Dengan gerakan reflek, ia mencoba melawan dengan kedua tangan nya sekuat tenaga, tapi gigitan anjing itu sangat kuat, hingga telapak tangan nya tak sengaja menyentuh kantong celana nya yang berisi sendok makan yang dari awal selalu ia bawa. Spontan tangan kanan nya merogoh saku celana kanan nya dan,,
Jleb jleb jleb jleb jleb
Ia menusuk membabi buta ke leher anjing itu menggunakan gagang sendok, yang ujung nya di modifikasi menjadi runcing.
"Ikh ikh ikh ikh ikh" Rottweiler ganas itu langsung terkapar, menjelang detik-detik kematian nya, anjing tersebut mengeluarkan suara sekarat.
Jleb jleb jleb jleb jleb
Ia pun kembali menusuk-nusuk mata anjing itu beserta bagian perut nya karena saking jengkel nya.
Pyak pyak pyak pyak payk pyak
Suara gaduh langkah kaki kedua sipir mendekat.
"Joni, joni !!" Salah satu sipir itu memanggil nama anjing penjaga tersebut, tapi suara gonggongan nya benar-benar sudah lenyap bagai di telan bumi.
"Kemana anjing bodoh itu?" Tanya teman nya sambil mengarahkan lampu senter nya kesana kemari.
Mereka tidak tahu bahwa Prapto sedang berada di cabang saluran air di samping mereka dan tengkurap di dalam genangan air.